CRITICAL THEORY Elda 2
CRITICAL THEORY Elda 2
Menurut jurnal “Analisis faktor penyebab pernikahan dini dan dampaknya bagi
pelakunya”dalam penelitian ini menyatakan bahwa dampak bagi remaja yang melakukan
pernikahan dini yaitu:
Remaja yang hamil akan lebih mudah menderita anemia selagi hamil dan
melahirkan, salah satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi.
Kehilangan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi. Pada kondisi
tertentu, anak yang melakukan pernikahan dini cenderung tidak memperhatikan
pendidikannya, apalagi ketika menikah langsung memperoleh keturunan, ia akan
disibukkan mengurus anak dan keluarganya, sehingga hal ini dapat
menghambatnya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Namun hal
ini dapat diminimalisir dengan dukungan keluarga penuh, serta ada bantuan dalam
kepengasuhan anak, akan dapat meminimalisir pasangan pernikahan dini untuk
dapat terus malanjutkan studinya.
Interaksi dengan lingkungab teman sebaya berkurang.
Bagaimanapun status baik sebagai suami maupun istri turut memberikan kontribusi
dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Bagi pasangan pernikahan dini, hal
ini dapat berpengaruh dalam berhubungan dengan teman sebaya. Mereka akan
merasa canggung atau enggan bergaul dengan teman sebayanya.Mereka berada
pada kondisi yang tidak menentu dalam status sosial, karena ketika bergaul dengan
orang tua, relitasnya mereka masih remaja, begitu juga sebaliknya, mau main
dengan teman sebayanya yang remaja, kenyataannya mereka sudah berstatus
sebagai suami maupun istri. Hal ini akan menyebabkan mereka mala justmen yaitu
penyesuaian diri yang salah. Maka bereka harus mampu beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dengan baik.
Sempitnya peluang mendapat kesempatan kerja yang otomatis mengekalkan
kemiskinan (status ekonomi keluarga rendah karena pendidikan yang minim)
Jadi menurut saya pernikahan dan kehamilan di usia dini mempunyai dampak yang sangat
berpengaruh terhadap kehidupan remaja tersebut.Wanita yang menikah di usia yang
sangat dini dapat berdampak pada kesehatan somatik tetapi ada juga dampak lain seperti
yang sudah dijelaskan dalam jurnal ini.
Ada juga cara agar dapat mengatasi malnutrsi yaitu dengan mengonsumsi makanan dengan variasi
makanan yang cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Tak hanya dari
asupan makanan, imbangi dengan gaya hidup sehat dan aktivitas fisik agar upaya pencegahan menjadi
lebih maksimal.
Jadi kesimpulan yang dapat saya ambil adalah malnutrisi tidak hanya terjadi pada anak-anak tetapi juga
pada orang dewasa dan penyenyebabnya bukan hanya dari faktor sosial dan ekonomi saja tetapi juga
pada asupan makan yang rendah,kondisi kesehatan mental yang buru,gangguan pencernaan yang
kurang baik,dan juga kecanduan alkohol yang berlebihan
Rehabilitasi
Pemakai atau pengguna narkotika dan korban penyalahguna narkotika wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial. Sampai saat ini, masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia adalah
ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umumnya.
7.Violence In The Family And The Need Psychoprophylactic Measures
Menerut artikel”Kementrian pemberdayaan permpuan dan perlindungan anak Republik
Indonesia’’penelitian ini memaparkan beberapa faktor penyebab kekerasan dalam rumah
tangga,fakor-faktornya itu sebagai berikut:
Faktor individu perempuan
jika dilihat dari bentuk pengesahan perkawinan, seperti melalui kawin siri, secara agama, adat,
kontrak, atau lainnya perempuan yang menikah secara siri, kontrak, dan lainnya berpotensi 1,42
kali lebih besar mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dibandingkan perempuan yang
menikah secara resmi diakui negara melalui catatan sipil atau KUA.
Faktor pasangan
perempuan yang suaminya memiliki pasangan lain beresiko 1,34 kali lebih besar
mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dibandingkan perempuan yang suaminya
tidak mempunyai istri/pasangan lain. Begitu juga dengan perempuan yang suaminya
berselingkuh dengan perempuan lain cenderung mengalami kekerasan fisik dan/atau
seksual 2,48 kali lebih besar dibandingkan yang tidak berselingkuh.
Faktor ekonomi
Aspek ekonomi merupakan aspek yang lebih dominan menjadi faktor kekerasan pada
perempuan dibandingkan dengan aspek pendidikan. Hal ini paling tidak diindikasikan oleh
pekerjaan pelaku yang sebagian besar adalah buruh, dimana kita tahu bahwa tingkat upah
buruh di Indonesia masih tergolong rendah dan hal ini berdampak pada tingkat
kesejahteraan rumahtangga.
Faktor sosial budaya
seperti timbulnya rasa khawatir akan bahaya kejahatan yang mengancam. Perempuan
yang selalu dibayangi kekhawatiran ini memiliki risiko 1,68 kali lebih besar mengalami
kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan, dibandingkan mereka yang tidak merasa
khawatir. Perempuan yang tinggal di daerah perkotaan memiliki risiko 1,2 kali lebih besar
mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh pasangan dibandingkan mereka yang
tinggal di daerah perdesaa
Jadi menurut kesimpulan saya Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya terbatas pada
kekerasan fisik, tetapi juga mencakup kekerasan emosional dan finansial. Bentuk-bentuk
kekerasan ini sering terkait dan seringkali sulit dipisahkan satu sama lain.
Kekerasan dalam rumah tangga dapat mempengaruhi individu dari segala usia, jenis kelamin,
dan status sosial. Baik pria maupun wanita dapat menjadi korban, meskipun wanita lebih
sering menjadi korban dalam kasus kekerasan yang melibatkan pasangan intim.
8. Meritocracy a myth? A multilevel perspective of how social inequality
accumulates through
Dalam artikel”Ketimpangan sosial sebagai salah satu sumber ancaman bagi
manusia’’Penelitian ini menjelaskan bahwa ketimpangan sosial merupakan salah satu isu yang
tidak akan habis jika dibahas,dikarenakan ketimpangan akan terus berlangsung selama tingkat
fertilitas didunia ini juga semakin bertmbah. Seperti Karl Marx dalam teori kelas sosialnya
yang berpendapat bahwa ada 3 kelas sosial, yakni upper class, middle class, serta pada kelas
terakhir ada lower class. Salah satu contoh dari ketimpangan sosial yang sangat nyata dan
bisa dilihat sendiri oleh mata kepala adalah ketimpangan antara masyarakat kaya dan
masyarakat miskin.
Jadi kesimpulan menurut saya adalah ketimpangan sosial bukan saja terjadi hanya dalam
dunia pekerjaan di perkantoran atau dimanapun tetapi ketimpangan sosial juga bisa terjadi
karena adanya ketidak setaraan ekonomi sosial di dalam masyarakat,hal ini juga yang
dijelaskan oleh Karl Marx di dalam teori kelas sosialnya.
9. The Role of MSME on Unemployment in Indonesia
Menurut jurnal”Stigma sosial adalah faktor penyebab pengangguran yang diremehkan pada
orang dengan penyakit mental atau masalah kesehtan mental:makalah posisi dan arah masa
depan’’dalam penelitian ini menjelaskan bahwa stigma berkontribusi pada pengangguran orang
dengan penyakit mental dan masalah kesehatan mental dengan bukti dari studi ilmiah terbaru
di empat bidang masalah, dan untuk memberikan arahan untuk penelitian di masa depan.
Keempat bidang masalah ini menunjukkan bahwa: (1) pemberi kerja dan manajer lini memiliki
sikap negatif terhadap orang dengan penyakit mental atau masalah kesehatan mental, yang
mengurangi kemungkinan orang dengan masalah kesehatan ini dipekerjakan atau didukung; (2)
baik pengungkapan maupun tidak pengungkapan penyakit mental atau masalah kesehatan
mental dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan; (3) diskriminasi yang diantisipasi, stigma diri
dan efek 'Mengapa Mencoba' dapat menyebabkan kurangnya motivasi dan upaya untuk
mempertahankan atau mendapatkan pekerjaan dan dapat mengakibatkan pengangguran; dan
(4) stigma merupakan hambatan untuk mencari layanan kesehatan,
Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil dari perbandingan jurnal ’’The Role of MSME on
Unemployment in Indonesia’’ dengan jurnal ini adalah penyebab tingginya tingkat pengangguran
bukan hanya disebkan oleh rendahnya pertumbuhan UMKM tetapi juga bisa disebabkan karena seorang
pelamar memiliki keterbatasan secara fisik.