Anda di halaman 1dari 7

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 27 - 33

PENERAPAN METODE PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

Ira Yuliana, Noor Fajriah

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat,


Jl. Brigjen H. Hasan Basry Kayutangi Banjarmasin
e-mail : n.fajriah.yahoo.co.id

Abstrak. Pembelajaran saat ini seharusnya menunjuk pada proses belajar yang menempatkan
siswa sebagai center stage performance. Metode PQ4R memiliki kelebihan dapat membuat siswa
belajar secara mandiri dan aktif dalam proses pembelajaran. Maka dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil
belajar matematika siswa dengan menggunakan metode PQ4R dan metode ekspositori dan respon
siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode PQ4R. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan membandingkan dua kelas dengan perlakuan yang berbeda. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu memilih kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII
B sebagai kelas eksperimen dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, dokumentasi, tes dan respon. Teknik analisis data dengan
menggunakan statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata hasil belajar siswa menggunakan metode PQ4R dan ekspositori berkualifikasi baik, tidak
ada yang perbedaan yang signifikan antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode
PQ4R dengan ekspositori, dan siswa memberikan respon setuju terhadap pembelajaran
matematika menggunakan metode PQ4R.

Kata Kunci : Metode PQ4R, Hasil Belajar Siswa, Respon Siswa.

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan pesat, baik materi maupun kegunaannya, sehingga
kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat dalam penggunaannya atau pembelajarannya di
perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau sekolah harus memperhatikan perkembangan-
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang perkembangannya, baik dimasa lalu, masa sekarang
seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan maupun kemungkinan-kemungkinannya untuk masa
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan depan. Masalah utama dalam pembelajaran
pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus matematika di sekolah masih rendahnya daya serap
dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa siswa. Hal ini tampak pada rerata hasil belajar
depan (Trianto, 2011). Pendidikan tidak hanya matematika siswa yang senantiasa masih sangat
dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan
pembentukan keterampilan saja, namun diperluas hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan konvensional dan tidak menyentuh dimensi siswa itu
keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu.
sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses
memuaskan, pendidikan bukan semata-mata pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
sebagai sarana untuk mempersiapkan kehidupan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi
yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak siswa untuk berkembang secara mandiri melalui
sekarang yang sedang mengalami perkembangan penemuan dalam proses berpikirnya (Trianto, 2011).
menuju ketingkat kedewasaannya (Ihsan, 2008). Menurut Clements & Battista (Trianto, 2011)
Matematika merupakan salah satu mata pembelajaran selama ini hanya sekedar
pembelajaran yang diajarkan di setiap jenjang penyampaian fakta, konsep, prinsip dan
pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah keterampilan kepada siswa. Senada dengan itu,
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas Soedjadi mengatakan bahwa dalam kurikulum
(SMA) sampai Perguruan Tinggi (PT). Adapun (Tim sekolah di Indonesia terutama pada mata pelajaran
MKPBN, 2001) menyatakan matematika dalam matematika dalam pengajarannya terpatri kebiasaan
pendidikan sekolah telah berkembang dengan amat dengan urutan sajian pembelajaran sebagai
berikut:
27
Ira Yuliana, Noor Fajriah, Penerapan Metode PQ4R Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP 2

