Anda di halaman 1dari 14

Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

REVIEW JURNAL

I. Jurnal Sektor Publik


a. Judul jurnal yang direview :
ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PADA RUMAH
SAKIT.
b. Penulis Jurnal :
Dra. Titik Mildawati, M.Si., Ak, yaitu dosen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) .
c. Sumber Jurnal :
Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP),
Volume 3, No. 2 – Februari 2007, Hal : 191-202.
d. Reviewer :
1. Randi Eka Putra (P2600214004), 2. Abdul Razak
(P2600214002), dan 3. Widyawati (P2600214006)
e. Tujuan Penelitian :
Untuk mengungkapkan penggunaan Activity Based Management
pada manajemen rumah sakit.
f. Metodologi Penelitian :
Metode penelitian jurnal adalah metode penelitian kualitatif
deskriptif. Peneliti membahas secara deskriptif bagaimana
penerapan Activity Based Management pada manajemen rumah
sakit dengan menggambarkan lewat satu contoh penanganan
kasus yaitu sectio caesaria (SC).
g. Hasil Penelitian :
1. Pendahuluan
Seperti halnya perusahaan, pada masa sekarang rumah
sakit sedang berada dalam suasana global dan kompetitif,
termasuk bersaing dengan pelayanan kesehatan alternatif seperti
dukun dan tabib. Disamping itu, kebutuhan penduduk akan
kesehatan juga semakin meningkat, penyakit semakin kompleks
dan teknologi kedokteran dan perawatan yang semakin tinggi
menuntut tersedianya dana untuk investasi operasional dan
pemeliharaan. Rumah sakit dapat dilihat sebagai suatu lembaga
usaha yang membutuhkan sebagai konsep ekonomi dan
manajemen. Meskipun rumah sakit lebih berfungsi sosial, tidak
berarti bahwa persaingan dalam industri jasa rumah sakit tidak

Review Jurnal Page 1


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

ada sama sekali. Rumah sakit tidak lagi harus dipandang sebagai
suatu lembaga yang hanya bersandar pada norma-norma dan
etika profesi kedokteran, tetapi lebih mengarah pada suatu
lembaga yang harus hidup secara bermutu, berkembang, dan
mempunyai dasar etika berbagai profesi dan mempunyai etika
bisnis. Rumah sakit merupakan lembaga multi profesional yang
menghasilkan berbagai produk pelayanan kesehatan yang
bermutu, harus tetap memperhatikan aspek sosialnya. Oleh
karena itu manajemen atau pimpinan rumah sakit diharapkan
mampu mengorganisasikan sumber daya yang dimilikinya untuk
memenangkan persaingan.
Rumah sakit sebagai organisasi yang menghasilkan jasa
pelayanan dan barang-barang kesehatan tentunya dapat
memanfaatkan ilmu ekonomi agar mencapai pelayanan yang
efisian. Artikel ini berusaha untuk mengungkapkan penggunaan
Activity Based Management(ABM) pada manajemen rumah sakit.
2. Kerangka teoritik :
Menurut Mulyadi (1999) manajemen berbasis aktivitas
(Activiy Base Management/ ABM) merupakan sebuah sistem yang
luas dengan suatu pendekatan yang terintegrasi yang
memfokuskan perhatian manajemen pada kegiatan-kegiatan
dengan tujuan memperbaiki nilai customer dan laba yang dicapai
dengan menyediakan nilai tersebut. Dari definisi di atas ada dua
frasa penting yaitu:
1. Berfokus ke pengelolaan secara terpadu dan bersistem
terhadap aktivitas yaitu kegiatan yang menbentuk suatu
proses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa.
2. Bertujuan untuk meningkatkan customer value dan laba
dengan improvement secara berkelanjutan terhadap customer
value dan menghilangkan pemborosan. Dengan hilangnya
pemborosan tersebut, biaya dapat berkurang dan laba akan
meningkat. Pengurangan biaya merupakan akibat dari

