Anda di halaman 1dari 4

Aggregate Anorganik Buatan

Terak Tanurtinggi
Terak tanur tinggi dari industri pengecoran dan industri baja, bila telah dalam
keadaan beku berupa batu keras yang terutama mengandung senyawa kapur
karena bahan semula adalah batu kapur.kekerasan tekan ini sama dengan
kekerasan batu kapur,Oleh karena itu terak dapat dipakai sebagai bahan
agregat.Perkembangan teknologi setelah PD II,antara lain mengolah terak
menjadi bahan yang lebih berguna,ialah dengan cara mendinginkan secara
mendadak terak cair ( panas ) ke dalam air atau menyemprotkan air melalui
suatu orifice sehingga membentuk (slag wool). pendinginan mendadak terak cair
ke dalam air akan mendapat butir terak yang keropos,semacam batuan apung
disebut "Expanded Slag". butiran-butiran keropos ini dipakai sebagai agregat
ringan,mengenai slag wool,dipakai terutama untuk bahan isolasi atau dipakai
sebagai pengganti glass wool terutama untuk pembuatan lembaran plastik yang
diperkuat dengan serat ini,terak yang didinginkan dengan cepat bila digiling
halus juga dapat dipakai sebagai Pozolan buatan.

L. W. A
ALWA singkatan dari Artificial Lightweight Aggregat merupakan agregat
buatan. Alwa pada umumnya mencakup juga expanded slag atau biasa dibuat
dari lempung bekah. lempung atau tanah liat yang mineral nya mengandung
senyawa air yang terikat,atau senyawa belerang bila dibakar pada suhu,kalsinasi
nya akan mengembang sehingga berpori.sifat ini dimanfaatkan untuk pembuatan
agregat lempung bekah.Agregat lempung bekah ini merupakan agregat ringan
(semacam batu apung) buatan.Industri agregat ringan buatan ini banyak terdapat
terutama di Amerika Serikat dan Kanada,dan beberapa negara Eropa,serta
Jepang. keuntungan menggunakan agregat ringan beton yang dibuat,daripadanya
memiliki berat volume lebih rendah dari beton biasa sehingga memungkinkan
untuk dicapai berat beton kurang dari 1800 kg/m³ bahkan lebih rendah dari 1200
kg/m³. di Indonesia industri ini belum berkembang tetapi telah dirintis cara
pembuatannya oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pemukiman (dulu
DPMB) dengan proyek percobaannya di Cilacap.sejenis ALWA yang bahannya
dari batu alam,ialah bakaran batu obsidian (gelas alam) atau bakaran perlit.hasil
bakaran dari mineral yang terakhir ini menghasilkan butir-butir kecil yang sangat
ringan menyerupai gabus,sedang hasil bakaran batu obsidian menghasilkan
agregat ringan yang seperti kerupuk ringannya.

Fly Ash dan Sisa Bakaran Batu Bara


Fly ash atau sisa bakaran batu bara biasanya terdapat sebagai abu sisa
pembakaran bahan bakar batu bara,industri semen,dan lain-lainnya.Fly ash dari
industri semen,tercampur dengan abu kapur dan silikat.di Indonesia penggunaan
abu sisa pembakaran batu bara belum dikembangkan,salah satu sumber bahan
buangan ini adalah dari PLTU Suralaya di Cilegon,Banten.Jenis abu ini bersifat
pozolan sehingga dapat dipergunakan dalam pembuatan beton atau unsur
bangunan dari kapur dan semen. Di negara industri maju penggunaan jenis abu
ini sudah merupakan hal yang biasa,bahkan abu itu juga dipakai untuk campuran
semen. Sisa bakaran batu bara kadang-kadang berupa lelehan terak yang kropos
tercampur arang dan dapat pula dimanfaatkan sebagai agregat kasar untuk
pembuatan bata beton.Bata beton dari pembakaran batu bara ini dapat mencapai
kuat tekan yang menyamai beton biasa dan dengan berat volume antara 1500
kg/m³ atau 1800 kg/m³.

Aggregate Organik
Pada umumnya agregat organik,berasal dari kayu atau limbah pertanian,dan
sebagian lagi merupakan limbah industri,misalnya serat majun dari industri
tekstil,serat sisal atau jute dari industri karung (goni).
Limbah atau Pecahan Kayu.
Agregat dari limbah industri kayu,berupa serbuk gergaji atau potongan
kayu.serbuk kayu atau serbuk gergaji dapat dipakai sebagai bahan agregat untuk
pembuatan papan ringan dengan bahan perekat semen atau gips
perekat.Penggunaannya untuk dinding penyekat atau plafon,terutama untuk
konstruksi yang terlindung dari basah/air.. Papan kayu campur semen dikenal di
Indonesia dengan nama Jumen (kayu semen).

Pulp Kayu
Kemajuan terbaru pemakaian limbah kayu untuk unsur bangunan semen,ialah
pemakaian bubur kayu (pulp) dicampur dengan semen,dicampur atau tanpa
serat asbes.lembaran pulp semen ini dikenal dengan nama Pulp Cement Board
(PCB).ia dibuat berupa lembaran tipis 3-10 mm,untuk dinding penyekat atau
plafon yang terlindung dari lembab.

3.2.3. Bahan Tambahan


Bahan tambahan dalam pembuatan unsur bangunan beton sama dengan bahan tambah
untuk beton yang biasa.Penggunaan bahan tambah kelompok Admixture (Accelerator,
water proofing agent,retarder dan lain-lain) biasanya jarang dilakukan terutama untuk
daerah yang tropis.Yang paling banyak dipakai ialah jenis bahan tanah pewarna (pigmen)
bila unsur yang dibuat itu perlu berwarna,misalnya untuk pembuatan ubin
lantai,persyaratan pigmen untuk unsur bangunan beton,terutama ialah jenis pigmen yang
terbuat dari oksida logam pewarna organik,seperti pewarna untuk tekstil tidak dapat
dipakai,karena pewarna organik ini akan luntur akibat sifat basa dari kapur dan
semen.Untuk bahan bangunan yang berpori kecil misalnya beton gas atau beton
busa,dipakai bahan tambah pembentuk busa yang terbuat dari serbuk aluminium atau dari
hidrolized albumin.Pemakaian serbuk logam aluminium secara langsung dicampur
dengan bahan perekat bubur kapur atau semen dan agregat,Karena basa keras dari
kapur,maka aluminium akan bereaksi membentuk oksida dan membesarkan gas H2 yang
menimbulkan gelembung halus di dalam masanya.bila dipakai hidrolized albumin,maka
cairan ini perlu direaksikan dulu dengan udara.dibentuk busa terlebih dahulu caranya
ialah menyemprotkan cairan ini bersama-sama dengan udara,sehingga terjadi emulsi
udara (busa). Busa tadi kemudian dicampur kan dengan adukan agregat,air dan
perekatnya,lalu diaduk sampai busanya merata,dan adukan yang mengandung busa tadi
dicetak.Tanah atau bahan alam yang bersifat pozolan,disamping dipakai sebagai agregat
berfungsi juga sebagai bahan tambah karena sifatnya yang dapat mengeras bila dicampur
kapur dan air,maka dengan penambahan pergaulan itu pembuatan unsur bangunan beton
dapat lebih murah,seba akan dapat mempertinggi kekuatan serta dapat mengurangi
pemakaian semen portland.

3.3. Unsur bangunan berbentuk bata atau blok


3.3.1. Bata Tanah stabilisasi
Jenis ini adalah jenis bata yang termudah atau termurah,dan bahan utamanya adalah tanah
dengan bahan perekat kapur atau semen portland.Tanah yang dipakai untuk pembuatan
bata tanah stabilisasi atau tanah mantap,alah tanah yang berpasir tetapi sedikit
mengandung lempung.Tanah yang baik untuk ini,kandungan lempungnya (butiran
tembus ayakan 74 micron) kurang lebih antara 10 atau 35%. Pemberian/pencampuran
dengan air diberikan sedemikian rupa,sehingga tidak terlalu basah tetapi juga tidak terlalu
kering.tetapi bila dicampur nanti dapat dipadatkan,akan mencapai kepadatan atau berat
yang tertinggi. Jadi yang penting disini,pemberian air sedemikian banyaknya,sehingga
massa campuran dapat mencapai apa yang disebut "maksimum moisture density".

3.2.2. Bata Tras-Kapur


Bata tras kapur sebenarnya juga sejenis dengan bata tanah stabilisasi,tetapi disini dipakai
jenis tanah khusus yang memiliki sifat tras-pzolan. Tanah semacam ini,merupakan tanah
hasil pelapukan dari abu gunung berapi atau lakukan dari batu lelehan.

Anda mungkin juga menyukai