Anda di halaman 1dari 7

REKAYASA Rekayasa, 2023; 16(2): 212-218

Journal of Science and Technology


ISSN: 0216-9495 (Print)
https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa
ISSN: 2502-5325 (Online)

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Min-Max Stock


Abyan Thariq Fadhilah1*, Joumil Aidil Saifudin1
1
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Jl. Rungkut Madya No.1 Gunung Anyar Surabaya 60294 Jawa Timur
*abyanthariq1@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.21107/rekayasa.v16i2.15384

Abstrak
Masalah perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan salah satu hal yang paling penting yang harus dihadapi
setiap perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan persediaan bahan baku dengan
menggunakan Min-Max Stock di PT Delta Jaya Engineering serta untuk mengetahui besar biaya persediaan yang
dikelurkan dengan menggunakan metode Min Max Stock. Pengumpulan data lebih diutamakan menggunakan data primer
dari wawancara dan observasi kepada pihak perusahaan. Sedangkan data sekunder didapatkan dari data historis
perusahaan. Hasil penelitian in menemukan bahwa secara teoritis menunjukkan nilai batas minimum dan maksimum
stok, cadangan pengaman (safety stock), dan tingkat pemesanan kembali (Q) berbeda–beda setiap bahan baku. Selain itu
dengan menggunakan usulan kebijakan dengan metode min–max stock, hasil perhitungan biaya menunjukkan bahwa
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahunnya lebih rendah karena tidak terdapat bahan baku material yang
over stock maupun out of stock.

Kata Kunci : persediaan, bahan baku, min-max stock, biaya, produksi


Abstract
The problem of planning and controlling inventory is one of the most important things that every company must face. This
study aims to determine the description of raw material inventory management using Min-Max Stock at PT Delta Jaya
Engineering and to determine the cost of inventory disbursed by using the Min Max Stock method. Data collection is
preferred to use primary data from interviews and observations to the company. While the secondary data obtained from
the company's historical data. The results of this study found that theoretically shows the minimum and maximum limit
value of stock, safety reserve (safety stock), and the level of reorder (Q) is different for each raw material. In addition, by
using the policy proposal with the min–max stock method, the cost calculation results show that the costs incurred by the
company each year are lower because there are no raw materials that are over stock or out of stock.

Key words : inventory, raw materials, min-max stock, cost, production

perusahaan. Tanpa persediaan, perusahaan akan


PENDAHULUAN
dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan tidak
Semakin berkembangnya perusahaan
dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat
manufaktur yang ada di Indonesia dan
waktu. Hal ini mungkin saja terjadi karena tidak
persaiangan bisnis yang semakin meningkat,
selamanya barang-barang tersedia setiap saat,
tentunya menuntut pelaku bisnis mencari cara
yang berarti bahwa perusahaan akan kehilangan
untuk menigkatkan efisiensi disegala bidang. Salah
kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang
satu faktor bagi perusahaan untuk melakukan
seharusnya didapatkan (Hafis & Derlini, 2017).
pembenahan dan perbaikan, khususnya di dalam
Persediaan (inventory) adalah suatu istilah
proses produksi adalah efektivitas dan efisiensi
umum yang menunjukkan segala sesuatu atau
(Lukita, 2019). Masalah perencanaan dan
sumberdaya-sumberdaya organisasi yang
pengendalian persediaan merupakan salah satu
disimpan dalam antisipasi pemenuhan permintaan
hal yang paling penting yang harus dihadapi setiap
(Mail et al., 2018). Proses produksi merupakan
Article History: kegiatan inti dari suatu perusahaan manufaktur
Received: June, 7th 2022; Accepted: July, 29th 2023
(Yusuf, 2019). Penentuan persediaan bahan baku
Cite this as :
Fadhilah, A.T & Saifudin, J.A. 2023. Pengendalian Persediaan secara efktif dan efisien merupakan kegiatan yang
Bahan Baku Menggunakan Metode Min-Max Stock. Rekayasa. sangat penting dalam suatu proses produksi
Vol 16(2). 212-218. (Zahra & Fahma, 2020).
Rekayasa, 16 (2): 2023 | 213

