Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI MANAJEMEN KONTEMPORER


Measuring and Managing Process Performance

DisusunOleh :

1. RATIH KUMARA DEWI 22105390662


2. VITA ADHIKAWATI 22105390663
3. LINDA FRANSISCA 22105390667
4. EZRA ARIELLA WIBOWO 22105390660

MAGISTER AKUNTANSI - 39
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)
Jalan Menur Pumpungan 30 Surabaya
SURABAYA
2023
Mengukur dan Mengelola Proses Kinerja

Setelah menyelesaikan bab ini, Anda akan dapat:

1. Menjelaskan kendala teori .


2. Bandingkan berbagai jenis layout fasilitas: proses, produk, dan teknologi kelompok.
3. Jelaskan lean manufacturing.
4. Jelaskan konsep biaya kualitas.
5. Tunjukkan nilai sistem manufaktur just-in-time.
6. Jelaskan kaizen costing.
7. Diskusikan berbagai macam pendekatan benchmarking.
8. Hitung penghematan biaya akibat pengurangan persediaan, pengurangan waktu siklus
produksi, perbaikan dalam hasil produksi, dan pengurangan tingkat pengerjaan ulang
dan tingkat cacat.

Perspektif proses dari balanced scorecard


Perspektif proses dari balanced scorecard mengindentifikasi:
 Managemen operasi utama
 Managemen pelanggan
 Inovasi
 Proses-proses regulative dan social
Organisasi harus unggul dalam aspek-aspek tersebut untuk mencapai objektif-objektif yang
berkaitan dengan pelanggan, pertumbuhan pendapatan, dan keuntungan.

Sistem tata ruang fasilitas


Seorang manager harus mempertimbangkan seluruh proses operasi dalam seluruh fasilitas
serta mempertimbangkan seberapa besar ruang yang dibutuhkan, besar permintaan atas
barang atau jasa yang akan diproduksi, dan jumlah operasi yang dibutuhkan.
Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai panduan adalah theory of constraints
(TOC). Menurut teori ini, pendapatan operasi dapat ditingkatkan dengan mengelola dengan
seksama “leher-leher botol (bottleneck)” dalam suatu proses. Yang dimaksud “leher botol”
disini adalah kondisi-kondisi yang menghalangi alur yang efisien dalam suatu proses, yang
dapat diidentifikasi dengan melihat pada titik-titik mana saja produk belum jadi terakumulasi
dalam jumlah berlebih.
Ada 3 pengukuran dalam TOC:
1. Kontribusi throughput, merupakan selisih antara pendapatan dengan material
langsung untuk sejumlah produk terjual.
2. Investasi, adalah biaya bahan yang ada dalam persediaan bahan mentah, barang
setengah jadi, dan barang jadi.
3. Biaya operasi, adalah biaya-biaya lain di luar biaya material, yang dibutuhkan untuk
produksi.
Ada 3 tipe umum desain fasilitas:
 Process Layouts
Dalam process layout, semua peralatan dan mesin-mesin yang mserupa, atau memiliki
fungsi serupa dikelompokkan menjadi satu. Umumnya digunakan dalam produksi
dalam batch berskala kecil untuk produk-produk unik, dimana pembagian antar tahap
jelas dan tidak berkesinambungan langsung. Pada process layout, umumnya barang2
setengah jadi terakumulasi diantara tahapan produksi, karena 3 alasan:
1. Pengerjaan dilakukan dalam sistem batch di tiap tahapan.
2. Kecepatan pengerjaan pada tiap tahap berbeda-beda.
3. Manager operasi pada tiap tahapan dengan sengaja menumpuk barang
setengah jadi supaya proses di departemen mereka terus berjalan meski area
pada tahap sebelumnya berhenti bekerja.
 Product Layouts
Dalam product layout, beberapa peralatan diatur dan diorganisir untuk
mengakomodasi proses produksi terhadap produk-produk tertentu. Umumnya
digunakan dalam proses kontinyu, dimana semua tahap berjalan berkesinambungan
tanpa terputus. Kelebihan product layout adalah tidak ada kebutuhan untuk
penyimpanan persediaan pada tiap tahap, sehingga lebih menghemat biaya.
 Group Technology
Group technology adalah penataan suatu pabrik menjadi sejumlah petak di mana
dalam tiap petak, semua mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi produk-produk
serupa dikumpulkan dalam posisi yang berdekatan. Bentuk petak biasanya berupa
huruf U, untuk memudahkan pekerja menjangkau bagian-bagian yang dibutuhkan.
Kelebihan dari group technology adalah kebutuhan pekerja dalam proses lebih
rendah, karena semua tahapan sudah terotomasi.
Biaya persediaan dan waktu proses
produksi jenis batch umumnya tidak hanya menciptakan biaya persediaan, tetapi juga
penundaan waktu yang terkait dengan penyimpanan dan pemindahan persediaan. Penundaan
ini dapat terjadi pada tahap manapun dalam siklus proses. Contohnya, jika suatu proses
memerlukan jumlah minimum input sebelum proses dapat dijalankan, maka akan terjadi
penundaan yang menumpuk persediaan pada proses tersebut sampai jumlah minimum
tercapai.
Kebutuhan atas persediaan dalam tahapan-tahapan produksi akan menghasilkan biaya-biaya
tambahan seperti biaya pemindahan, penanganan, serta penyimpanan persediaan setengah
jadi, maupun biaya-biaya lain yang terjadi akibat keusangan atau kerusakan.

