Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENULISAN ILMIAH
SISTEMATIKA PENULISAN ILMIAH I

Disusun Oleh :
Nama :
Nim :

Dosen Pengampu :

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Saya juga berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Saya merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, Maret 2022


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1

1.3 Tujuan.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................2

2.1 Pendahuluan........................................................................................................2
2.2 Kajian Teori dan Kerangka Berpikir...................................................................3
2.3 Metode................................................................................................................3
2.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data....................................................................4

BAB III Kesimpulan ...........................................................................................................10

3.1 Kesimpulan........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Brotowidjoyo dalam Arifin (2008) menjelaskan bahwa karya tulis ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar. Sudjana (2009) menambahkan bahwa karya tulis ilmiah
harus didasarkan atas proses dan hasil berpikir ilmiah melalui penelitian. Dari dua
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah merupakan karya tulis
yang diperoleh dari hasil proses berpikir ilmiah dan ditulis dengan metodologi yang baik
dan benar.
Sebuah karya tulis ilmiah dalam Abidin (2017) disebutkan harus memiliki empat
syarat utama yaitu; merupakan karya yang menggunakan bahas tulis sebagai medianya,
membahas konsep ilmu pengetahuan, disusun secara sistematis, dan dituangkan dengan
menggunakan bahasa yang benar. Bahasa yang benar pada kalimat sebelumnya merujuk
pada bahasa baku. Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka tulisan tersebut
tidak dapat disebut sebagai karya ilmiah. Jenis-jenis karya ilmiah yang biasa akita temui
seperti makalah, esai, review dan buku/artikel/jurnal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kajian teori dan kerangka berpikir?
2. Apa yang dimaksud dengan pengumpulan dan pengolahan data?

1.3 TUJUAN
Pembaca mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kajian teori dan
kerangka berpikir serta pengumpulan dan pengolahan data.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENDAHULUAN
Bagian Pendahuluan tidak sekadar memuat pernyataan tentang masalah dan
mengarahkan pembaca pada pustaka yang relevan. Lewat paparan yang logis, nyatakan
apa yang diteliti dan apa luaran yang diharapkan. Dalam artikel yang baik umumnya
hanya ada beberapa paragraf pada bagian pendahuluan.
a. Latar Belakang Perancangan
Jika diperlukan, sub bab ini diawali dengan penjelasan judul agar pembaca
tidak salah tafsir apabila ada isitilah-istilah asing atau yang menimbulkan
tanda tanya. Selanjutnya uraian tentang hal-hal spesifik yang mendorong,
merangsang atau menjadi alasan timbulnya ide penciptaan/timbulnya
inspirasi/masalah penciptaan. Dorongan atau inspirasi ini bisa jadi munculnya
baru setahun terakhir atau sudah terpendam beberapa tahun sebelumnya.
Akhirnya dijelaskan hal-hal penting atau menarik dari ide yang akan
diwujudkan.
b. Rumusan Masalah
Berisi kalimat tanya tanpa tanda tanya berkaitan dengan masalah penciptaan,
atau kegelisahan kreatif, misalnya: Mengapa ide/masalah sepenting itu belum
ada yang mewujudkannya dalam karya seni. Bagaimana ide itu akan
diwujudkan dalam karya seni ....dlsb.
c. Orisinalitas
Orisinalitas bisa dirunut berdasarkan subjek/tema, materi subjek (subject
matter), ide, bentuk/konsep/cara ungkap, dan media/teknik. Dalam pemaparan
orisinalitas belum cukup hanya diberikan penjelasan bersifat subjektif/internal,
seperti pengakuan penulis bahwa ia tidak meniru karya siapapun, tetapi perlu
membuat komparasi dengan karya-karya terdahulu/seniman lain yang
menggarap subjek/tema/ide serupa, atau dengan gaya serupa. Pada aspek
apanya karya anda paling orisinal?
d. Tujuan dan Manfaat
- Tujuan (Berisi butir-butir pemikiran berkaitan langsung dengan karya seni
yang akan diciptakan (ide dan bentuk/wujudnya), permasalahan bidang
ilmu/cabang seni ybs.; contoh: menciptakan karya lukisan yang
mengungkapkan kontradiksi budayatradisional dan modern, dengan gaya
surealistik, menggunakan cat minyak di atas kanvas).
- Manfaat (Jika tujuan tercapai, apa manfaatnya bagi diri sendiri/personal,
bagi masyarakat/sosial, bagi cabang seni/bidang ilmu, bagi lembaga).