Tanpa persediaan, perusahan dihadapkan pada kecil dapat menghambat kelancaran proses
risiko yaitu perusahaan tidak dapat memenuhi produksi (Rahardiansyah, 2018). Ketika digunakan
permintaan pelanggan dengan tepat waktu. dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning)
Persediaan yang terlalu besar (overstock) yang khas, metode min/max cocok untuk item
merupakan pemborosan karena menimbulkan yang baru diperkenalkan yang tidak memiliki
biaya yang terlalu tinggi untuk biaya penyimpanan riwayat data. Aplikasi pengisian inventaris
dan pemeliharaan selama penyimpanan di gudang otomatis, seperti eTurns TrackStock, memberikan
(Audina & Bakhtiar, 2021). Apabila jumlah solusi yang lebih baik untuk bisnis yang ingin
persediaan bahan baku tidak mencukupi maka melacak penggunaan inventaris dan mengelola
proses produksi akan terhambat (Martha & jumlah yang tersedia di titik penggunaan, seperti
Setiawan, 2018); (Widiyanto, 2021). di ruang stok atau truk servis. Aplikasi eTurns
Persediaan menurut Handoko & Puspitasari, memiliki data yang cukup untuk menghitung
(2017) adalah bahan atau barang yang disimpan pengaturan minimum dan maksimum yang
yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan optimal dan akan merekomendasikan pengaturan
tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses tersebut (Haslindah et al., 2021). Sehingga dapat
produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau diartikan bahwa ara kerja metode Min-Max
untuk suku cadang dari suatu peralatan atau berdasarkan (Kinanthi et al., 2016) yaitu apabila
mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, persediaan telah melewati batas-batas minimum
bahan pembantu, barang dalam proses, barang dan mendekati batas Safety Stock, maka Reorder
jadi, ataupun suku cadang (Irawan & Syaichu, harus dilakukan. Dari kedua metode tersebut
2016). Suatu perusahaan harus bijak dalam peneliti menggunakan metode Min – Max Stock
penentuan jumlah persediaan yang akan sebagai alat pengendali persediaan pada
digunakan pada proses produksi, dikarenakan perusahaan Delta Jaya Engineering. Dalam riset ini
tanpa adanya pengelolaan yang sempurna peneliti memilih metode Min – Max Stock karena
perusahaan mengalami kerugian akibat biaya- dianggap lebih optimal daripada menggunakan
biaya yang tidak seharusnya dikeluarkan oleh metode JIT dalam pengendalian persediaan pada
perusahaan (Latifah, 2016). Keadaan terlalu perusahaan Delta Jaya Engineering.
banyaknya persediaan (over stock) ini ditinjau dari
segi finansial atau pembelanjaan merupakan hal METODE PENELITIAN
yang tidak efektif karena terlalu besarnya barang Pengambilan data dimulai dari bulan Mei 2022
yang menganggur dan tidak berputar (Siregar et hingga data yang dibutuhkan dari penelitian ini
al., 2020). Setiap perusahaan dituntut untuk selalu terpenuhi pada bulan Oktober 2022. Pelaksanaan
menjaga persediaan bahan bakunya untuk penelitian dilakukan selama jam kerja yaitu mulai
menunjang kegiatan produksi dari perusahaan jam 08.00-16.00. Data yang dikumpulkan yaitu
dapat berjalan dengan lancar (Jazuri & Triharso, menggunakan data primer dari wawancara dan
2020). Sistem produksi yang dirancang untuk observasi kepada pihak perusahaan. Sedangkan
mendapatkan kualitas produksi, menekan biaya, data sekunder didapatkan dari data historis
dan mencapai waktu penyerahan yang efisien perusahaan. Dilakukan identifikasi terhadap
dengan menghapus seluruh jenis pemborosan variabel-variabel didapatkan dengan melakukan
yang terdapat dalam proses produksi (Rizky & identifikasi proses produksi dengan menggunakan
Sudarso, 2016). sampling kerja yaitu, variabel bebas dan veriabel
Min–Max Stock merupakan metode terikat. Adapun variabel terikat dan variabel bebas
pengendalian bahan baku yang didasarkan atas dalam penelitian ini:
asumsi bahwa apabila persediaan telah melewati a. Variabel Terikat
batas-batas minimum dan mendekati batas Variabel terikat adalah variabel yang
persediaan pengaman (safety stock), maka dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
pemesanan kembali (Reorder) bahan baku harus variabel bebas. Pada penelitian ini, variabel
dilakukan (Cahyani & Kartika, 2020). Dengan terikatnya adalah meminimumkan total biaya
begitu perusahaan akan terhindar dari persediaan dalam persediaan bahan baku allumunium dan
berlebih yang mengakibatkan pemborosan, Akrilik.
sementara persediaan bahan baku yang terlalu b. Variabel Bebas
214 | Fadilah & Saifudin, Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Variabel bebas adalah variabel yang Januari 2020-Desember 2021. Berdasarkan pola
pengaruhnya terhadap variabel lain yang ingin dari plot data dari grafik yang ada di bagian akhir
diketahui atau yang menjadi sebab timbulnya manuskrip dapat diketahui metode yang akan
perubahan pada variabel terikat. Pada digunakan dalam peramalan permintaan kedua
penelitian ini, variabel bebasnya yakni: jenis produk. Plot data yang diketahui digunakan
i. Data pemakaian bahan baku adalah data untuk metode peramalan, dimana metode
yang didapatkan dari banyaknya jumlah peramalan yang digunakan untuk melakukan
bahan baku yang digunakan dalam satu peramalan permintaan periode Januari 2020-
periode tersebut. Desember 2021 ditetapkan berdasarkan bentuk
ii. Data persediaan bahan baku adalah data plot data tersebut. Dari permintaan periode Januari
banyaknya bahan baku yang belum 2020 - Desember 2021 didapat metode peramalan
digunakan untuk proses produksi yang yang digunakan yaitu metode Exponential
terdapat pada gudang. Smoothing dan Moving Average untuk masing-
iii. Biaya pemesanan adalah biaya yang masing jenis kemasan produk. Adapun nilai MSE
dikeluarkan untuk pembelian bahan baku dari tiga metode peramalan dapay dilihat pada
kepada supplier. akhir manuskrip. Dari perhitungan nilai MSE
iv. Biaya penyimpanan adalah biaya yang kemudian dipilih nilai MSE terkecil berdasarkan
dikeluarkan untuk hal-hal yang metode peramalan yang digunakan. Berdasarkan
berhubungan dengan biaya penyimpanan nilai MSE terkecil yang didapatkan maka metode
barang dalam gudang. Biaya ini meliputi yang digunakan untuk meramalkan permintaan
biaya perawatan akrilik, alluminium dan juga periode bulan Januari 2020-Desember 2021 untuk
biaya listrik gudang. produk Aluminium yakni menggunakan metode
Data yang bisa digunakan dan tersedia untuk Moving Average dan produk Akrilik menggunakan
pembuatan perencanaan produksi yaitu data jenis metode Weight Moving Average.
produk, data produksi riil, data permintaan produk
riil, data pemakaian bahan baku, data biaya
produksi, data biaya penyimpanan setiap produk
pada PT Delta Jaya Engineering. Analisis data yang
digunakan yakni dengan metode Min-Max Stock
sebagai pembanding dengan metode riil
perusahaan.

HASIL PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengumpulan data yang
dilakukan di PT Delta Jaya Engineering selanjutnya Gambar 1. Grafik Permintaan Bahan Baku
dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Aluminium
metode Min-Max Stock. Data yang bisa digunakan
dan tersedia untuk pembuatan perencanaan
produksi yaitu data jenis produk, data produksi riil,
data permintaan produk riil, data pemakaian
bahan baku, data biaya produksi, data biaya
penyimpanan setiap produk pada PT Delta Jaya
Engineering. Adapun proses pengolahan data
dimulai menghitung peramalan permintaan
dengan bantuan program PomQm, data
permintaan produk periode Januari 2020 –
Desember 2021 dari 2 Produk dimasukkan pada Gambar 2. Grafik Permintaan Bahan Baku Akrilik
program POM-QM dan dilakukan peramalan Dari data yang telah dikumpulkan
menggunakan Time Series dengan terlebih dahulu memperlihatkan jumlah pemakaian maksimum
melalukan plot data untuk mengetahui model data aluminium pada tahun 2020 berada pada bulan
sehingga dapat diketahui jenis metode yang September yaitu sebesar 35 pcs. Sedangkan
digunakan dalam permintaan untuk periode jumlah pemakaian maksimum aluminium pada
Rekayasa, 16 (2): 2023 | 215

