NIM : 131811133062
Kelas : A1-2018
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
2016).
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik
1. Tahu atau know diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
5
kembali terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan
6
2. Memahami atau comprehension diartikan sebagai suatu kemampuan
1. Pendidikan
7
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan
akan semakin luas pula pengetahuannya, akan tetapi perlu diketahui lagi
2. Lingkungan
timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
8
4. Pengalaman
5. Usia
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak
ada penurunan pada usia ini berbeda dengan usia remaja (Wawan,
2010).
9
Usia remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi
termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja serta sangat berisiko
6. Media massa
10
seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
2.2 Perilaku
2.2.1 Pengertian
suatu tindakan yang diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi amat
11
Perilaku manusia dapat di tinjau dari sudut pandang, yaitu perilaku
dasar atau umum sebagai makhluk hidup dan perilaku sosial. Perilaku
dalam arti umum memiliki arti berbeda dengan perilaku sosial yang berarti
perilaku spesifik yang darahkan pada orang lain. Perilaku dasar merupakan
(Wowo, 2014).
dibentuk.
12
2.2.3 Bentuk Perilaku
1. Perilaku pasif
Bentuk pasif merupakan respon internal yang dapat terjadi di dalam diri
sendiri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain.
2. Perilaku aktif
(Windy, 2015):
13
1. Tingkat perilaku dapat dikatakan baik jika responden mampu menjawab
kuesioner.
kuesioner.
2.3 Swamedikasi
2.3.1 Pengertian
merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit (Nur Aini, 2017).
Hal yang harus diperhatikan pada swamedikasi yaitu ketahui kondisi dan
gejala yang dialami, cek label interaksi obat, mengetahui obat apa saja
yang bisa digunakan untuk swamedikasi, cek label efek samping, teliti pada
(Wahyu, 2018).
penyakit gejala ringan yang tidak diperlukan datang ke dokter atau tenaga
14
medis lainnya, selain itu obat yang di jual golongan obat over the counter
2018) :
biang keringat, jerawat, kadas atau kurap, ketombe, kudis, kutil, luka
dapat memilih obat yang tepat untuk melakukan swamedikasi dengan benar.
1. Obat Bebas.
15
4. Obat Narkotika
5. Obat Tradisional
a. Jamu
c. Fitofarmaka
seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun luar
(Fitria, 2008). Apabila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis
obat ialah sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita
dewasa; juga disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik
dinyatakan sebagai dosis toxica. Menurut Joenoes, (2004), dosis toksik ini
2008):
1. Dosis terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita.
2. Dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang dapat diberikan kepada
16
Cara pemakaian obat yang baik sudah diketahui. Efek samping
obat adalah setiap respons obat yang merugikan dan tidak diharapkan
yang terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. Beberapa hal
1. Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang
mungkin timbul.
pada apoteker.
3. Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatal-
4. Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui,
dan apoteker.
17
Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya.
Tidak boleh dipecah atau dikunyah. Sediaan cair, gunakan sendok obat
atau alat lain yang telah diberi ukuran untuk ketepatan dosis. Jika
penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter minta
untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat badan pasien (Wahyu, 2018).
2.5 Apotek
(Yulia, 2016).
2.6 Gastritis
18
2.6.1 Pengertian
difus atau lokal. Ada dua jenis gastritis yang sering terjadi yaitu gastritis
suerfical akut dan yang kedua gastritis atrofik kronis (Amin, 2015).
1. Pola makan
2. Helicobacter Pylori
3. Terlambat makan
4. Makanan pedas
2.6.2 Klasifikasi
2015) :
1. Gastritis Akut
diakibatkan oleh pola diet, misal makan terlalu banyak, terlalu cepat,
Bentuk gastritis akut yang paling parah disebabkan asam kuat atau
2. Gastritis Kronis
19
dapat diklasifikasikan sebagai tipe A atau Tipe B. Tipe A ini terjadi
2.6.3 Etiologi
faktor lain termasuk beberapa obat seperti aspirin dan ibuprofen, infeksi,
atrofik, seperti tukak lambung, defiensi zat besi, anemia pernissiosia dan
2.6.5 Patofisiologi
20
menginbasi mukosa lambung dan terjadilah reaksi peradangan, inilah yang
(Nian, 2015) :
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan feses
21
DAFTAR PUSTAKA
Amin, H. dkk. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnos medis &
Nanda Nic Noc (Yudha (ed.)). Medication Jogja.
Bagas. (2016). Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada remaja di
Pondok Al-hikmah, Trayon, Karanggede Boyolali. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Nian, A. N. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Gastrointestinal
Dengan konsep Mind Mapping Untuk mempermudah Pemahaman Mahasiswa
(I. Taufiq (ed.); Pertama). CV. Trans Info Media.
Victorian, G. (2010). Gastritis. Emergency Departement Fact.
22