Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang
tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar
memperoleh kurikulum yang baik.1 Pendekatan juga dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah
pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum. Pendekatan yang dimaksudkan disini ialah pendekatan yang
berkaitan dengan model evaluasi kurikulum.
1
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Grafindo, 1986). h. 37
2
Adnan Mohammad, ‘Evaluasi Kurikulum Sebagai Kerangka Acuan Pengembangan Pendidikan
Islam’, Al-Idaroh, 1.2 (2017), h. 116.
1. Model Evaluasi Kuantitatif
a. Model Black Box Tyler
Model Black Box Tyler ialah evaluasi yang ditunjukan pada peserta didik
dan bahan evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik
dansaat peserta didik telah melaksanakan kurikulum itu sendiri.
3
Ibid. h. 118
2) Evaluator mencari data mengenai keserasian antara tujuan umum
dengan tujuan behavioral.
3) Penafsiran tujuan kurikulum.
4) Mengevaluasi pengembangan tujuan menjadi pengalaman belajar.
c. Model Pendekatan Sistem Alkin
4
Ibid. h. 124
Dari keempat model diatas yang lebih sesuai digunakan dalam evaluasi
kurikulum adalah model cost effectiveness. Dalam model cost effectiveness ini
seseorang evaluator harus dapat membandingkan dua program atau lebih, baik
dalam pengertian dana yang digunakan untuk masing-masing program maupun
hasil yang diakibatkan oleh setiap program. Perbandingan hasil ini akan
memberikan masukan bagi pembuat keputusan mengenai program mana yang
lebih menguntungkan dilihat dari hubungan antara dana dan hasil. Dalam
mengukur hasil di gunakan instrument yang sudah di standarisasi. Pengunaan
instrument standar penting karena dengan demikian perbandingan antara biaya
dan hasil dapat dilakukan secara berimbang.5
a. Connoisseurship
5
Ibid.
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktek, cet. 15 (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012). h. 103
3) Tahap Evaluasi : di mana pada tahap ini evaluan akan memberikan
pertimbangan dan keputusan dari program tersebut. Pertimbangan
dan keputusan yang dibuat oleh evaluan didasarkan kepada kritik
yang dibuat oleh evaluan sendiri berdasarkan data yang diperoleh
pada tahap pertama dan kedua.
b. Illuminative
7
Ismail Fajri, ‘Model-Model Evaluasi Kurikulum’, Lentera STIKIP-PGRI, 2 (2014), h. 14.
1) isu-isu pendidikan berangkat dari tujuan dan hipotesis.
2) adanya pengamatan dan partisipasi terhadap kurikulum yang
dievaluasi.
3) standar nilai yang berbeda dari tiap kelompok.
4) kebutuhan yang berkesinambungan akan informasi.
d. Model Studi Kasus