Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesadaran untuk melakukan pemeriksaan tes pap smear tidak terlepas dari

perilaku seseorang. Perilaku menurut WHO dipengaruhi oleh 4 alasan pokok yaitu

pengetahuan, persepsi dan sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap

suatu objek dalam hal ini adalah objek kesehatan. Pengetahuan adalah hasil dari tahu

dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek-objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003). Menurut Bimo

Walgito (2003) berpendapat bahwa sikap yang ada pada seseorang akan memberikan

warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan. Sementara

sikap pada umumnya mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap,

yaitu: komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.

Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sering

timbulnya permasalahan akibat perbedaan itu. Permasalahan tersebut dapat diketahui

dari berbagai macam perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan

kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang,

perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian,

perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, serta faktor

pendidikan.

Perkembangan zaman menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam

masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi,

1
2

pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan

pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial,

masalah keluarga, keuangan, kesehatan, masalah pribadi, dan sebagainya. Keadaan

tersebut menyebabkan masih banyak masyarakat khususnya wanita pasangan usia

subur (PUS) tidak melakukan pemeriksaan pap smear untuk deteksi dini penyakit

kanker serviks.

Pemeriksaan pap smear perlu dilakukan oleh wanita untuk mengetahui

secara dini kejadian kanker leher rahim. Kanker leher rahim (serviks) termasuk

sepuluh penyakit kanker yang menyerang wanita bahkan menduduki urutan pertama

di negara yang sedang berkembang, sedang dinegara maju menduduki urutan ke-10

(Ramli dkk, 2000) dan merupakan penyebab utama kematian pada wanita di seluruh

dunia. Setiap tahun diperkirakan terdapat 500.000 kasus kanker serviks baru

diseluruh dunia, 77 % diantaranya ada di negera-negara berkembang. Kejadidan

kanker serviks di Asia diperkirakan sekitar 75 % dari masalah reproduksi di Asia. Di

Indonesia diperkirakan 90-100 kanker baru diantara 100.000 orang penduduk

pertahun, atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun (Kalbe, 2001). Sedangkan angka

kejadian kanker serviks di Bali pada tahun 2008 berkisar antara 72 – 64 % kasus.

Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian SP2TP Puskesmas Sukawati II, pasien

yang melakukan pemeriksaan pap smear yang datang ke puskesmas pada tahun 2009

berjumlah 49 orang (1,12%), pada tahun 2010 berjumlah 32 orang (0,73%) dan tahun

2011 berjumlah 17 orang (0,39%) sehingga mengalami penurunan sekitar 0,36 %.

Jumlah kasus yang mengidap penyakit kanker serviks di Kabupaten Gianyar

cenderung meningkat dari 14 kasus tahun 2010 menjadi 25 kasus tahun 2011.
3

Cakupan pap smear dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 berkisar antara

0,39% sampai 1,12%, masih kurang dari 85% target yang diberikan kabupaten.

Jumlah wanita PUS di Puskesmas Sukawati II berjumlah 4377 orang dengan rincian :

desa Singapadu Kaler berjumlah 547 orang, desa Singapadu Tengah berjumlah 432

orang, desa Singapadu berjumlah 470 Orang, desa Celuk berjumlah 366 Orang, desa

Batubulan berjumlah 1829 orang dan desa Batubulan Kangin berjumlah 733 orang.

Survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 Aprili 2012 dengan cara

membagikan kuesioner terhadap sepuluh orang ibu di Puskesmas Sukawati II untuk

mengetahui pengetahuan ibu tentang pemeriksaan pap smear diketahui bahwa

sebanyak enam orang ibu tidak mengetahui tentang pemeriksaan pap smear dan

empat orang mengetahui tentang pemeriksaan pap smear. Sedangkan berdasarkan

tingkat pendidikan diketahui bahwa sebanyak enam orang ibu mempunyai tingkat

pendidikan sekolah menengah atas, dua orang berpendidikan sekolah menengah

pertama serta dua orang berpendidikan sekolah dasar. Berdasarkan pekerjaan

diketahui bahwa sebanyak dua orang wanita PUS bekerja sebagai karyawan di Bali

Bird Park, empat orang sebagai pedagang di pasar seni Sukawati, satu orang sebagai

penari pada pementasan barong di Batubulan, satu orang sebagai pengrajin perak dan

dua orang tidak bekerja. Dari segi penghasilan wanita PUS yang diteliti diketahui

bahwa enam orang berpenghasilan diatas satu juta per bulan, satu orang

berpenghasilan tidak tetap menurut daya beli pasar, satu orang berpenghasilan rata-

rata 800.000 per bulan dan dua orang tidak berpenghasilan. Dari segi perilaku

pemeriksaan pap smear diketahui lima orang pernah melakukan pemeriksaan pap

smear dan lima orang lainnya belum pernah melakukan pemeriksaan pap smear.
4

Dari permasalahan diatas, dan juga dari beberapa hasil penelitian terdahulu

yang menunjukkan bahwa ada hubungan karakteristik dan perilaku dengan

pemeriksaan pap smear pada wanita pasangan usia subur (PUS), seperti penelitian

yang dilakukan oleh Suwiyoga (2001) menyatakan bahwa wanita enggan untuk

diperiksa karena ketidaktahuan, rasa malu dan takut serta faktor biaya yang

disebabkan oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan wanita PUS.

Penelitian Wilopo (2010) masyarakat dengan sosial ekonomi rendah kurang memiliki

kesempatan untuk melakukan pap smear karena alasan kekurangan biaya. Darnindro

dkk (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur

responden terhadap perilaku responden, dan antara pengetahuan dengan sikap

responden tentang pap smear di Rumah Susun Klender. Demikian juga penelitian

yang dilakukan Cut Nurhasanah (2008) menyatakan ada hubungan tingkat

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan sikap wanita PUS dengan

pemeriksaan pap smear di Banda Aceh, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Hubungan Karakteristik dan Perilaku Wanita Pasangan Usia

Subur (PUS) dengan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah :

1.2.1 Apakah ada hubungan umur dengan pemeriksaan pap smear di Puskesmas

Sukawati II?

1.2.2 Apakah ada hubungan pendidikan dengan pemeriksaan pap smear di

Puskesmas Sukawati II?


5

1.2.3 Apakah ada hubungan pekerjaan dengan pemeriksaan pap smear di

Puskesmas Sukawati II?

1.2.4 Apakah ada hubungan penghasilan dengan pemeriksaan pap smear di

Puskesmas Sukawati II?

1.2.5 Apakah ada hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan pap smear di

Puskesmas Sukawati II?

1.2.6 Apakah ada hubungan sikap dengan pemeriksaan pap smear di Puskesmas

Sukawati II?

1.2.7 Apakah ada variabel yang paling dominan berhubungan dengan pemeriksaan

pap smear di Puskesmas Sukawati II?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penulis melakukan penelitian ini untuk menganalisis Hubungan

Karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) dan Perilaku

(pengetahuan, sikap) Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Pemeriksaan

Pap Smear di Puskesmas Sukawati II

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengetahui hubungan umur dengan pemeriksaan pap smear di

Puskesmas Sukawati II

1.3.2.2. Mengetahui hubungan pendidikan dengan pemeriksaan pap

smear di Puskesmas Sukawati II


6

1.3.2.3. Mengetahui hubungan pekerjaan dengan pemeriksaan pap

smear di Puskesmas Sukawati II

1.3.2.4. Mengetahui hubungan penghasilan dengan pemeriksaan pap

smear di Puskesmas Sukawati II

1.3.2.5. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan pap

smear di Puskesmas Sukawati II

1.3.2.6. Mengetahui hubungan sikap dengan pemeriksaan pap smear di

Puskesmas Sukawati II

1.3.2.7. Mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan

dengan pemeriksaan pap smear di Puskesmas Sukawati II

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan peneliti tentang pentingnya pemeriksaan pap

smear sebagai deteksi dini kanker serviks pada wanita pasangan usia

subur (PUS).

1.4.2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan untuk meningkatkan cakupan program deteksi dini

kanker serviks dengan pemeriksaan pap smear pada wanita pasangan usia

subur (PUS) serta untuk menurunkan kematian akibat kanker serviks.

Anda mungkin juga menyukai