TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Murwani, 2014). Menurut
Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowlwdge) adalah hasil tahu dari
manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa
air, apa manusia, apa alam dan sebagainya.
Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu
pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010), mempunyai
6 tingkatan:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil)
memori yang telah ada sebelumnya setelah mengetahui sesuatu
2) Memahami (comprehension)
Memahani suatu objek bukan sekedar tahu terhadap
objek tersebut, tidak sekedar dapat meyebutkan, tetapi orang
tersebut harus dapat menginprestasikan secara benar tentang
objek yang diketahui tersebut
10
11
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau
mengapplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi
yang lain
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari
hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam
sebuah masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis
adalah apabila orang tersebut telah membedakan, memisahkan,
mengelompokan, dan membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atas objek tersebut.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis
dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
Kemampuan untuk meyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berakaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu objek
tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada
kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
12
6) Sosial Ekonomi
Tingkat pengetahuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidup semakin tinggi sosial ekonomi maka akan
menambah tingkat pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh
seseorang dari proses tersebut dilakukan pengukuran seberapa
jauh pengetahuan seseorang yang telah diperoleh. Menurut
Skinner dalam (Notoatmodjo, 2010) maka pengukuran
pengetahuan seseorang diketahui dengan cara orang yang
bersangkutan menggunakan hal-hal yang diketahuinya dalam
bentuk bukti jawaban baik lisan maupun tulisan.
2. Definisi Bayi
Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan
perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Wong, 2008). Menurut Soetjiningsih
(2013) dalam Haryanto (2014), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun.
Dengan pembagian sebagai berikut:
a. Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari.
b. Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari.
c. Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari.
d. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun.
Bayi merupakan manusia yang baru lahir umur 0-1 tahun pada usia
ini bayi rentan sekali terkena berbagai penyakit karena sistem pertahanan
imun belum siap untuk melawan penyakit-penyakit sistem imun yang
masuk kedalam tubuh sehingga dibutuhkan sistem kekebalan yang bisa
membantu imun bayi supaya terhindar dari penyakit yang meyerang sistem
imun.
3. Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata immune yang mempunyai arti kebal,
sehingga imunisasi dapat didefinisikan sebagai suatu usaha pencegahan
penyakit dengan cara sengaja memberikan perlindungan (kekebalan)
kepada seseorang dengan memasukan vaksin ke dalam tubuh. Imunisasi
merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008).
Sistem imunisasi dapat mencegah antigen menginfeksi tubuh.
Sistem imunisasi ini bersifat alami dan artificial. Imunisasi alami
16
3) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap
apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap
akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional (Aswar,
2015).
4) Pekerjaan
Teori kebutuhan (Teori Maslow) mengemukakan 5 tingkat
kebuhan pokok manusia. Kelima tingkat ilmiah yang kemudian
dijadikan pengertian guna dalam mempelajari motivasi manusia.
Kelima tingkatan adalah kebutuhan fisologis,rasa aman dan
perlindungan, kebutuhan sosial, penghargaan dan aktivitas diri, ibu
yang mempunyai pekerjaan demi mencukupi kebutuhan keluarga
akan mempengaruhi kegiatan imunisasi termasuk kebutuhan rasa
aman dan perlindungan sehingga ibu lebih mengutamakan pekerjaan
dari pada mengantar bayinya untuk melakukan imunisasi.
5) Dukungan keluarga
Teori lingkungan kebudayaan dimana orang belajar banyak
dari lingkungan kebudayaan sekitarnya. Pengaruh keluarga terhadao
pembentukan sikap sangat besar karena keuarga merupakan orang
yang palinf dekat dengan anggota keluarga yang lain. Jika sikap
keluarga terhadap imunisasi kurang begitu respon dan bersikap tidak
menghiraukan atau bahkan pelaksanaan kegiatan imunisasi, maka
pelaksanaan imunisasi tidak akan dilakukan oleh ibu bayi karena
tidak ada dukungan oleh keluarga.
6) Fasilitas kesehatan
Fasilitas merupakan sarana untuk melancarkan pelaksanaan
suatu fungsi atau suatu program.
7) Lingkungan
Kehidupan dalam suatu lingkungan mutlak adamya interaksi
sosoal hubungan antara dua atau lebih saling mempengaruhi
19
8) Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan berupaya dan bertanggung jawab
memberikan pelayanan kesehatan pada individu dan masyarakat
yang profesional akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat
sehingga diharapkan ibu mau mengimunisasikan bayinya dengan
memberikan atau menjelaskan pentingnya imunisasi
9) Penghasilan
Yang sering dilakukan adalah menilai hubungan antara tingkat
penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada
mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli
obat atau membayar transportasi ataupun sebagainya (Notoatmodjo,
2010).
10) Pendidikan
Latar belakang pendidikan seeorang akan mempengaruhi
kemampuan pemenuhan kebutuhannya sesuai dengan tingkat
pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda yang pada akhirnya
mempengaruhi motivasi (Nursalam, 2013).
e. Tujuan Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan
kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta
anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering terjangkit. Secara
umum tujuan imunisasi, antara lain:
1) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
2) Imunisasi sangat efektif mencegah peyakit menular.
3) Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan
mortlitas (angka kematian) pada bayi.
Depkes RI (2010), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk
mencegah penyakit kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh
wabah yang sering muncul, sehingga dapat memberikan kekebalan pada
anak untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi yang
20
f. Manfaat Imunisasi
1) Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh peyakit,
dan kemungkinan cacat atau kematian
2) Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin-bahwa anak akan menjalani masa kanak-
kanak yang nyaman.
3) Untuk negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untik melanjutkan pembagunan
negara (Proverawati & Andhini, 2009).
1) Imunisasi aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan
akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami
reaksi imunoglobin spesifik yang akan menghasilkan respon seluler
dan humoral serta di hasilkanya sel memori, sehingga apabila benar-
benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon.
Dalam imunisasi aktif terdapat emapat macam kandungan dalam
setiap vaksinya (Hidayat 2005).
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah di
lemahkan agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika
terpapar lagi tubuh dapat mengenalinya dan merespon. Contoh
imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak. Dalam imunisasi
aktif terdapat unsur-usur vaksin, yaitu:
a) Vaksin dapat berupa organisme secara keseluruhan dimatikan,
eksotoksin yang didektoksifikasi saja, atau endotoksin yang
terikat pada protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin
dapat juga berasal dari ekstrak komponen-kompunen
organisme dari suatu gen. Dasarnya adalah antigen harus
merupakan bagian dari organisme yang dijadikan vaksin.
b) Pengawet, stabilisator atau antibiotik merupakan zat yang
digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau
menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba.
Bahan-bahan yang di gunakan seperti air raksa atau antibiotik
yang biasa digunakan.
c) Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan
kultur jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen,
misalnya antigen telur, protein serum, bahan kultur sel.
d) Adjuvan, tediri dari garam alumunium yang berfungsi
meningkatkan sistem imun dari antigen. Ketika antigen
terpapar dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan
perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan
22
d. Kemasan
38
f. Efek samping
39
B.Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Sumber: SDKI (2012); Kemenkes RI (2013); Proverawati & Atika (2010); Notoadmodjo (2010); Murwani (2014)
41
Gambar 2.2
Kerangka konsep Penelitian
42
D. Hipotesisi penelitian
Ha : Ada hubungan antara pengetetahuan ibu tentang imunisasi dengan
kelengkapan imunisasi pada bayi di Puskesmaas Kasihan 1 Bantul
DIY.
Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi
dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas
Kasihan 1 Bantul DIY.