Salah satu pengukuran dalam efisiensi proses manufaktur adalah processing cycle efficiency
(PCE). Rumus PCE adalah sebagai berikut:

Persamaan tersebut merupakan salah satu metrik utama dalam balanced scorecard
perusahaan dari perspektif proses.
Reorganisasi pabrik dengan menggunakan group technology akan menghasilkan 3
keuntungan:
1. Peningkatan penjualan karena berkurangnya waktu siklus produksi.
2. Pengurangan biaya-biaya terkait persediaan karena berkurangnya jumlah serta
penanganan atas persediaan setengah jadi.
3. Peningkatan kualitas karena proses-proses yang tidak optimal lebih cepat terdeteksi
pad tahap berikutnya, sebelum barang-barang cacat terproduksi dalam jumlah banyak.
Lean manufacturing merupakan pendekatan manufaktur yang baru. Pendekatan ini memiliki
filosofi bahwa semua pengeluaran atau penggunaan aset yang tidak menghasilkan nilai
tambah bagi pelanggan harus dihilangkan. “nilai tambah” yang dimaksud disini adalah
tindakan maupun proses yang rela dibayar oleh pelanggan.

Cost of Nonconformance and Quality Issues


Cost of nonconformance (CONC) pada standar kualitas adalah biaya-biaya yang timbul
akibat kurangnya kualitas produk dan jasa yang dihasilkan jika dibandingkan dengan standar
kualitas yang ditetapkan.
Kualitas umumnya diukur atas dua faktor utama:
1. Memenuhi ekspektasi pelanggan terhadap karakteristik dan performa sebuah produk,
seperti fungsionalitas atau fitur-fitur.
2. Memastikan bahwa aspek-aspek teknis dari performa dan desain produk telah sesuai
dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
Ada 4 kategori atas biaya-biaya terkait quality control:
1. Biaya pencegahan
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memastikan produk-produk yang dihasilkan
memenuhi standar kualitas.
Contoh: pelatihan karyawan dan supplier, proses control statistika.
2. Biaya appraisal
Biaya-biaya dalam melakukan inspeksi dan pengawasan produk dan proses untuk
memastikan produk yang dihasilkan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Contoh: inspeksi barang datang, maintenance peralatan.
3. Biaya kegagalan internal
Biaya-biaya yang timbul ketika ditemukan adanya komponen atau produk yang cacat
sebelum produk dikirimkan ke pelanggan.
Contoh: biaya perbaikan komponen, biaya penghentian produksi.
4. Biaya kegagalan eksternal
Biaya-biaya yang timbul saat pelanggan menemukan kecacatan pada produk.
Contoh: biaya garansi, biaya penarikan produk.

