Anda di halaman 1dari 5

REACTION PAPER

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN


“ Activity Based Management”

KELOMPOK 14 :
Zulastri Hamdilla 2010531036
Belvy Stefanny S. 2010532033

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Sri Dewi Edmawati, M.Si, Akt

PROGRAM STUDI SI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
Activity-Based Management (ABM) untuk Lean Management di Rumah Sakit

Activity based management adalah suatu pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi
yang memungkinkan para manajer memfokuskan perhatian pada aktivitas dengan tujuan
penciptaan nilai pelanggan. Misalkan implementasi lean management pada sebuah rumah sakit.
Implementasi lean management perlu didukung oleh alat manajerial yang berfokus pada
aktivitas dan proses penciptaan nilai pelanggan serta mengarah pada efisiensi melalui
perbaikan secara terus menerus. Sistem manajemen berbasis aktivitas (activity-based
management system) merupakan alat manajemen yang relevan untuk digunakan jika rumah
sakit akan menerapkan lean management.

Activity based management mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi biaya (cost) dan
dimensi proses :

1. Dimensi ‘biaya’ dalam activity-based management bertujuan untuk menyediakan


informasi tentang besarnya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas atau
rangkaian aktivitas. Pendekatan penentuan biaya dalam activity-based management
adalah activity based costing
2. Dimensi proses menyediakan informasi tentang aktivitas apa yang dilakukan dan
bagaimana kinerja aktivitas tersebut. Rangkaian aktivitas atau proses yang dilakukan
oleh rumah sakit dalam melakukan pelayanan kepada pelanggan disebut sebagai value
stream. Rangkaian aktivitas tersebut diharapkan seluruhnya memberi ‘nilai’ bagi
pelanggan, namun demikian, faktanya sering terdapat aktivitas yang sesungguhnya
tidak diperlukan dan tidak memberi nilai bagi pelanggan, yaitu pasien dan keluarga
pasien.

Aktivitas yang tidak memberi ‘nilai’ bagi pelanggan seharusnya dieliminasi karena
menyebabkan biaya tidak bernilai tambah. Biaya merupakan implikasi dari adanya
aktivitas. Aktivitas bernilai tambah menyebabkan terjadinya biaya bernilai tambah
(value-added cost), sebaliknya aktivitas tidak bernilai tambah menyebabkan terjadinya
biaya tidak bernilai tambah (non value-added cost). Biaya tidak bernilai tambah dalam
pelayanan kesehatan menyebabkan tingginya biaya pelayanan kesehatan tetapi tidak
memberi manfaat bagi pelanggan, yaitu pasien dan keluarga pasien. Biaya tidak bernilai
tambah harus dieliminasi.

Dimensi ‘proses’ dalam activity-based management bertujuan untuk


mengidentifikasi adanya biaya tidak bernilai tambah. Pendekatan yang digunakan pada
dimensi ‘proses’ adalah process value analysis (analisis nilai proses). Inti analisis nilai
proses adalah analisis aktivitas.

Inti dari lean hospital adalah mengurangi pemborosan yang berasal dari
aktivitas yang tidak memberi nilai tambah bagi pelanggan. Oleh karena itu, analisis
aktivitas memegang peran penting dalam penerapan lean hospital. Namun demikian,
analisis aktivitas seharusnya dilanjutkan pada analisis biaya tidak bernilai tambah. Hal
ini untuk mendukung tercapainya tujuan penerapan lean management, yaitu memberi
pelayanan kepada pelanggan dengan kualitas tinggi tanpa harus boros. Peran akuntansi
manajerial dalam penerapan lean management adalah menyediakan pelaporan biaya
yang mendukung keberhasilan penerapan lean management. Salah satunya adalah
dengan menyediakan laporan biaya bernilai tambah dan biaya tidak bernilai tambah.
Pelaporan biaya bernilai tambah dan biaya tidak bernilai tambah membantu para
personel di rumah sakit untuk menyadari adanya biaya tidak bernilai tambah, sehingga
mendorong pada upaya untuk melakukan pengurangan biaya tidak bernilai tambah.