2.2 KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR


A. Kerangka Teori
Kerangka teori memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari mana sudut
masalah penelitian akan disorot. Untuk itulah perlu disusun kerangka teori yang akan
menjadi landasan berpikir bagi penulis dalam menganalisis masalah penelitian.
Sebagai bentuk kegiatan ilmiah, setiap penelitian memerlukan landasan kerja berupa
teori yang merupakan kumpulan defenisi-defenisi yang membantu menjelaskan suatu
permasalahan. Teori sebagai hasil perenungan yang mendalam, mensistem dan
terstruktur terhadap gejala-gejala alam berfungsi sebagai pengarah dalam kegiatan
penelitian. Teori adalah seperangkat dalil atau prinsip umum yang saling berhubungan
(hipotesis yang diuji berulang kali) mengenai aspek-aspek sesuatu realitas yang
berfungsi untuk menerangkan, meramalkan, atau memprediksi, dan menemukan
keterpautan fakta-fakta secara sistematis.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir banyak digunakan untuk memudahkan penulis dalam mengerjakan
karya tulis. Bukan hanya untuk buku, novel, atau artikel, kerangka berpikir juga dapat
digunakan dalam pembuatan karya tulis ilmiah, seperti laporan penelitian, skripsi,
thesis, dan semacamnya. Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan
sebagai diagram yang berperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan
ditulis. Polancik menempatkan hal ini untuk kepentingan penelitian. Dimana
kerangka berpikir tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian. pertanyaan
itulah yang menggambarkan himpunan, konsep atau mempresentasikan hubungan
antara beberapa konsep.

2.3 METODE
Dalam garis besar proses penciptaan seni dapat terdiri dari tiga tahap penting: tahap
ide, tahap perancangan, dan tahap pelaksanaan. Walaupun demikian tahap-tahap tersebut
dapat lebih dielaborasi sebagaimana dua model di bawah ini.
Metode penciptaan diketahui sebagai cara mewujudkan karya seni secara sistematik.
Salah satu contoh metode dan tahap-tahap dalam penciptaan seni yang diacu dari
pandangan Hawkins (1991) adalah meliputi:
a. Eksplorasi
- penetapan tema, ide, dan judul karya
- berfikir, berimajinasi, merasakan, menanggapi dan menafsirkan tema
terpilih.
b. Improvisasi/Eksperimentasi
- memilih, membedakan, mempertimbangkan, menciptakan harmonisasi dan
kontras-kontras tertentu
- menemukan integritas dan kesatuan dalam berbagai percobaan.
c. Pembentukan/pewujudan
- menentukan bentuk ciptaan dengan menggabungkan simbol-simbol yang
dihasilkan dari berbagai percobaan yang telah dilakukan
- menentukan kesatuan dan parameter yang lain, seperti gerak dan iringan,
busana, dan warna
- pemberian bobot seni, dramatisasi, dan bobot spiritualitas.
Contoh/model yang lain sebagaimana yang ditawarkan oleh Konsorsium Seni, meliputi:
a. persiapan, berupa pengamatan, pengumpulan informasi dan gagasan
b. elaborasi, untuk menetapkan gagasan pokok melalui analisis, integrasi,
abstraksi, generalisasi, dan transmutasi
c. sintesis, untuk mewujudkan konsepsi karya seni
d. realisasi konsep ke dalam berbagai media seni, dan penyelesaian, ke dalam
bentuk akhir karya seni.
Mengingat keunikan masing-masing cabang seni, maka materi kegiatan dan uraiannya
disesuaikan dengan minat utama yang dipilih mahasiswa. Selain itu, dalam kenyataannya
tahap-tahap itu tidak selalu berurutan bahkan kadangkala saling tumpang tindih, dan hasil
akhirnya tidak sama sebangun dengan rancangannya, mengingat ada ciptaan yang sangat
terencana (misal bidang Disain), dan ada yang sangat improvisatif.

2.4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Secara umum pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma penelitian
yang cukup dominan adalah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang
kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif
berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki
kedalaman bahasan yang tak terbatas.
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si peneliti sebagai
instrumen. Lincoln dan Guba mengemukakan bahwa dalam pendekatan kualitatif peneliti
seyogianya memanfaatkan diri sebagai instrumen, karena instrumen nonmanusia sulit
digunakan secara luwes untuk menangkap berbagai realitas dan interaksi yang terjadi.
Peneliti harus mampu mengungkap gejala sosial di lapangan dengan mengerahkan
segenap fungsi inderawinya.5 Dengan demikian, peneliti harus dapat diterima oleh
informan dan lingkungannya agar mampu mengungkap data yang tersembunyi melalui
bahasa tutur, bahasa tubuh, perilaku maupun ungkapan-ungkapan yang berkembang
dalam dunia dan lingkungan informan.
Perbedaan penting kedua pendekatan berkaitan dengan pengumpulan data. Dalam
tradisi kuantitatif instrumen yang digunakan telah ditentukan sebelumnya dan tertata
dengan baik sehingga tidak banyak memberi peluang bagi fleksibilitas, masukan
imajinatif dan refleksitas. Instrumen yang biasa dipakai adalah angket (kuesioner). Dalam
tradisi kualitatif, peneliti harus menggunakan diri mereka sebagai instrumen, mengikuti
asumsi-asumsi kultural sekaligus mengikuti data.
Kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Pendekatan kualitatif banyak memakan waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya
tidak baku, desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang
berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan
subyektifitas peneliti.
Pendekatan kuantitatif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variabel-variabel
lain yang dapat berpengaruh terhadap proses penelitian baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan
dalam proses penentuan sampel, pengambilan data dan penentuan alat analisisnya.
A. Data Kuantitatif
 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data perlu disesuaikan dengan tipe data. Pilihan teknik
tersebut didasari pertimbangan berikut (Zelditch, 1979):
- Syarat kecukupan informasi
Apakah teknik tersebut memberi peluang peneliti untuk memperoleh
pengertian yang mendalam dan tepat
- Syarat efisiensi
Data diperoleh secara mencukupi dengan korbanan sekecil-kecilnya dalam
hal waktu, akses dan biaya.
- Syarat pertimbangan etika
Tidak mengusik rasa aman atau privasi, tidak mengandung bahaya atau
resiko, serta tidak menyalahi hak-hak asasi manusia.
Peneliti sendiri perlu mempertimbangkan dirinya (Lofland, dikutip Sitorus, 1998):
- peneliti kualitatif cukup dekat dengan orang-orang atau situasi yang
diteliti, sehingga dimungkinkan pemahaman mendalam dan rinci tentang
hal-hal yang sedang berlangsung.
- peneliti kualitatif berupaya menangkap hal-hal yang secara aktual terjadi
dan yang dikatakan subyek penelitian.
Sumber data primer adalah responden dan informan. Responden berbeda dari
informan. Responden adalah sumber data tentang keragaman dalam gejala-gejala,
berkaitan dengan perasaan, kebiasaan, sikap, motif dan persepsi. Sedangkan
informan ialah sumber data yang berhubungan dengan pihak ketiga, dan data
tentang hal-hal yang melembaga atau gejala umum.
Sesuai dengan sifat luwes dalam desain penelitian kualitatif, maka tidak ada
rincian jumlah dan tipe informan secara pasti. Hanya ada rencana umum mengenai
siapa yang akan diwawancarai dan bagaimana menemukannya di lapangan.
Responden dipilih secara sengaja, setelah sebelumnya membuat tipologi (ideal)
individu dalam masyarakat. Yang penting di sini bukanlah jumlah responden
kasusnya, tetapi potensi tiap responden kasus untuk memberi pemahaman teoritis
yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.
Peneliti dianjurkan mewawancarai orang yang akrab atau mengenal suatu
topik atau peristiwa. Penting untuk mengubah-ubah tipe orang yang
diwawancarai, sampai peneliti dapat mengungkapkan keseluruhan pandangan
subyek penelitian. Titik ini dianggap tercapai apabila tambahan responden atau
informan tidak lagi menghasilkan pengetahuan baru (titik jenuh).
Pilihan informan tergantung kepada jenis informasi yang hendak
dikumpulkan, yang ditemukan dari teknik bola salju. Dalam teknik ini peneliti
harus mengenal beberapa informan kunci dan meminta mereka
memperkenalkannya kepada informan lain. Informan kunci dapat ditemukan
melalui cara:
- bertanya kepada teman, saudara, dan kontak pribadi.
- terlibat bersama masyarakat yang ingin dipelajari
- mendekati berbagai organisasi dan badan terkait

 Teknik Pengolahan Data


Data dalam penelitian kuantitatif merupakan hasil pengukuran terhadap
keberadaan suatu variabel. Variabel yang diukur merupakan gejala yang menjadi
sasaran pengamatan penelitian. Data yang diperoleh melalui pengukuran variabel
dapat berupa data nominal, ordinal, interval atau rasio. Pengolahan data adalah
suatu proses untuk mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang siap
dianalisis. Pengolahan data meliputi kegiatan pengeditan data, tranformasi data
(coding), serta penyajian data sehingga diperoleh data yang lengkap dari
masingmasing obyek untuk setiap variabel yang diteliti.
- Pengeditan Data (Editing)
Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan.
Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw data)
tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Pengeditan
data dilakukan untuk melengkapi kekurangan atau menghilangkan
kesalahan yang terdapat pada data mentah. Kekurangan dapat dilengkapi
dengan mengulangi pengumpulan data atau dengan cara penyisipan
(interpolasi) data. Kesalahan data dapat dihilangkan dengan membuang
data yang tidak memenuhi syarat untuk dianalisis.
- Coding dan Tranformasi Data
Coding (pengkodean) data adalah pemberian kode-kode tertentu pada
tiaptiap data termasuk memberikan kategori untuk jenis data yang sama.
Kode adalah simbol tertertu dalam bentuk huruf atau angka untuk
memberikan identitas data. Kode yang diberikan dapat memiliki makna
sebagai data kuantitatif (berbentuk skor). Kuantikasi atau transformasi data
menjadi data kuantitatif dapat dilakukan dengan memberikan skor
terhadap setiap jenis data dengan mengikuti kaidahkaidah dalam skala
pengukuran.
- Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara
membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis.
Tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas semua data yang akan
dianalisis. Pemisahan tabel akan menyulitkan peneliti dalam proses
analisis data.
B. Data Kualitatif
 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, data dikumpulkan dalam aneka macam cara, yakni
observasi, wawancara dan dokumentasi. Beberapa tahapan yang menjadi metode
dalam pengumpulan data penelitian ini, meliputi :
- Dokumentasi
Data yang digali dalam penelitian tesis melalui metode ini mengenai
keadaan geografis dan demografis lokasi penelitian, sarana dan aktivitas
usaha, budaya dan keagamaan, sarana dan tingkat social di wilayah
penelitian. Pada teknik ini melibatkan tiga faktor, yaitu latar penelitian,
orang-orang yang terlibat, dan segala sesuatu yang dihasilkan melalui
keterlibatan orang-orang tersebut. Teknik dokumen ini berkaitan dengan
sumber terakhir, interaksi bermakna antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, interaksi internal dalam diri sendiri, seperti
hasil karya ilmiah maupun nonilmiah.
- Observasi
Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap fokus permasalahan yang diteliti.
Menurut Lexy J. Maleong, metode observasi ditandai dengan adanya
interaksi sosial secara langsung antara peneliti dengan apa yang diteliti,
yang membutuhkan waktu realtif lama.
- Interview
Pengumpulan data yang diperoleh melalui tanya jawab dengan data secara
langsung. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas
namun terpimpin, maksudnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah
disiapkan terlebih dahulu.

 Teknik Pengolahan Data


Setelah data-data yang diperlukan sudah tergali dan terkumpul, maka langkah
selanjutnya mengolah data tersebut menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
- Editing (Pemeriksaan Data)
Editing adalah meneliti data-data yang telah diperoleh, terutama dari
kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, kejelasanmakna,kesesuaian dan
relevansinya dengan data yang lain.
- Classifying (Klasifikasi) Classifying adalah proses pengelompokan semua
data baik yang berasal dari hasil wawancara dengan subyek penelitian,
pengamatan dan pencatatan langsung di lapangan atau observsi. Seluruh
data yang didapat tersebut dibaca dan ditelaah secara mendalam, kemudian
digolongkan sesuai kebutuhan. Hal ini dilakukan agar data yang telah
diperoleh menjadi mudah dibaca dan dipahami, serta memberikan
informasi yang objektif yang diperlukan oleh peneliti. Kemudian data-data
tersebut dipilah dalam bagian-bagian yang memiliki persamaan
berdasarkan data yang diperoleh pada saat wawancara dan observasi serta
data yang diperoleh dari dokumen.
- Verifying (Verifikasi)
Verifying adalah proses memeriksa data dan informasi yang telah didapat
dari lapangan agar validitas data dapat diakui dan digunakan dalam
penelitian.61 d.
- Concluding (Kesimpulan)
Selanjutnya adalah kesimpulan, yaitu adalah langkah terakhir dalam proses
pengolahan data. Kesimpulan inilah yang nantinya akan menjadi sebuah
data terkait dengan objek penelitian peneliti. Hal ini disebut dengan istilah
concluding, yaitu kesimpulan atas proses pengolahan data yang terdiri dari
tiga proses sebelumnya: editing, classifying, dan verifying.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Kerangka teori memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari mana sudut
masalah penelitian akan disorot. Untuk itulah perlu disusun kerangka teori yang akan
menjadi landasan berpikir bagi penulis dalam menganalisis masalah penelitian.
Kerangka berpikir banyak digunakan untuk memudahkan penulis dalam mengerjakan
karya tulis. Bukan hanya untuk buku, novel, atau artikel, kerangka berpikir juga dapat
digunakan dalam pembuatan karya tulis ilmiah, seperti laporan penelitian, skripsi, thesis,
dan semacamnya.
DAFTAR PUSTAKA

 NARADA, E. J., et al. Sistematika Penulisan Jurnal Narada. Narada, 4.3: 291094.
 PENYUSUN, Tim. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jember: IAIN Jember,
2009.
 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif, PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung. 2000, hlm. 329.
 AEDI, Nur. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2010, 90.

Anda mungkin juga menyukai