(1) diajarkan teori/teorema/ definisi; (2) diberikan pendapat Kimble yang menyatakan bahwa belajar
contoh-contoh dan (3) diberikan latihan soal-soal. adalah perubahan tingkah laku yang relatif
Pembelajaran seharusnya menunjuk pada proses permanen,dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman
belajar yang menempatkan siswa sebagai center (Lambas dkk, 2004). Adapun Trianto (2011)
stage performance. Pembelajaran lebih menekankan mengatakan bahwa belajar diartikan sebagai proses
bahwa siswa sebagai makhluk berkesadaran perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi
memahami arti penting interaksi dirinya dengan tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang
lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah terampil menjadi terampil, dari kebiasaan lama
kebutuhan. Kebutuhan baginya mengembangkan menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi
seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya lingkungan maupun individu itu sendiri. Syah (2004)
(Suprijono, 2009). berpendapat bahwa belajar adalah tahapan
Menurut hasil wawancara dengan guru perunahan menyeluruh tingkah laku individu yang
mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 3 relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
Sungai Tabuk diketahui bahwa hasil belajar siswa interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan dari
kelas VII masih rendah, hal ini dipengaruhi oleh beberapa pengertian belajar di atas, dapat
beberapa permasalahan dalam proses disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
pembelajarannya seperti: 1) siswa kurang memiliki perubahan pada diri seseorang berdasarkan
pengetahuan awal tentang apa yang akan dipelajari, pengalaman yang telah dilalui.
2) siswa mudah melupakan apa yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya, 3) respon siswa Pembelajaran merupakan aspek kegiatan
terhadap pembelajaran masih kurang. Artinya hanya manusia yang kompleks, yang tidak semuanya dapat
beberapa siswa yang mengikuti pelajaran dengan dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat
baik karena siswa kurang memiliki pengetahuan diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan
awal tentang apa yang akan dipelajari, Hal ini antara pengembangan dan pengalaman hidup
menggambarkan ketidaksiapan siswa dalam (Trianto, 2011). Dari beberapa penjelasan di atas
mengikuti pembelajaran di kelas tersebut. Dengan jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan
kata lain bahwa siswa lebih sering menunggu guru interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa,
yang memberikan materi pelajaran selama proses dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang
pembelajaran berlangsung. Mengingat pentingnya bertujuan untuk mencapai pada suatu target yang
pembelajaran matematika di SMP dan berdasarkan telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pembelajaran
hasil wawancara dengan guru martematika di SMP matematika menurut Lambas dkk (2004) antara lain:
Negeri 3 Sungai Tabuk mendorong dilakukannya (1)melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik
penelitian dengan menggunakan metode PQ4R yaitu kesimpulan, (2) mengembangkan aktivitas kreatif
preview (lihat sekilas), question (pertanyaan), read yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan
(baca), reflect (renungkan), recite (ungkapkan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
kembali), dan review (kaji ulang) yang memiliki orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
kelebihan dapat membuat siswa belajar secara dugaan, serta coba-coba, (3) mengembangkan
mandiri dan aktif dalam proses pembelajaran. kemampuan memecahkan masalah, (4)
Permasalahan yang akan diteliti yaitu: (1) mengembangkan kemampuan menyampaikan
bagaimana hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri informasi dan mengkomunikasikan gagasan antara
3 Sungai Tabuk dengan mengunakan metode PQ4R, lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta,
(2) bagaimana hasil belajar siswa kelas VII SMP diagram, dalam menjelaskan gagasan. Menurut
Negeri 3 Sungai tabuk dengan menggunakan Daryanto (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi
metode ekspositori, (3) apakah terdapat perbedaan belajar antara lain: faktor internal, yaitu faktor
yang signifikan dari hasil belajar matematika siswa yang berasal dari dalam diri individu (siswa) berupa
kelas VII SMP Negeri 3 Sungai Tabuk antara kelas faktor jasmaniah, psikologis, kelelahan dan faktor
yang pembelajarannya menggunakan metode PQ4R eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri
dengan kelas yang menggunakan metode individu (siswa) berupa faktor keluarga, faktor
ekspositori, (3) bagaimana respon siswa kelas VII sekolah dan faktor masyarakat.
SMP Negeri 3 Sungai Tabuk terhadap penggunaan Matematika sekolah adalah matematika
metode PQ4R dalam pembelajaran matematika? yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang
Menurut Mouly, belajar pada hakikatnya diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLTP) dan
adalah proses perubahan tingkah laku seseorang Pendidikan Menengah (SMA dan SMK) yang terdiri
berkat adanya pengalaman. Sudjana mengutip atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 27 - 33 2

menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan Disamping memiliki keungulan, metode


