Abstrak. Pembelajaran saat ini seharusnya menunjuk pada proses belajar yang menempatkan
siswa sebagai center stage performance. Metode PQ4R memiliki kelebihan dapat membuat siswa
belajar secara mandiri dan aktif dalam proses pembelajaran. Maka dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil
belajar matematika siswa dengan menggunakan metode PQ4R dan metode ekspositori dan respon
siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode PQ4R. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan membandingkan dua kelas dengan perlakuan yang berbeda. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu memilih kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII
B sebagai kelas eksperimen dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, dokumentasi, tes dan respon. Teknik analisis data dengan
menggunakan statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata hasil belajar siswa menggunakan metode PQ4R dan ekspositori berkualifikasi baik, tidak
ada yang perbedaan yang signifikan antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode
PQ4R dengan ekspositori, dan siswa memberikan respon setuju terhadap pembelajaran
matematika menggunakan metode PQ4R.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan pesat, baik materi maupun kegunaannya, sehingga
kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat dalam penggunaannya atau pembelajarannya di
perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau sekolah harus memperhatikan perkembangan-
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang perkembangannya, baik dimasa lalu, masa sekarang
seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan maupun kemungkinan-kemungkinannya untuk masa
budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan depan. Masalah utama dalam pembelajaran
pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus matematika di sekolah masih rendahnya daya serap
dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa siswa. Hal ini tampak pada rerata hasil belajar
depan (Trianto, 2011). Pendidikan tidak hanya matematika siswa yang senantiasa masih sangat
dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan
pembentukan keterampilan saja, namun diperluas hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan konvensional dan tidak menyentuh dimensi siswa itu
keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu.
sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses
memuaskan, pendidikan bukan semata-mata pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
sebagai sarana untuk mempersiapkan kehidupan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi
yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak siswa untuk berkembang secara mandiri melalui
sekarang yang sedang mengalami perkembangan penemuan dalam proses berpikirnya (Trianto, 2011).
menuju ketingkat kedewasaannya (Ihsan, 2008). Menurut Clements & Battista (Trianto, 2011)
Matematika merupakan salah satu mata pembelajaran selama ini hanya sekedar
pembelajaran yang diajarkan di setiap jenjang penyampaian fakta, konsep, prinsip dan
pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah keterampilan kepada siswa. Senada dengan itu,
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas Soedjadi mengatakan bahwa dalam kurikulum
(SMA) sampai Perguruan Tinggi (PT). Adapun (Tim sekolah di Indonesia terutama pada mata pelajaran
MKPBN, 2001) menyatakan matematika dalam matematika dalam pengajarannya terpatri kebiasaan
pendidikan sekolah telah berkembang dengan amat dengan urutan sajian pembelajaran sebagai
berikut:
27
Ira Yuliana, Noor Fajriah, Penerapan Metode PQ4R Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP 2
(1) diajarkan teori/teorema/ definisi; (2) diberikan pendapat Kimble yang menyatakan bahwa belajar
contoh-contoh dan (3) diberikan latihan soal-soal. adalah perubahan tingkah laku yang relatif
Pembelajaran seharusnya menunjuk pada proses permanen,dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman
belajar yang menempatkan siswa sebagai center (Lambas dkk, 2004). Adapun Trianto (2011)
stage performance. Pembelajaran lebih menekankan mengatakan bahwa belajar diartikan sebagai proses
bahwa siswa sebagai makhluk berkesadaran perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi
memahami arti penting interaksi dirinya dengan tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang
lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah terampil menjadi terampil, dari kebiasaan lama
kebutuhan. Kebutuhan baginya mengembangkan menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi
seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya lingkungan maupun individu itu sendiri. Syah (2004)
(Suprijono, 2009). berpendapat bahwa belajar adalah tahapan
Menurut hasil wawancara dengan guru perunahan menyeluruh tingkah laku individu yang
mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 3 relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
Sungai Tabuk diketahui bahwa hasil belajar siswa interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan dari
kelas VII masih rendah, hal ini dipengaruhi oleh beberapa pengertian belajar di atas, dapat
beberapa permasalahan dalam proses disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
pembelajarannya seperti: 1) siswa kurang memiliki perubahan pada diri seseorang berdasarkan
pengetahuan awal tentang apa yang akan dipelajari, pengalaman yang telah dilalui.