tahun 2021 berada pada bulan September yaitu bahwa kondisi persediaan bahan baku akrilik pada
sebesar 16 pcs. Pemakaian rata-rata aluminium tahun 2020 tingkat pemesanan kembali sebesar
pada tahun 2020 sebesar 22,92 pcs dan pemakaian 7,25 pcs yang artinya persediaan dalam keadaan
rata-rata aluminium pada tahun 2021 sebesar normal tidak kekurangan persediaan. Data yang
10,50 pcs. Kemudian jumlah pemakaian maksimum ada direalita yang ada dalam pemakaian bahan
akrilik pada tahun 2020 berada pada bulan baku akrilik menunjukkan bahwa pemakaian
November yaitu sebesar 24 pcs. Sedangkan jumlah maksimum terjadi pada bulan pada bulan
pemakaian maksimum akrilik pada tahun 2021 September sebesar 24 pcs. Pemakaian ini sangat
berada pada bulan September yaitu sebesar 23 tinggi jika dibandingkan dengan pemakaian rata-
pcs. Pemakaian rata-rata akrilik pada tahun 2020 rata seharusnya yaitu sebesar 22,92 pcs. Pada
sebesar 14,67 pcs dan pemakaian rata-rata akrilik kondisi kekurangan persediaan seperti ini maka
pada tahun 2021 sebesar 15 pcs. Setelah dilakukan dibutuhkan persediaan pengaman (safety stock)
perhitungan maka dapat diketahui bahwa untuk menutupi kekurangan persediaan tersebut.
persediaan bahan baku tahun 2020 alumunium Pada tahun 2021 tingkat pemesanan kembali
sebanyak 144 pcs dan akrilik sebanyak 117 pcs. sebesar 2,8 pcs yang artinya persediaan dalam
Sedangkan taun 2021 alumunium sebanyak 165 keadaan normal karena tidak terjadi kekurangan
pcs dan akrilik sebanyak 129 pcs. persediaan.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Persediaan Alumunium
dengan Metode Min-Max Stock Tahun 2021
Tahun 2020 2021
Safety Stock 11,16 5,25
Persediaan Minimum 28 12,6
Persediaan
32,08 14,7
Maksimum
Tingkat Pemesanan
Kembali (Reorder 4,08 2,1
Point)
Pemesanan 1 Tahun 3 kali 8 kali

Gambar 3. Uji Moving Range Chart Produk


Aluminium Tabel 2. Hasil Perhitungan Persediaan Akrilik
dengan Metode Min-Max Stock Tahun 2020-2021
Tahun 2020 2021
Safety Stock 7,23 7,70
Persediaan Minimum 17,5 18,2
Persediaan 20,53 21
Maksimum
Tingkat Pemesanan 3,03 2,8
Kembali (Reorder
Point)
Pemesanan 1 Tahun 8 kali 9 kali

