Anda di halaman 1dari 5

Sejarah KSP/Kopdit Citra Hidup Tribuana

KSP/Kopdit Citra Hidup Tribuana lahir dari pergumulan GMIT (Gereja Masehi Injili di Timor) melalui
Yayasan Alfa Omega (YAO). YAO sebagai salah satu Badan Diakonia GMIT dipercayakan untuk
melaksanakan diakonia sosial Gereja untuk memberdayakan masyarakat di NTT, khususnya warga GMIT.
Kabupaten Alor sebagai salah satu wilayah pelayanan GMIT mendapatkan perhatian dan pelayanan dari
YAO sejak tahun 1985 dan baru pada tahun 1992 ditempatkan Bapak Ir. Yustus Y. Maro sebagai
pemerhati wilayah Alor. Tugas yang diemban oleh seorang pemerhati adalah pengorganisasian
kelompok masyarakat, membuat perencanaan bersama masyarakat, menghubungkan kelompok
masyarakat dengan mitra-mitra dan pendampingan. Kegiatan utama dari kelompok-kelompok
dampingan adalah pertanian, peternakan, perikanan, pelestarian lingkungan, simpan pinjam, perkiosan
dan pemasaran hasil. Kelompok dan kegiatannya terus berkembang sehingga pada tahun 2001, YAO
membuka cabang di Alor.
Setelah satu tahun berjalan oleh karena kebutuhan jemaat-jemaat di Alor terhadap sebuah wadah
diakonia maka melalui kesepakatan para pimpinan gereja di Alor dan pimpinan YAOmeningkatkan YAO
Cabang Alor sebagai sebuah lembaga diakonia bagi gereja-gereja di Alor. Lembaga itu bernama “Yayasan
Citra Hidup” (YCH) yang dipimpin oleh Bapak Ir. Yustus Y. Maro. Pada tanggal 22 Agustus 2002 dengan
berlokasi di Fanating diadakan ibadah untuk pendirian YCH. Ibadah ini dihadiri oleh Para Ketua Klasis,
Para Pendeta, Tokoh Jemaat dan Warga Jemaat, Kelompok Dampingan YAO, Bupati dan DPRD Alor,
serta Undangan lainnya.
YCH dalam pelayanannya terus mendampingi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang telah ada
dan membentuk beberapa KSM baru yang bergerak pada beberapa unit usaha antara lain: unit usaha
pertanian, unit usaha peternakan, unit usaha perkiosan dan unit usaha simpan-pinjam. Beberapa Unit
Usaha Simpan Pinjam yang dibentuk oleh YCH meliputi :
1. KSP (Kelompok Simpan Pinjam) Manggariang di Desa Lendola (kata Manggariang diambil dari bahasa
daerah Adang yang artinya pelihara). KSP Manggariang terbentuk pada bulan September 2003
dengan jumlah anggota awal sebanyak 9 orang dari komunitas keluarga Alila dengan modal sebesar
Rp. 495.000,- dan hingga pada 31 Desember 2006 jumlah anggota menjadi 52 orang dengan jumlah
modal sebesar Rp. 60.900.700,-.
2. KSP Imanuel (kata Imanuel diambil dari istilah dalam Alkitab yang artinya Allah beserta kita), KSP
Imanuel terbentuk pada bulan Juni 2006 dengan jumlah anggota awal 11orang dari kalangan Jemaat
Pola Tribuana Kalabahi dengan modal sebesar Rp. 1.155.000,- hingga pada 31 Desember 2006 jumlah
anggota menjadi 87 orang dengan modal sebesar Rp. 28.226.200,-
3. KSP Mahensah (kata Mahensah diambil dari bahasa daerah Adang yang artinya Terima Kasih). KSP
Mahensah dibentuk pada tahun 2004 dengan jumlah anggota awal sebanyak 10 orang dari
komunitas keluarga muslim di Wahing dan pada 31 Desember 2006 jumlah anggota menjadi 15
orang dengan modal sebesar Rp. 5.029.000,-
YCH sebagai lembaga diakonia gereja-gereja di Tribuana Alor bersama dengan Klasis Alor Barat Laut
(ABAL) membuat sebuah Semiloka pada bulan Juli 2006 dengan topik “Gereja dan Pengembangan
Ekonomi di Era Kapitalisme Global”. Peserta yang terlibat adalah para pendeta se-Klasis ABAL (Alor Barat
Laut), beberapa Ketua Klasis di Alor-Tribuana, tokoh-tokoh jemaat, serta pengurus KSP dan KSM
dampingan YCH. Rekomendasi dari diskusi ini adalah untuk membangun sebuah institusi ekonomi oleh
gereja dalam rangka menanggapi kapitalisme global. Studi itu merekomendasikan bahwa bentuk
institusi yang tepat adalah “KOPERASI KREDIT(KOPDIT) atau CREDIT UNION (CU)”. Harapan yang
terkandung dari seluruh peserta saat itu, bahwa dalam jangka panjang Kopdit/CU di Tribuana akan
menjadi sebuah kekuatan ekonomi GMIT yang dapat memberikan kontribusi bagi GMIT dalam
meningkatkan ekonomi jemaat di daerah ini.
Menindaklanjuti rekomendasi ini maka YCH memfasilitasi diskusi diantara tiga KSP, yakni
Manggariang, Imanuel dan Mahensah dan bersepakat untuk melakukan RAT (Rapat Anggota Tahunan)
Tahun Buku 2006 secara bersama. RAT bersama ini dilaksanakan di bawah koordinasi Bapak Ir. Yustus Y.
Maro, Bapak Soedarmo Tandiyono dan Bapak Pdt. Yakobus Pulamau, STh.
Pada Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Januari 2007, bertempat di Gedung Kebaktian Jemaat Pola Tribuana
Kalabahi, dilakukan RAT bersama 3 (tiga) Kelompok Simpan Pinjam yang dihadiri oleh 154 orang anggota
dan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Alor. Melalui RAT, secara musyawarah dan mufakat, telah
disepakati beberapa hal sebagai berikut :
(1) Menggabungkan 3 (tiga) KSP (Kelompok Simpan Pinjam), yakni : KSP Manggariang, KSP Imanuel dan
KSP Mahensah menjadi Koperasi Simpan Pinjam dan diberi nama “KOPERASI SIMPAN PINJAM
KOPDIT CITRA HIDUP TRIBUANA” dengan keanggotaan awal KSP Kopdit Citra Hidup Tribuana
berjumlah 154 (seratus lima puluh empat) anggota (laki-laki berjumlah 75 orang dan perempuan
berjumlah 79 orang) dan aset sebesar Rp. 94.155.900,- (Sembilan puluh empat juta seratus lima
puluh lima ribu Sembilan ratus rupiah)
(2) Kepengurusan pada saat Pembentukan KSP/Kopdit Citra Hidup Tribuana, Tanggal 27 Januari 2007
terdiri dari :
PENASIHAT :
(1) Pdt. Ishak A. Laufra, STh
(2) Pdt. Emr. F. Pulinggomang
(3) Tahir Maro
PENGURUS :
(1) Ketua : Ir. Yustus Y. Maro
(2) Wakil Ketua I : Pdt. Yakobus Pulamau, STh
(3) Wakil Ketua II : Sudarmo Tandiyono
(4) Sekretaris : James Nalle
(5) Bendahara : Debora Duly Saly
(6) Panitia Pendidikan :
Ketua : Pdt. Yakobus Pulamau, STh
Anggota : Pdt. Helda M. Sir Seo, STh
Anggota : Beny Bantara, STh
(7) Panitia Kredit :
Ketua : Sudarmo Tandiyono
Anggota : Nikolas D. Maro, SPd
Anggota : Anderias Malaikosa, SH
PENGAWAS :
(1) Ketua : Sam R. Duka
(2) Sekretaris : Persis Baso
(3) Anggota : Dra. Sri Murjonowati Matabei
(3) RAT menyetujui dan mengesahkan konsep AD (Anggaran Dasar) yang telah dibuat dan disampaikan
oleh pimpinan rapat menjadi Anggaran Dasar KSP Kopdit Citra Hidup Tribuana
(4) Pada rapat pembentukan KSP Kopdit Citra Hidup Tribuana ini juga telah disepakati beberapa
ketentuan, antara lain :
(a) Simpanan Pokok sebesar Rp 150.000; Simpanan Wajib Rp 10.000; Simpanan Sukarela tidak
ditentukan jumlahnya.
(b) Pelayanan dilakukan setiap minggu ke dua setiap bulannya.
(c) Bunga pinjaman sebesar 2% (dua persen) menurun setiap bulan
(d) Pinjaman di atas simpanan, tetapi kurang dari Rp 500.000 harus ditandatangani oleh
suami/istri peminjam dengan materai secukupnya (materai 3.000)
(e) Pinjaman di bawah simpanan, tetapi di atas Rp 500.000 harus ditandatangani oleh suami/istri
peminjam dengan materai secukupnya (materai 6.000) dan menggunakan barang jaminan
berupa BPKB atau Sertifikat tanah.
(f) Jangka waktu pinjaman pendek (0 – 5 bulan); jangka menengah (>5 - 10 bulan) dan jangka
panjang (>10 - 20 bulan).
(g) Rapat bulanan dilakukan pada minggu ke-2 bulan berjalan di sekretariat KSP Kopdit Citra
Hidup Tribuana
(h) Rapat Badan Pengurus dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali

Pada bulan Nopember 2006, Bapak PAULUS NAWA,BA (Manajer Kopdit Lego-Lego), memperkenalkan
adanya BK3D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah) Timor/Puskopdit Timor di Kupang yang menjadi
wadah kerjasama antar koperasi kredit atau Credit Union dalam pengembangan organisasi dan
kelembagaan, pelayanan silang pinjam, perlindungan simpanan/pinjaman dan sebagainya kepada
pengurus.
Pada bulan Januari 2007, pengurus mengangkat seorang karyawan atas nama MARTHEDA DULY SALY
sebagai staf pengelola harian untuk melakukan pelayanan harian kepada anggota dan dibantu oleh para
Pengurus secara piket bergilir. Selanjutnya dalam rangka memperkuatorganisasi dan membangun
jaringan kerjasama, maka KSP/Kopdit Citra Hidup Tribuana menjalin kerjasama dan menjadi anggota
Puskopdit BK3D Timur untuk memperoleh dukungan pendampingan dan permodalan usaha.
Secara kelembagaan KSP Kopdit Citra Hidup Tribuana memperoleh pengakuan dan pengesahan
badan hukum koperasi dari Kantor Dinas Koperasi dengan Badan Hukum Nomor : 01/BH/XXIV.1/V/2007,
Tanggal 16 Mei 2007
Arti dan Makna Nama KSP/Kopdit Citra Hidup Tribuana
Kata “CITRA”diambil dari bahasa Indonesia yang artinyagambar atau rupa. Sebuah nama yang
memiliki makna yang melambangkan penjiwaan/pencitraan masyarakat/penduduk Alor yang penuh
dengan semangat Kekeluargaan, Kegotong-royongan, Keramahan, Kejujuran, Sopan-Santun, Kerja
Keras, Toleransi, Rendah Hati dan saling menghargai diantara sesama.

Kata “HIDUP”diambil dari bahasa Indonesia yang artinya terus ada, bergerak dan bertumbuh.
Sebuah nama yang memiliki makna yang dilandasi oleh filosofi terhadap keberadaan kelembagaan
koperasi yang memiliki visi untuk mewujudkan koperasi yang sehat, mandiri, dapat dipercayai, dan
berkelanjutan dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan jaman.

Kata “TRIBUANA”merupakan gabungan dari 2 (dua) kata, yaitu : TRI dan BUANA
Kata “TRI” diambil dari bahasa sansekerta yang artinya Tiga dan kata “BUANA”diambil dari bahasa
indonesia yang artinya Pulau, sehingga secara harafiah kata TRIBUANA artinya Tiga Pulau. Sebuah
nama darigambaran Pulau Alor secara utuh yang terdiri dari 3 (tiga) pulau besar yaitu : Pulau Alor,
Pulau Pura dan Pulau Pantar. Pemilihan nama ini dilatarbelakangi oleh keberagaman (pluralisme)
masyarakat Alor yang memiliki perbedaan suku, golongan, agama, budaya dan adat istiadat yang
kemudian bersedia untuk menerima keberagaman (pluralitas) itu dalam bingkai“TRIBUANA”.
Dari arti kata yang terkandung di dalam nama tersebut maka “Kopdit Citra Hidup Tribuana” adalah
merupakan wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki perbedaan suku, golongan, agama,
budaya dan adat istiadat, tetapi mempunyai semangat persaudaraan dalam kebersamaansaling
percaya dan saling membantuuntuk terus bertumbuh dalam menghadapi berbagai masalah dan
tantangan zaman.
Oleh karena itu peran dan fungsi KSP Kopdit Citra Hidup Tribuana kedepan akan menyesuaikan
(menyelaraskan) gerak langkah masyarakat sebagai bagian kegiatan agen pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat, sehingga setiap anggota akan memperoleh rasa aman untuk bisa
memenuhi segala kebutuhan hidupnya, karena adanya semangat kerjasama, saling percaya, dan
selalu mebangun kebersamaan.
Dalam perjalanan selanjutnya, KSP Kopdit Citra Hidup Tribuana harus menyesuaikan diri dengan
regulasi terkini dimana pemberian nama untuk semua koperasi hanya maksimal 3 (tiga) kata
sehingga pada saat pengurusan NIK (Nomor Induk Koperasi) sampai dikeluarkannya Nomor Induk
Koperasi (NIK), nama “KSP Kopdit Citra Hidup Tribuana” telah berubah menjadi “KSP/Kopdit Citra
Hidup Tribuana”
Menjaring masa depan yang aman dan gemilang
KSP/Kopdit Citra Hidup Tribuana merupakan badan usaha berbadan hukum yang merupakan wadah
kerjasama antar anggota dan masyarakat untuk memenuhi berbagai aspirasi dan kebutuhandalam
rangka peningkatan kesejahteraan anggota maupun masyarakat di lingkungannya. Sebagai bagian
dari gerakan ekonomi, koperasi memiliki peran dan fungsi untuk mengembangkan partisipasi dan
komitmen anggota-anggota serta para pihak (stake holder) dalam rangka membangun tatanan
ekonomi lokal, regional. KSP/Kopdit Citra Hidup Tribuana juga merupakan bagian dari gerakan
pemberdayaan masyarakat untuk membangun kesadaran bersama guna mewujudkan masyarakat
sipil, demokratis, bebas dari keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan, tetap berpegang pada
nilai luhur, norma kehidupan dan tradisi bangsa.
Dimasa mendatang KSP/Kopdit Citra Hidup Tribuana diharapkan bisa menjadi lembaga keuangan
yang terpercaya, aman, dikelola secara professional, tangguh, mandiri tetap berpegang pada nilai-
nilai dan prinsip-prinsip koperasi dan menjadi tumpuan anggota dan masyarakat dalam
mendayagunakan potensinya serta menjadi sumber utama pembiayaan bagi pengembangan usaha
dan peningkatan kesejahteraan.
Untuk mewujudkan impian tersebut, KSP/Kopdit Citra Hidup Tribuana akan senantiasa meningkatkan
mutu dan kepercayaan lembaga, dengan mengembangkan semangat kerjasama dan kebersamaan,
peningkatan keberdayaan anggota, kelompok anggota serta masyarakat lingkungannya dan
membangun jaringan/kemitraan dengan gerakan koperasi , lembaga swasta, lembaga pemerintah.
Sebagai bagian dari kehidupan masyarakat, koperasi tidak bisa terlepas dari perkembangan dan dinamika
yang terjadi di lingkungan masyarakat dan tatanan kehidupan bangsa. Dalam era globalisasi dan pasar bebas,
koperasi dituntut untuk mampu menjaga keberlangsungan hidup lembaga dan mampu menghadapi berbagai
tantangan zaman. Untuk tetap mampu menjalankan misi lembaga, koperasi harus dikembangkan menjadi
organisasi (lembaga) ekonomi yang dinamis dan dikelola secara professional, berdasarkan prinsip-prinsip
manajemen bisnis.

Anda mungkin juga menyukai