2) siswa mudah melupakan apa yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya, 3) respon siswa Pembelajaran merupakan aspek kegiatan
terhadap pembelajaran masih kurang. Artinya hanya manusia yang kompleks, yang tidak semuanya dapat
beberapa siswa yang mengikuti pelajaran dengan dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat
baik karena siswa kurang memiliki pengetahuan diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan
awal tentang apa yang akan dipelajari, Hal ini antara pengembangan dan pengalaman hidup
menggambarkan ketidaksiapan siswa dalam (Trianto, 2011). Dari beberapa penjelasan di atas
mengikuti pembelajaran di kelas tersebut. Dengan jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan
kata lain bahwa siswa lebih sering menunggu guru interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa,
yang memberikan materi pelajaran selama proses dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang
pembelajaran berlangsung. Mengingat pentingnya bertujuan untuk mencapai pada suatu target yang
pembelajaran matematika di SMP dan berdasarkan telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pembelajaran
hasil wawancara dengan guru martematika di SMP matematika menurut Lambas dkk (2004) antara lain:
Negeri 3 Sungai Tabuk mendorong dilakukannya (1)melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik
penelitian dengan menggunakan metode PQ4R yaitu kesimpulan, (2) mengembangkan aktivitas kreatif
preview (lihat sekilas), question (pertanyaan), read yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan
(baca), reflect (renungkan), recite (ungkapkan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
kembali), dan review (kaji ulang) yang memiliki orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
kelebihan dapat membuat siswa belajar secara dugaan, serta coba-coba, (3) mengembangkan
mandiri dan aktif dalam proses pembelajaran. kemampuan memecahkan masalah, (4)
Permasalahan yang akan diteliti yaitu: (1) mengembangkan kemampuan menyampaikan
bagaimana hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri informasi dan mengkomunikasikan gagasan antara
3 Sungai Tabuk dengan mengunakan metode PQ4R, lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta,
(2) bagaimana hasil belajar siswa kelas VII SMP diagram, dalam menjelaskan gagasan. Menurut
Negeri 3 Sungai tabuk dengan menggunakan Daryanto (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi
metode ekspositori, (3) apakah terdapat perbedaan belajar antara lain: faktor internal, yaitu faktor
yang signifikan dari hasil belajar matematika siswa yang berasal dari dalam diri individu (siswa) berupa
kelas VII SMP Negeri 3 Sungai Tabuk antara kelas faktor jasmaniah, psikologis, kelelahan dan faktor
yang pembelajarannya menggunakan metode PQ4R eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri
dengan kelas yang menggunakan metode individu (siswa) berupa faktor keluarga, faktor
ekspositori, (3) bagaimana respon siswa kelas VII sekolah dan faktor masyarakat.
SMP Negeri 3 Sungai Tabuk terhadap penggunaan Matematika sekolah adalah matematika
metode PQ4R dalam pembelajaran matematika? yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang
Menurut Mouly, belajar pada hakikatnya diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLTP) dan
adalah proses perubahan tingkah laku seseorang Pendidikan Menengah (SMA dan SMK) yang terdiri
berkat adanya pengalaman. Sudjana mengutip atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 27 - 33 2
pertanyaan dengan menggunakan “apa, siapa, Begitu pula dengan metode PQ4R, kelemahan dari
mengapa, dan bagaimana metode PQ4R adalah: (1) tidak tepat diterapkan
(3) Read (baca) pada pengajaran pengetahuan yang bersifat
Baca karangan itu secara aktif, yakni dengan prosedural seperti pengetahuan keterampilan, (2)
cara pikiran siswa harus memberikan reaksi sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku
terhadap apa yang dibacanya. Janganlah siswa (buku paket) tidak tersedia di sekolah, (3)
membuat catatan-catatan panjang. Cobalah pengetahuan siswa terbatas hanya pada materi yang
mencari jawaban terhadap semua pertanyaan- mereka baca, (4) tidak efektif dilakukan pada waktu
pertanyaan yang diajukan sebelumnya. yang sedikit karena metode ini memerlukan waktu
(4) Reflect (renungkan bahan) yang banyak terutama pada tahap read. Dengan
Reflect bukanlah suatu langkah terpisah demikian dapat disimpulkan bahwa metode PQ4R
dengan langkah ketiga, tetapi merupakan suatu adalah salah satu metode pembelajaran yang
komponen esensial dari langkah ketiga berpusat pada siswa. Pada metode ini siswa dilatih
tersebut. Selama membaca, siswa tidak secara mandiri dalam mengikuti pembelajaran
hanya cukup mengingat atau menghapal selama di kelas. Siswa dapat membaca dan
tetapi cobalah untuk memahami informasi memahami materi pelajaran secara lebih luas dan
yang dipresentasikan dengan cara (a) mendalam disamping itu siswa juga dapat bertanya
menghubungkan informasi itu dengan hal-hal dan menjawab secara langsung apa yang mereka
yang telah anda ketahui; (b) mengaitkan baca.
