DYNAMIC ROUTING
Novi Trisman Hadi, S.Pd., M.Kom
1. Dynamic Routing
Kelebihan
a. Proses konfigurasi jaringan lebih cepat
b. Bisa digunakan untuk jaringan berskala besar
c. Jika ada jalur yang rusak tetap aman
d. Jalur ditentukan secara otomatis oleh sistem
Kekurangan
a. Bandwidth yang dibutuhkan lebih besar
b. Jalur yang bisa menentukan adalah sistem bukan dari administrator
c. Membutuhkan RAM yang lebih besar untuk menentukan jalur terbaik saat
terjadi down
Penjelasan Perintah :
- enable : Masuk ke router
- conf t : masuk menu konfigurasi
- interface fastEthernet0/0 : konfigurasi interface FastEthernet 0/0
- ip address 192.168.11.1 255.255.255.0 : menambahkan IP Address
192.168.11.1 dan subnet 255.255.255.0
- no sh : mengaktifkan interface yang telah dikonfigurasi
- exit : keluar 1 tahap ke menu konfigurasi
- interface fastEthernet1/0: konfigurasi interface FastEthernet 1/0
- ip address 10.10.10.1 255.255.255.0 : menambahkan IP Address
10.10.10.1 dan subnet 255.255.255.0
- no sh : mengaktifkan interface yang telah dikonfigurasi
- exit : keluar 1 tahap ke menu konfigurasi
c. Lakukan Hal yang sama untuk konfigurasi pada Router 1 dan Router 2.
Pembagian IP dapat dilihat pada gambar topologi.
d. Konfigurasi RIP Dynamic Routing pada Router 0. Network yang di input
dalam routing RIP pada Router0 adalah Network yang terhubung dengan
Router0 yaitu Network 192.168.11.0 dan 10.10.10.0. Untuk mengaktifkan RIP
routing yaitu dengan perintah :
#router rip
#network [network_address]
Penjelasan Perintah :
- enable : Masuk ke router
- conf t : masuk menu konfigurasi
- router rip : Masuk ke dalam setting RIP routing
- version 2 : Pemilihan versi RIP routing
- network 192.168.11.0 : menambahkan network 192.168.11.0 ke dalam
table RIP routing
- network 10.10.10.0 : menambahkan network 10.10.10.0 ke dalam table
RIP routing
e. Lakukan Hal yang sama untuk konfigurasi RIP Routing pada Router 1 dan
Router 2.
f. Lakukan pengetesan ping dari PC 0 menuju IP Address PC 5 yaitu
192.168.13.3. Klik PC → Dekstop → Command Prompt → ketik ping
192.168.13.2. Jika hasil yang muncul seperti gambar di bawah ini, maka
percobaan RIP Routing telah berhasil.
3. Percobaan Dynamic Routing OSPF pada Cisco Packet Tracer
Penjelasan Perintah :
- enable : Masuk ke router
- conf t : masuk menu konfigurasi
- interface fa0/0 : konfigurasi interface FastEthernet 0/0
- ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 : menambahkan IP Address
192.168.1.1 dan subnet 255.255.255.0
- no sh : mengaktifkan interface yang telah dikonfigurasi
- exit : keluar 1 tahap ke menu konfigurasi
- interface fa1/0: konfigurasi interface FastEthernet 1/0
- ip address 1.1.1.1 255.255.255.0 : menambahkan IP Address 1.1.1.1 dan
subnet 255.255.255.0
- no sh : mengaktifkan interface yang telah dikonfigurasi
- exit : keluar 1 tahap ke menu konfigurasi
i. Lakukan Hal yang sama untuk konfigurasi pada Router 1 dan Router 2.
Pembagian IP dapat dilihat pada gambar topologi.
j. Konfigurasi OSPF Dynamic Routing pada Router 0. Untuk mengaktifkan
OSPF routing yaitu dengan perintah :
Network yang di input dalam routing OSPF pada Router0 adalah Network
yang terhubung dengan Router0 yaitu Network 192.168.1.0 dan 1.1.1.0.
Perintah yang digunakan untuk melakukan advertise network yang terhubung
yaitu
Penjelasan Perintah :
- enable : Masuk ke router
- conf t : masuk menu konfigurasi
- router ospf 10 : Mengaktifkan OSPF routing dengan process id 10
- network 192.168.1.0 0.0.0.255 : menambahkan network 192.168.11.0
wildcard mask 0.0.0.255 dan area 0
- network 1.1.1.0 0.0.0.255 : menambahkan network 1.1.1.0 wildcard mask
0.0.0.255 dan area 0
k. Lakukan Hal yang sama untuk konfigurasi OSPF Routing pada Router 1 dan
Router 2.
l. Lakukan pengetesan ping dari PC 0 menuju IP Address PC 2 yaitu
192.168.3.2. Klik PC → Dekstop → Command Prompt → ketik ping
192.168.3.2. Jika hasil yang muncul seperti gambar di bawah ini, maka
percobaan OSPF Routing telah berhasil.