Biaya persediaan merupakan total biaya yang


Gambar 4 Uji Moving Range Chart Produk Akrilik dikeluarkan oleh perusahaan untuk pengadaan
Selanjutnya dilakukan perhitungan persediaan persedian bahan baku. Semakin besar jumlah
alumunium dan akrilik menggunakan metode Min- persediaan yang disimpan di gudang, semakin
Max Stock. Dari perhitungan yang ada besar pula biaya penyimpanannya. Begitu pula
memperlihatkan bahwa alumunium menunjukkan dengan biaya pemesanan, semakin besar frekuensi
tingkat pemesanan kembali pada tahun 2020 pemesanan dilakukan perusahaan semakin besar
sebesar 4,08 pcs dan pada tahun 2021 sebesar 2,1 pula biaya pemesanannya. Perhitungan biaya –
pcs. Ini menunjukkan bahwa kondisi persediaan biaya yang digunakan meliputi biaya material dan
bahan baku aluminium pada tahun 2020 dan biaya kekurangan persediaan. Perhitungan
tahun 2021 dalam keadaan normal atau tidak dimaksudkan mengetahui perbandingan antara
terjadi kekurangan persediaan. Sedangkan kebijakan sekarang dan usulan kebijakan
perhitungan persediaan akrilik menunjukkan menggunakan metode min – max stock. Dari
216 | Fadilah & Saifudin, Pengendalian Persediaan Bahan Baku

perhitungan yang telah dilakukan memperlihatkan sebesar 2265,79 kg. Sedangkan pada tahun 2019,
bahwa total biaya yang dibutuhkan dalam satu stok minimum adalah 134,17 kg, reorder point
tahun yakni sebesar Rp.90.718.000. sebesar 1187,59 kg, dan stok maksimum di
Tahap terakhir dilakukan perhitungan hasil gudang pada akhir bulan adalah 2229,97 kg.
peramalan dari nilai MSE. Dari hasil peramalan Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, ditemukan
dengan metode terpilih, selanjutnya untuk bahwa persediaan akhir yang ada pada
menentukan data hasil hasil peramalan valid perusahaan pada tahun 2018 hingga 2019 lebih
dengan menggunakan peta Moving Range Chart kecil dibandingkan dengan jumlah perhitungan
(MRC). Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah safety stock yang digunakan sebagai acuan jumlah
permintaan terkontrol atau tidak berdasarkan persediaan minimum. Hal ini menunjukkan bahwa
metode peramalan yang digunakan. Geafik MRC dengan menggunakan metode Min-Max Stock, CV.
dapat dilihat pada akhir manuskrip. Serta Ikhsan Jaya dapat menjalankan sistem
didapatkan data peramalan permintaan produk pengendalian persediaan yang lebih efisien dan
aluminium dan akrilik setiap bulan selama tahun terhindar dari risiko kekurangan jumlah pakan.
2020 dan tahun 2021. Sementara itu, dalam penelitian Mail (2018)
yang meneliti pengendalian persediaan bahan
Tabel 4. Nilai MSE dari 3 Metode Peramalan
baku menggunakan metode Min-Max Stock di PT.
Produk Exponential Moving Weight Panca Usaha Palopo Plywood, ditemukan hasil
Smoothing Average Moving
Average
perhitungan persediaan untuk beberapa jenis
bahan baku. Untuk bahan baku kayu, persediaan
Aluminum 107,689 110,705 117,02
maksimum dan minimum berturut-turut pada
Akrilik 33,826 44,693 45,695 tahun 2016 adalah 10571,945 kg dan 6079,19 kg,
dengan total biaya persediaan sebesar Rp.
Tabel 5. Nilai MSE Terkecil dan Metode yang 11.413.727.560,-. Untuk bahan baku Glue,
digunakan untuk masing-masing Jenis Produk persediaan maksimum dan minimum adalah
Produk Metode Peramalan Nilai MSE 869,86 kg dan 462,47 kg, dengan total biaya
persediaan sebesar Rp. 1.649.120.979,-. Sedangkan
Aluminium Exponential 107,689
Smoothing
untuk bahan baku Wood Putty, persediaan
maksimum dan minimum adalah 768,80 kg dan
Akrilik Exponential 33,826
418,77 kg, dengan total biaya persediaan sebesar
Smoothing
Rp. 92.395.007,24,-.
Tabel 6. Rekap Perhitungan Dalam penelitian yang dilakukan penulis di PT
Bahan Baku Delta Jaya Engineering, metode Min-Max Stock
Aluminium Akrilik digunakan untuk menghitung persediaan bahan
Stok Akhir Tahun 2020 144 pcs 117 pcs baku secara optimal. Metode ini memiliki beberapa
Stok Akhir Tahun 2021 165 pcs 129 pcs
kelebihan yang menjadi pertimbangan dalam
Safety Stock 2020 11,95 pcs 7,23 pcs
Safety Stock 2021 5,25 pcs 7,70 pcs penelitian ini. Pertama, metode Min-Max Stock
Minimum Stok 2020 28 pcs 17,5 pcs relatif sederhana dan mudah diimplementasikan,
Minimum Stok 2021 12,60 pcs 18,2 pcs sehingga memudahkan perusahaan dalam
Maksimum Stok 2020 32,08 pcs 20,53 pcs
mengelola persediaan. Kedua, metode ini
Maksimum Stok 2021 14,70 pcs 21 pcs
memberikan panduan yang jelas tentang tingkat
Q 2020 4,08 pcs 3,03 pcs
Q 2021 2,10 pcs 18,2 Pcs
persediaan maksimum dan minimum yang
optimal, sehingga perusahaan dapat mengontrol
persediaan dengan lebih efektif. Namun, metode
Dalam penelitian Condro (2021) yang meneliti Min-Max Stock juga memiliki beberapa kelemahan
analisis pengendalian persediaan pakan udang yang perlu diperhatikan. Pertama, metode ini tidak
menggunakan metode Min-Max Stock pada CV. mempertimbangkan faktor-faktor seperti fluktuasi
Ikhsan Jaya, ditemukan hasil perhitungan permintaan yang signifikan atau ketidakpastian
persediaan pada tahun 2018 dan 2019. Pada tahun persediaan, sehingga dapat mengakibatkan
2018, stok minimum yang optimal adalah sebesar ketidakakuratan dalam perencanaan persediaan.
144,79 kg, dengan reorder point sebesar 1205 kg, Kedua, metode ini tidak memperhitungkan faktor-
dan stok maksimum di gudang pada akhir bulan faktor eksternal seperti perubahan harga bahan
Rekayasa, 16 (2): 2023 | 217

