Anda di halaman 1dari 2

Burung cendrawasih tersebar di Indonesia bagian timur yaitu Kepulauan Aru, Pulau Papua dan

Australia. Cendrawasih (Famili Paradisaeidae) dari genus Paradisaea sangat dikagumi karena
memiliki bulu yang indah dan perilaku lek ketika musim kawin. Cendrawasih kuning besar
(Paradisaea apoda) tersebar di bagian timur Pulau Papua termasuk Taman Nasional Wasur,
Indonesia. Ccendrawasih raggiana (Paradisaea raggiana) merupakan burung endemik di Papua
Nugini, persebarannya sekitar 50 km ke arah Barat dari perbatasan Republik Indonesia). Dengan
demikian terdapat sebaran yang saling tumpang tindih antara P. apoda dan P. raggiana. Di
Taman Nasional Wasur terdapat hibrida antara P. apoda dan P. raggiana, tetapi tidak ada
informasi mengenai perilaku lek, perilaku harian, dan habitat burung hibrida. Tujuan dari studi
ini untuk mendeskripsikan perilaku harian, perilaku lek, dan karakteristik habitat burung hibrida
cendrawasih kuning besar (P. apoda) x cendrawasih raggiana (P. raggiana) di dua habitat yang
berbeda yaitu hutan primer dan kebun. Perilaku yang diamati adalah perilaku harian dan perilaku
lek. Perilaku harian meliputi penggunaan ruang, perawatan tubuh, gerak pindah, istirahat, dan
makan. Perilaku lek yang diamati meliputi wing pose, pump, bow, dance dan mounting. Metode
yang digunakan dalam mendapatkan data perilaku yaitu focal animal sampling dan Ad-libitum
sampling. Pengamatan dilakukan mulai 9 September sampai 24 Oktober 2013. Pengamatan
dimulai pukul 05.00 sampai 17.00 WIT (secara terus menerus). Total jam pengamatan yaitu 455
jam terdiri atas 275 jam di habitat hutan primer dan 180 jam di habitat kebun. Parameter habitat
lek cendrawasih hibrida yang diukur meliputi: panjang dan diameter dahan, jumlah dahan utama,
sudut dahan, arah dahan lek, tinggi pohon keseluruhan dan tinggi pohon dari permukaan tanah ke
dahan yang sering digunakan untuk perilaku lek. Pengambilan data kondisi vegetasi
menggunakan metode kuadrat, sedangkan penentuan contoh dilakukan secara purposive. Data
iklim (curah hujan, suhu udara, kelembaban, arah mata angin, tekanan udara, lama penyinaran
matahari, kecepatan angin) diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Merauke. Perbedaan perilaku pada kedua habitat dianalisis menggunakan uji Mann-
Whitney U. Perilaku lek burung hibrida di habitat hutan primer dan kebun menunjukkan
perbedaan dalam hal frekuensi, durasi, dan waktu, walaupun hasil analisis dengan uji Mann-
Whitney U tidak signifikan (p=0.372). Tahapan perilaku lek dan postur display (wing pose,
pump, bow, dan dance) sama di kedua habitat. Karakteristik morfologi menunjukkan bahwa
burung cendrawasih di Taman Nasional Wasur adalah cendrawasih hibrida. Frekuensi perilaku
harian Perilaku harian di habitat hutan primer berupa gerak pindah (30%), perawatan tubuh
(27%), penggunaan ruang (17%), bersuara (14%), makan (11%), tidur (0%) dan perilaku lek
(1%). Pada habitat kebun berturut-turut adalah perawatan tubuh (38%), gerak pindah (23%),
penggunaan ruang (18%), bersuara (11%), makan (9%), tidur (1%) dan perilaku lek (0%).
Perilaku lek di habitat hutan primer sering dilakukan pada pukul 08.00 sampai 13.00 dan pada
habitat kebun hanya dilakukan dari pukul 08.00 sampai 10.00 WIT. Perilaku lek burung hibrida
merupakan perpaduan “mixed leks” antara cendrawasih kuning besar (P. apoda) dan cendrawasih
raggiana (P. raggiana). Pohon yang digunakan untuk lek pada dua habitat sama yaitu memiliki
karakteristik: pohon tinggi, memiliki diameter batang yang besar, daun lebar, dahan horizontal
dan arah dahan menghadap ke barat daya dan timur laut. Tumbuhan yang digunakan untuk lek
dan mencari makan diantaranya Mangifera gedebe, Ficus nodosa, Rhodamnia sp., Ficus nodosa,
and Ficus sp.

Anda mungkin juga menyukai