Review Jurnal Page 2


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

dihilangkannya pemborosan. Pemborosan diakibatkan oleh


adanya aktivitas yang bukan penambah nilai (non-value added
avtivity) dan aktivitas penambah nilai (value added activity)
yang dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian, fokus
manajemen berbasis aktivitas adalah penyebab terjadinya
biaya itu sendiri untuk menghilangkan aktivitas bukan
penambah nilai dan untuk memperbaiki aktivitas penambah
nilai yang mengakibatkan penurunan biaya dan menaikkan
laba.
ABM memiliki dua dimensi yaitu dimensi biaya dan dimensi
proses (Hansen dan Mowen, 1997). Dimensi biaya memberikan
informasi tentang sumber, aktivitas, produk, dan customer, serta
obyek-obyek biaya lainnya. Tujuan dimensi biaya ini adalah
meningkatnya ketelitian perhitungan biaya. Dimensi proses
menekankan pada perlunya analisis terhadap aktivitas, mengapa,
dan seberapa besar aktivitas itu dilakukan. Tujuannya untuk
mengetahui cara bagaimana suatu aktivitas menciptakan nilai
bagi customer (customer value).
Analisis Proses Nilai
Analisis proses nilai berkaitan dengan analisis pemacu,
analisis aktivitas, pengelolaan aktivitas, dan pengukuran kinerja
(Mulyadi, 1997). Analisis pemacu adalah usaha untuk mencari
akar penyebab timbulnya biaya suatu aktivitas. Jika penyebab
timbulnya biaya diketahui, dapat dicari tindakan untuk
melakukan improvement terhadap aktivitas.
Analisis Biaya
Analisis ini diperlukan untuk menentukan biaya proses.
Penentuan biaya proses adalah penghitungan nilai sumber daya
yang dikorbankan untuk menjalankan suatu proses penciptaan
nilai bagi customer. Nilai customer diciptakan oleh perusahaan
melalui penyerahan produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan
keinginan, dan harapan customer. Ini merupakan dimensi biaya.

Review Jurnal Page 3


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Dimensi ini memberikan informasi dari sumber, aktivitas, produk


dan customer (dan obyek lainnya yang ingin diketahui). Biaya
sumber daya ditelusur ke aktivitas-aktivitas, kemudian biaya
aktivitas dibebankan ke produk atau customer. Penentuan harga
pokok berdasar aktivitas biasa disebut activity based costing
(ABC). Dimensi ini berguna untuk penetapan biaya produk,
stategi managemen biaya dan
analisis taktis.
Keunggulan ABM
Keunggulan utama pendekatan ABM meliputi: (Blocher,
1995) 1) ABM mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis
kunci dan mengidentifikasi bagaimana proses dan aktivitas
tersebut bisa diperbaiki untuk menurunkan biaya dan
meningkatkan nilai (value) bagi customer. 2) ABM memperbaiki
fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya
untuk menambah nilai aktivitas kunci, customer kunci, produk
kunci, dan metode untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif perusahaan.
3. Pembahasan :
Secara keseluruhan penelitian ini dapat menjelaskan
bagaimana Activity Based Management(ABM) dapat digunakan
pada manajemen rumah sakit. Contoh penerapan yang
digambarkan dalam penelitian ini adalah pada kasus sectio
caesaria (SC) sebagai garis produksi dalam rumah sakit dengan
nama medick clinical pathways. Dari kasus ini ada beberapa yang
bisa diketahui dengan ABM yaitu :
Manajemen aktivitas, dari aktivitas dapat diidentifikasi
mana aktifitas yang menambah nilai dan mana yang tidak
menambah nilai. Contohnya pemberian obat sesuai dengan
penyakitnya adalah aktivitas yang menambah nilai yang mana
aktivitas ini diperlukan dalam rangka menghasilkan nilai bagi
pasien, sedangkan pemberian obat yang tidak sesuai dengan

