Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sesuai pasal 1 ayat 10 UU RI NO. 20 tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi
"Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan”, maka
Pengadaan Program Pembinaan Kepemudaan merupakan satu bentuk implementasi dari hal
tersebut.
Pemuda sebagai salah satu modal dasar pembangunan perlu dihimpun dan dibina agar
mereka benar-benar mampu mengambil peran aktif dalam pembangunan di daerah. Sekarang
ini memang sudah cukup banyak lembaga atau organisasi kepemudaan yang dibentuk oleh
pemerintah daerah maupun masyarakat itu sendiri. Namun, berbagai kegiatan-kegiatan kreatif
dan inovatif bagi para pemuda tersebut harus terus dikembangkan dan disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Salah satu penyesuaian yang dimaksud adalah terkait kondisi negara
Indonesia yang sedang dalam masa pandemi Covid-19.
Melihat kondisi di masa pandemi ini, dimana kegiatan sekolah aktif diliburkan, akibatnya
cukup banyak para pemuda yang menghabiskan waktunya dengan hanya bermain gadget atau
hanya sekedar berkumpul-kumpul saja. Untuk itu, penulis mengadakan salah satu kegiatan
kreatif dan inovatif bagi para pemuda di daerah penulis yaitu membuat Bunga Aglonema
dari Kantong Plastik dan Vas Bunga dari Botol Plastik dan mengangkatnya sebagai judul
laporan praktikum pada mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan.
Adapun alasan penulis memilih bunga Aglonema adalah karena di masa pandemi ini
sangat banyak kaum ibu-ibu yang berminat dengan bunga tersebut. Kemudian, penulis
memilih bahan dasar plastik adalah karena bahan dasar tersebut murah dan mudah didapat,
bahkan sebagian besar telah menjadi sampah yang perlu diatasi. Penulis harap Program
Pembinaan Kepemudaan ini terlaksana tepat sasaran dan efektif dalam menciptakan para
pemuda di kelurahan Bahkapul menjadi lebih kreatif, inovatif dan produktif.

1
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya kreatifitas pemuda di kelurahan Bahkapul
2. Kurangnya rasa peduli lingkungan di kelurahan Bahkapul
3. Banyaknya sampah yang mencemari lingkungan di kelurahan Bahkapul

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah program Pembinaan Kepemudaan Melalui Kegiatan Kreatif Membuat Bunga
Aglonema dari Kantong Plastik dan Vas Bunga dari Botol Plastik efektif untuk
mengalihkan waktu para pemuda menjadi lebih bermanfaat?
2. Apakah program Pembinaan Kepemudaan Melalui Kegiatan Kreatif Membuat Bunga
Aglonema dari Kantong Plastik dan Vas Bunga dari Botol Plastik efektif dalam
meningkatkan kreaktivitas dan produktifitas para pemuda?
3. Apakah program Pembinaan Kepemudaan Melalui Kegiatan Kreatif Membuat Bunga
Aglonema dari Kantong Plastik dan Vas Bunga dari Botol Plastik efektif dalam
mengatasi sampah plastik?

1.4. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah untuk praktikum ini antara lain :
1. Program ini memiliki sasaran belajar yaitu para pemuda di kelurahan Bahkapul.
2. Program Pembinaan ini menghasilkan 2 karya kerajinan yaitu bunga Aglonema dan
membuat vas bunga.
3. Program ini memanfaatkan sampah kantong plastik dan botol plastik sebagai bahan
dasar kerajinan yang akan dibuat.

1.5. Tujuan Kegiatan


Tujuan utama program ini adalah untuk memberikan kegiatan positif, kreatif, inovatif dan
produktif kepada para pemuda di kelurahan Bahkapul.

2
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
1.6. Manfaat Kegiatan
Program Pembinaan Kepemudaan Melalui Kegiatan Kreatif Membuat Bunga Aglonema
dari Kantong Plastik dan Vas Bunga dari Botol Plastik ini diharapkan dapat memberikan
beberapa manfaat sebagai berikut.
1. Memberikan kegiatan positif dan produktif kepada para pemuda di kelurahan
Bahkapul.
2. Mengembangkan potensi para pemuda di kelurahan Bahkapul dalam bidang seni
kerajinan tangan.
3. Meningkatkan minat para pemuda di kelurahan Bahkapul untuk lebih kreatif dan
inovatif.
4. Membantu mengurangi permasalahan sampah plastik di keluarah Bahkapul.
5. Menjadi salah satu solusi positif bagi para pemuda di kelurahan Bahkapul untuk
memperoleh uang saku tambahan.

