Model “Tyler”
(Black Box Tyler)
6.1. Pengantar
6.3. Kesimpulan
8.1. Pengantar
8.5. Kesimpulan
Berikut perbedaan antara model Tyler, model black box, dan model evaluasi goal oriented dalam
pendidikan:
Jadi model Tyler lebih komprehensif, model black box terlalu sederhana, sedangkan model evaluasi
goal oriented spesifik untuk menganalisis proses di dalam program secara menyeluruh untuk
pencapaian tujuan.
mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran dan kurikulum.
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kelemahan dari model evaluasi goal oriented:
Kelebihan:
- Fokus pada pencapaian tujuan yang jelas dan terukur. Model ini sangat tegas dalam menetapkan
tujuan evaluasi.
- Memberikan umpan balik yang berguna untuk pengambilan keputusan dan perbaikan program.
- Bersifat pragmatis dan berorientasi pada hasil.
- Dapat digunakan untuk evaluasi formatif dan sumatif.
Kelemahan:
- Memerlukan perumusan tujuan yang jelas dan terukur sehingga kadang sulit diterapkan untuk
tujuan yang bersifat kompleks.
- Cenderung mengabaikan proses, hanya berfokus pada input dan output.
- Penekanannya yang kuat pada tujuan bisa menyebabkan goal displacement, dimana tujuan menjadi
terlalu penting dibanding proses belajar itu sendiri.
- Bisa terjadi kesalahan dalam mendefinisikan tujuan sehingga evaluasi menjadi tidak valid.
- Evaluator dituntut objektif dalam melakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan.
Jadi secara umum model evaluasi berbasis tujuan ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi
efektivitas suatu program, namun membutuhkan perencanaan matang agar tujuan yang ditetapkan
benar-benar terukur dan tercapai.
Berikut ini adalah langkah-langkah umum dalam model evaluasi goal oriented:
4. Analisis data
Membandingkan data kinerja aktual dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
Menganalisis seberapa jauh kriteria keberhasilan tercapai.
6. Pemberian rekomendasi
Memberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan temuan dan kesimpulan hasil evaluasi untuk
meningkatkan kinerja program di masa mendatang.
Itulah secara umum langkah-langkah dalam model evaluasi goal oriented. Langkah-langkah ini dapat
dimodifikasi sesuai kebutuhan evaluasi.
Pengumpulan data:
- Tes praktik pembelajaran
- Angket respon guru
Kesimpulan: Program pelatihan guru berhasil meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan
metode pembelajaran aktif.
Kriteria:
- Nilai mata pelajaran sains dan teknologi siswa rata-rata ≥80
- Minimal 80% lulusan diterima di perguruan tinggi teknik
Pengumpulan data:
- Nilai rapor siswa
- Data lulusan yang diterima di perguruan tinggi
Kesimpulan: Kurikulum sekolah belum berhasil menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang
sains dan teknologi.
Begitu contoh penerapan model evaluasi goal oriented dalam mengevaluasi program pendidikan.
Model evaluasi goal oriented memiliki beberapa metode yang biasa digunakan, antara lain:
3. Observasi
Mengamati proses belajar mengajar secara langsung untuk melihat apakah kegiatan telah sesuai
dengan perencanaan dan tujuan.
4. Wawancara
Melakukan wawancara dengan peserta didik, guru, kepala sekolah untuk menggali informasi tentang
pencapaian tujuan.
6. Studi dokumentasi
Menganalisis dokumen yang relevan seperti kurikulum, rencana pembelajaran, nilai siswa, dan
lainnya.
Dengan memilih metode yang tepat, model evaluasi goal oriented dapat memberikan informasi
akurat tentang ketercapaian tujuan suatu program pendidikan.
Berikut ini contoh penerapan model evaluasi goal oriented di sekolah dengan memanfaatkan guru
dan siswa:
Tujuan:
Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning.
Kriteria:
- 75% siswa mendapatkan nilai ≥ 80 pada tes kemampuan berpikir kritis.
- 80% siswa memberikan respon positif terhadap model PBL.
Metode:
- Guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model PBL selama 1 semester.
- Tes kemampuan berpikir kritis dilakukan setelah pembelajaran selesai.
- Angket respon siswa terhadap model PBL dibagikan setelah pembelajaran.
- Guru dan kepala sekolah melakukan observasi kelas saat penerapan PBL.
Analisis:
- 80% siswa lulus tes kemampuan berpikir kritis.
- 85% siswa memberi respon positif terhadap model PBL.
- Hasil observasi kelas menunjukkan PBL berjalan dengan baik.
Kesimpulan:
Penerapan model PBL berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sesuai kriteria yang
ditetapkan.
Dengan demikian, evaluasi goal oriented dapat melibatkan guru dan siswa untuk menilai
ketercapaian tujuan pembelajaran di kelas melalui pemilihan metode evaluasi yang tepat.
Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara model evaluasi Tyler Black Box dan model
evaluasi goal oriented:
1. Fokus evaluasi
- Model Tyler Black Box berfokus pada masukan (input) dan keluaran (output) dari program.
- Model goal oriented berfokus pada tujuan (goals) dan hasil (outcomes) dari program.
2. Proses internal
- Model Tyler Black Box tidak mempertimbangkan proses internal dari program.
- Model goal oriented memperhatikan proses internal program dalam kaitannya dengan pencapaian
tujuan.
3. Kompleksitas
4. Kecocokan
- Model Tyler Black Box cocok untuk program yang proses internalnya tidak diketahui atau
kompleks.
- Model goal oriented cocok untuk menilai sejauh mana program mencapai tujuannya.
- Model Tyler Black Box hanya membutuhkan data input dan output.
- Model goal oriented membutuhkan data yang lebih rinci tentang proses dan tujuan program.
Jadi secara umum, model Tyler Black Box lebih sederhana sedangkan model goal oriented lebih
kompleks namun lebih mendalam dalam evaluasi program.