Review Jurnal Page 4


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

penyakit yang diderita para pasien adalah ativitas yang tidak


menambah nilai. Aktivitas ini tidak diperlukan dalam
menghasilkan nilai bagi customer harus dihilangkan. Oleh karena
itu seorang dokter harus mempunyai kompetensi dan perlu
diagnosa yang tepat dalam memberikan obat.
Pengukuran aktivitas, Langkah ini, untuk
mengungkapkan apakah yang telah dilakukan continuous
improvement. Contoh adalah aktivitas pembersihan ruangan
perlu diukur efisiensi, kualitas, dan waktu. Efisiensi diukur dengan
membandingkan masukan aktivitas yaitu biaya-biaya yang
diperlukan untuk aktivitas tersebut misalnya gaji pekerja,
peralatan, dan biaya-biaya lain untuk aktivitas tersebut dengan
keluaran aktivitas misalnya jumlah ruangan yang dibersihkan.
Demikian juga waktu yang diperlukan untuk aktivitas dan kualitas
pelaksanaan aktivitas ini harus diukur.
Dimensi Biaya, dilakukan dengan penggunaan ABC.
Contohnya pada perawatan dan penginapan pasien.
Pengukuran Kinerja, dengan menggunakan balanced
scorecard menurut Mulyadi (1995) ada empat perspektif
indikator dalam manajemen rumah sakit yaitu : 1. Persperktif
Keuangan, 2. Perpektif Pengguna dan Donor, 3. Perspektif proses
pelayanan, dan 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
SDM.
h. Kekuatan dan Kelemahan Jurnal :
Berdasarkan hasil penelitian, jurnal ini mampu membuktikan
bahwa ABM yang awalnya muncul pada perusahaan manufaktur
juga dapat dimanfaatkan pada usaha yang bergerak disektor jasa
seperti pada rumah sakit. Contoh kasus yang diangkat sudah
cukup menjadi bukti bahwa ABM dapat digambarkan
penggunaannya dalam manajemen rumah sakit.
Hanya saja kelemahan jurnal ini adalah penelitian yang
dilakukan hanya merupakan penelitian pustaka saja dimana data

Review Jurnal Page 5


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

yang digunakan hanya bersumber dari literatur sehingga


gambaran yang sebenarnya terjadi di rumah sakit belum kita
dapatkan dari jurnal ini.

Review Jurnal Page 6


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

II. Jurnal Sektor Privat


a. Judul jurnal yang direview :
IDENTIFIKASI NON VALUE ADDED ACTIVITY MELALUI
ACTIVITY-BASED MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN
EFISIENSI HOTEL SEDONA MANADO.
b. Penulis Jurnal :
Meiny Parengkuan, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi.
c. Sumber Jurnal :
Jurnal Ekonomi Pembangunan (EMBA), Volume 1, No. 3 –
September 2013, Hal : 109-117.
d. Reviewer :
1. Randi Eka Putra (P2600214004), 2. Abdul Razak
(P2600214002), dan 3. Widyawati (P2600214006)
e. Tujuan Penelitian :
Membantu pihak manajemen hotel untuk dapat melakukan
pengefisiensian biaya yang muncul pada divisi Room hotel
melalui pengidentifikasian aktivitas tidak bernilai tambah
tersebut.
f. Metodologi Penelitian :
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu dengan cara
menganalisa semua aktivitas yang ada di divisi room Hotel
Sedona Manado lalu mengklasifikasikan aktivitas tersebut
menjadi aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
Aktivitas tidak bernilai tambah ini akan dieliminasi ataupun
digabungkan dengan aktivitas lain yang sejenis sehingga biaya
tidak bernilai tambah yang muncul dari aktivitas ini dapat
direduksi jumlahnya.
g. Abstraksi :
Akibat kemajuan yang cukup pesat saat ini, terciptalah
suatu dunia usaha yang semakin maju. Hal ini mendorong
perekonomian ke era globalisasi yang tentu saja berdampak
pada persaingan bisnis yang semakin ketat. Persaingan ini
tidak hanya terjadi di lingkungan industri manufaktur saja
tetapi juga industri jasa. Seiring dengan meningkatnya
persaingan di bidang industri jasa khususnya perhotelan, maka

