Skripsi Tanpa Lampiran
Skripsi Tanpa Lampiran
(Skripsi)
Oleh:
Anies Syahfitri
A. Latar Belakang
lingkungan sekitar. Seorang peserta didik yang belajar IPA diharapkan mampu
agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses mencari
tahu dan berbuat. Hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh
dari tiga bidang, berupa Biologi, Fisika, dan Kimia yang nantinya memerlukan
model, dan hukum alam saja tapi juga membutuhkan proses penemuan
(Widowati, 2008:5).
Biologi merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari interaksi antar
benda hidup lainnya, yang berguna bagi kehidupan sehari-hari (Ressa, 2015).
2
melalui berbagai mode seperti, teks dan gambar, maupun bagan atau diagram,
yang diperoleh dalam bentuk objek yang lain, seperti gambar, diagram, dan
konsep atau masalah (Kohl & Finkelstein, 2005). Eka (2015:114) menyatakan
pendidikan yang telah dilakukan oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
representasi siswa dan perbaikan yang mereka lakukan dapat menjadi alat
Kemampuan representasi yang akan digunakan oleh siswa terdiri dari jenis
kategori, yaitu (1) missing (tidak ada), (2) inadequate (belum mampu), (3)
yang salah. Kategori need some improvement yaitu cara representasi verbal,
4
matematis dan gambar jelas, tetapi konsep yang diberikan kurang lengkap.
Sementara itu, adequate yaitu cara representasi verbal, matematis, dan gambar
jelas, serta konsep yang diberikan lengkap dan benar (Lestari, Yulianti, dan
Suwono, 2018).
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 16 Mei 2019 dengan ibu Sulis
Setyowati yang merupakan salah satu guru biologi di SMA 01 Banjar Margo,
menyatakan bahwa hasil nilai ujian siswa pada materi jamur, belum memenuhi
namun untuk jenis verbal, grafik, dan diagram gerak termasuk kategori perlu
belajar IPA siswa dapat dilihat tidak hanya melalui kemampuan siswa dalam
IPA dalam bentuk gambar dan grafik. Siswa yang dapat merepresentasikan
matematika, gambar maupun grafik. Hasil belajar IPA siswa yang rendah
bukan berarti kemampuan representasi siswa rendah, tetapi bisa jadi hasil
belajar IPA siswa rendah karena salah satu representasi IPA siswa yang
yang ingin dicapai. Artinya, dalam penelitian ini pembelajaran biologi dapat
proses belajar dan mengajar dengan jarak jauh atau belajar di rumah yang
fisika pada konsep impuls dan momentum (hasil belajar siswa yang
berbasis Edmodo memberikan pengaruh pada nilai hasil belajar siswa SMK
Materi jamur termasuk ke dalam salah satu materi pokok yang diajarkan pada
tersebut, siswa diharapkan dapat mencapai Kompetensi Dasar (KD) 3.7 yaitu
7
Learning) berbasis E-learning dapat dilakukan pada materi jamur karena dapat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Banjar Margo.”
8
D. Manfaat Penelitian
tahapan proses belajar yang digunakan pada saat penelitian yaitu: (1.) Start
Design a plan for the project (menyusun perencanaan projek). (3.) Create
a schedule (menyusun jadwal). (4.) Monitor the student and the progress
3. Materi pokok yang diteliti adalah jamur dengan Kompetensi Dasar (KD)
menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk
Dalam proses belajar ada suatu tujuan yang ingin dicapai oleh manusia.
2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yang
interpretative.
seseorang. Dengan mencapai tujuan belajar, maka akan diperoleh hasil belajar
itu sendiri.
siswa tidak merasa bosan saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
(Sudjana, 2005: 76). Sedangkan Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam
yang digunakan tidak hanya satu macam saja, tetapi ada beberapa jenis
orang lain. (IWE Mahendra, 2017:109). Sedangkan menurut Boss dan Kraus
otentik tertentu. Model pembelajaran ini lebih jauh dipandang sebagai sebuah
secara mandiri;
produk;
bahwa siswa memiliki peran aktif dalam proses pembelajaran, yang berakhir
1. Essential Question
mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata untuk mengawali
peserta didik.