baku atau kebijakan pemasok, yang dapat terdapat bahan baku material yang over stock
memengaruhi perencanaan persediaan secara maupun out of stock. Dengan diketahuinya hasil
keseluruhan. Oleh karena itu, dalam memilih perhitungan secara teoritis nilai – nilai diatas,
metode inventori yang tepat, perusahaan perlu dapat dilakukan evaluasi kebijakan yang sedang
mempertimbangkan karakteristik unik dari bisnis digunakan sekarang agar kedepannya
mereka dan memperhatikan faktor-faktor yang perusahaan dapat meminimkan biaya yang
memengaruhi permintaan dan persediaan bahan dikeluarkan sertas memaksimalkan keuntungan.
baku secara menyeluruh. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada persediaan dua bahan baku
KESIMPULAN pembuatan panel listrik pada PT. Delta Jaya
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Engineering tahun 2020-2021 maka peneliti
dilakukan pada persediaan dua bahan baku memberikan beberapa saran sebagai berikut:
pembuatan panel listrik pada PT. Delta Jaya a. Perusahaan sebaiknya melakukan proses
Engineering tahun 2020-2021 maka dapat pengendalian persediaan agar hal-hal yang
disimpulkan sebagai berikut: dapat menghambat jalannya proses
a. Persediaan akhir bahan baku aluminium pada produksi dapat segera diatasi.
PT. Delta Jaya Engineering pada tahun 2020 b. Mempertimbangkan untuk menerapkan
sebesar 144 pcs sedangkan persediaan metode Min-Max Stock yang dapat
pengaman (safety stock) menurut metode min- mengoptimalkan biaya yang dikeluarkan
max stock sebesar 11,16 pcs. Pada tahun 2021 sehingga menghasilkan keuntungan yang
persediaan akhir bahan baku aluminium lebih besar yang dapat digunakan untuk
sebesar 5,25 pcs sedangkan persediaan meningkatkan investasi perusahaan di
pengaman (safety stock) menurut metode bidang lain
minmax stock sebesar 5,25 pcs. Pada dua tahun c. Perusahaan harus memerhatikan dua
tersebut menunjukkan bahwa jumlah komponen biaya persediaan, yaitu biaya
persediaan persediaan akhir bahan baku penyimpanan dan biaya pesanan. Dua
aluminium sangat besar jika dibandingkan komponen biaya ini menjadi acuan utama
dengan persediaan menurut metode min-max perusahaan dalam menentukan kebijakan
stock. pengendalian persediaannya
b. Persediaan akhir bahan baku akrilik pada PT.
Delta Jaya Engineering pada tahun 2020 DAFTAR PUSTAKA
sebesar 117 pcs sedangkan persediaan Abdul Mail, 2018 "Pengendalian Persediaan Bahan
pengaman (safety stock) menurut metode min- Baku Menggunakan Metode Min-Max Stock DI
max stock sebesar 7,23 pcs. Pada tahun 2021 PT. Panca Usaha Palopo Plywood". Journal of
persediaan akhir bahan baku tanah liat sebesar Industrial Engineering Management, Vol. 3, No.
129 pcs. Sedangkan persediaan pengaman 1.
(safety stock) menurut metode minmax stock Ahmad Condro. 2021. "Analisis Pengendalian
sebesar 7,70 pcs. Pada dua tahun tersebut Persediaan pakan udang dengan metode min-
menunjukkan bahwa jumlah persediaan max stock pada CV. Ikhsan Jaya". Jurnal PENA,
persediaan akhir bahan baku akrilik sangat Vol. 35, No.1.
besar jika dibandingkan dengan persediaan
menurut metode min-max stock. Audina, S., & Bakhtiar, A. (2021). Analisis
c. Hasil perhitungan secara teoritis menunjukkan Pengendalian Persediaan Aux Raw Material
nilai batas minimum dan maksimum stok, Menggunakan Metode Min-Max Stock Di Pt.
cadangan pengaman (safety stock), dan tingkat Mitsubishi Chemical Indonesia. J@ti Undip:
pemesanan kembali (Q) berbeda – beda setiap Jurnal Teknik Industri, 16(3), 161–168.
bahan baku. Selain itu dengan menggunakan https://doi.org/10.14710/jati.16.3.161-168
usulan kebijakan dengan metode min – max Cahyani, C., & Kartika, W. (2020). Pengendalian
stock, hasil perhitungan biaya menunjukkan Persediaan Minimum Dan Maksimum Untuk