Review Jurnal Page 7


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Hotel Sedona Manado harus menciptakan suatu keunggulan


kompetitif dibanding pesaingnya. Oleh karena itu untuk
menciptakan keunggulan tersebut, Hotel Sedona Manado
harus dapat menciptakan efisiensi dengan cara mengelola
aktivitas yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan. Metode yang digunakan
untuk mengelola aktivitas sehingga tercipta efisiensi ini
disebut Activity-Based Management. Penelitian yang dilakukan
bersifat deskriptif yaitu dengan cara menganalisa semua
aktivitas yang ada di divisi room Hotel Sedona Manado lalu
mengklasifikasikan aktivitas tersebut menjadi aktivitas bernilai
tambah dan tidak bernilai tambah. Aktivitas tidak bernilai
tambah ini akan dieliminasi ataupun digabungkan dengan
aktivitas lain yang sejenis sehingga biaya tidak bernilai tambah
yang muncul dari aktivitas ini dapat direduksi jumlahnya.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dengan menerapkan
metode Activity-Based Management, Hotel Sedona Manado
melakukan pengurangan biaya tidak bernilai tambah sehingga
hal ini dapat menciptakan efisiensi tanpa harus mengurangi
kualitas pelayanan yang diberikan pihak Hotel Sedona Manado
kepada para pelanggan dan dengan menggunakan Activity-
Based Management maka total biaya di divisi room Hotel
Sedona Manado dapat berkurang sebanyak Rp.
129.030.624,92 dari Rp.1.272.182.106,80 menjadi Rp.
1.143.151.481,88.

h. Implikasi teori dan Review penelitian :


Penelitian ini bersandar pada teori Activity Based
Management (ABM), yaitu pendekatan untuk keseluruhan
sistem yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian
manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan
meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai
dengan mewujudkan nilai ini tersebut. Hansen dan Mowen

Review Jurnal Page 8


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

(2009:224). Hilton et al (2006:180) mendefinisikan manajemen


berdasarkan aktivitas digunakan oleh manajemen untuk
mengevaluasi biaya dan nilai-nilai dari kegiatan proses untuk
mengidentifikasi peluang untuk peningkatan efisiensi.

Keunggulan dan Manfaat Activity-Based Management


(ABM)
Blocher et al (2011:132) menjelaskan 2 keunggulan ABM
yaitu, (1) Activity-Based Management mengukur efektivitas
proses dan aktivitas bisnis kunci dan mengidentifikasi
bagaimana proses dan aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk
menurunkan biaya dan meningkatkan nilai bagi pelanggan. (2)
Activity-Based Management memperbaiki fokus manajemen
dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk menambah
nilai aktivitas kunci, pelanggan, dan metode untuk
mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan.
Supriyono (2008:343) menjelaskan ABM dapat
menyediakan alat bagi manajemen untuk meningkatkan
profitabilitas dan kinerja pada berbagai level organisasi.
Tunggal (2010:73), menjelaskan beberapa manfaat dari
Activity-Based Management adalah: (1) Menyediakan suatu
cara untuk proses berkesinambungan. (2) Memfokuskan pada
biaya-biaya penting. (3) Menciptakan suatu hubungan antara
biaya-biaya bisnis dan menciptakan nilai. (4) Menyediakan
ukuran-ukuran non keuangan. (5) Menyertakan semua fungsi
bisnis dalam suatu organisasi. (6) Mengakui peran perubahan
perilaku dalam sistem pelaporan.

Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tak Bernilai


Tambah (Value Added Activity and Non Value Added
Activity)
Hansen dan Mowen (2009:383) mengemukakan aktivitas
bernilai tambah adalah yang diperlukan untuk tetap dalam

Review Jurnal Page 9


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

bisnis. Miller (2008:7) menjelaskan aktivitas bernilai tambah


adalah kegiatan yang dinilai berkontribusi terhadap nilai
pelanggan atau memuaskan kebutuhan organisasi. Hansen
dan Mowen (2009:384) mengemukakan aktivitas tak bernilai
tambah adalah semua kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan
bisnis yang tidak penting dan karena itu tidak diperlukan.
Miller (2008:7) menjelaskan aktivitas tak bernilai tambah
merupakan kegiatan yang dianggap tidak memberikan
kontribusi terhadap nilai pelanggan atau kebutuhan organisasi
itu.

Penelitian Terdahulu
Penelitian ini juga mengacu pada penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Fariyani (2012) dengan judul penelitian
“Efisiensi Biaya Produksi dengan Metode Activity-Based
Management (Studi Kasus Perusahaan Khalis Shoes)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Activity
Based Management (ABM) pada industri perdagangan, yaitu
industri sepatu, untuk mengetahui Activity Based Management
(ABM) yang diterapkan mampu mendorong efisiensi biaya
produksi atau tidak. Data yang digunakan berasal dari hasil
studi pustaka, observasi dan wawancara pada objek penelitian.
i. Hasil Penelitian :
Gambaran umum biaya-biaya Divisi Room Hotel Sedona Tahun
2012 :

Review Jurnal Page 10


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Analisis Cost Driver

Pengalokasian Biaya ke Aktivitas

Review Jurnal Page 11


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai


Tambah

Review Jurnal Page 12


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Pengurangan Biaya (Cost Reduction)


Pengurangan biaya ini perlu dilakukan Hotel Sedona Manado
seiring dengan munculnya beberapa aktivitas tidak bernilai tambah
di hotel tersebut karena aktivitas tersebut nantinya hanya
berdampak pada munculnya biaya yang tidak bernilai tambah yang
tentu saja merugikan bagi pihak Hotel Sedona Manado. Dari hasil
analisa sebelumnya nampak bahwa ada beberapa aktivitas yang
dapat digabungkan dengan aktivitas lain yang sejenis, direduksi
volume aktivitasnya, atau bahkan ada yang perlu untuk dieliminasi.
Aktivitas tersebut antara lain:
1. Room Numbering Block
Aktivitas ini adalah aktivitas member tanda untuk nomor
kamar yang ditempati oleh tamu dan aktivitas ini hampir sama
dengan aktivitas reservation call book & blocking sehingga aktivitas
ini tidak bernilai tambah, oleh karena itu aktivitas ini dapat
dieliminasi karena merupakan bentuk pengulangan dari aktivitas
reservation call book & blocking sehingga biayanya dapat dieliminasi
100 %. Aktivitas ini termasuk dalam aktivitas membuat skedul.
2. Reservation Confirmation

Review Jurnal Page 13


Akuntansi Manajemen dan Pengendalian Sektor Publik

Aktivitas ini adalah aktivitas untuk melakukan konfirmasi ulang


kepada tamu yang akan menginap di hotel. Aktivitas ini juga dapat
dieliminasi karena sama dengan aktivitas reservation call book &
blocking sehingga aktivitas reservation confirmation ini hanya
menghasilkan biaya tidak bernilai tambah. Dengan adanya
pengeliminasian aktivitas ini maka biaya yang muncul juga
dieliminasi sebanyak 100%. Aktivitas ini termasuk dalam aktivitas
membuat skedul.
3. Arrangement Room Ocupied
Merupakan aktivitas untuk mengatur kamar setelah tamu tiba
di hotel. Aktivitas ini dieliminasi karena jika pihak hotel telah
memastikan dengan jelas kepada pihak pemesan kamar mengenai
jumlah kamar yang akan dihuni oleh tamu pada saat tamu tersebut
melakukan reservasi maka pihak hotel dapat memperoleh informasi
mengenai jumlah kamar yang akan disediakan untuk tamu yang
memesan kamar sehingga aktivitas ini tidak dapat diperlukan lagi
dan aktivitas ini dapat dieliminasi sebesar 100%. Aktivitas ini
termasuk dalam aktivitas membuat skedul.
4. Inspeksi kamar
Aktivitas ini adalah aktivitas untuk memeriksa keadaan kamar,
apakah ada yang rusak atau tidak. Aktivitas ini dapat dieliminasi
karena aktivitas ini telah dilakukan oleh aktivitas lain yaitu aktivitas
supervise housekeeping sehingga dapat dieliminasi 100 % langsung.
Aktivitas ini termasuk dalam aktivitas melakukan inspeksi.

Berdasarkan pengeliminasian aktivitas tidak bernilai tambah


tersebut, maka biaya aktivitas yang timbul di divisi room Hotel
Sedona Manado ini tentu saja akan berkurang. Sehingga dengan
menggunakan Activity-Based Management maka total biaya di divisi
room Hotel Sedona Manado dapat berkurang sebanyak
Rp.129.030.624,92 dari Rp.1.272.182.106,80 menjadi Rp
1.143.151.481,88.`

Review Jurnal Page 14

Anda mungkin juga menyukai