Manufaktur Just In Time (JIT)


manufaktur JIT adalah manufaktur yang hanya menghasilkan barang atau jasa hanya pada
saat ada permintaan dari pelanggan, baik internal maupun eksternal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika menggunakan manufaktur JIT:
1. Menyingkirkan semua sumber masalah dalam sistem, karena satu masalah saja
pada satu bagian sistem dapat menghentikan seluruh proses produksi.
2. Mempersingkat jarak pemindahan barang setengah jadi
3. Menggunakan karyawan yang mudah beradaptasi dan mesin-mesin yang dapat
menjalankan beberapa macam fungsi.
4. Mempekerjakan karyawan yang memiliki standar tinggi dan dapat langsung
mengenali serta melaporkan kecacatan pada material yang ia terima.
5. Menggunakan supplier yang memastikan dapat menyediakan material atau bahan
tanpa cacat setiap saat dibutuhkan.
Ada dua implikasi dari manufaktur JIT terhadap akuntansi manajemen:
1. Akuntansi managemen harus mendukung perubahan menuju manufaktur JIT
dengan mengawasi, mengidentifikasi, dan mengkomunikasikan sumber-sumber
penundaan, kesalahan, dan limbah dalam sistem pada pengambil keputusan.
2. Proses-proses perkantoran dalam akuntansi managemen cenderung menjadi lebih
sederhana dalam manufaktur JIT karena persediaan yang perlu diawasi dan
dilaporkan jauh lebih sedikit.
Proses pengukuran dalam balance scorecard yang sehubungan dengan kemampuan
perusahaan mengimplementasikan JIT meliputi:
 Tingkat atau jumlah kecacatan
 Jumlah siklus
 Persentase dari pengiriman yang tepat waktu
 Akurasi terhadap pesanan
 Produksi nyata sebagai fungsi persen dari produksi terencana.
 Waktu kesiapan mesin secara nyata dibandingkan waktu kesiapan mesin dalam
perencanaan.

Pembiayaan kaizen
pembiayaan kaizen adalah sistem yang menyediakan data-data relevan untuk mendukung
sistem lean production.
Pembiayaan kaizen mengurangi biaya-biaya saat tahap manufaktur pada produk, dengan
menggunakan langkah-langkah kecil tetapi bertahap. Pendekatan kaizen ini sesuai karena
produk sudah dalam proses manufaktur, sehingga tidak memungkinkan untuk membuat
perubahan-perubahan besar dalam proses yang sedang berjalan tersebut.
Pada pembiayaan kaizen, biaya dasar ditetapkan untuk setiap produk, dimana besarnya biaya
dasar tersebut sama dengan biaya aktual dari produk yang sama pada tahun sebelumnya.
Target reduction rate adalah rasio antara jumlah pengurangan biaya yang ditargetkan dengan
biaya dasar. Rasio ini terus menerus diterapkan pada semua biaya variabel, dan penyesuaian
terus menerus dilakukan hingga tercapai tujuan dari pembiayaan kaizen, dimana biaya
produksi aktual lebih kecil dari biaya dasar. Akan tetapi, jika penyesuaian tersebut
menyebabkan hambatan pada produksi yang lebih besar dari penghematan dari pembiayaan
kaizen, maka penyesuaian tersebut tidak diterapkan.
Perbandingan antara pembiayaan standar dan pembiayaan kaizen:
Pembiayaan standar Pembiayaan kaizen
Konsep:
Konsep sistem pengendalian biaya Konsep sistem pengurangan biaya.
Asumsi stabilitas pada proses manufaktur. Asumsi perbaikan berkelanjutan pada proses
manufaktur.
Bertujuan memenuhi standar performa Bertujuan memenuhi standar pengurangan
biaya. biaya.
Teknik:
Standar ditetapkan per tahun. Target pengurangan biaya ditetapkan dan
diterapkan tiap bulan, dan metode-metode
perbaikan berkelanjutan (kaizen) diterapkan
terus-menerus dalam setahun untuk
mencapai target.
Analisa varian biaya membandingkan biaya Analisa varian biaya membandingkan biaya
aktual dengan biaya standar. kaizen dengan jumlah pengurangan biaya
aktual.
Investigasi varian biaya dilakukan saat Investigasi varian biaya dilakukan saat
standar tidak terpenuhi target pengurangan biaya (kaizen) tidak
tercapai
Yang memiliki pengetahuan untuk pengurangan biaya:
Manager dan insinyur yang menciptakan Para pekerja yang dekat dengan proses,
standar, karena memiliki keahlian teknis. sehingga paling memahami.