3
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Pembelajaran Berwawasan Kebangsaan


Pembelajaran berwawasaan kemasyarakatan dilandasi oleh pemikiran dari berbagai teori
pembelajaran, yaitu teori humanistik, teori progresivisme, dan teorikonstruksivisme, serta
pendidikan berbasis masyarakat. Pembelajaran berwawasan kemasyarakatan harus didasarkan
pada hal-hal berikut :
1. Kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi peserta didik
2. Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran
3. Materi pembelajaran terintegrasi dengan kehdupan sehari-hari peserta didik
4. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran ada kesesuaian dengan kebutuhan peserta
didik
5. Menekankan pada pembelajaran partisipatif yang berpusat pada peserta didik
6. Menumbuhkan kerja sama di antara peserta didik
7. Menumbuhkan kemandirian

2.2. Pengertian Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan


Pembelajaran berwawasan kemasyarakatn merupakan pembeajaran yang diselenggarakan
dengan memberdayakan segala potensi yang ada di lingkungan masyarakat yang terdiri
atas, sumber daya manusia dan sumber daya teknologi.
Menurut Galbarait (Marzuki: 2004), pendidikan berbasis masyarakat mengandung
makna, yaitu :
1. Kemampuan peserta didik meningkat
2. Partisipasi dan demokrasi
3. Mobilisasi aksi masyarakat

2.3. Prinsip Pembelajaran Berwawasan Kebangsaan


Prinsip-prinsip pembelajaran berwawasan kemasyarakatan sebagai berikut:
1. Determinasi diri (self determination)
Determinasi diri mengandung makna bahwa setiap keputusan untuk kepentingan
peserta didik harus dimusyawarahkan terlebih dahulu secara bersama. Prinsip ini akan
mendorong terciptanya kondisi yang kondusif dalam melakukan berbagai kegiatan.

4
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Peserta didik akan merasa dihargai apabila dilibatkan dalam pengambilan keputusan
sehingga keputusan yang diambil didasarkan kepada kepentingan bersama.
2. Membantu dirinya sendiri (self help)
Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk meningkatkan potensi yang
dimilikinya sehingga setiap pesserta didik dapat membantu dirinya untuk berkembang
sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Prinsip ini akan menumbuhkan kemandirian
pada peserta didik untuk melakukan sesuatu keputusan, tanpa ketergantungan pada pihak
lain.
3. Mengembangkan kepemimpinan (leadership development)
Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam berbagai
kegiatan. Hal ini sangat penting, yaitu untuk melatih keberanian peserta didik dalam
mengatur sebuah kegiatan sehingga kepercayaan diri dari peserta didik akan terbentuk
dengan adanya pemimpin yang dapat diharapkan.
4. Lokalisasi (localization)
Lokalisasi kegiatan pembelajaran diupayakan memiliki nilai strategis bagi pserta
didiksehingga memiliki kemudahan untuk dapat dijangkau oleh setiap peserta didik.
Apabila tempat kegiatan dianggap strategis, diharapkan motivasi peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran selalu tinggi.
5. Pelayanan terpadu (integrated delivery of services)
Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dilakukan secara terpadu dari berbagai
komponen yang terlibat, hal ini didasarkan bahwa peserta didik merupakan sasaran yang
berhak menerima pelayanan secara maksimal.
6. Menerima perbedaan (accept diversity)
Peserta didik yang mengikuti pembelajaran memiliki karakteristik yang heterogen,
dengan keanekaragaman karakteristik tersebut diharapkan menjadi modal untuk
menciptakan kebersamaan melalui pemenuhan kebutuhan belajar yang beraneka ragam.
Perbedaan yang dimiliki peserta didik bukan unntuk dijadikan sumber konflik, tetapi
dengan perbedaan dapat dijadikan sumber pengalaman dalam pembelajaran sehingga erjadi
saling membelajarkan diantara peserta didik.
8. Belajar terus menerus (life long learning)
Prinsip belajar terus menerus harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta
didik untuk terus belajar sesuai dengan kebutuhannya. Konsekuensinya dalam kegiatan
pembelajaran harus menyediakan program materi yang beraneka ragam sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik.