2. Plan
Guru dan peserta didik terlibat proses diskusi untuk mendukung inquiri.
3. Schedule
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas untuk
4. Monitor
cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses, menjadi mentor bagi
16
aktivitas peserta didik dan juga dibantu oleh sebuah rubrik yang dapat
5. Assess
6. Evaluate
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta
memiliki sintaks yang terdiri dari enam tahapan yaitu tujuan desain, aspek,
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini siswa diminta
menyelesaikan proyek.
baginya.
baru.
berkembang.
4. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.
19
digital yang dijembatani oleh teknologi internet. Sehingga siswa dapat belajar
latihan soal atau ujian materi pembelajaran secara online walaupun dengan
jarak jauh. Dari paparan di atas, e-learning telah membantu proses belajar dan
interaksi antara siswa dengan guru atau teman dengan jarak jauh. Sehingga
kehadiran guru atau pengajar tidak ada di satu tempat yang sama dengan siswa
tersebut.
edukasi.
diletakkan berdekatan.
dinarasikan.
keterpaduan pembelajaran.
a. E-learning sistem
konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian online dan segala
Konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem. Konten dan bahan
ajar ini bisa dalam bentuk konten berbentuk multimedia interaktif atau
telekonferensi.
belajar mengajar.
pergi ke sekolah.
pendidikan.
komputer).
tentang internet.
menyampaikan materi dalam bentuk video atau teks melalui sosial media atau
learning.
Dalam Collins Dictionary istilah Blended Learning terdiri dari dua kata
“blended dan learning.” Kata blended berarti “campuran atau formula suatu
oleh peserta didik dan mengurangi jumlah waktu tatap muka di kelas
3) Sebagian besar atau online penuh, dengan anak didik tetap belajar
aktifitas online yang bukan menjadi syarat bagi anak didik mengikutinya.
25
4) Alokasi bisa dimulai dengan 75% pembelajaran daring dan 25% tatap
muka.
remidial.
secara bersamaan dengan project based learning yang di kenal dengan istilah
sintak PjBL Lucas (2007), yang terdiri dari: (1.) Start with the essential question
(menentukan pertanyaan mendasar). (2.) Design a plan for the project (menyusun
perencanaan projek). (3.) Create a schedule (menyusun jadwal). (4.) Monitor the
student and the progress of project (memonitor siswa dan kemajuan projek). (5.)
Assess the outcome (menilai hasil). (6.) Evaluate the experience (evaluasi
D. Kemampuan Representasi
kreatif pada siswa. Representasi diartikan sebagai bentuk baru dari hasil
translasi suatu masalah atau ide, atau translasi suatu diagram dari model fisik
ke dalam simbol atau kata-kata (Susanto, 2013: 216). Selaras dengan pendapat
simbol atau kata-kata. Siswa akan termotivasi dalam kegiatan belajar jika
belajar siswa. Menurut Carolan (Tytler et al., 2009: 21) representasi dapat
kreativitas serta hasil belajar siswa. Selaras dengan pendapat Giere dan Moffat
(Carolan et al., 2008: 19) yang menyatakan bahwa dalam mempelajari sains,
memahami konsep.
mendalam.
atau kontruksi baru, tetapi juga melibatkan proses berpikir yang dilakukan
eksternal dan internal. Sesuai dengan pendapat Hiebert dan Carpenter (dalam
lisan, tulisan, gambar, grafik, simbol tertentu yang dapat terlihat oleh
tentang ide-ide yang memungkinkan pikiran seseorang bekerja atas dasar ide
representasi internal dari seseorang sangat sulit untuk diamati dan dinilai
pikirannya (minds-on).
alat bantu, 2) tingkat seluler (mikroskopik) yaitu struktur yang hanya terlihat
tiga ragam representasi yang utama, yaitu (1) representasi visual berupa
diagram, grafik, atau tabel, dan gambar; (2) Persamaan atau ekspresi
Materi pokok jamur termasuk ke dalam salah satu materi biologi kelas X
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis, dan Kompetensi Dasar 4.6
yaitu menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam
1. Pengertian Jamur
Jamur dikenal dengan istilah kapang (mold), khamir (yeast), ragi, atau
memiliki klorofil. Dalam dunia biologi, jamur dikenal dengan istilah fungi.
Ilmu yang mempelajari jamur adalah mikologi, yang berasal dari bahasa
2. Ciri-Ciri Jamur
Menurut Reece, J dalam Campbell (2012, hlm. 205) “Ciri-ciri tubuh jamur
terdiri dari ukuran, bentuk, warna, dan struktur. Jamur ada yang berukuran
khamir) hanya terdiri dari satu sel (uniseluler), sedangkan tubuh jamur
mangkok. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak ada yang berwarna
dinding sel dari zat kitin. Zat kitin tersusun atas polisakarida yang
(b)
(c)
(a)
Gambar 2. (a) Struktur tubuh jamur Mycena sp., (b) tubuh buah, dan (c)
bentuk miselium seperti kapas.
tubuh buah.
Hifa merupakan struktur tubuh menyerupai benang yang terdiri atas satu
atau banyak sel yang dikelilingi dinding yang berbentuk pipa. Pada
beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antar sel yang disebut
septa. Septa memiliki celah atau pori yang cukup besar sehingga organel
sel dapat mengalir dari suatu sel ke sel lainnya. Sel jamur mengandung
organel eukariotik antara lain mitokondria, ribosom, dan inti sel (nucleus).
Pada beberapa jenis jamur lainnya, hifa tidak memiliki sekat sehingga
disebut asepta. Karena tidak memiliki sekat, hifa jamur asepta merupakan
nucleus; disebut hifa senositik. Jumlah inti sel yang banyak merupakan
32
sitoplasma.
sepanjang 1 km. Jamur yang hidup parasit pada organisme lain memiliki
3. Reproduksi Jamur
Reproduksi secara vegetatif pada jamur bersel satu dilakukan dengan cara
perluasan hifa.
lapisan dinding sel yang tebal dan kasar untuk bertahan pada kondisi
g. Bila spora-spora haploid (n) jatuh ditempat yang cocok, maka akan
(n).
4. Klasifikasi Jamur
a) Zygomycota
tak bersekat yang tidak memiliki banyak inti sel. Septa hanya terdapat
yang sudah mati atau membusuk atau makanan (misalnya tempe, roti,
terpisah dapat tumbuh menjadi jamur baru. Pada bagian hifa tertentu
37
b) Ascomycota
seperti kantong. Ascomycota ada yang bersel satu dan ada yang bersel
pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang terlepas akan menjadi
askospora yang haploid di dalam askus. Bila askus sudah masak, maka
berikut
h. Bila askus telah masak, maka askopsora akan tersebar secara serentak.
Hal ini terjadi karena jika satu askus pecah berakibat pada pecahnya
askus lain.
40
hifa baru yang haploid (n). hifa haploid akan tumbuh bercabang-
c) Basidiomycota
aseksual.
42
haploid.
berumur panjang.
disebut basidium.
43
d) Deuteromycota
ciri yaitu bereproduksi secara vegetatif. Jamur yang saat ini masih
5. Peranan Jamur
tinggi, untuk membuat jenis makanan baru dan maknan suplemen, untuk
Jamur karat,
Puccinia Tanaman pada
Graminis Pertanian tanaman jagung,
Tebu
Menginfeksi
Epiderphiton Tubuh manusia kulit
Floccosum dan kuku
F. Kerangka Pikir
fenonema alam yang terjadi disekitar maupun global oleh guru kepada murid
dengan berbagai kegiatan serta tindakan tertentu agar tercapainya tujuan hasil
mampu memahami kejadian alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan
47
menguasai pemahaman belajar secara mandiri dan aktif. Oleh karena itu
pokok jamur.
48
Pembelajaran IPA
Biologi
Penggunaan pembelajaran
daring dengan model PjBL
Kemampuan representasi
siswa
Tingkatan Tingkatan
makroskopik mikroskopik
2021/2022.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 01
(1.) siswa kelas X semester ganjil, mempelajari biologi dengan materi jamur;
diharapkan siswa dapat berkomunikasi secara baik; (3.) siswa dapat lebih
penelitian ini
50
C. Desain Penelitian
salah satu jenis desain yang biasanya dipakai pada pre-experimen, rancangan
penelitian ini diawali dengan sebuah test awal (pre-test) yang diberikan
Keterangan :
1
O = Pengambilan data awal (pretest)
2
O = Pengambilan data akhir (posttest)
X = Perlakuan berupa pembelajaran PjBL berbasis e-learning.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
soal esai.
2. Tahap Pelaksanaan
diberi perlakuan.
e. Melakukan wawancara.
3. Tahap Akhir
tahap pelaksanaan.
1. Jenis Data
mendapatkan sebuah data. Alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk
digunakan saat penelitian terdiri dari instrumen data tes dan wawancara.
Instrumen data tes terdiri dari data tes dan nontes. Data tes berupa test
uraian yang terdiri dari pretest, posttest dan Lembar Kerja Peserta Didik
Tes uraian atau tes esai merupakan tes yang meminta jawaban berupa
uraian singkat yang disusun oleh peserta didik (Ahmad, 2006). Tes
2002). Tes uraian yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini
yaitu tes uraian bebas dengan menggunakan google form, karena untuk
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
pembelajaran daring.
penelitian ini dilakukan uji coba terlebih dahulu, agar memperoleh data yang
1. Uji Validitas
item (X) dengan skor keseluruhan yang diperoleh semua siswa (Y)
N ( Σ XY )−( Σ X ) (ΣY )
r xy =
√{ N Σ X −( Σ X ¿ }{ N Σ Y −¿ ¿ ¿
2 2 2
Keterangan :
r xy = Koefisien korelasi antar variable X dan variable Y.
N = Jumlah peserta test.
X = Skor tiap item.
Y = Skor total.
Σ XY = Jumlah perkalian XY.
(Arikunto, 2008)
56
jumlah siswa yang diteliti. Apabila r xy >¿ r tabel maka butir soal tersebut
dinyatakan valid. Kriteria validitas soal dapat dilihat sesuai dengan tabel
berikut:
2. Uji Reliabilitas
[ ]
2
n Σσ
r ii =[ ] 1− 2 i
( n−1 ) σt
Keterangan:
2
σt = Varian total.
n = Banyaknya item.
Dengan;
2 2 2 2
σ i ¿ Σ x i −¿ ¿ ¿ ; dan σ i ¿ Σ x t −¿ ¿ ¿
Dimana:
2
Σ xi = Jumlah kuadrat skor tiap item.
¿ = Jumlah skor tiap item dikuadratkan.
2
Σ x t = Jumlah kuadrat skor total.
¿ = Jumlah skor total dikuadratkan.
N = Jumlah siswa.
( Arikunto, 2000)
dengan taraf signifikan 5%, maka soal tersebut reliabel (Sugiyono, 2012).
(Sumber: Arikunto,2000)
58
3. Taraf Kesukaran
derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran
seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik (Zainal, 2014).
x̅
TK=
x maks
Dimana:
TK = tingkat kesukaran
x̅ = skor rata-rata peserta didik untuk satu butir soal
x maks = skor maksimum yang telah ditetapkan sesuai tingkat
kesukarannya
(Arikunto,2008)
4. Daya Pembeda
cara nilai siswa diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah
x̅ KA − X̅ KB
DP =
skor maks
Dimana:
DP = daya pembeda
x̅ KA = rata-rata kelompok atas
x̅ KB = rata-rata kelompok bawah
Skor maks = skor maksimal tiap butir soal
Nilai DP Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat buruk
0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk
Penelitian ini melakukan tehnik analisa data secara kuantitatif. Data yang
dengan tujuan agar dapat menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis
statistic berupa paired sample t-test (uji-t). Sebelum melakukan uji tersebut
1. Uji Normalitas
dilakukan terhadap hasil hasil data dari pretest dan posttest. Dalam
2. Uji Homogenitas
SPSS 23.0 dengan taraf signifikan 5% atau 0,05. Jika nilai uji Lavene
atau sig > 0,05 maka varians-varians homogen, sedangkan jika nilai
3. Uji Hipotesis
test dengan bantuan SPSS 22.0. Uji paired t-test digunakan untuk
Dua Variable yang digunakan yaitu nilai pretest dan nilai posttest dengan
pengujian ini dilakukan jika nilai sig (2-tailed) ≤ 5% atau 0,05 maka Hi
diterima dan Ho ditolak, dan jika nilai sig (2-tailed) > 5% atau 0,05 maka
4. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai post-test dan nilai pre-test, gain
gain dapat menggunakan rumus uji gain menurut Meltzer sebagai berikut:
S posttest −S pretest
<g>=
S maksimal−S pretest
Keterangan:
<g> = rata-rata gain yang dinormalisasi
S posttest = skor rata-rata tes akhir yang diperoleh siswa
S pretest = skor rata-rata tes awal yang diperoleh siswa
S maksimal = skor maksimal
Rentang Kategori
g ≥ 0,7 Tinggi
g ¿ 0,3 Rendah
Data nontes yang digunakan dalam penelitian adalah data angket. Data angket
n
P= x 100%
f
Keterangan :
P : Persentase
f : Frekuensi Jawaban
n : banyak responden
63
data angket.
A. Hasil Penelitian
representasi peserta didik kelas X IPA SMA Negeri 1 Banja Margo antara
analisis nilai pretest dan nilai posttest peserta didik pada materi Jamur dalam
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa nilai pretest peserta didik
representasi peserta didik dapat dilihat dari rerata N-gain adalah 0,69 yaitu
sedang. Adapun proporsi nilai N-Gain peserta didik dapat diliat pada grafik
berikut:
60%
53%
50%
40% rendah
persentase
43%
30% sedang
20% tinggi
10%
3
0% %
kriteria nilai N-Gain
Gambar grafik di atas menunjukkan proporsi nilai N-gain peserta didik dengan
persentase pada kriteria rendah yaitu 3%, kriteria sedang yaitu 53%, dan tinggi
43%.
Pada penelitian ini juga nilai test kemampuan representasi dianalisis antara
menggunakan uji Paired Sample t-test. Sebelum melakukan uji Paired Sample
t-test terlebih dahulu dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan uji
homogenitas. Hasil uji normalitas dilakukan secara uji statistik dengan metode
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil uji normalitas pretest dan posttest
kemampuan representasi menunjukan signifikasi lebih dari 0,05 (sig > 0,05),
dengan signifikansi 0,58. Nilai signifikansi yang didapat lebih besar dari 0,05
atau sama.
Adapun hasil analisis hipotesis menggunakan uji Paired Sample T-Test pada
perbedaan nilai test dengan diberi perlakuan pembelajaran secara daring dapat
t Df Sig.
95% Confidence
Std Std Error Interval of the
Mean Deviation Mean Difference (2-tailed)
Lower Upper
Pretest
Posttest
67
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil nilai rata-rata (F) adalah 65.683
dengan sig. (2-tailed) 0,00 < 0,05. Pada ketentuan uji Paired Sample T-Test
jika nilai sig (2-tailed) ≤ 5% atau 0,05 maka Hi diterima dan Ho ditolak,
sedangkan jika nilai sig (2-tailed) > 5% atau 0,05 maka Hi ditolak dan Ho
pembelajaran daring.
E-Learning diperoleh dari hasil analisis angket. Hasil analisis angket dapat
10.
D. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa data yang
SMA Negeri 1 Banjar Margo pada materi jamur melalui pembelajaran daring
dapat dilihat dari nilai rata-rata test peserta didik. Kondisi hasil Pretest peserta
peserta didik meningkat menjadi 84,67. Perbedaan hasil analisis test ini
ditunjukan dengan uji N-Gain sebesar 0,69 berkriteria sedang dan hasil uji
covid-19 (S. Ida dan Supriyanto, 2020). Pada dasarnya model PjBL menuntut
70
siswa untuk belajar menemukan ilmunya sendiri dalam karya mereka dan
mereka diajak untuk merancang proyek mereka sendiri (Ni Luh, 2020).
Dalam penerapannya peserta didik dituntut untuk belajar mandiri agar mereka
Selain itu kemampuan representasi peserta didik terasah ketika peserta didik
presentasi.
Hasil nilai N-Gain bila dicermati persentase yang paling tinggi berada di
kriteria sedang yaitu 53%, hanya sedikit yang berada di kriteria tinggi. Hal ini
yang lebih kuat (Della dkk.2021). Soal dengan bentuk representasi gambar
3. Pada beberapa jenis jamur ada yang memiliki hifa yang bersekat dan ada
juga yang tidak bersekat, namun keduanya memiliki inti. Gambarlah
perbedaan kedua jamur tersebut!
Zygomycota Basidiomycota
Struktur tubuh berbentuk hifa Struktur tubuh buah, disusun oleh hifa,
bercabang banyak. terdapat annulus dan sebagian
memiliki tudung seperti payung.
Hifa tidak bersekat. Hifa memiliki sekat.
Spora dihasilkan oleh Spora dihasilkan oleh basidium yang
sporangium yang berbentuk terletak di gill yang berbentuk seperti
bulat dan bertangkai kecil. bilah-bilah lembaran di bawah tudung
payung.
Mempunyai rhizoid yang Memiliki miselium.
menjalar dibawah tubuh jamur.
Buatlah sketsa jamur yang dimaksud!
72
baru, proses representasi termasuk pengubahan diagram atau model fisik ke dalam
Pada soal test tersebut sebagian peserta didik dapat menjawab soal test cukup
baik. Soal test dengan jawaban yang mengharuskan peserta didik menjawab
dalam bentuk tabel dan bagan berada pada nomor 1,6, dan 7. memiliki soal
sebagai berikut :
Buatlah tabel perbedaan dari gambar yang telah kalian amati di atas!
73
ini beberapa soalnya menggunakan representasi verbal yaitu soal nomor 4,8, 9,
dan 10. Pada soal test tersebut sebagian peserta didik dapat menjawab soal test
cukup baik. Soal dengan bentuk representasi verbal atau kalimat yaitu sebagai
berikut:
Jelaskan cara hidup jamur dari gambar yang telah kalian amati di atas!
Bagaimana cara syimbiosis jamur pada akar dan ganggang seperti gambar tersebut?
mampu mengikuti pembelajaran Biologi secara daring dengan baik dan tertib
biologi dengan disertai gambar atau foto melalui pembelajaran online (66.7%),
mampu menjelaskan kembali pelajaran biologi dengan disertai tabel atau bagan
A. Kesimpulan
berikut:
1. Pada hasil test pretest memiliki nilai rata-rata yaitu sebesar 52,56,
sedangkan pada hasil test postest memiliki nilai rata-rata yaitu sebesar
84,67.
2. Pada hasil uji Paired Sample T-Test memperoleh hasil sig 0.00 sehingga
didik.
3. Pada hasil uji N-Gain didapati hasil 0,69 dengan kriteria sedang, yang
B. Saran
sebagai berikut:
78
instrument dan alokasi waktu secara matang agar peserta didik tidak
aktivitas pembelajaran.
79
DAFTAR PUSTAKA
Carolan, J., Prain, V., & Waldrip, B. 2008. Using Representations for Teaching
and Learning in Science. Teaching Science, 54(1), 18—23.
80
Darin E. Hartley. 2001. Selling E-Learning. America Society for Training and
Development.
Eilam, B., & Gilbert, J. K. 2014. The Significance of Visual Representations in the
Teaching of Science. In Science Teachers’ Use of Visual Representations (pp.
328). Springer International Publishing.
Etkina, dkk. 2006. Scientific Abilities and Their Assessmen. Physical Review
Special Topics- Physics Education Research. 2, 020103
Eeeva Reeder. 2007. The PBL Launch Pad: Worthwhile Projects for High School
Students, Part 1. Diakses dari http://www.edutopia.org/designingworthwhile-
pbl-project-high-school-students-part-1. Pada tanggal 13 Juni 2019, jam
19.30 WIB.
Lestari, Ida Dwi, Lia Yulianti, dan Hadi Suwono, 2018. Kemampuan
Representasi Siswa SMP dalam The 5E Learning Cycle dengan Refletive Self
Assessment Pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan, 03 (02), 165-173
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. United States
of America : The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.
Oktiani, Ressa Nur. 2015. Analisis Teknik Mencatat dalam Jurnal Belajar Siswa
Kelas X pada Materi Mamalia. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Purbo OW. & A Hartanto 2002. Teknologi e-learning berbasis php dan mysql.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Ressa Nur Oktiani. 2015. Analisis Tehnik Mencatat Dalam Jurnal Belajar Siswa
Kelas X Pada Materi Animalia. Universitas Indonesia. Bandung.
Rohana, Sy. 2020. Model Pembelajaran Daring pasca Pandemi Covid-19. At-
Ta’dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam 12(02), 192-208.
Sutopo. 2013. Improving Students’ Representational Skill and Generic Science Skill Using
Representational Approach. Jurnal Ilmu Pendidikan, 19(1), 7—16
The George Lucas Educational Foundation. (2005). Instructional module projectbased learning.
[Online]. Tersedia: http://www.edutopia.org/modules/pbl/project-based-learning.
Tim pengembang MKDP kurikulum dan pembelajaran (2011). Kurikulum Dan Pembelajaran.
Jurusan Kurtekpend FIP UPI. Bandung.
Tirtawati, Ni Luh Ratna, 2020. Isolasi Mandiri Covid-19 dengan Daring PjBL Berbasis Mind
Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Journal of Education Action Research,
4 (4), 393-399
Tseng, HM., SJ. Lee, RF. Tseng. et al. 2013. The Effectiveness of an Aerobic Exercise
Intervention on Worksite Health-related Physical Fitness, A Case in a High-tech Company.
The Cochrane Central Register of Controlled Trials (CENTRAL) Issue 4, page 100-6.
Tsui, C. Y., &. (2013). “Secondary Students’ Understanding of Genetics Using BioLogica: Two
Case Studies”. In Treagust, D. F. & Tsui, C. Y., Multiple Representations in Biological
Education (pp. 269-292). Netherlands: Springer.
Watson, John. (2008). Blended learning: The convergence of online and face-toface education.
NACOL-North American Council for Online Learning. Diakses pada tanggal 23 febuari
2021.
Widowati, Asri. 2008. Pemilihan Media Pembelajaran. Makalah disampaikan pada Kegiatan
Diklat Mapel UAN IPA Kabupaten Cilacap Bagi Guruguru IPA SLTP Kab. Cilacap, pada 4
Agustus, Balai Badan Diklat dan Perpusda Kabupaten Cilacap.
Widyantini, T. 2014. Penerapan Model Project Based Learning (model Pembelajaran Berbasis
Proyek) dalam materi Pola Bilangan Kelas VII. Artikel (PDF). Tersedia pada:
p4tkmatematika.org/. diunduh:-4 November 2021.
Wena, Mede. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer. Bumi Aksara. Malang.
Winataputra, Udin S. dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.