subtopik-subtopik diatas teks dengan konsep- Abdurrahman mengatakan hasil belajar
konsep atau prinsip-prinsip utama; (c) cobalah adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
untuk memecahkan kontradiksi didalam melalui kegiatan belajar. Senada dengan
informasi yang disajikan; dan cobalah untuk Abdurrahman, Juliah mengatakan bahwa hasil
menggunakan meteri itu untuk memecahkan belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik
masalah-masalah yang disimulasikan dan siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dianjurkan dari meteri pelajaran tersebut. dilakukannya. Abdurrahman mengatakan hasil
(5) Recite (ungkapkan kembali) belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
Siswa diminta untuk merenungkan (mengingat) setelah melalui kegiatan belajar. Senada dengan
kembali informasi yang telah dipelajari dengan Abdurrahman, Juliah mengatakan bahwa hasil
menyatakan butir-butir penting dengan belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik
menyaring dan dengan menanyakan dan siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
menjawab pertanyaan-pertanyaan. dilakukannya (Jihad dan Haris, 2008). Dengan
(6) Review (kaji ulang) demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi hasil
Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk belajar merupakan suatu tindakan atau suatu proses
membaca catatan singkat (inti sari) yang telah untuk menentukan nilai keberhasilan belajar siswa
dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi setelah melaksanakan proses belajar selama satu
bacaan bila perlu dan sekali lagi jawab periode tertentu.
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Respon berasal dari kata respone yang
berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction).
Sama seperti metode pembelajaran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikatakan
lainnya, metode PQ4R juga tidak lepas dari
bahwa respons adalah istilah yang digunakan oleh
kelebihan dan kekurangan (Ali: 2012). Kelebihan
psikologi untuk menamakan reaksi terhadap
metode PQ4R diantaranya: (1) sangat tepat
rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon
digunakan dalam pengajaran pengetahuan yang
yang ingin diketahui dari responden adalah untuk
bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi,
mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap
kaidah-kaidah, dan pengetahuan penerapan dalam
metode PQ4R yang telah dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari, (2) dapat membantu siswa
pembelajaran dikelas. Hal ini dapat diketahui melalui
yang daya ingatannya lemah untuk menghapal
kuisioner. Kuisioner ini juga sering disebut sebagai
konsep-konsep pelajaran, (3) mudah diterapkan
angket dimana dalam kuisioner terdapat beberapa
pada semua jenjang pendidikan, (4) mampu
macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan
membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan
masalah penelitian yang hendak diketahui, disusun,
proses bertanya dan mengomunikasikan
dan disebarkan kepada responden untuk
pengetahuannya. Meskipun demikian, setiap metode
memperoleh informasi atau respon di lapangan.
selalu mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu.
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 27 - 33 3
Hasil klasifikasi dari nilai yang diperoleh dapat dipersentasekan dengan rumus (Sudijono, 2007), yaitu:
𝑓
𝑃 = × 100%
𝑁
Keterangan:
P = angka persentase
f = frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = banyaknya individu
Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan uji Likert. Jawaban setiap item istrumen yang
pendahuluan yaitu uji normalitas dan uji menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
homogenitas. Uji normalitas adalah Kolmogorov- sangat positif sampai sangat negatif. Untuk
Smirnov dan uji homogenitas dengan taraf keperluan analisis , maka jawaban itu dapat diberi
signifikansi (α) = 5%. Setelah dilakukan uji skor.
pendahuluan, maka selanjutnya adalah uji beda. Jika Item jawaban SS (sangat setuju) diberi skor 5
data berdistribusi normal dan homogen maka Item jawaban S (setuju) diberi skor 4
dilakukan uji t. Tetapi, jika data tidak berdistribusi Item jawaban RR (ragu - ragu) diberi skor 3
normal maka dilakukan uji Mann-Whitney dengan Item jawaban TS (tidak setuju) diberi skor 2
taraf signifikansi (α) = 5%. Item jawaban STS (sangat tidak setuju)diberi skor
Menurut Sugiyono (2010) untuk 1
menganalisis respon siswa menggunakan skala
STS TS RR S SS
0 39 78 156
117 195
Kualifikasi respon siswa dapat ditentukan dalam kualifikasi, dengan syarat skor total yang berada
rentang skala Likert, jika skor total berada pada pada daerah ≤ setengah interval (jarak dari dua
daerah diantara 2 kualifikasi maka harus ditentukan buah kualifikasi) termasuk dalam kualifikasi yang
skor total tersebut akan masuk ke dalam salah satu berada di sebelah kiri begitupun sebaliknya.