bahwa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan Maintenance, Repair Dan Operation Stock.
setiap tahunnya lebih rendah karena tidak Seminar Nasional Manajemen Industri Dan
218 | Fadilah & Saifudin, Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Rantai Pasok, 34, 230–237. PERFORMA : Media Ilmiah Teknik Industri, 15(2),
87–92.
Careza Rizky, Yuli Sudarso, S. E. S. (2016). Analisis
https://doi.org/10.20961/performa.15.2.9824
Perbandingan Metode EOQ dan Metode POQ
Dengan Metode Min-Max Dalam Pengendalian Latifah, K. (2016). Perencanaan Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Pada PT Sidomuncul Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode
Pupuk Nusantara. Admisi Dan Bisnis, 17 No Material Requirement Planning (MRP).
1(ISSN 1411 – 4321), 11–22.
Lukita, K. C. (2019). Pengendalian Persediaan
Fauwzi Rahardiansyah, T. P. A. (2018). Analisis Bahan Baku Cup 120 Ml Menggunakan Metode
Pengendalian Persediaan Material EOQ, POQ, Dan Min-Max Pada Perum Jasa Tirta
Menggunakan Metode Min-Max Stock. I Malang. Manajemen Dan Kewirausahaan, 1(1).
Prosiding Seminar Nasional Dan Call for Papers,
Mail, A., Asri, M., Padhil, A., Takdir, & Chairany, N.
November, 238–247.
(2018). Penerapan pengendalian persediaan
Hafis, I., & Derlini. (2017). Pengendalian Persediaan bahan baku menggunakan metode. JIEM, 3(1),
Bahan Baku Untuk Pembuatan Tas Dengan 9–14.
Menggunakan Metode Min-Max. Jurnal Ilmiah
Martha, K. A., & Setiawan, P. Y. (2018). Analisis
JURUTERA, 04(02), 023–029.
Material Requirement Planning Produk Coconut
Handoko, A., & Puspitasari, N. B. (2017). Sugar Pada Kul-Kul Farm. E-Jurnal Manajemen
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Universitas Udayana, 7(12), 6532.
Menggunakan Metode Material Requirement https://doi.org/10.24843/ejmunud.2018.v07.i12.
Planning (MRP) Pada PT Pardic Jaya Chemicals. p06
Jurnal PASTI, 12(3), 273–283.
Siregar, Z. H., Harahap, U. N., & Zurairah, M. (2020).
Haslindah, A., Idrus, I., Husnar, L., & Alpitasari, A. Perencanan Bahan Baku Menggunakan Metode
(2021). Optimasi Persediaan Produk Jadi Di Cv. Min-Max Pada PT TALENTA Conference Series
Amanda Dengan Menggunakan Metode Min- Perencanan Bahan Baku Menggunakan Metode
Max (s,S). Journal Industrial Engineering & Min-Max pada PT Pacific Palmindo Industri.
Management (JUST-ME), 2(2), 59–64. TALENTA Conference Series: Energy &
https://doi.org/10.47398/just-me.v2i2.660 Engineering, 3(2), 756–764.
https://doi.org/10.32734/ee.v3i2.1073
Irawan, P. A., & Syaichu, A. (2016). Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Widiyanto, A. C. (2021). ANALISIS Pengendalian
Material Requirement Planning (MRP) Pada PT. Persediaan Pakan Udang Dengan Metode Min-
Semen Indonesia (PERSERO), Tbk. Journal Max Stock Pada Cv. Ikhsan JayA. Jurnal PENA,
Knowledge Industrial Engineering (JKIE), 04(01), 35(1), 1–10.
15–22.
Yusuf, A. M. (2019). Analisis Perencanaan Dan
Jazuri, A., & Triharso, A. (2020). Analisis Persediaan Bahan Baku Dengan Metode
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Material Requirement Planning (MRP) Untuk
Menggunakan Metode Min-Max Stock. Jurnal Meminimalisasi Biaya Persediaan Di PT Sanjaya.
Managemen Industri Dan Manufaktur Industri, Journal Industrial Servicess, 2(1).
1(2), 41–49.
Zahra, Z. S., & Fahma, F. (2020). Implementasi
Kinanthi, A. P., Herlina, D., & Mahardika, F. A. Metode MRP untuk Pengendalian Bahan Baku
(2016). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Produk ABC Pada PT XYZ. Seminar Dan
Baku Menggunakan Metode Min-Max (Studi Konferensi Nasional IDEC, ISSN 2579-6429,
Kasus PT.Djitoe Indonesia Tobacco). B07.1-B07.11.

Anda mungkin juga menyukai