dan membentuk pribadi serta berpandu pada ekspositori juga memilki kelemahan (Sanjaya: 2009),
perkembangan IPTEK (Tim MKPBM, 2001). Tujuan diantaranya: (1) metode pembelajaran ini hanya
khusus pengajaran matematika di SLTP (Tim mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
MKPBM, 2001) antara lain agar : (1) siswa memiliki memiliki kemampuan mendengar dan menyimak
kemampuan yang dapat dialih gunakan melalui secara baik, (2) metode ini tidak mungkin dapat
kegiatan matematika, (2) siswa memiliki melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
pengetahuan matematika sebagai bekal untuk kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan
melanjutkan ke pendidikan menengah, (3) siswa bakat, serta perbedaan gaya belajar, (3) karena
memiliki keterampilan matematika sebagai metode ini lebih banyak diberikan melalui ceramah,
peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa
dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan dalam kemampuan sosialisasi, hubungan
sehari-hari, (4) siswa memiliki pandangan yang interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis, (4)
cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, keberhasilan metode ekspositori sangat bergantung
dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika. kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan,
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,
metode adalah cara teratur yang digunakan untuk antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan
dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang kemampuan mengelola kelas, (5) oleh karena gaya
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu komunikasi metode ekspositori lebih banyak terjadi
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol
Sutikno (2009) menyatakan bahwa metode pemahaman siswa akan materi pembelajaran sangat
merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk terbatas pula. Disamping itu, komunikasi satu arah
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan bisa mengakibatkan pengatahuan yang dimiliki siswa
demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru Menurut Anderson dalam (Syah: 2004)
untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan metode PQ4R pada hakikatnya merupakan penimbul
penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong
yang akan dicapai. pembaca teks melakukan pengolahan materi secara
Metode pembelajaran ekspositori adalah lebih luas dan mendalam. Metode PQ4R adalah
metode pembelajaran yang menekankan kepada singkatan dari kata preview (lihat sekilas), question
proses penyampaian materi secara verbal dari (tanyakan), read (baca), reflect (renungkan), recite
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan (ungkapkan kembali), dan review (kaji ulang).
maksud agar siswa dapat menguasai materi Dengan mengikuti prosedur PQ4R, siswa terfokus
pelajaran secara optimal. Metode ekspositori pada pengorganisasian informasi yang bermakna
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran dan melibatkan mereka dalam strategi yang efektif
yang berorientasi kepada guru. Dikatakan demikian, lainnya, seperti perumusan pertanyaan, penjabaran
sebab dalam metode ini guru memegang peran yang dan praktik pendistribusian (kesempatan mengkaji
sangat dominan (Sanjaya: 2009). Metode ekspositori kembali informasi dalam suatu kurun waktu) (Slavin:
merupakan metode pembelajaran yang banyak dan 2008).
sering digunakan. Hal ini disebabkan metode ini Langkah-langkah yang harus dilakukan
memiliki beberapa keunggulan (Sanjaya: 2009) dalam metode PQ4R (Trianto, 2011) adalah sebagai
diantaranya: (1) dengan metode ekspositori guru berikut.
bisa mengontrol urutan dan keluasan materi (1) Preview (lihat sekilas)
pembelajaran, (2) metode ekspositori dianggap
Siswa dapat memulai dengan membaca topik-
sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus topik, sub topic utama, judul dan sub judul,
dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu
dimiliki terbatas, (3) melalui metode ekspositori paragraf atau ringkasan pada akhir suatu bab.
selain siswa dapat mendengar melalui penuturan
(2) Question (tanyakan)
(kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga
Langkah kedua adalah mengajukan
sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri
(melalui pelaksanaan demonstrasi), (4) keuntungan
untuk setiap pasal yang ada pada bahan
lain adalah metode ini digunakan untuk jumlah siswa
bacaan siswa. Gunakan “judul dan sub judul
dan ukuran kelas yang besar.
atau topik dan sub topik utama,” awali
Ira Yuliana, Noor Fajriah, Penerapan Metode PQ4R Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP 3

