Anda di halaman 1dari 41

Kristen dan Filsafat Abad

Pertengahan
Oleh: Siti Alia, S.IP.,M.AP
• Ada 3 peradaban yang mempunyai peranan penting terhadap pembentukan
tradisi keilmuan dan pemikiran politik barat
a. Yunani-Romawi
b. Judeo Kristiani
c. Islam
• Peradaban barat sebagai sebagai sebuah produk konvergensi berbagai
peradaban dunia, disebut juga dengan kelahiran kembali suatu peradaban
yang telah menjadi puing-puing sejarah dengan peradaban-peradaban besar
yang masih hidup
• Disini kita bisa melacak bagaimana proses dan kontribusi apakah yang diberikan
peradaban besar itu bagi peradaban barat dewasa ini. Khusunya, bagaimana kontribusi
warisan intelektual peradaban-peradaban besar itu, terhadap pembantukan tradisi
keilmuan dan pemikiran politik barat (Suhelmi,Ahmad.2001)

• Peradaban Judeo Kristiani merupakan peradaban kedua yang meletakkan dasar-dasar


intelektual dan filosofis yang kokoh bagi pembentukan dan perkembangan peradaban
barat.
• Secara bertahap pemikiran politik kristen muncul dari kelas paling bawah
di Romawi

• Mereka menyerukan bahwa semua mahluk sama dalam pandangan


penciptanya,kelas sosial tidak menjadikan mereka berbeda, orang-orang
kristen dalam waktu yang lama berada dalam tekanan Romawi
• Zaman abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan pada masa itu hampir semua adalah teolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi
ilmu pada masa ini adalah anchilla theologia atau abdi agama. Namun demikian
harus diakui bahwa banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada
masa ini.
• Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad
sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya
agama Kristen yang diajarkan oleh Nabi Isa as. Pada permulaan Abad Masehi
membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.
• Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu
Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan
pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh
kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu.
• Filasafat Yunani yang mengeluarkan banyak pemikir ulung, memiliki tempat
yang cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat di abad pertengahan.
Pada masa itu, perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa lepas dari dua agama
besar yang saat itu saling mempengaruhi, Islam dan Nasrani. Masyarakat tersebut
memiliki kontribusi besar dalam perkembangan dunia selanjutnya.
• Gereja berperan penting ketika Imperium Romawi Barat sedang
mengalami proses kehancuran
• Gereja mengambil alih banyak fungsi penting imperium dan membantu
mengendalikan berbagai kekacauan sosial akibat kehancuran imperium
Romawi
• Peran historis gereja menghindari Eropa dari kehancuran total sebagai
sebuah peradaban manusia
• Lembaga-lembaga gereja pada awal mulanya berhasil mengadabkan
suku-suku barbar (buas dan liar),mempertahankan cita-cita luhur
menyangkut keadilan sosial.
• Filsafat barat abad pertengahan (476-1492 M) bisa dikatakan abad kegelapan,
karena pihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu
pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur oleh
doktirn-doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila terdapat
pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan, maka
filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat sampai pada hukuman
mati.
• Segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan
demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan
tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak
berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan
pendapat-keputusan adalah para ahli agama. Bahkan segala sesuatu yang
bertentangan dengan penafsiran dewan gereja merupakan pelanggaran hukum
berat.
• Filsafat Kristen atau Abad Pertengahan ini, antara lain bertokohkan Filsuf Plotinus,
(Santo atau Saint) Augustinus atau Augustine, (Saint) Anselmus, Robert Grosseteste,
Roger Bacon, Albert Agung, Thomas Aquinas, dsb. Yang kesemuanya sepakat
mengedepankan iman dogmatis (tak boleh dibantah) Kristiani, dan telaahnya pun
bersifat religius-dogmatis. Akibat pengaruh hebat dan dominan Agama Kristen yang
didominasi oknum kaum Gerejawan dan Monarki Baratnya dengan segala ragam tafsir
dogmatisnya.
• Keyakinan Kristiani yang mendominasi di masa Abad Pertengahan ini, menjadikannya
tidak boleh atau tidak mudah untuk dapat dikritisi, sekaligus membuat kedudukan
mereka yang berada dalam struktur otoritas agamanya menjadi tinggi dan tak dapat
disalahkan. Dan karenanya ini juga membuat mereka makmur secara ekonomi juga
sebagai pemegang mandat negara dengan mandat Otokrasi dan Teokrasi Kristiani.
• Kekuasaan absolut negara dan pusat-pusat kesejahteraan masyarakat saat itu
dipegang mutlak oleh Gereja dan Kerajaan, dengan pajak sistem Feodalisme
berdasarkan tafsir mereka terhadap iman Kristiani dan bahwa Gereja adalah
wakil Tuhan di Bumi dan bahwa sistem pemerintahan yang terbenar adalah
Kerajaan Kristiani penyokongnya. Golongan Ksatria, dan Raja adalah pelindung
rakyat dan rakyat harus membayar pajak kepada mereka yang penafsirannya
seringkali dianggap semena-mena oleh rakyat.
• Abad pertengahan merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai
kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek
kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur
pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang
merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan
Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya,
tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.
• kaisar Konstantin menjadikan kristen sebagai agama resmi bagi Imperium Romawi pada abad
ke-15 SM.
• Kristen kemudian menjadi agama satu-satunya yang diperbolehkan di imperium Romawi
• Motif pendorong Konstantine menjadikan Kristen sebagai agama resmi pada pertama kalinya
bersifat politik.
• Pada saat itu Konstantine membutuhkan dukungan gereja, para pendeta dan orang-orang kristen
untuk memperkuat negara
• Akan tetapi kekuasaan gereja kuno tidak sepenuhnya mendukung negara
• Tumbuhlah dua kekuasaan, yang pertama kekuasaan dunia yang dipimpin oleh kaisar dan
kekuasaan agama yang dipimpin oleh kalangan gereja
• Lahirlah mahzab dua tujuan : tujuan duniawi yang berhubungan langsung dengan kaisar/negara
dan tujuan abadi yang berhubungan dengan gereja.
ST. Agustine (354-430 M)
Tokoh Filsuf Kristen

1. ST. AGUSTINE (354-430M)


-AGUSTINE merupakan seorang pemikir gereja yang paling orisinal dan brilian, seorang
uskup hippo. (sekarang Annaba, Aljazair), yang terletak di Numidia (provinsi Romawi di Afrika).
-Lahir di Tagaste sebuah kota di Afrika Utara, ia sangat tertarik pada filsafat Cicero
-Ia dipandang sebagai salah seorang Bapa Gereja terpenting dalam Kekristenan Barat karena
tulisan-tulisannya pada Era Patristik. Di antara karya-karyanya yang terpenting misalnya Kota
Allah dan Pengakuan-Pengakuan.
Augustinus seorang ahli filsafat teologis, yang mencoba menjelaskan bagaimana entitas agama dan
negara dapat dipertemukan.
Augustinus mendapat pengaruh dari Manicheisme, filsafat Platonisme dan doktrin Kristen yang
mempengaruhi pandangan dan ajarannya. Gagasan-gagasan politik Augustinus berpusat pada
konsepnya tentang dua kota, negara Tuhan dan negara Duniawi, yang saling bertentangan satu
dengan lainnya.
• Terdapat dua peristiwa penting pada masa Santo Augustinus yang mempengaruhi
tulisan-tulisannya yakni, kejatuhan Roma ke tangan Barbar Visigoth dan Alarik
pada tahun 410 M dan diterimanya agama Kristiani, melalui dekrit politik Kaisar
konstantine, menjadi agama resmi imperium Romawi pada tahun 393 M

• Santo Augustinus menuliskan karya-karyanya, salah satunya adalah De Civitate


Dei yang berisi tentang asal muasal masyarakat politik, hubungan pemerintahan
sipil dengan hukum tuhan, hukum alam dan keadilan; persyaratan kualitas
seorang penguasa negara dan kaum oposisi, pengusa tirani serta sikap
orang-orang Kristiani terhadap perbudakkan dan kemiskinan.
• Kota yang pertama adalah keburukan dan kekurangan Civitas Terrena (duniawi) sedangkan Kota yang
kedua adalah Kota Kebaikan dan kesempurnaan (iilahiah)
• Kota yang pertama mendukukng kelaliman, tirani dan kedurhakaan dan kota yang kedua
bersungguh-sungguh ada dijalan keadilan keutamaan dan penguatan iman.
• Kendatipun cara hidup kedua negara itu amat berbeda, bahkan saling bertentangan satu sama lainnya,
namun didalam praktek kedua-duanya sangat sulit dipisahkan. Itu berarti kedua-duanya hadir secara
bersamaan.
• Pendapat pendapat Agustine dalam bukunya “Kota Tuhan” mencakup sejarah manusia secara menyeluruh,
teologi dan filsafat. Agustinus berusaha mengikuti garis pemikiran Plato dan sebagian pemikiran Cicero
dan menambahnya dengan keyakinan Kristen.
• Keadilan yang terdapat dalam Kota (Kerajaan) Manusia adalah keadilan yang tidak sempurna. Keadilan
sejati hanya terdapat dalam Kota (Kerajaan) Allah. Pada akhir sejarah dunia ini, Allah akan memberikan
hukaman dan menghakimi yang jahat, dan sebaliknya, Ia akan membangkitkan orang-orang suci dan
memberikan kebahagiaan kekal kepada mereka.
• Santo Augustinus menganalogikan negara sebagai tubuh (body) dan jiwa (soul),
dimana tubuh tidaklah kekal dan ada suatu masanya tubuh akan hancur secara
ilmiah (Syam 2007:44). Lalu, diimplementasikan lah pemahaman tersebut ke
dalam konsep negara yang ia bawa dengan membagi negara menjadi dua macam,
yaitu negara Surgawi dan negara Duniawi. Augustinus menjelaskan bahwa
negara Surgawi itu bisa dikatakan sebagai negara Tuhan, sedangkan negara
Duniawi bisa dikatakan sebagai negara Iblis. Negara Tuhan/Surgawi, menurut
Augustinus merupakan negara yang didasarkan atas Cinta Kasih Tuhan yang
bersifat Immortall. Negara Tuhan juga bersifat universal, tidak dibatasi oleh
sekat-sekat territorial, kebangsaan, suku, bahasa atapun waktu yang berarti dapat
berlangsung sepanjang masa (Syam 2007:44).
• Berbeda dengan negara Surgawi, negara duniawi lebih kepada bagaimana
cara untuk mencapai kekuasaan. Cara untuk mencapai kekuasaan ini pun
juga tidak didasarkan atas cinta Kasih Tuhan melainkan menggunakan
unsur kekuasaan dan kekerasan.
• Pembentukan hukum positif menjadi keharusan yang tidak dapat
diabaikan, penguatan hukum positif ditujukkan untuk menghentikan
penyimpangan, kesia-siaan, dan kerusakan serta untuk memperbaiki
langkah manusia dan mewujudkan ketenangan dalam dua kebaikan(dunia
dan akhirat)
• Dunning: “keadilan hanya didapat dari mereka yang menyembah Allah
yakni orang-orang kristen”
John of Salisbury (1120-1180 M)
John Of Salisbury

• Jhon Of Salisbury hidup antara tahun 1120-1180 M, ia belajar di paris


yang merupakan pusat studi filsafat, teologi dan sastra.
• Ia merupakan teman sekaligus sekertaris dari St. Thomas A.Becket, dan
kemudian menjadi uskup di chartres
• Dua karya besar Jhon yaitu Polycraticus sebuah risalah tentang asas
pemerintahan dan Metalogicus yang menyajikan sebuah lukisan kehidupan
intelektual dan pertentangan skolastik pada zaman itu
• Pengarus Platonisme sangat besar pada tulisannya
• Jhon of Salisbury terkenal dengan uraianya yang menjelaskan bahwa kekuatan
spiritual berada diatas kekuatan duniawi
• Dia sebagai pendukung gereja, membela gereja dan menyerang kekuasaan
dunia dan menggambarkan sebagai pengikut kekuasaan spiritual.
• Dia menganalogikan masyarakat dengan tubuh manusia (platonisme)
• Para petani dan pekerja menyerupai kaki, para pejabat menyerupai lambung
dan usus, para tentara menyerupain tangan, partemen menyerupai hati,
pemimpin menyerupai kepala,
• Adapun gereja dan para pendetanya menyerupai eksistensi paling besar, yakni
eksistensi jiwa. Jiwa inilah yang digambarkan Jhon sebagai “pemimpin tubuh”
• Dari pernyataaan ini dapat dilihat pengakuan Jhon terhadap kekuasaan gereja
dan pendeta-pendetanya
• Kekuasaan dunia wajib tunduk pada Allah dan kepada mereka yang
melaksanakan wasiat dan ajaran-ajaran Nya di muka bumi
• Raja yang harus tunduk pada ajaran-ajaran gereja sangat berbeda
dengan sebagian orang yang menganggap setiap pemimpin harus
menuntut ketaatan dari tokoh agama
• Menurut jhon raja adalah yang memerintah untuk kemaslahatan
rakyat, sedangkan Tiran memerintah untuk kemaslahatan dirinya
• Raja memerintah sesuai hukum, sedangkan tiran memerintah
sesuai dengan hukum rimba yakni dengan kekerasan dan kekuatan
senjata
• Bagi Jhon Wajib hukumnya membunuh seorang Tiran, “membunuh
seorang Tiran tidak hanya saja sesuai dengan hukum, tetapi juga
merupakan sebuah keadilan dan kebenaran. Alasanya, orang yang
berkuasa dengan pedang, harus dibunuh dengan pedang itu pula.”
• Seseorang yang tidak segera membunuh seorang tiran itu tidak
hanya buruk bagi dirinya tetapi buruk juga bagi orang lain
• Jhon menetapkan bahwa kekuasaan politik wajib ditegakkan atas
dasar hukum ilahi, keadilan dan keutamaan sebagaimana halnya
bahwa revolusi terhadap ketiranian wajib bagi setiap orang
• Adanya tuduhan buruk bagi, paus dan gereja menjadi perhanianya
• Jhon berkata, “tokoh gereja disibukkan oleh riya, jabatan, dan
kekuasaan”
• Paus yang tirani keadaanya lebih mengerikan dan lebih banyak
dosa dan kejelekkannya dibandingkan dengan seorang penguasa
tirani
• Jhon berdiri tegak untuk menolong gereja, pembela gereja paling
kuat, penyokong gereja paling besar perannya
ST. Thomas Aquinas (1225-1247 M)
ST.Thomas Aquinas (1223-1274M)

• St. Thomas disebut sebagai pemikir dominan abad pertengahan, salah satu
filosof dan teolog terbesar dunia, rasul pemikiran, atau pembela terkemuka
dan symbol kejayaan greja katolik
• Filsafat Thomas Aquinas menghubungkan antara akal dan hati, yakni antara
filsafat dan agama
• Ia menggabungkan pendapat rasional Aristoteles dengan ajaran Kristen yang
spiritualistik
• menurutnya pengetahuan yang begitu luas dan universal terbagi menurut
tingkatanya tersendiri, dan yang menempati reating teratas adalah pemikiran
filosofis dan diatasnya masih terdapat pengetahuan sebagai penutup. yaitu
pengetahuan teologis atau agama (wahyu).
• keinginan utama dia adalah mengharmonisasi antara akal dan wahyu sehingga
menjadi suatu pengetahuan yang utuh dan menjadi yang sumber kebenaran
• Dalam pemikiranya mengenai Negara, ia mengikuti argumentasi
aristoteles bahwa dasar dari filsafat politik adalah alam nature.
dimulai dengan manusia. manusia menurutnya tidak akan lepas
dari istilah zoon politicon, manusia adalah makhluk yang akan
terus berpolitik dalam kehidupanya. pada dasarnya manusia itu
adalah sendiri, individual, tetapi karna di dalam diri manusia
mempunya sebuah keinginan, maka keinginan tersebut tidak akan
diperoleh jika tidak berinteraksi dengan sesamanya. Thomas
mengatakan bahwa manusia selain makhluk politik ia juga makhluk
yang mau tidak mau harus besosial untuk memenuhi semua
kebutuhanya.
• Negara menurutnya adalah sebuah kumpulan yang disatukan oleh
keteraturan individu-individu. Negara dapat diumpamakan dengan
pasukan. Setiap tentara sama-sama melaksanakan tugasnya, tetapi
tidak saling bercampur aduk
• di katakana juga menurut Thomas bahwa manusia apabila selesai
dari tujuan sekundernya, secara pasti mereka akan mencari tujuan
primernya. tujuan primer itu ternyata terdapat dalam suatu
Negara, sedangkan Negara terbentuk karna interaksi politik antar
kelompok dan organisasi, sehingga terbentuklah sebuah institusi
yang menaungi rakyat dan membawanya kepada tujuan akhir dan
kebahagiaan yang final secara bersama.
• akibatnya, hal seperti itu mengharuskan adanya seorang pemimpin
yang memegang otoritas serta mempunyai bakat dan pengetahuan
yang luas sebagi pemimpin, karna menurutnya manusia dilahirkan
berdasarkan takdirnya masing-masing. ada yang dilahirkan dengan
takdir seorang pemimpin, ada pula yang tunduk degan perintahnya
dan menjadi para backinganya, dan ada pula yang hanya menjadi
orang biasa atau petani, buruh, kuli dan lain-lain karna mereka
sudah ditakdirkan sebagai orang yang kurang akan pengetahuan
dan kebijaksanaanya, dan dalam suatu Negara orang-orang seperti
itu di haruskan ada.
• Thomas berpendapat Aristokrasi lah yang lebih memberikan
kebijaksanaan dibandingkan dengan demokrasi
• Namun monarki atau pemerintahan individu yang unggul, lebih baik
daripada aristokrasi dan lebih banyak kesesuaiannya dengan alam
• Jasad dipandu oleh jiwa, keluarga dipimpin oleh ayah, orang pintar
dipandu oleh Allah, begitu juga negara harus dipimpin oleh satu orang
• Adanya pemilihan penguasa, sehingga terbentuklah monarki yang
terpilih
• Pemimpin harus memiliki dukungan dari segenap rakyatnya
• Karena itu merupakan peraturan dari Allah
• landasan pemikiran politik Aquinas berpijak pada alamiah atau
natural, sehingga mengharuskan dia untuk menempatkan otoritas
politik sepenuhnya kepada masyarakat dan Negara yang dipimpin
oleh seorang yang memegang otoritas politik tersebut, karna pada
dasarnya Negara terbentuk akibat sifat alami manusia.
• Menurutnya keutuhan suatu negara bisa dicapai dan dipertahankan
dengan cara terbaik oleh penguasa tunggal dari pada oleh
beberapa orang, karena kemungkinan ketidaksetujuan akan selalu
ada ketika otoritas dibagi-bagi.
• Tugas negara menurut Thomas Aquinas
1. Mewujudkan ketentraman dan keamanan rakyat dan
membebaskan setiap orang dari kelaparan dan bahaya
2. Mewujudkan keteraturan dan menjamin keadilan
3. Mewujudkan batas minimal etika dengan bantuan gereja
4. Melindungi agama diwujudkan dengan menjaga dan membantu
gereja
Tugas negara yang terakhir menegaskan bahwa negara terikat
secara kuat dengan tujuan yang abadi dibawah bimbingan gereja
• Dalam sebagian pemikiran politiknya, Thomas Aquinas mengikuti Aristoteles
dengan sempurna, ia menkritik pendapat Plato mengenai kepemilikan bersama
terhadap perempuan dan harta. Ia menegaskan tentang pentingnya
membentuk keluarga dan kepemilikan.
• Negara adalah perkumpulan politik dan alami karena manusia adalah hewan
yang bermasyarakat (mengutip ungkapan Aristoteles)
• Kekuasaan kepala negara berasal dari Allah dengan tujuan mengatur
kehidupan yang bahagia bagi manusia
• Kekuasaan tidak bersifat absolut yang dibatasi dengan kaidah-kaidah hukum
• bahwa masyarakat dapat bersifat kritis terhadap negara, dengan di kenalnya
istilah pembangkangan sipil (civil disobedience) apabila penguasa bertindak
tidak sesuai dengan hukum abadi Tuhan atau hukum kodrat. Karena penguasa
dan negara memiliki hukum yang berdasarkan prinsip – prinsip hukum kodrat
dan tidak boleh bertentangan dengan hukum abadi Tuhan.
• Menurut Aquinas pada dasarnya hukum yang mengair dalam alam semesta ini
ada tiga macam.
1. Pertama hukum qodrat eternal law, dimana dalam alam raya ini para
makhluk tidak akan pernah lepas dari hukum tersebut.
2. Ke dua hukum alam natural law, dimana hukum kodrat menyatu di dalamnya
sehingga semua fenomena yang dialami makhluk selain karna unsur hukum
alam, tetapi secara tidak disadari terdapat intervensi hukum tuhan atau
hukum qodrat, karna hukum qodrat itu abadi sedangkan hukum alam
terbatas.
3. Hukum tuhan: yang datang melalui jalan wahyu atau misionaritas, yang
datang memlalui kitab suci atau gereja. Hukum Tuhan adalah dasar dari tiga
hukum lainnya
4. terakhir adalah hukum positivis Human Law. Hukum yang satu ini secara
orisinal dibuat oleh manusia sendiri untuk menjaga ketertiban dan pada
akhirnya mencapai kebahagiaan komunal.
• Thomas Aquinas dalam pemikiran –pemikirannya banyak di pengaruhi oleh Aristoteles. Berikut ini
pendapatnya :
• Manusia adalah makhluk yang hidup sesuai dengan kodratnya karena hukum kodrat adalah dasar semua
tuntutan moral dan juga Allah meninginkan manusia hidup sesuai dengan kodratnya sehingga dapat
berkembang, membangun dan menemukan identitasnya hingga tercapai kebahagiaan.
• Banyak pengaruh Aristoteles dalam pemikirannya seperti Negara memiliki system hierarki, ada yang
memerintah dan ada yang di perintah seperti juga kodrat alam yang sistemnya berputar mengelilingi
matahari. Dan juga untuk mencapai kebahagiaan bersama, timbullah sikap manusia yang saling bergantung
terhadap yang lainnya sehingga timbullah system barter.
• Thomas Aquinas juga mengatakan bahwa suara hati yang mengendalikan semua akal dan perbuatan dan
meyakini Tuhan menanamkannya pada diri manusia sehingga mengetahui mana yang baik dan buruk.
• Menurut Thomas Aquinas meyakini bahwa hukum alam tidak akan bertentangan dengan hukum kodrati,
maka ada pengetahuan yang tidak perlu di pertentangkan yaitu tetapu tetap berdiri sendiri dan
berdampingan yaitu pengetahuan alamiah yang berasal dari akal budi manusia dan pengetahuan iman yang
bersumber pada kitab suci dan keagamaan.
• Dalam ajaran teologi kristennya, ia mengatakan bahwa misteri Allah tidak bisa di ketahui dengan akal
pikiran, tetapi hanya dengan iman.
• Dengan demikian, Thomas Aquinas yang banyak dipengaruhi oleh
Aristoteles yang pada saat itu terjadi zaman kegelapan (yaitu runtuhnya
kerajaan Romawi dan renaisan dan segala keputusan di ambil oleh
dewan gereja dan yang berhak mengeluarkan pendapat adalah ahli
agama) sehingga ia pun lahir sebagai pemikir ulung.
• Karya Thomas Aquinas dianggap sebagai mahakarya yang terkenal pada
abad pertengahan Kristen sehingga mempengaruhi kehidupan
keagamaan, intelektualitas dan pemikiran politik di Barat. Ia pun
memiliki julukan sebagai raja skolastik karena ia menyumbangkan
berbagai pemikiran – pemikiran yang mempersatukan ajaran dari
pemikir agung sebelumnya yang pada awalnya saling bertentangan yaitu
Plato, Aristoteles dan St.Augustinus.
• Durante degli Alighieri, lebih dikenal dengan Dante, (1 Juni 1265 – 13/14 September
1321)
• dianggap sebagai raja penyair dari kota Firenze, bangsa Italia. Lahir di kota
Florence(Fierenze) pada pertengahan Mei 1265.
• Di kota itu pula, ia aktif di bidang politik dan militer. Pada saat itu, situasi kota
Florence sedang bekercamuk. Kota Florence merupakan kota yang memiliki konstitusi
demokrasi pertama kali.
• Dante sendiri mengenyam pendidikan di Sekolah Fransiskan bernama Santa Croce.
• Dia dipengaruhi oleh seorang filsuf dan prosais bernama Brunetto Latini.
• Dante begitu menekuni dunia sastra.
• Selain penyair, ia juga dikenal sebagai penulis prosa, teori sastra, filsuf moral, dan
pemikirpolitik.
Dante (1265-1321 M)
• Pada saat Dante tumbuh dewasa, ada dua partai yang sedang tumbuh, yaitu Partai
Guelph (Guelf) partainya orang kulit putih, dan Partai Ghibellins partainya orang kulit
hitam. Keluarga Dante sendiri berada di pihak partai Guelf. Pada tahun 1302, Dante
dan anggota partai berjumlah kira-kira 600 orang di sana dijatuhi hukuman
pembuangan dan diancam hukuman mati jika berani kembali ke kota itu.
• Pada tahun 1306, Dante dalam awal pembuangan mengunjungi Paris untuk belajar
filsafat dan teologi sebagaimana ia belajar tentang puisi. Karyanya yang berjudul
Convivo kemungkinan ia tulis pada tahun 1305-1308, dia menceritakan bagaimana,
setelah kematian Beatrice, ia berbelok kepada filsafat Cicero yang terdapat dalam
buku de Amicitia dan Consolatio Philosophies. Cicero adalah seorang orator, penulis,
filsuf dari Romawi pada zaman Stoikisme (sebuah filsafat yang berpusat di Athena)
sedang berkembang. Selain Dante dipengaruhi filsafat Yunani Romawi Kuno, ia juga
dipengaruhi oleh Thomas Aquinas yang menjunjung tinggi peran akal budi dalam
agama. Dante sendiri menyadari bahwa peran akal sangat penting, namun baginya,
tujuan hidup akhir adalah bersama Allah.
• Karya terbesar Dante yang menyerang Paus adalah The Monarchia yang ditulis oleh
Dante sekitara tahun 1310 M

• Dalam bukunya The Monarchia, Dante memandang bahwa kekuasaan pimpinan


monarki bersumber dari Allah tanpa perantara Paus , Pastor, Uskup, atau Pendeta.
Oleh karena itu, negara dalam pandangan Dante tidak perlu tunduk pada gereja dan
tokoh-tokohnya. Namun kehidupan kehidupan politik harus bertujuan pada
perealisasian tujuan agama. Negara dengan demikian adalah saudar kembar gereja.
Keduanya setaraf and sejajar. Dalam konteks apapun, negara bukan pengikut gereja.
Dengan demikian Dante menghacurkan sistem hierarkis yang dianut kebanyakan
pemikir abad pertengahan yang menempatkan Allah sebagai wujud paling atas yang
kemudian dibawahnya ada pastor, dan si bawah pastor ada kaisar. Keduanya dalam
tingkatan masing-masing merupakan pengikut wujud Tuhan.
• Tindakan Dante memisahkan gereja dari negara, dan
menggambarkan keduanya sebagai kekuasaan yang independen
sesungguhnya mengurangi kekuasaan gereja. Pemisahan antara
gereja dan negara berkonsekuensi pada pemisahan antara teologi
dan filsafat. Teologi adalah perantara yang menyampaikan pada
kebahagiaan abadi, sedangkan filsafat adalah perantara yang
menyampaikan kepada kebahagiaan di bumi.
• Mengakap adanya bahasa pada buku The Monachia, Pastor Jhon
XXII pada tahun 1329 memerintahkan untuk membakar buku itu,
karena merupakan Bid’ah sesat yang merobek keimanan.

Anda mungkin juga menyukai