Analisa Cacat Coran Kaula
Analisa Cacat Coran Kaula
(P5)
1. TUJUAN PRAKTIKUM
1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui jenis-jenis cacat coran dan menganalisa penyebabnya.
1.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengidentifikasi cacat coran pada benda-benda
produksi.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi penyebab-penyebab cacat pada coran.
Mahasiswa mampu menanggulangi cacat coran berdasarkan ciri-ciri dari
cacat itu sendiri.
2. DASAR TEORI
Cacat coran merupakan indikator suatu kesalahan. Analisa cacat coran
umumnya dilaksanakan setelah jumlah cacat yang terjadi sedemikian rupa
sehingga melampaui ambang batas yang diijinkan. Dengan demikian kesalahan
yang merugikan pasti telah terjadi bahkan mungkin sudah sejak perancangan
ataupun pada proses pengerjaan.
Untuk menemukan masalah ini, agar dapat dilakukan perbaikan dengan
tepat, diperlukan metode analisa yang efektif serta dilaksanakan oleh sumber
daya manusia yang memiliki kualifikasi cukup serta objektif. Prosedur analisa
cacat sebagaimana disarankan oleh The American Foundrymen’s Society.
1. Identifikasi cacat.
Identifikasi cacat dilakukan untuk memastikan jenis cacat yang
ditemukan pada produk cor, sebab suatu pernyataan yang benar, konsisten
dan lengkap tentang kesalahan ini, tidak berbeda dengan telah melakukan
suatu pemecahan masalah. Dengan demikian pengamatan, pengukuran,
maupun pengujian secara cermat perlu dilakukan agar jenis cacat dapat
dinyatakan dengan tanpa keraguan.
Upaya identifikasi ini seharusnya merupakan faktor terbesar pada
analisa cacat coran baik dari waktu, biasya maupun pemikiran karena
memang demikianlah harga untuk suatu pernyataan yang tidak terbantahkan.
2. Pengumpulan data
Data menjadi bagian yang penting dalam menerapkan prosedur analisa
cacat. Oleh karenanya data yang lengkap serta memiliki mampu telusur yang
baik (treaceable) menjadi suatu keharusan.
Gambaran-gambaran berdasarkan data yang ada akan memberikan
ilustrasi cacat umum untuk mendiagnosa cacat cor, yang mana terkadang
cacat yang berbeda bisa terlihat sama. Jadi kita tidak bisa hanya
menggunakan satu fakta/data dalam menduga penyebab cacat tersebut
karena mungkin terdapat berbagai alasan lain sebagai penyebab masalah itu.
4. Perumusan masalah
Bila langkah 2 dan 3 berhasil dituntaskan, maka perumusan menuju ke
pemecahan masalah yang tepat baru dapat dilakukan. Perumusan harus
dilakukan seobjektif mungkin berdasarkan temuan-temuan dari data. Fakta-
fakta baru yang muncul pada tahap ini sebaiknya dihindari. Sebab bila
demikian berarti tahap 3 belum berhasil dituntaskan.
5. Percobaan penanggulangan
Pada kebanyakan usaha, justru tahap ini sering menjadi awal langkah
tanpa landasan pengetahuan yang mendasar pada masalah yang sedang
dihadapi. Prosedur analisa cacat coran mewajibkan kita untuk patuh
terhadap tahap-tahap yang ditentukan sebagaimana telah diuraikan.
Berdasarkan prosedur diatas, pada akhirnya akan ditemukan pokok kesalahan
dengan beberapa alternatif kemungkinan penganggulangan yang saluruhnya
harus dicoba-terapkan. Hasil dari suatu uji coba belum tentu akan segera
memecahkan masakah sehingga perlu dilakukan coba pemecahan lainnya.
6. Langkah antisipasi
Terkadang banyak yang langsung melakukan langkah ini tanpa melalui
tahap 1 sampai dengan 5. dan sebagai akibat adalah akan pemborosan atau
membuang biaya. Perubahan yang umumnya merupakan perbaharuan proses,
hanya boleh dilakukan pada bagaian akhir prosedur serta merupakan tahap
pemecahan masalah, bukan diawal.
SUMBER CACAT
Sumber cacat adalah penyebab paling mendasar dari timbulnya suatu cacat.