5
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
2.4. SDM yang Kreatif, Inovatif, dan Produktif
Dewasa ini segala aspek kehidupan dituntut untuk bersaing menunjukkan yang terbaik,
karena yang terbaiklah yang akan dapat bertahan untuk tetap bersaing dalam panggung
globalisasi. Sebuah organisasi seharusnya mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang
ada dalam dunia yang penuh gejolak global tersebut. Sebagai contoh, perkembangan bisnis
dunia yang sangat pesat menimbulkan persaingan pasar yang ketat dan alot. Setiap harinya
muncul pelaku bisnis yang menghasilkan dan mengenalkan produknya dengan kreativitas dan
inovasi baru, sehingga persaingan pun tidak bisa dihindarkan lagi. Jika para pelaku usaha
tidak berusaha menjadi diri yang kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produknya, maka
usahanya akan tergilas oleh kompetitor lain. Sejatinya, manusia yang memegang peran besar
dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Manusia yang menjadi motor penggerak semua
komponen yang ada di dalam organisasi tersebut, sehingga manusia menjadi ujung tombak
dari pengelolaan organisasi secara keseluruhan. Untuk melakukan perubahan ke arah yang
positif, maka dibutuhkan manusia-manusia andal yang mampu mencari strategi yang tepat
dan unik guna memenangkan persaingan.
Seperti diketahui, dalam organisasi terdapat salah satu unsur, yaitu manusia yang
merupakan sumber daya penggerak tujuan suatu organisasi dan paling banyak berperan untuk
menentukan berhasil atau tidaknya tujuan organisasi tersebut. Sumber daya manusia atau
disebut karyawan berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian
organisasi demi pencapaian misi yang maksimal. Demikian vitalnya manusia dalam sebuah
organisasi, sehingga untuk dapat menjalankan organisasi dengan baik, maka manusia tersebut
haruslah kreatif, inovatif, dan produktif. 
Yang dimaksud dengan kreatif adalah menciptakan ide atau gagasan baru yang mampu
menghasilkan produk baru yang belum ada sebelumnya dan bisa digunakan oleh masyarakat.
Ciri-ciri orang yang kreatif antara lain memiliki banyak ide dan kemauan, memiliki jiwa yang
suka dengan tantangan, selalu mencoba sesuatu yang baru, serta memiliki jiwa yang
profesional. Sedangkan yang dimaksud dengan inovasi adalah pembaruan yang bertujuan
memberikan nilai lebih pada suatu produk dengan ide baru yang berbeda dengan produk
lainnya. 
Orang yang inovatif memiliki ciri-ciri seperti giat belajar dan bekerja, selalu berorientasi
ke depan, kaya ide-ide yang cemerlang, berpikir rasional dan berprasangka baik, menghargai
dan menggunakan waktu sebaik-baiknya, serta suka melakukan eksperimen dan penelitian.
Walaupun kedua kata ini memiliki arti yang berbeda, namun kedua hal tersebut sangat
berhubungan erat. Dengan bersikap kreatif dan inovatif, kita akan menjadi “beda” dengan
yang lain, menjadi unik dan akan berpotensi menjadi yang terdepan dalam persaingan yang
6
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
semakin ketat. Sikap kreatif dan inovatif pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun
tidak semua orang mampu mengembangkannya. Untuk bisa mengembangkan sikap kreatif
dan inovatif, diperlukan suatu kesungguhan dan ketekunan. Kreatif dan inovatif menjadi salah
satu kunci sukses untuk memenangkan persaingan. Pengembangan sikap kreatif dan inovatif
juga akan lebih baik apabila dikembangkan secara bersama-sama, karena keduanya memiliki
suatu sinergitas yang kokoh. Dengan menciptakan produk baru yang berbeda dengan produk
lain, maka akan memiliki suatu nilai “plus” dibandingkan dengan produk lain. Oleh karena
itu, penting untuk mendorong pengembangan kreativitas dan menjadi benar-benar inovatif.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjadi diri yang kreatif dan inovatif, antara
lain dengan membuat ide-ide baru sehingga dengan memiliki ide-ide yang kreatif, maka akan
tercipta program baru yang lebih inovatif, melawan ketakutan dalam melakukan perubahan
dan tidak takut akan kegagalan, memiliki motivasi diri yang kuat sehingga ide yang
diciptakan dapat diaplikasikan dengan mudah dan tidak akan menyerah dalam menghadapi
kegagalan, menerima pendapat pihak lain terhadap ide yang akan direalisasikan, serta
memperluas wawasan dengan membaca sehingga mendapat pengetahuan untuk menciptakan
ide-ide baru. Dengan menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, maka juga akan mendorong
pada peningkatan produktivitas. Di mana pribadi yang produktif memiliki kemauan untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan sangat membawa
dampak baik kepada sebuah organisasi. Dengan menjadi sumber daya manusia yang kreatif,
inovatif, dan produktif, maka secara otomatis juga akan membawa organisasi pada pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dengan maksimal.

2.5. Pentingnya Kreativitas bagi Pemuda


Kreativitas adalah kemampuan menciptakan dan mewujudkan gagasan baru untuk
meningkatkan nilai tambah atau manfaat dari bahan-bahan yang sudah tersedia. Krativitas
sangat dibutuhkan dalam upaya membuka lapangan kerja baru karena kreativitas sebagai
suatu acuan utama dalam memperoleh suatu pekerjaan yang layak bagi kehidupan mendatang.
Kreativitas juga menentukan pola pikir dan karakter seseorang. Tidak ada hewan yang
memiliki kemampuan mencipta seperti yang manusia miliki. Kreativitas memiliki peranan
yang sangat penting karena memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia.
Kreativitas memberikan andil yang sangat besar dalam setiap kesuksesan. Berikut ini adalah
beberapa manfaat kreativitas dalam kehidupan sehari-hari: meningkatkan keunggulan
kompetitif , meningkatkan produktivitas , mengatasi masalah , mengatasi kegagalan ,
mengatasi kebosanan.

7
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
2.6. Pentingnya Kegiatan Pembinaan Kepemudaan
Pemuda sebagai salah satu modal dasar pembangunan perlu dihimpun dan dibina agar
ereka benar-benar mampu mengambil peran aktif dalam pembangunan di daerah. Untuk itu,
diperlukan konsep yang tepat dalam pembinaan lembaga kepemudaan agar keberadaannya
benar-benar dapat menumbuhkembangkan motivasi dan kreativitas pemuda.
Peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan dapat ditingkatkan dengan :
1. mewujudkan keserasian kebijakan pemuda di berbagai bidang pembangunan.
2. Memperluas kesempatan memeperoleh pendidikan dan keterampilan.
3. Meningkatkan peran serta pemusa salam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya
dan agama
4. Meningkatkan peran serta pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan dan
kepemimpinan dalam pembangunan

8
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
BAB 3
HASIL

Kegiatan : Pembinaan Kepemudaan Melalui Kegiatan Kreatif Membuat Bunga


Aglonema dari Kantong Plastik dan Vas Bunga dari Botol Plastik
Tanggal : 28 Oktober 2020 s/d 16 November 2020
Tempat : Kelurahan Bahkapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar

3.1. Kegiatan Pertama (28 Oktober 2020)


Pada kegiatan awal, pembimbing melakukan observasi langsung di lingkungan tempat
tinggal yakni di Jalan Handayani, Kelurahan Bahkapul, Kota Pematangsiantar. Observasi ini
dilakukan untuk keperluan identifikasi masalah. Observasi dilakukan dengan memperhatikan
langsung apa saja kegiatan-kegiatan para pemuda pada jam-jam senggang mereka.
Pembimbing juga mengamati hal-hal apa saja yang biasa menjadi penarik minat para pemuda
tersebut. Selain mengamati, pembimbing juga menemui langsung salah satu kelompok
pemuda yang sedang berkumpul dan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan serta
mendukung rencana kegiatan yang akan dilaksaksanakan nantinya.

3.2. Kegiatan Kedua (02 November 2020)


Pada kegiatan ini, pembimbing melakukan sosialisasi langsung kepada para pemuda di
kelurahan Bahkapul. Sosialisasi dilakukan sebagai pendekatan awal serta memperkenalkan
kepada para pemuda mengenai seluk-beluk kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam kegiatan
sosialisasi, pembimbing menjumpai langsung para pemuda untuk kemudian dikumpulkan
dalam sebuah pertemuan. Dalam sosialisasi ini, pembimbing menggunakan beberapa media
seperti produk jadi bunga Aglonema dari plastik bekas lengkap dengan vas bunga dari botol
plastiknya. Pembimbing juga menggunakan bahasa yang sesuai dengan perkembangan anak
muda.

3.3. Kegiatan Ketiga (03 November 2020)


Pada kegiatan ini, pembimbing dan para pemuda peserta belajar sudah berkumpul di
lokasi yang sudah disepakati bersama. Terdapat 10 peserta yang bersedia mengikuti kegiatan
ini. Pembimbing lalu menjelaskan alat-alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat
kerajinan Bunga Aglonema dan Vas Bunga.

9
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan antara lain :
1) Kantong Plastik bekas warna merah dan hijau untuk bunga Aglonema
2) Botol plastik bekas berukuran besar untuk vas bunga
3) Kawat halus/kecil/kawat bunga, untuk bagian tangkai bunga
4) Gabus/sterofom/busa, untuk bagian dalam vas bunga
5) Cat minyak/pilox
6) Kertas HVS, untuk melapisi plastik saat penyetrikaan
7) Cairan antibakteri, untuk mensterilkan kantong plastik dan botol plastik bekas

Alat-alat yang digunakan antara lain :


8) Gunting
9) Setrika, untuk melengketkan satu plastik dengan plastik lain
10) Lem tembak, untuk melengketkan kawat pada daun
11) Korek api/lilin, untuk merapikan bagian tepi daun

Pada hari ini, pembimbing bersama seluruh peserta mengumpulkan kantong plastik
bekas berwarna merah dan hijau dan botol plastik bekas berukuran besar. bahan plastik ini
sebagian kami dapatkan dari para ibu-ibu rumah tangga, dari tukang pengumpul barang bekas
dan juga kami kumpulkan langsung dari sepanjang jalan sekitar tempat tinggal.

3.4. Kegiatan Keempat (05 November 2020)


Pada kegiatan ini, peserta dan pembimbing bekerjasama membersihkan kantong
plastik bekas dan botol plastik bekas. Bahan-bahan yang sudah kami kumpulkan pada
pertemuan sebelumnya, lalu kami sterilisasi dan kami keringkan. Sampah plastik yang sudah
kami kumpulkan, kami cuci menggunakan detergen, dibilas dengan air bersih, lalu direndam
dengan cairan antibakteri selama 10menit. Setelah dirasa sudah bersih, sampah plastik lalu
kami keringkan dengan dijemur langsung dibawah matahari. Pengeringan dilakukan selama 2
hari.

3.5. Kegiatan Kelima (08 November 2020)


Pada hari ini, kami mulai membuat bungaAglonema dan Vas Bunga. Kantong plastik
yang sudah kering, lalu kami rapikan agar tidak terlalu kusut. Setelah kantong plastik dan
botol plastik siap digunakan, kami mulai membuat bunga aglonema dan vas bunga tahap 1.
Pembimbing memberikan instruksi tahap demi tahap pengerjaannya sebgaai berikut :
10
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Tahap 1 membuat bunga aglonema :
1) Potong horizontal/mendatar setiap ujung atas dan ujung bawah kantong plastik merah
maupun hijau, sehingga kantong plastik menjadi berbentuk persegi panjang.
2) Susun kantong plastik hijau menjadi 3 lapis dalam setiap set. Dalam satu rangkaian
bunga, diperlukan minimal 6 set plastik hijau yang nantinya akan menghasilkan 12
sampai 15 daun aglonema.
3) Setrika setiap set (3 lapis) plastik hijau. Sebelum menyetrika, lapisi plastik dengan
kertas yang agak tebal, gunanya agar plastik tidak terbakar dan lengket pada setrika.
Pastikan juga agar suhu setrika tidak terlalu panas.
Hasil dari penyetrikaan ini, setiap set plastik akan menjadi lembaran plastik yang kaku
dan agak keras sehingga mudah untuk digunting. Lembaran inilah yang akan kita
gunakan untuk membuat daun aglonema.

Tahap 1 membuat vas bunga


1) Belah botol plastik menjadi dua bagian. Pemotongan dilakukan pada bagian botol
yang datar (titik potongnya kira-kira ½ dari tinggi botol). Bagian yang akan
digunakan nantinya adalah bagian bawah botol.
2) Beri garis melingkar mengikuti bentuk botol dengan jarak 1cm dari tepi atas botol.
3) Potonglah melingkar pada bagian yang diberi garis tadi. Hasil potongan akan
berbentuk seperti gelang (kita sebut ring botol)
4) Masukkan setiap ring botol tadi kebagian tubuh botol. Memasukkannya dari
bagian bawah/dasar botol, lalu dorong ke atas sampai kira-kira jaraknya 3-4cm
dari dasar botol.
5) Gunting vertikal pada bagian tubuh botol dengan panjang guntingan sekitar 10cm
(atau tidak melewati ring botol). Dan jarak antar guntingan masing-masing 1cm.

3.6. Kegiatan Keenam (11 November 2020)


Pada hari ini peserta melanjutkan tahap pembuatan bunga aglonema dan vas bunga.
Karena lama pertemuan setiap sesi hanya sekitar 1-1,5 jam saja, sehingga pembuatan bunga
dan vas bunga ini harus dilakukan sampai beberapa kali pertemuan.
Adapun langkah-langkah pemuatan bunga aglonema dan vas bunga tahap 2 sebagai berikut.
Tahap 2 membuat aglonema:

11
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
1) Buat pola berbentuk daun aglonema pada lembar plastik yang sudah disterika
sebelumnya. Dalam setiap lembar plastik bisa menghasilkan 2 sampai4 lembar
daun aglonema dengan ukuran daun bervariasi.
2) Gunting daun mengikuti pola yang sudah dibuat. Lakukan sampai lembar plastik
terakhir.
3) Saatnya membuat potongan tulang daunnya. Tulang daun aglonema berbentuk
menyirip. Caranya, lipat dua (lipat tengah) vertikal pada daun aglonema. Lalu beri
guntingan menyamping (diagonal) ke sisi samping atas, gunting sekitar 3 sampai 5
guntingan, tergantung besar kecilnya daun.
4) Setelah selesai membuat semua potongan tulang daun, sediakan 1 lembar plastik
berwarna merah yang sudah dipotong dan dirapikan sebelumnya. Letakkan
beberapa daun aglonema di atas plastik merah tersebut. Lalau lapisi daun-daun
tersebut dengan kertas HVS. Setrika lapisan plastik merah dan daun aglonema
tersebut. Hasil dari penyetrikaan ini adalah, daun-daun aglonema akan memiliki
sisi berwarna merah pada bagian tulang daunnya (bagian tengah).
5) Gunting plastik merahnya mengikuti pola daun aglonema yang sudah menempel
pada plastik merah tersebut.
6) Rapikan bagian tepi daun menggunakan korek api/nyala lilin, agar bagian tepi
daun menempel sempurna.

Tahap2 membuat vas bunga :


1) Lengkungkan keluar setiap guntingan tubuh botol tersebut, lalu
masukkan/selipkan ke dalam ring botol. Lakukan sampai potongan terakhir.
Hasilnya, botol akan berbentuk menyerupai bunga.
2) Cat botol dengan cat minyak ataupun pilox. Pastikan semua sisi terutup dengan
sempurna.
3) Lakukan pengeringan. Jemur botol di bawah matahari langsung. Jika
menggunakan cat minyal makan pengeringan akan membutuhkan waktu yang
lebih lama, sekitar 1-2 hari.

12
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
3.7. Kegiatan Ketujuh (15 November 2020)
Pada hari ini peserta melanjutkan pembuatan bunga dan vas bunga tahap 3.

Tahap 3 membuat bunga aglonema : Membuat tulang dan tangkai daun


1) Potong-potong kawat dengan panjang sekitar 20-25cm. Buat pajang kawat
bervariasi, sesuaikan jumlah kawat dengan jumlah daun yang sudah dibuat
sebelumnya.
2) Lalu potong-potong memanjang plastik merah dengan jumlah yang cukup banyak.
Potongan plastik ini akan digunakan untuk melapisi kawat yang akan dijadikan
tangkai bunga. Untuk menghemat bahan, potongan plastik ini bisa menggunakan
plastik merah sisa dari membuat daun.
3) Lilitkan potongan plastik merah ke kawat sampai kawat ½ -3/4 bagian. Bakar
setiap ujung lilitan agar tidak lepas.
4) Tekuklah ke arah atas untuk bagian kawat yang tidak dilapisi plastik merah.
5) Tempelkan kawat yang sudah dililit pada bagian belakang daun menggunakan lem
tembak. Kemudan lanjutkan melilitkan bagian dasar daun ke tangkai, gunanya agar
daun lebih kuat menempel pada tangkai.
6) Lanjutkan melilitkan sampai bagian bawah tangkai (bagian yang ditekuk).
7) Lakukan langkah di atas sampai daun habis.

Tahap3 membuat vas bunga : mengisi vas dan membuat hiasan rumput
1) Ambil gabus/sterofom/busa, potong bulat memanjang mengikuti bentuk vas bunga.
2) Masukkan gabus/sterofom/busa yang telah dibentuk ke dalam vas bunga. Pastikan
vas terisi padat.
3) Ambil potongan plastik hijau yang tidak terpakai. Potong-potong bagian salah satu
tepinya sehingga membentuk seperti rumput.
4) Tempelkan pada gabus/sterofom/busa pada vas bunga menggunakan lem tembak.

3.8. Kegiatan Kedelapan (22 November 2020)


Pada kegiatan ini kelompok perempuan meneruskan merangkai bunga aglonema,
sedangkan kelompok laki-laki melakukan pendampingan kembali oleh pelatih. Pada
kegiatan ini, pertemuan akan diakhiri dengan penilaian dan menampilkan hasil karya
masing-masing.

13
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Tahap 4 membuat bunga aglonema : Merangkai bunga aglonema dan vas


1) Rangkailah tangkai per tangkai daun aglonema dengan susunan bertingkat.
Mulai dengan ukuran daun yang paling kecil, lalu gandengkan dengan tangkai
daun lain yang berukuran sedikit lebih besar, dengan posisi sedikit lebih rendah
dengan tangkai pertama. Merangkai antar tangkai daun dengan cara melilitkan
kembali dengan potongan plastik merah. Lilitan ini berfungsi sebagai pengganti
lem, sekaligus untuk menutupi bagian percabangan atau persambungan antar
tangkai. Lakukan terus sampai daun yang paling besar dengan susunan yang terus
bertingkat.
2) Cucukkan setiap rangkain bunga aglonema pada vas bunga. Atur sedemikian rupa
sehingga tercipta komposisi bunga dan vas yang bagus.

14
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kegiatan kepemudaan memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan kualitas pemuda
Indonesia. Membentuk generasi muda Indonesia yang kreatif dan inovatif sangat diperlukan
dalam persaingan global. Salah satu contoh penerapan kegiatan pembinaan kepemudaan
adalah kegiatan membuat bunga aglonema dari kantong plastik dan vas bunga dari botol
plastik. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan minat dan
semangat pemuda di Kelurahan Bahkapul untuk semakin kreatif, inovatif, produktif dan
peduli terhadap lingkungan sekitar.

4.2. Saran
Kegiatan-kegiatan serupa seharusnya lebih dikembangkan lagi. Pemerintah daerah harus
lebih banyak memberi kontribusi bagi kegiatan pembinaan bagi para pemuda, dan masyarakat
setempat juga harus lebih peka dan peduli terhadap kualitas pemuda Indonesia.

4.3. Tindak Lanjut


Setelah pelaksanaan kegiatan ini selesai dilakukan, tentunya penulis akan berusaha untuk
mencari mencari kegiatan-kegiatan positif lain yang bisa disalurkan kepada para pemuda
setempat. Selain itu, penulis juga perlu menerapkan hal serupa kepada sisa-siswi di sekoah
tempat penulis mengajar. Karena penulis merasa bahwa pemikiran kreatif dan inovatif
bisa diasah sejak dini.

15
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
DAFTAR PUSTAKA

Hatimah, Ihat, dkk. 2017. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Banten. Univeritas


Terbuka.
https://masruroh59.wordpress.com/category/makalah-pembelajaran-berwawasan-
kemasyarakatan/

https://www.google.com/search?
q=pembelajaran+berwawasan+kemasyarakatan+adalah&oq=pembelajaran+berwawasan+kem
asyarakatan+adalah&aqs=chrome.0.0.8007j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://eko-sg.blogspot.com/2017/04/resume-pembelajaran-berwawasan.html

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jateng/baca-artikel/12739/SDM-yang-Kreatif-
Inovatif-dan-Produktif.html

16
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
LAMPIRAN

Membuat lembaran plastik berwarna hijau untuk bunga aglonema

Membuat vas bunga tahap1 (memotong botol)

Membuat Pola daun aglonema

Membuat pola tulang daun aglonema

17
Laporan Praktik Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Membuat lapisan merah untuk bagian belakang daun aglonema

Merangkai vas bunga

Hasil akhir

18

Anda mungkin juga menyukai