Dengan demikian hipotesis penelitian ditolak artinya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa yang menggunakan metode PQ4R
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan yang menggunakan metode ekspositori.
Berdasarkan analisis data diketahui Pada metode PQ4R di kelas eksperimen siswa lebih
bahwa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol aktif dalam proses pembelajaran, siswa juga lebih
terlihat bahwa nilai signifikannya 0,254 > 5%. mudah dalam mengingat materi pelajaran
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 27 - 33 3
dibandingkan dengan metode ekspositori pada kelas (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan
kontrol yang hanya menerima penyampaian materi menggunakan metode ekspositori berada
dari guru sehingga lebih pasif dan mudah melupakan pada kualifikasi baik,
materi yang telah dipelajari selama pembelajaran. (3) tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari
Pada pelaksanaan metode PQ4R siswa masih hasil belajar siswa antara kelas eksperimen
belum terlalu mahir dalam melaksanaakan metode yang menggunakan metode PQ4R dengan
PQ4R yang baru pertama kali diterapkan, berbeda kelas kontrol yang menggunakan metode
dengan metode ekspositori yang sering ekspositori,
dilaksanakan. (4) siswa memberikan respon setuju terhadap
Metode ekspositori yang dilaksanakan penggunaan metode PQ4R dalam
pada kelas kontrol guru dapat lebih menentukan pembelajaran matematika.
keluasan materi pelajaran. Sedangkan di kelas
eksperimen materi yang dikuasai siswa terbatas Saran
hanya pada apa yang mereka baca. Faktor waktu Berdasarkan hasil penelitian yang
menjadi kendala utama dalam proses pembelajaran dilakukan, peneliti dapat mengemukakan saran-
di kelas eksperimen karena siswa lebih banyak saran sebagai berikut:
memerlukan waktu pada tahap read, sehingga waktu (1) siswa hendaknya banyak berlatih soal-soal
yang digunakan untuk pembahasan latihan soal-soal matematika dan jangan takut mengeluarkan
menjadi sedikit dan di kelas kontrol siswa pertanyaan maupun pemikiran dalam
mempunyai banyak waktu untuk membahas soal- menghadapi persoalan matematika,
soal latihan karena guru dapat memaksimalkan (2) bagi guru matematika yang akan
waktu pada saat penjelasan materi. melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode PQ4R diharapkan
memperhatikan alokasi waktu karena dalam
SIMPULAN DAN SARAN pelaksanaannya memerlukan banyak waktu,
Simpulan terutama pada tahap read,
Berdasarkan penelitian yang telah (3) dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan lebih lanjut khususnya penelitian yang
sebagai berikut: berkenaan dengan hasil penelitian ini dengan
mengingat berbagai keterbatasan yang ada
(1) rata-rata hasil belajar siswa dengan dalam penelitian ini
menggunakan metode PQ4R berada pada
kualifikasi baik,
DAFTAR PUSTAKA
Ali. Metode Pembelajaran PQ4R. Diakses melalui Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
http://downloadgratisarea.blogspot.com/201 (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
2/10/keunggulan -dan-kelemahan-metode- R&D). Alfabeta, Bandung.
pq4r.html#chitika_close_button tanggal 2 . 2011. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta,
agustus 2013. Bandung.
Daryanto. 2009. Panduan Proses Belajar. AV Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori
Publisher, Jakarta. dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar,
Jihad & Haris. 2009. Evaluasi pembelajaran. Multi Yogyakarta.
Pressindo, Yogyakarta. Sutikno, S. 2009. Belajar dan Pembelajaran.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Prospect, Bandung.
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar dengan
Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Pendekatan Baru. PT Remaja
Slavin, R. E. 2008. Psikologi Pendidikan. PT Indeks, Rosdakarya, Bandung.
Jakarta. Tim MKPBM. 2001. Strategi Pembelajaran
Sudijono, A. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Matematika Kontemporer. Universitas
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito, Bandung. Trianto. 2011. Mendesaian Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.