Kesimpulan

Implementasi lean management harus didukung oleh analisis biaya, pelaporan


biaya dan pengukuran kinerja yang relevan. Tanpa dukungan analisis biaya, pelaporan
biaya dan pengukuran kinerja yang sesuai, implementasi lean management tidak akan
memberi hasil yang optimal. Pendekatan activity-based management dapat membantu
rumah sakit yang menerapkan lean management untuk mencapai hasil yang optimal
dan menghasilkan perbaikan kinerja secara menyeluruh dan terintegrasi.

Contoh Implementasi Activity Based Management Pada Perusahaan

1. Hotel Grand Central Manado


Hotel Grand Central Manado menerapkan menerapkan activity based management pada
Perusahannya. Setelah menggunakan metode Activity Based Management (ABM)
terhadap aktivitas-aktivitas yang ada di divisi room Hotel Gran Central Manado ini,
maka dapat diidentifikasikan aktivitas-aktivitas apa saja yang tergolong aktivitas
aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah. Pada divisi room terdapat
beberapa aktivitas tidak bernilai tambah yang menyebabkan timbulnya biaya tidak
bernilai tambah yaitu sebesar Rp.141.363.737,-. Setelah dilakukan manajemen aktivitas
maka biaya tidak bernilai tambah tersebut akhirnya dapat direduksi, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan Activity Based Management (ABM) sangat layak untuk
diterapkan karena dengan penerapan metode tersebut terjadi efisiensi biaya pada Hotel
Gran Central Manado sehingga hal ini akan memberi keuntungan bagi pihak hotel tanpa
mengurangi jasa yang diterima oleh pelanggan.

2. Hotel Sahid Kawanua Manado


Hasil penerapan Activity Based Management pada Hotel Sahid Kawanua Manado
menyimpulkan bahwa tujuan utama Hotel Sahid Kawanua Manado adalah ingin
bertahan dan memenangkan persaingan dalam industri jasa hotel yang semakin ketat.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka manajemen hotel harus menerapkan metode
Activity Based Management.
Dengan cara penerapan sistem manajemen biaya yang baru seperti Activity Based
Management ke dalam suatu organisasi dibutuhkan beberapa faktor pendukung untuk
mendukung keberhasilan penerapan Activity Based Management yaitu budaya
organisasi, dukungan dan komitmen manajemen puncak, perubahan proses, dan
pelatihan berkelanjutan. Berdasarkan penelitian diatas, dengan menerapkan Activity
Based Management Hotel Sahid Kawanua Manado dapat melakukan pengurangan biaya
tak bernilai tambah. Sehingga hal ini dapat menciptakan efisiensi tanpa harus
mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan pihak hotel pada pelanggan.Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Tejo (2007), menunjukkan penerapan Activity Based
Management dapat menciptakan efisiensi. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fariyani (2012), dari hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan metode
Activity Based Management dapat menciptakan efisiensi.

3. PT Pesona Arnos Beton Gresik


Menurut hasil riset yang dilaksanakan pada PT. Pesona Arnos Beton Gresik,
Kesimpulannya bahwa pemakaian teknik ABM dapat memberikan identifikasi aktivitas
apa yang termasuk aktivitas mempunyai nilai tambah dan tidak. Sesudah dilakukan
manajemen aktivitas, ada sebagian aktivitas yang mengakibatkan biaya non value
added ataupun perusahaan berlangsung hemat biaya sejumlah Rp 440.400.000.
Sebelum dilaksanakan Implementasi ABM total biaya aktivitas sejumlah Rp Rp
2.349.600.000 sementara setelah dilaksanakan implementasi ABM total aktivitas yang
telah dikeluarkan sejumlah Rp1.117.860.000.
Temuan ini menunjukkan bahwa metode ABM betul-betul dapat memberikan
peningkatan terhadap efisiensi biaya di PT. Pesona Arnos Beton Gresik sejumlah 21%
Tingkat efisiensi tersebut. Dengan melalui pengeleminasian aktivitas dengan cara
mengurangi ataupun meniadakan aktivitas yang non value added. Perihal ini dapat
memberi keuntungan untuk perusahaan tanpa meminimalkan jasa yang akan diperoleh
konsumen.

Anda mungkin juga menyukai