Anda di halaman 1dari 3

THALASEMIA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPTD dr. Hj. Gemi Hafitiani Otafirda


Puskesmas Ttd Ka UPT Puskesmas NIP.19801004201001 2 006
Babakan Sari

1. Pengertian Thalassemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin (Hb),


khususnya rantai globin, yang diturunkan. Manifestasi klinis
yang ditimbulkan bervariasi mulai dari asimtomatik hingga
gejala yang berat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana
Penyakit Gagal Ginjal Kronik.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1/2018 Tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Thalasemia.
2. Panduan Penatalaksanaan Thalassemia Mayor oleh
Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia.
5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat
Langkah- penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi,
langkah dan riwayat penyakit keluarga):
 Pucat yang lama (kronis)
 Mata tampak kuning
 Mudah infeksi
 Perut membesar akibat hepatosplenomegali
 Pertumbuhan terhambat/pubertas terhambat.
 Riwayat fraktur patologis
 Riwayat keluarga yang menderita thalassemia
 Riwayat transfusi berulang (jika sudah pernah transfusi
sebelumnya)
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/yang
sesuai:
 Anemia/pucat
 Ikterus
 Facies Cooley
 Hepatosplenomegali
 Gizi kurang/buruk
 Perawakan pendek
 Hiperpigmentasi kulit
 Pubertas terlambat
4. Jika ada indikasi petugas melakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan kadar Hb, indeks eritrosit
(MCV, MCH, MCHC, RDW), Retikulosit, Sediaan apus darah
tepi.
5. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential
diagnosis berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital
sign, pemerisaan fisik dan pemeriksaan penunjang (jika
diperlukan)
6. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang
ditegakkan:
Pengobatan tergantung pada kondisi pasien.
a. Pengobatan utama: Transfusi darah (bila diperlukan
maka pasien dirujuk ke Rumah Sakit).
b. Pengobatan Tambahan:
Medikamentosa :
 Asam Folat 2x1 mg / hari
 Vitamin E 2x 100 IU/hari
 Vitamin C : 2-3 mg/kg/hari
- Hanya diberikan pada saat pemakaian DFO (Kelasi
besi)
- Maksimal 50 mg / hari pada anak < 10 tahun
- Maksimal 100 mg / hari pada anak ≥ 10 tahun
- Tidak melebihi 200 mg / hari
- Tidak diberi pada pasien dengan gangguan fungsi
jantung
 Kelasi besi (pada Thalassemia Mayor)
Nutrisi:
 Hindari bahan makanan kaya zat besi terutama
daging merah dan jeroan, alcohol
 Perbanyak Kalsium
 Makanan rendah besi: Sereal, gandum dan lain-lain
7. Petugas memberikan edukasi kepada pasien yaitu Terapi
Psikososial terutama untuk pasien, orang tua, dan anggota
keluarga lainnya
8. Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan ke rumah
sakit.
9. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan
ke sub unit farmasi.
10.Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan , diagnosa, terapi, rujukan yang telah
dilakukan dalam rekam medis pasien.
11.Petugas menyerahkan rekam medis setelah dilakukan
pengentrian rekam medis elektronik.
12.Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa
dan terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data
sikda.
6. Bagan Alir
Petugas Petugas
Petugas
melakukan melakukan melakukan
anamnesa pemeriksaan vital pemeriksaan
lengkap sign dan fisik sesuai
pemeriksaan fisik indikasi

Petugas
memberikan Petugas Petugas menegakkan
edukasi kepada diagnose berdasarkan
memberikan terapi
hasil pemeriksaan
pasien dan sesuai diagnosa
menyeluruh
keluarga

Petugas melakukan
Pasien dirujuk dokumentasi dan
apabila pencatatan pada rekam
diperlukan / medis dan rekam medis
sesuai indikasi elektronik
7. Hal-hal yang Anamnesis lengkap (Riwayat penyakitr terdahulu dan Riwayat
perlu penyakit keluarga)
diperhatika
n
8. Unit Terkait Semua unit Rawat Jalan

9. Dokumen Rekam Medis


Terkait

10. Rekaman Tanggal


No
historis Yang diubah Isi Perubahan mulai
.
perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai