Rubbish Club
Rubbish Club
OLEH :
Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan
2. Gagasan ide
Sampah yang seharusnya dibuang dengan percuma, maka diperlukan
peran pelajar khususnya pengurus rohis di setiap sekolah untuk membantu
pemerintah kota dalam menghadapi masalah sampah. Kondisi waktu juga
menunjang peran rohis. Satu contoh adalah program adiwiyata.
Adiwiyata berasal dari kata adi dan wiyata. Adi menurut bahasa berarti
besar, agung, baik, ideal, dan sempurna. Wiyata memiliki makna tempat di
mana seseorang mendapat ilmu pengetahuan, norma serta etika yang dapat
menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju
keadaan cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Adiwiyata adalah salah satu program kementrian lingkungan hidup
dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga
sekolah dalam rangka upaya pelestarian lingkungan hidup.
Dilihat dari ruang lingkupnya, adiwiyata melibatkan banyak pihak,
mulai dari pegawai sekolah, guru-guru, bahkan kepala sekolah. Tidak
terbatas dari itu saja, ekstrakurikuler seperti pecinta alam di sekolah-sekolah
bahkan ikut terlibat. Dengan begitu, rohis juga bisa ambil peran dalam
mensukseskan program yang sedang menjadi trending topic di dunia
pendidikan saat ini.
Kota Tebing Tinggi memiliki berbagai macam organisasi masyarakat
seperti MSO (Moslem Student Organization). MSO adalah sebuah
organisasi bernafaskan islami yang beranggotakan para pengurus rohis di
kota Tebing Tinggi. MSO ini adalah sebuah organisasi yang di bina
langsung oleh MY Club (Muslim Youth Club). Pembinaan ini sudah
berlangsung selama 7 tahun, sehingga saat ini sudah 20 sekolah yang sudah
menjadi angggota.
Banyak program MSO yang telah terlaksana dikarenakan pemanfaatan
sampah secara kreatif dan produktif.
Daftar nilai ekonomis sampah yang dapat dimanfaatkan, antara lain :
Botol plastik bekas seharga Rp.3.000,00/kg
Pipet bekas seharga Rp.2.000,00/kg
peralatan bekas (ember) seharga Rp.2.000,00/kg
Koran bekas seharga Rp.2.000,00/kg
Besi seharga Rp.3.000,00/kg
Kardus bekas seharga Rp.2.000,00/kg
Program-program MSO yang direncanakan sebagian dana diperoleh
dari pemanfaatan sampah adalah sebagai berikut :
a. Uang kas MSO
MSO memiliki anggota sebanyak 300 orang. 1 anggota diwajibkan
mengumpulkan sampah yang dapat di daur ulang sebesar
Rp.10.000,00 atau setara dengan 5 kg koran bekas setiap 3 bulan
sekali. Maka total uang kas MSO selama 3 bulan sebesar
Rp.3.000.000,00.
b. Napak tilas
Program yang sangat digemari oleh kalangan pelajar muslim kota
Tebing Tinggi ini sangat menarik jika dilihat dari sisi pendanaan.
Dana yang dibutuhkan hampir lebih dari Rp.10.000.000. Namun
anggota MSO telah menyiasati hal itu dengan 30% dana diperoleh dari
hasil produksi daur ulang sampah.
c. Jambore rohis
Jambore rohis merupakan ajang perlombaan yang diadakan oleh MSO
untuk mengumpulkan seluruh pelajar di kota Tebing Tinggi sehingga
menjadi pribadi yang memiliki intelektual tinggi. Program ini
membutuhkan biaya yang cukup besar, sekitar Rp.15.000.000,00.
Sesuai konsep pemanfaatan sampah, maka MSO akan berusaha
memperoleh dana 20% dari sampah. Didalam Jambore Rohis ini
terdapat berbagai macam kegiatan. Dari Try Out, Olimpiade, kuis
Rangking 1, cerdas cermat dan aneka lomba lainnya termasuk juga
pentas seni.
Selain program-program diatas, rencananya MSO akan membentuk
sebuah klub yang bertujuan untuk menghimpun pelajar muslim maupun non
muslim dengan metode dakwah yang hampir sama dengan sistem
mentoring.
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah melakukan presentasi dan
mengirimkan surat permohonan program rohis-rohis kepada pemerintah
untuk membentuk suatu klub yang bertugas membantu pemerintah dan
pihak sekolah dalam hal menunjang program adiwiyata, selanjutnya disebut
sebagai Rubbish Club. Presentasi ini berisi permohonan agar Rubbish Club
dapat dilaksanakan secara optimal dengan harapan kepala-kepala sekolah di
kota Tebing Tinggi agar antusias terhadap program yang diajukan oleh para
pengurus rohis. Setelah surat permohonan diterima dan surat rekomendasi
telah sampai di pihak sekolah, maka hal yang paling penting untuk
dilakukan adalah mencari 10 orang siswa dan 10 orang siswi baik muslim
maupun non-muslim yang bersedia menjadi relawan dalam Rubbish Club.
Setelah itu siswa-siswi tadi dibina, dilatih serta dimotivasi dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan. Dan hal paling penting adalah 1 anggota wajib
mengumpulkan 1 sampah setiap minggunya di bengkel sampah yang telah
disediakan di setiap sekolah yang melaksanakan program ini. Setelah
sampah terkumpul hal selanjutnya adalah memanfaatkan sampah yang ada
menjadi suatu produk yang menguntungkan seperti kompos, tas berbahan
dasar plastik, hiasan lampu, lampion, miniatur, dan lain sebagainya.
Bab III
Penutup
B.1. Kesimpulan
B.2. Saran