Kekurangan pembiayaan kaizen:


 Sistem kaizen memberikan tekanan yang sangat besar pada karyawan untuk
mengurangi semua biaya yang dapat dipangkas.
 Perbaikan proses yang dilakukan secara bertahap dan tidak sekaligus, menyebabkan
pihak managemen cenderung lebih meperhatikan detail-detail kecil daripada
keseluruhan sistem.
Benchmarking
Benchmarking adalah cara sebuah organisasi mengumpulkan informasi mengenai best
practices dari organisasi-organisasi lain.
Benchmarking umumnya meliputi 5 tahap, yaitu:
1. Studi internal dan Analisa awal competitif
Pada tahap ini, organisasi menentukan area-area kunci mana saja yang akan di-
benchmark untuk dipelajari, misalnya aktivitas perusahaan, produk, ataupun
metode akuntansi managemen. Kemudian, perusahaan menentukan performa pada
area-area tersebut dengan membandingkan data internal perusahaan dengan
Analisa kompetitif eksternal seperti data perbandingan industri dari consumer
reports. Analisa-analisa ini akan mementukan cakupan serta signifikansi
pembelajaran pada tiap area.
2. Menyusun komitmen jangka Panjang pada proyek benchmarking dan
mengumpulkan tim benchmarking
Karena perubahan signifikan dalam organisasi akan membutuhkan beberapa
tahun, pada tahap ini perlu dibuat komitmen berjangka Panjang yang
membutuhkan:
1. Dukungan managemen senior untuk memberi otoritas pada tim
benchmarking.
2. Mengembangkan serangkaian objektif yang jelas.
3. Menyemangati karyawan untuk membuat perubahan.
3. Mengidentifikasi rekanan benchmarking
Rekanan benchmarking adalah para partisipan yang mengenali proses. Ada
beberapa factor yang sangat penting diperhatikan dalam mengidentifikasi rekanan
benchmarking:
 Ukuran rekanan.
 Jumlah rekanan.
 Posisi relatif rekanan dalam industri.
 Tingkat kepercayaan antar rekanan.
4. Metode pengumpulan dan penyebaran informasi
Ada 2 dimensi terkait pengumpulan dan penyebaran informasi:
 Tipe informasi
Ditilik dari tipe informasinya, benchmarking dapat dibagi 3:
o Product benchmarking, yang meneliti produk-produk organisasi-
organisasi lain.
o Functional benchmarking, yaitu pembelajaran terhadap praktek
dan pembiayaan organisasi lain yang terkait dengan fungsi atau
proses, seperti perakitan atau distribusi.
o Strategic benchmarking, yaitu pembelajaran atas strategi dan
keputusan-keputusan strategis yang dibuat oleh organisasi lain.
 Metode pengumpulan informasi
Berdasarkan metode yang digunakan dalam pengumpulan informasi, ada 5
macam benchmarking:
o Unilateral benchmarking, dimana perusahaan mengumpulkan
informasi atas satu atau beberapa perusahaan lain secara
indipenden.
o Cooperative benchmarking, dimana informasi diberikan secara
sukarela melalui sebuah perjanjian.
o Database benchmarking, dimana perusahaan membayar seorang
database operator untuk mendapatkan akses terhadap informasi-
informasi tertentu.
o Indirect benchmarking, yang menggunakan seorang konsultan luar
yang bekerja dalam firma benchmarking.
o Group benchmarking, dimana beberapa perusahaan bertemu untuk
saling mendiskusikan innformasi yang mereka miliki melalui rapat.
Setelah pengumpulan informasi, partisipan yang melakukan
benchmarking akan menentukan benchmarking gap dengan
membandingkan performa organisasi mereka sendiri dengan performa
terbaik yang ada dalam data yang terkumpul.
5. Mengambil tindakan untuk mencapai atau melampaui benchmark
Pada tahap terakhir ini, organisasi mengambil tindakan dan mulai melakukan
perubahan-perubahan sebagai hasil dari proyek benchmarking. Setelah
menerapkan perubahan-perubahan tersebut, organisasi membuat perbandingan-
perbandingan pada pengukuran-pengukuran performa yang dipilih. Umumnya,
keeputusan yang dibuat adalah bekerja lebih baik daripada hasil benchmark.
REVIEW JURNAL

Judul Penataan Layout Landscape Bagi Perusahaan (Layout


Arrangement For The Company )

Jurnal Jurnal Management Kantor

Tahun 2019

Penulis Nur SuciVidina

Reviewer Ratih Kumara Dewi

Vita Adhikawati

Linda Fransisca

Ezra Ariella Wibowo

Tanggal 27 Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai