Anda di halaman 1dari 5

1.

Komunikasi Bisnis Internal ke Atas (Upward Communication)


Jenis komunikasi internal dalam bisnis yang satu ini mengacu pada aliran informasi dari
bawah ke atas dalam struktur organisasi. Jadi, informasi disampaikan dari karyawan atau
tim yang berada di tingkat bawah dalam struktur organisasi ke atasan mereka atau
manajemen yang berada di tingkat yang lebih tinggi.

Sebagian besar komunikasi yang mengalir ke atas didasarkan pada formulir sistematis,
laporan, survei, dan sumber daya lainnya untuk membantu karyawan memberikan informasi
yang diperlukan dan lengkap. Selain itu, jenis komunikasi bisnis ini memungkinkan
manajemen tingkat atas untuk tetap mendapat informasi tentang apa yang terjadi dengan
perusahaan. Hal ini juga memberikan karyawan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan,
menyampaikan masalah, atau memberikan saran.

Contohnya, karyawan dari Divisi SDM sedang mempersiapkan laporan yang akan
disampaikan kepada Manajer SDM, misalnya laporan atrisi. Di dalam laporan tersebut,
terdapat informasi mengenai perputaran (turnover) karyawan tahunan atau bulanan
beserta alasan atau faktor penyebabnya. Dengan begitu, Manajer SDM bisa memahami apa
penyebab atrisi dan melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi turnover karyawan.

Karakteristik upward communication :


 Aliran informasi terjadi dari tingkat bawah ke tingkat atas organisasi.
 Bersifat partisipatif yaitu mendorong partisipasi dan keterlibatan karyawan dalam
pengambilan keputusan dan perencanaan.
 Digunakan untuk memberikan laporan, saran, permintaan, umpan balik (feedback) dari
bawahan kepada atasan.

Kelebihan Upward Communication:


 Pemberdayaan karyawan: Upward communication memungkinkan para karyawan untuk
berbagi gagasan, pendapat, dan masalah dengan manajemen atau atasan mereka. Ini
memberikan kesempatan bagi karyawan untuk merasa didengar dan dihargai, serta
meningkatkan keterlibatan dan kepuasan kerja.
 Mendorong inovasi dan perubahan: Melalui Upward communication, ide-ide baru dan
gagasan inovatif dapat disampaikan kepada manajemen. Ini dapat membuka peluang
untuk melakukan perubahan dan peningkatan dalam organisasi.
 Identifikasi masalah: Upward communication dapat membantu organisasi dalam
mengidentifikasi masalah atau potensi masalah yang mungkin tidak terdeteksi pada
tingkat manajemen. Melalui komunikasi ini, karyawan dapat melaporkan situasi yang
memerlukan perhatian atau perubahan.

Kekurangan Upward Communication:


 Komunikasi yang terhambat: Terkadang karyawan merasa takut atau tidak nyaman
untuk menyampaikan informasi sesungguhnya kepada atasan karena khawatir akan
konsekuensi negatif yang mungkin timbul. Biasanya hal ini seringkali terjadi ketika
adanya laporan yang tidak baik tentang kondisi perusahaan yang harus disampaikan oleh
bawahan kepada atasan.
 Beban waktu: Banyaknya laporan dari bawahan dapat menjadi rumit untuk dikelola dan
memakan waktu yang berlebihan. Oleh karena itu, atasan harus membuat prosedur dan
jadwal pelaporan yang terstruktur agar penyampaian informasi dari bawahan dapat
terlaksana dengan efektif.

2. Komunikasi Bisnis Internal ke Bawah (Downward Communication)


Jenis komunikasi ini merupakan kebalikan dari upward communication, dimana pertukaran
informasi mengalir dari atas ke bawah yaitu ketika manajemen atau atasan mengirimkan
pesan atau informasi kepada karyawan atau tim di tingkat yang lebih rendah dalam struktur
organisasi. Penyampaian informasinya bisa secara tertulis, tatap muka, telepon, meeting,
dan sebagainya.

Karena aliran informasi dari atas, biasanya komunikasi bisnis internal ke bawah dilakukan
oleh individu dengan jabatan lebih tinggi untuk mengomunikasikan tujuan, prosedur dan
kebijakan, keputusan, instruksi, panduan, dan sebagainya kepada bawahan.

Contohnya, instruksi dari manajemen level atas kepada masing-masing kepala divisi
mengenai aturan dan regulasi perusahaan yang baru. Media penyampaiannya bisa
lewat broadcast pesan, email, atau memo tertulis.

Karakteristik downward communication:


 Informasi mengalir dari manajer atau atasan menuju bawahan.
 Digunakan untuk memberikan arahan, instruksi, kebijakan, atau umpan balik (feedback)
dari atasan kepada bawahan.
 Membantu menyampaikan tujuan organisasi, memberikan umpan balik performa, dan
memastikan pemahaman yang jelas mengenai tugas dan tanggung jawab.

Kelebihan Downward Communication:


 Penyampaian Informasi Penting: Downward Communication memungkinkan atasan
untuk menyampaikan informasi penting seperti kebijakan, tujuan, instruksi, dan tugas
kepada karyawan.
 Motivasi dan Arahan: Atasan dapat menggunakan downward communication untuk
memotivasi dan mengarahkan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.
 Menghindari Salah Paham: Dalam Downward Communication, atasan dapat memastikan
bahwa pesan disampaikan dengan jelas dan dapat dipahami oleh karyawan. Hal ini
membantu dalam menghindari kesalahpahaman dan konflik yang dapat timbul akibat
interpretasi yang salah.

Kekurangan Downward Communication:


 Kurangnya Partisipasi: Komunikasi yang hanya mengalir dari atasan ke karyawan dapat
mengurangi partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan. Ini bisa membuat
karyawan merasa tidak terlibat dan kurang memiliki rasa memiliki terhadap organisasi.
 Keterlambatan Informasi: Meskipun Downward Communication dapat mengirimkan
informasi penting, terkadang informasi tersebut mungkin tidak sampai ke karyawan
dengan cepat. Ini bisa terjadi karena hambatan dalam proses komunikasi, seperti terlalu
banyaknya informasi atau kurangnya aliran komunikasi yang efektif dalam organisasi.
3. Komunikasi Bisnis Lateral (Lateral Communication/Horizontal)
Komunikasi bisnis lateral terjadi antara individu atau tim di tingkat yang sama dalam
organisasi baik di dalam divisi masing-masing maupun antar divisi seperti karyawan pada
karyawan atau manajer pada manajer. Penyampaian informasi bisa dilakukan secara tertulis
maupun lisan. Ini adalah bentuk komunikasi horizontal yang memungkinkan kolaborasi,
koordinasi, dan pertukaran informasi antara departemen atau tim yang berbeda.

Contohnya, Manajer Pemasaran berkoordinasi dengan Manajer Produk mengenai tren


pasar, kebutuhan dan ekspektasi konsumen, skenario permintaan produk, maupun
informasi lain yang relevan untuk proses desain produk yang sesuai. Atau Manajer SDM
yang berkoordinasi dengan para manajer dari divisi lain untuk kebutuhan
rekrutmen, training karyawan, penilaian kinerja, dan sebagainya.

Karakteristik komunikasi bisnis lateral:


 Pertukaran informasi terjadi antara individu atau unit kerja sejajar di dalam organisasi.

 Digunakan untuk berbagi informasi, koordinasi proyek, atau bekerja sama lintas
departemen.

 Memfasilitasi kolaborasi antar tim, pertukaran ide, dan penyelesaian masalah bersama.

Kelebihan komunikasi bisnis lateral:


 Kolaborasi dan Koordinasi: komunikasi bisnis lateral memungkinkan kolaborasi yang
lebih baik antara anggota tim yang bekerja pada tugas atau proyek yang sama. Hal ini
memungkinkan mereka untuk berbagi ide, informasi, dan sumber daya sehingga
memperbaiki koordinasi dan efisiensi dalam pekerjaan.
 Kecepatan dan Efisiensi: Komunikasi langsung antara anggota tim yang sejajar
memungkinkan pertukaran informasi yang lebih cepat dan efisien, membantu dalam
pengambilan keputusan yang lebih cepat.

 Inovasi dan Pembelajaran: Melalui komunikasi bisnis lateral, individu dapat berbagi ide,
pandangan, dan pengetahuan mereka. Ini dapat mendorong terjadinya inovasi dan
memungkinkan pertukaran pembelajaran antar anggota tim, sehingga meningkatkan
kinerja dan kemampuan tim secara keseluruhan.

Kekurangan komunikasi bisnis lateral:


 Kurangnya Koordinasi: Jika komunikasi bisnis lateral tidak dikelola dengan baik, dapat
menyebabkan kurangnya koordinasi antara anggota tim. Terlalu banyak informasi yang
beredar secara horizontal tanpa arah yang jelas dapat menyebabkan kebingungan dan
ketidakpastian.

 Konflik dan Ketidaksesuaian: komunikasi bisnis lateral dapat menimbulkan perbedaan


pendapat atau ketidakcocokan antara anggota tim yang memiliki pandangan atau
kepentingan yang berbeda. Tanpa komunikasi yang efektif, konflik dapat terjadi dan
mempengaruhi kerjasama serta menciptakan ketidakharmonisan dalam tim.
 Jaringan Komunikasi yang Sulit: Terkadang, terlalu banyak jalur komunikasi lateral dapat
membuat jaringan komunikasi menjadi rumit dan sulit untuk diatur. Ini dapat
menghambat aliran informasi yang efektif dan memperlambat proses pengambilan
keputusan dalam tim.

4. Komunikasi Bisnis Eksternal (External Communication)


Komunikasi bisnis eksternal dilakukan untuk menyampaikan informasi kepada pihak-pihak
eksternal yang ada di luar perusahaan seperti pemasok, pelanggan, pemegang saham, mitra
bisnis, media, aparat pemerintah atau masyarakat umum.

Contohnya, Manajer Purchasing berkomunikasi dengan vendor untuk bernegosiasi soal


harga bahan baku. Saat staf Divisi Penjualan berkomunikasi pelanggan dalam kegiatan
penjualan barang atau jasa. Atau pengumuman peluncuran produk kepada media,
menjawab pertanyaan pelanggan melalui kanal media sosial, atau berkomunikasi dengan
pemasok mengenai pesanan.

Karakteristik komunikasi bisnis eksternal:


 Pertukaran informasi terjadi antara organisasi dan pihak eksternal seperti pelanggan,
pemasok, mitra bisnis, atau masyarakat luas.

 Digunakan untuk membangun hubungan, berkomunikasi mengenai produk atau


layanan, mempromosikan merek, atau menangani pertanyaan dan masalah pelanggan.

 Dilakukan untuk membangun reputasi dan kepercayaan eksternal.

Jenis komunikasi bisnis yang satu ini dilakukan untuk mendorong peningkatan volume
penjualan, aktivitas bisnis yang efektif, peningkatan laba perusahaan, dan sebagainya. Dan
pada akhirnya, citra dan performa perusahaan meningkat.

Kelebihan komunikasi bisnis eksternal:


 Akses Ke Sumber Daya Eksternal: Melalui komunikasi eksternal, organisasi dapat
mengakses sumber daya dan informasi yang tidak ada di dalamnya. Misalnya, dengan
berkomunikasi dengan pemasok, organisasi dapat memperoleh bahan atau layanan yang
diperlukan.

 Pemasaran dan Promosi: Komunikasi eksternal memainkan peran penting dalam


pemasaran dan promosi produk atau layanan. Komunikasi eksternal yang efektif dapat
membantu organisasi untuk membangun citra merek yang baik, menginformasikan
calon pelanggan tentang produk baru, dan meningkatkan tingkat kesadaran di pasar.

 Peluang Bisnis: Komunikasi eksternal dapat membantu organisasi dalam


mengidentifikasi peluang bisnis baru. Melalui koneksi dan jaringan yang baik dengan
pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan eksternal lainnya, organisasi dapat
menemukan peluang kerjasama, kemitraan, atau pengembangan produk baru.

Kekurangan komunikasi bisnis eksternal:


 Kontrol atas Informasi: Salah satu kelemahan dari komunikasi eksternal adalah
organisasi memiliki kendali yang terbatas atas bagaimana informasi mereka diterima dan
digunakan oleh pihak eksternal. Pesan yang dikomunikasikan secara eksternal dapat
disalahartikan, diubah, atau digunakan dengan cara yang tidak diinginkan oleh pihak
luar.
 Respon yang Tidak Terduga: Komunikasi eksternal dapat merespon organisasi dengan
cara yang tidak diharapkan. Keputusan atau langkah-langkah yang diambil oleh
organisasi dapat menghasilkan tanggapan yang tidak diinginkan atau tidak mendukung
dari publik atau pemangku kepentingan eksternal.

 Keamanan dan Kerahasiaan: Komunikasi eksternal dapat meningkatkan risiko keamanan


dan kerahasiaan. Informasi rahasia organisasi, seperti rencana bisnis, strategi
pemasaran, atau data pelanggan, dapat terancam jika tidak dijaga dengan baik saat
dikomunikasikan secara eksternal.

Sumber:
https://www.uc.ac.id/en/4-jenis-komunikasi-bisnis-dan-contohnya-yang-ada-di-semua-
perusahaan/
https://smith.ai/blog/types-of-business-communication

Anda mungkin juga menyukai