Yang menjadi sumber timbulnya berbagai macam cacat coran ada sepuluh sumber,
antara lain:
1. konstruksi coran
2. pola serta kelengkapannya
3. rangka cetak
4. perangcangan coran
5. pasir cetak/inti
6. pembuatan inti
7. pembuatan cetakan
8. komposisi bahan
9. proses peleburan
10. penuangan, dll.
3. DATA PRAKTIKUM
Penyebab Reject
Hari Benda JMl Jadi Reject
Pasir Inti Gas Croos Uncom Sambun
join plet gan
dingin
senin Control Cage 25 20 5 3 1 1 - - -
selasa Wear Blade 120 109 11 5 - 2 4 - -
rabu Impeler 3 2 1 - - 1 - - -
Drive Wheel 8 8 - - - - - - -
Rahang tetep 1 1 - - - - - - -
Baut 32 28 4 - - 2 - - -
Pintle chain 710k 78 44 34 14 7 1 8 4
kamis Pintle chain 710 204 128 76 29 - - 24 - 26
Palu a+b 12 11 1 - - 1 - - -
jumat Batang bergigi 4 5 - 4 2 - 6
Senin
√ Control cage
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah : 20
√ Side liner
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah :7
√ Wear blade
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah :4
Selasa
√ Casing liner
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah :2
√ Roda lori
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah : 26
√ Side liner
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah :6
Rabu
√ Impeler
Jenis pengerjaan : Pemotongan sistem saluran
Jumlah :4
√ Drive whell
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah :8
√ Rahang tetap
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah :1
√ Baut
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah : 28
Kamis
√ Palu A+B
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah : 11
√ Drive well
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah :8
√ Palu desintegrator
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah : 40
√ Brake drum
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah :1
√ Pintle chain 710k
Jenis pengerjaan : Penggerindaan
Jumlah : 44
Jumat
√ palu desintegrator
Jenis pengerjaan : Pengelasan
Jumlah : 35
√ Baut
Jenis pengerjaan : Pengelasan
Jumlah : 12
√ Palu A+B
Jenis pengerjaan : Pengelasan
Jumlah :7
√ Casing liner
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah :2
√ Distributor
Jenis pengerjaan : Penggerindaan
Jumlah : 24
√ Control cage
Jenis pengerjaan : Penggerindaan
Jumlah :6
√ Wear blade
Jenis pengerjaan : Penggerindaan (Finishing)
Jumlah : 15
1.cacat inti
Ciri-ciri :
- pada bagian atas profil benda tidak terbentuk/tidak terisi cairan.
3. cacat inklusi
Ciri-ciri :
- berada pada bagian atas
- Berupa lubang dengan geometri takberaturan
- Kecil, bila besar merupakan koloni dari lubang kecil-kecil
- Sering diikuti dengan lubang gas
Penyebab : Terak atau bahan lain yang masuk pada saat penuangan atau
yang berada di dalam cetakan dan tidak terbersihkan.
5. Cacat Pasir
Ciri-ciri :
- Erosi : pasir yang terbawa hanyut oleh aliran cairan. Umumnya kecil-kecil,
berada dibagian atas coran serta pada jalur aliran
- Timbunan pasir : pasir sudah rontok sebelum cetakan di cor. Ukuran cacat
ini bisa besar dan biasanya berada dibagian bawah terutama pada sudut
coran.
- Pasir rontok : pasir yang rontok pada saat cetakan dicor. Cacat ini terletak
dibagian atas, besar serta diikuti denganbagian coran yang tidak sempurna.
Penyabab : Terjadi akibat dari adanya daerah pada pojok coran yang cukup sempit
sehingga mengakibatkan terjadinya efek sudut pasir, serta tekanan udara luar yang
lebih besar dari tekanan didalam rongga cetakan
8. Cacat sirip
Ciri-ciri :
- Banyak terdapat pada pojok coran
- Bila dipermukaan sering diikiuti dengan permukaan yang kasar
Penyebab : Retaknya permukaan cetakan atau inti yang mudah terisi ataupun bisa
karena adanya jarak antara cetakan atas dan cetakan bawah yang terisi cairan.
Penentuan jenis cacat diatas di dasarkan pada ciri-ciri yang terlihat secara
visual dan berpedoman pada modul diktat Analisa Cacat Coran.
4. KESIMPULAN