Anda di halaman 1dari 1

Konsep dan Implementasi HAM dan Demokrasi dalam Islam

Konsep manusia menurut Islam tidak dapat dipisahkan dari hakekat penciptaan manusia dalam
korpus transedental (wahyu) berupa keinginan Tuhan untuk menciptakan manusia bukan lagi
tanpa tujuan, Tuhan menciptakan manusia adalah untuk beribadah (menyembahnya), akan tetapi
di sisi lain Tuhan juga menciptakan manuisa dan menempatkannya di dunia ini untuk menjadi
khalifah atau pemimpin di dunia atas makhluk yang lain.
Prioritas dalam Hak Asasi Manusia berdasarkan konsep Islam dan konsep sekuler dengan
demikian berbeda tentang apa yang dimaksud menjadi manusia. Dari sudut pandang sekuler,
manusia adalah murni makhluk duniawi dan yang terpenting adalah hak-hak individu sebagai
makhluk duniawi semata.
Piagam Madinah ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang
merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku suku dan kaum kaum
penting di Yatsrib (kemudian bernama Madinah) pada tahun 622 M. Piagam Madinah terdiri dari
47 pasal yang intinya merefleksikan persamaan dan kebebasan bagi setiap anggota masyarakat
tanpa membeda-bedakan etnis maupun agama. Piagam tersebut berisikan perlindungan
kebebasan beragama dan beribadah, persamaan hak dan kewajiban, persamaan di depan hukum.
Isi Piagam Madinah:
• Kesetaraan umat di Madinah, tanpa memandang latar belakang agama ataupun ras
• Kebebasan beragama bagi penduduk Madinah
• Perdamaian, dimana setiap penduduk wajib menciptakan keamanan nasional dan
menentang orang-orang zalim yang berbuat kerusakan
• Toleransi dan pluralisme demi menguatkan kesatuan dan persatuan penduduk Madinah
• Setiap penduduk membayar diat dan membebaskan tawanan

HAK-HAK ASASI DALAM ISLAM


➢ Hak untuk hidup
➢ Memperoleh keselamatan dalam hidup
➢ Penghormatan terhadap kesucian wanita
➢ Kesamaan derajat manusia
➢ Kebebasan dan keadilan

Demokrasi Islam adalah demokrasi ideologi politik yang menerapkan prinsip-prinsip Islam seperti
saling mengenal, musyawarah, kerja sama, menguntungkan bagi masyarakat dan keadilan ke
dalam kebijakan publik kerangka demokrasi. Pelaksanaan demokrasi Islam berbeda di negara-
negara mayoritas muslim, karena interpretasi syariah berbeda-beda dari satu negara ke negara lain,
dan penggunaan syariah lebih komprehensif di negara-negara di mana syariah menjadi dasar bagi
undang-undang negara.

Anda mungkin juga menyukai