pertanyaan dengan menggunakan “apa, siapa, Begitu pula dengan metode PQ4R, kelemahan dari
mengapa, dan bagaimana metode PQ4R adalah: (1) tidak tepat diterapkan
(3) Read (baca) pada pengajaran pengetahuan yang bersifat
Baca karangan itu secara aktif, yakni dengan prosedural seperti pengetahuan keterampilan, (2)
cara pikiran siswa harus memberikan reaksi sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku
terhadap apa yang dibacanya. Janganlah siswa (buku paket) tidak tersedia di sekolah, (3)
membuat catatan-catatan panjang. Cobalah pengetahuan siswa terbatas hanya pada materi yang
mencari jawaban terhadap semua pertanyaan- mereka baca, (4) tidak efektif dilakukan pada waktu
pertanyaan yang diajukan sebelumnya. yang sedikit karena metode ini memerlukan waktu
(4) Reflect (renungkan bahan) yang banyak terutama pada tahap read. Dengan
Reflect bukanlah suatu langkah terpisah demikian dapat disimpulkan bahwa metode PQ4R
dengan langkah ketiga, tetapi merupakan suatu adalah salah satu metode pembelajaran yang
komponen esensial dari langkah ketiga berpusat pada siswa. Pada metode ini siswa dilatih
tersebut. Selama membaca, siswa tidak secara mandiri dalam mengikuti pembelajaran
hanya cukup mengingat atau menghapal selama di kelas. Siswa dapat membaca dan
tetapi cobalah untuk memahami informasi memahami materi pelajaran secara lebih luas dan
yang dipresentasikan dengan cara (a) mendalam disamping itu siswa juga dapat bertanya
menghubungkan informasi itu dengan hal-hal dan menjawab secara langsung apa yang mereka
yang telah anda ketahui; (b) mengaitkan baca.
subtopik-subtopik diatas teks dengan konsep- Abdurrahman mengatakan hasil belajar
konsep atau prinsip-prinsip utama; (c) cobalah adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
untuk memecahkan kontradiksi didalam melalui kegiatan belajar. Senada dengan
informasi yang disajikan; dan cobalah untuk Abdurrahman, Juliah mengatakan bahwa hasil
menggunakan meteri itu untuk memecahkan belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik
masalah-masalah yang disimulasikan dan siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dianjurkan dari meteri pelajaran tersebut. dilakukannya. Abdurrahman mengatakan hasil
(5) Recite (ungkapkan kembali) belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
Siswa diminta untuk merenungkan (mengingat) setelah melalui kegiatan belajar. Senada dengan
kembali informasi yang telah dipelajari dengan Abdurrahman, Juliah mengatakan bahwa hasil
menyatakan butir-butir penting dengan belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik
menyaring dan dengan menanyakan dan siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
menjawab pertanyaan-pertanyaan. dilakukannya (Jihad dan Haris, 2008). Dengan
(6) Review (kaji ulang) demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi hasil
Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk belajar merupakan suatu tindakan atau suatu proses
membaca catatan singkat (inti sari) yang telah untuk menentukan nilai keberhasilan belajar siswa
dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi setelah melaksanakan proses belajar selama satu
bacaan bila perlu dan sekali lagi jawab periode tertentu.
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Respon berasal dari kata respone yang
berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction).
Sama seperti metode pembelajaran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikatakan
lainnya, metode PQ4R juga tidak lepas dari
bahwa respons adalah istilah yang digunakan oleh
kelebihan dan kekurangan (Ali: 2012). Kelebihan
psikologi untuk menamakan reaksi terhadap
metode PQ4R diantaranya: (1) sangat tepat
rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon
digunakan dalam pengajaran pengetahuan yang
yang ingin diketahui dari responden adalah untuk
bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi,
mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap
kaidah-kaidah, dan pengetahuan penerapan dalam
metode PQ4R yang telah dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari, (2) dapat membantu siswa
pembelajaran dikelas. Hal ini dapat diketahui melalui
yang daya ingatannya lemah untuk menghapal
kuisioner. Kuisioner ini juga sering disebut sebagai
konsep-konsep pelajaran, (3) mudah diterapkan
angket dimana dalam kuisioner terdapat beberapa
pada semua jenjang pendidikan, (4) mampu
macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan
membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan
masalah penelitian yang hendak diketahui, disusun,
proses bertanya dan mengomunikasikan
dan disebarkan kepada responden untuk
pengetahuannya. Meskipun demikian, setiap metode
memperoleh informasi atau respon di lapangan.
selalu mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu.
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 27 - 33 3

METODE (2) Dokumentasi


Hipotesis dari penelitian ini adalah Dokumentasi dilakukan untuk pengumpulan
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil data yang berkaitan dengan data sekolah
belajar siswa yang menggunakan metode PQ4R mengenai keadaan siswa, keadaan guru-
dengan yang menggunakan metode ekspositori. gurunya, sarana dan prasarana sekolah (profil
Pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini sekolah) yang menjadi tempat penelitian dan
menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan pelaksanaan pembelajaran.
kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan dikenai (3) Tes
perlakuan penggunaan metode PQ4R sedangkan Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar
pada kelas kontrol dikenai perlakuan dengan siswa selama mengikuti pembelajaran
menggunakan metode ekspositori. Tahap akhir dari matematika pada materi persegi panjang,
penelitian ini adalah masing-masing kelas diberi tes persegi, dan jajargenjang. Bentuk tes yang
untuk mengukur hasil belajar masing-masing kelas. digunakan dalam penelitian ini adalah tes
Pengisian respon dalam penelitian ini tertulis berupa seperangkat soal essay, yang
dilakukan setelah pelaksaan evaluasi akhir siswa di diberikan langsung kepada siswa.
kelas eksperimen yang dikenai pembelajaran (4) Angket
menggunakan metode PQ4R. Respon yang ingin Angket dalam penelitian ini digunakan untuk
diketahui dalam pengisian angket ini adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap
mengetahui tanggapan responden terhadap metode pembelajaran matematika menggunakan
PQ4R yang telah dilaksanakan. Tanggapan- metode PQ4R yang terdiri dari item-item
tanggapan ini berupa kriteria/skala yang terdiri dari pernyataan yang diberikan untuk memperoleh
sikap sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), data mengenai respon siswa berupa
tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) pernyataan sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
(Sugiono: 2010). tidak setuju atau sangat tidak setuju. Jenis
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 angket yang digunakan adalah angket tertutup
Sungai Tabuk yang terletak di Desa Paku Alam RT dengan responden siswa kelas VII B SMP
1, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Negeri 3 Sungai Tabuk.
Sekolah ini didirikan pada tahun 2001. Populasi Data yang diperoleh terdiri dari nilai
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII kognitif hasil belajar matematika berupa nilai rapor
SMP Negeri 3 Sungai Tabuk tahun pelajaran dan nilai evaluasi akhir program pengajaran yang
2012/2013 yang berjumlah 63 siswa, yang terdiri dari dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif
3 kelas. yaitu rata-rata dan presentase dan statistik
Teknik pengumpulan data dalam inferensial. yaitu statistik parametris dan
penelitian ini adalah dokumentasi, tes, dan angket. nonparametris (Sugiyono, 2011). Jika data pada
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal, maka
penelitian ini adalah sebagai berikut : menggunakan stastistik parametris, yaitu uji t. Tetapi
(1) Wawancara jika data berdistribusi tidak normal, maka
Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi menggunakan satistik nonparametris, yaitu uji U.
permasalahan siswa SMP Negeri 3 Sungai Kualifikasi hasil belajar yang dicapai oleh siswa
Tabuk dalam mengikuti pembelajaran dapat diketahui melalui rata-rata yang dirumuskan
matematika, sebagai studi pendahuluan dalam dengan (Sudjana, 2005):
penelitian ini.
 fi x i
x
 fi
dengan : x = nilai rata-rata (mean)
 f x = jumlah hasil perkalian antara masing-masing data dengan
i i frekuensinya

 f = jumlah data atau sampel


i
Ira Yuliana, Noor Fajriah, Penerapan Metode PQ4R Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP 3

Tabel 1 Kualifikasi Predikat Hasil Belajar


Angka Keterangan
≥ 95,00 Istimewa
80,00 – 94,90 Amat Baik
65,00 – 79,90 Baik
55,00 – 64,90 Cukup
40,10 – 54,90 Kurang
≤ 40,00 Amat Kurang
(Sumber: Adaptasi dari Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan, 2004)

Hasil klasifikasi dari nilai yang diperoleh dapat dipersentasekan dengan rumus (Sudijono, 2007), yaitu:
𝑓
𝑃 = × 100%
𝑁
Keterangan:
P = angka persentase
f = frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = banyaknya individu

Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan uji Likert. Jawaban setiap item istrumen yang
pendahuluan yaitu uji normalitas dan uji menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
homogenitas. Uji normalitas adalah Kolmogorov- sangat positif sampai sangat negatif. Untuk
Smirnov dan uji homogenitas dengan taraf keperluan analisis , maka jawaban itu dapat diberi
signifikansi (α) = 5%. Setelah dilakukan uji skor.
pendahuluan, maka selanjutnya adalah uji beda. Jika Item jawaban SS (sangat setuju) diberi skor 5
data berdistribusi normal dan homogen maka Item jawaban S (setuju) diberi skor 4
dilakukan uji t. Tetapi, jika data tidak berdistribusi Item jawaban RR (ragu - ragu) diberi skor 3
normal maka dilakukan uji Mann-Whitney dengan Item jawaban TS (tidak setuju) diberi skor 2
taraf signifikansi (α) = 5%. Item jawaban STS (sangat tidak setuju)diberi skor
Menurut Sugiyono (2010) untuk 1
menganalisis respon siswa menggunakan skala

STS TS RR S SS

0 39 78 156
117 195

Gambar 1 Rentang skala Likert

Kualifikasi respon siswa dapat ditentukan dalam kualifikasi, dengan syarat skor total yang berada
rentang skala Likert, jika skor total berada pada pada daerah ≤ setengah interval (jarak dari dua
daerah diantara 2 kualifikasi maka harus ditentukan buah kualifikasi) termasuk dalam kualifikasi yang
skor total tersebut akan masuk ke dalam salah satu berada di sebelah kiri begitupun sebaliknya.
Dengan demikian hipotesis penelitian ditolak artinya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa yang menggunakan metode PQ4R
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan yang menggunakan metode ekspositori.
Berdasarkan analisis data diketahui Pada metode PQ4R di kelas eksperimen siswa lebih
bahwa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol aktif dalam proses pembelajaran, siswa juga lebih
terlihat bahwa nilai signifikannya 0,254 > 5%. mudah dalam mengingat materi pelajaran
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 27 - 33 3

dibandingkan dengan metode ekspositori pada kelas (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan
kontrol yang hanya menerima penyampaian materi menggunakan metode ekspositori berada
dari guru sehingga lebih pasif dan mudah melupakan pada kualifikasi baik,
materi yang telah dipelajari selama pembelajaran. (3) tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari
Pada pelaksanaan metode PQ4R siswa masih hasil belajar siswa antara kelas eksperimen
belum terlalu mahir dalam melaksanaakan metode yang menggunakan metode PQ4R dengan
PQ4R yang baru pertama kali diterapkan, berbeda kelas kontrol yang menggunakan metode
dengan metode ekspositori yang sering ekspositori,
dilaksanakan. (4) siswa memberikan respon setuju terhadap
Metode ekspositori yang dilaksanakan penggunaan metode PQ4R dalam
pada kelas kontrol guru dapat lebih menentukan pembelajaran matematika.
keluasan materi pelajaran. Sedangkan di kelas
eksperimen materi yang dikuasai siswa terbatas Saran
hanya pada apa yang mereka baca. Faktor waktu Berdasarkan hasil penelitian yang
menjadi kendala utama dalam proses pembelajaran dilakukan, peneliti dapat mengemukakan saran-
di kelas eksperimen karena siswa lebih banyak saran sebagai berikut:
memerlukan waktu pada tahap read, sehingga waktu (1) siswa hendaknya banyak berlatih soal-soal
yang digunakan untuk pembahasan latihan soal-soal matematika dan jangan takut mengeluarkan
menjadi sedikit dan di kelas kontrol siswa pertanyaan maupun pemikiran dalam
mempunyai banyak waktu untuk membahas soal- menghadapi persoalan matematika,
soal latihan karena guru dapat memaksimalkan (2) bagi guru matematika yang akan
waktu pada saat penjelasan materi. melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode PQ4R diharapkan
memperhatikan alokasi waktu karena dalam
SIMPULAN DAN SARAN pelaksanaannya memerlukan banyak waktu,
Simpulan terutama pada tahap read,
Berdasarkan penelitian yang telah (3) dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan lebih lanjut khususnya penelitian yang
sebagai berikut: berkenaan dengan hasil penelitian ini dengan
mengingat berbagai keterbatasan yang ada
(1) rata-rata hasil belajar siswa dengan dalam penelitian ini
menggunakan metode PQ4R berada pada
kualifikasi baik,
DAFTAR PUSTAKA
Ali. Metode Pembelajaran PQ4R. Diakses melalui Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
http://downloadgratisarea.blogspot.com/201 (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
2/10/keunggulan -dan-kelemahan-metode- R&D). Alfabeta, Bandung.
pq4r.html#chitika_close_button tanggal 2 . 2011. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta,
agustus 2013. Bandung.
Daryanto. 2009. Panduan Proses Belajar. AV Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori
Publisher, Jakarta. dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar,
Jihad & Haris. 2009. Evaluasi pembelajaran. Multi Yogyakarta.
Pressindo, Yogyakarta. Sutikno, S. 2009. Belajar dan Pembelajaran.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Prospect, Bandung.
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar dengan
Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Pendekatan Baru. PT Remaja
Slavin, R. E. 2008. Psikologi Pendidikan. PT Indeks, Rosdakarya, Bandung.
Jakarta. Tim MKPBM. 2001. Strategi Pembelajaran
Sudijono, A. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Matematika Kontemporer. Universitas
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito, Bandung. Trianto. 2011. Mendesaian Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai