Anda di halaman 1dari 13

LATAR BELAKANG

Dalam upaya melaksanakan UU Cagar Budaya No. 11 Tahun 2011, yaitu upaya pelestarian,
perlindungan dan pencegahan terjadinya intervensi pada bangunan gedung cagar budaya yang memiliki
nilai penting dalam sejarah perkembangan Kota Semarang, sehingga diperlukan kepastian proses
inventarisasi dan penetapannya sebagai Bangunan Cagar Budaya.

Dimulai dari sebuah masalah bahwa bangunan penting karya seorang tokoh pendiri Ikatan Arsitek
Indonesia, Liem Bwan Tjie, dalam kondisi terancam kelestariannya, maka IAI Jawa Tengah mengajak
rekan-rekan sejawat IAI Skala Nasional untuk membuat satu gerakan yang besar untuk mengetahui
karya-karya Arsitek-arsitek Indonesia yang bisa dijadikan penghargaan sekaligus inspirasi untuk
arsitektur Indonesia ke masa depan. Mengupayakan kelestariannya dan tidak hanya sebagai ingatan
saja.

DIMULAI DENGAN GERAKAN PENYELAMATAN KARYA -KARYA DAN


PELESTARIAN DARI KARYA -KARYA LIEM BWAN TJIE
Mengapa IAI Jawa Tengah mengusulkan Liem Bwang Tjie sebagai
titik awal gerakan penyelamatan dan pelestarian karya arsitektur
bangunan?
Liem adalah salah satu pendiri IAI. Saat awal rapat-rapat pendirian
IAI dilaksanakan di Jl. Wastu Kencana Bandung rumah miliknya.
Liem Bwan Tjie adalah pemuda kelahiran Semarang, Jawa Tengah,
yang dikirim orang tuanya ke Belanda untuk menuntut pendidikan
menengah, kemudian berkerja di beberapa biro arsitek terkemuka
di Amsterdam (1914-1918) antara lain Michel de Klerk, Gulden en
Geldmaker dan Eduard Cuypers. Pada tahun 1920, Liem belajar di
Universitas Teknik di Delft, Belanda dan di École nationale
supérieure des Beaux-Arts di Paris, Perancis tahun 1924.

Pada tahun 1929, atas referensi dan dukungan dari tokoh


masyarakat Tionghoa, antara lain anggota Volksraad Loa Sek Hie,
Liem Bwan Tjie diberikan izin untuk menetap kembali ke Indonesia
di kota kelahirannya, Semarang.
Sebagai arsitek, Liem Bwan Tjie
memiliki pandangan cosmopolitan dan
menerima pengaruh dari mana saja,
dan sebagai salah satu arsitek
Indonesia yang melakukan pendekatan
Frank Lloyd Wright yang
mengembangkan desain disesuaikan
iklim. Karya terbanyaknya adalah
rumah tinggal.

Ketokohan Liem Bwang Tjie


• Kepelaporan dalam berpraktik
arsitek
• Karyanya dipengaruhi latar belakang
pendidikannya di Amsterdam
Belanda, Harvard, FLW Style, Liem banyak mendesain bangunan-bangunan untuk kalangan atas Peranakan.
Kubisme Karya-karyanya mencakup bangunan umum maupun kediaman pribadi, dan
• Pendiri IAI tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya,
• Bangunan yang didirikan luar biasa Bandung, Tegal, Manado dan Makasar.
(Ibu Widya Wijayanti)
Gerakan menyelamatkan karya-karya dan pelestarian dari karya-karya bukan sajaditujukan pada karya Liem Bwang Tji,
tetapi juga karya F. Silaban, M. Susilo, dan mungkin arsitek pendiri IAI lain yang belum tersebutkan di sini. Tetapi akan
dimulai dengan tokoh Liem Bwan Tjie. (Bambang Eryudhawan, Juni 2023)
Bangunan di Jl. Dr.Wahidin 38 Semarang, menjadi pencetus gagasan ini karena rumah istimewa terutama fokus pada
tapaknya yang terjal, saat ini kondisinya terancam karena dalam posisi peralihan kepemilikan, dengan calon pemilik baru
yang mengkhawatirkan status rumah ini sebagai bangunan cagar budaya (tidak menghendaki bangunan ini berstatus BCB)
beberapa bangunan karya
Liem Bwan Tjie di kota Semarang.
identifikasi
Data Umum Sejarah
Nama Gedung Dibangun tahun
Alamat
Arsitek
Pemilik saat ini
Kontraktor
Dikelola oleh
Pemilik & pengguna (kronologis)
Fungsi sekarang hall

Luas bangunan

Luas lahan
Lokasi Tingkat signifikansi pada bangunan
Menggunakan dokumentasi dan bukti fisik untuk
menentukan peringkat dari setiap elemen-elemen
bangunan yang berbeda:
• Denah dan volume yang otentik
• Fasade dan ornamennya yang otentik
• Struktur atap dan penutup atap yang otentik
• Dinding, lapisan dan cat yang otentik
• Lantai, pelapis dan sambungan yang otentik
• Perubahan dan penambahan yang cukup
besar dikemudian hari, namun masih dalam
periode kurun waktu di atas 50thn
• Dinding partisi interior
• Bukaan
• Penetrasi atau intervensi
• Penambahan utilitas (MEP)
• Perubahan pada tapak (lansekap, taman, dll)
-7.015812, 110.430971 • Etc.
Elemen Arsitektur

Sumber : Pusat Dokumentasi Arsitektur 2018

Anda mungkin juga menyukai