Bab ini juga menekankan bahwa perbedaan perilaku antara pria dan wanita sebagian
besar dipengaruhi oleh budaya, bukan oleh faktor biologis. Setiap masyarakat menciptakan
definisi khusus tentang apa artinya menjadi pria atau wanita berdasarkan perbedaan biologis
dasar. Penulis menggarisbawahi pentingnya antropologi dalam mendeskripsikan sistem makna
budaya yang beragam, baik di dalam maupun di luar negeri. Antara Juli 1971 dan Juli 1972,
penelitian dilakukan pada bar tertentu di kampus Oakland. Pelayan cocktail berpartisipasi aktif
dalam penelitian sebagai partisipan penelitian, dengan hadirnya pengamat objektif untuk
menjaga objektivitas. Fokus pada perspektif pelayan koktail sebagai perempuan dalam budaya
Amerika kemudian ditempatkan pada temuan penelitian dan deskripsi suasana bar.
Keterbatasan kajian mengenai peran perempuan dalam kebudayaan serta peran para
antropolog dalam menjaga ketidaksetaraan gender juga dikritik dalam bab ini. Penulis
menggarisbawahi pentingnya memahami peran penting yang dimainkan oleh perempuan dalam
budaya ini dan dampaknya terhadap sikap dan perlakuan terhadap perempuan di masyarakat
umum dengan melihat kehidupan sehari-hari pelayan koktail dari sudut pandang mereka sendiri.
Budaya bar, peran gender dalam interaksi sosial, dan metode etnografi dalam antropologi
merupakan topik menarik yang dibahas dalam bab ini.
BAB 2. BRADY’S GIRLS
Bab ini menggambarkan pengalaman para pelayan koktail di Brady's Bar, dengan penekanan
pada individu dan pandangan dunia mereka. Para antropolog mendengarkan pengalaman para
pelayan koktail dan menganggapnya sebagai individu yang berbeda untuk memahami aktivitas
sehari-hari para pekerja tersebut. Perubahan sikap para peneliti terhadap pelayan koktail
merupakan aspek penting dalam bab ini. Mereka mempunyai prasangka mengenai pekerjaan ini
pada awalnya, namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai melihat kedalaman dan
kompleksitas kehidupan para pelayan koktail ini.
Bab ini juga menunjukkan bagaimana pramusaji cocktail pada awalnya merasa ragu dan
khawatir dengan pekerjaan mereka, terutama saat berinteraksi dengan pelanggan yang mabuk.
Namun, banyak dari mereka mulai merasa menjadi bagian dari keluarga Brady, sehingga
meningkatkan nilai mereka sebagai karyawan. Setiap pelayan cocktail memiliki latar belakang
yang berbeda-beda. Kemajuan dari ketakutan awal hingga perasaan nyaman di Brady's Bar
ditunjukkan oleh narasi Sandy. Sudut pandang yang berbeda mengenai pengalaman Denise, Sue,
Sharon, dan Holly dalam bidang pekerjaan ini ditawarkan oleh cerita mereka masing-masing.
Gagasan utama bab ini adalah nilai pengalaman unik dalam konteks bekerja di Brady's
Bar. Meskipun mereka memulai dengan prasangka, para pelayan koktail ini akhirnya menyadari
kedalaman, kompleksitas, dan nilai pekerjaan mereka di bar
Penulis menjelaskan bahwa kelangsungan hidup masyarakat manapun termasuk masyarakat kecil
seperti Brady’s Bar, itu bergantung pada pelaksanaan tugas dan pembagian kerjanya
masing-masing. Seperti halnya masyarakat di Afrika Selatan laki-laki memburu hewan liar untuk
diambil dagingnya, sedangkan perempuan menggali akar dan mengumpulkan buah berry untuk
menambah pasokan makanan umum. Dan berbagai contoh lainnya, di mana di berbagai budaya
menekankan bahwa setiap masyarakat mempunyai peran khusus dan memastikan berfungsi
secara efektif untuk menghindari kekacauan. Begitu juga dengan Bardy’s Bar yang yang
memiliki aturan sama dalam mengalokasikan pekerjaan dan membagi tugas. Pembagian kerja
berdasarkan jenis kelamin sangat menonjol di Brady’s Bar. Para pria yang bekerja di bar meracik
minuman, melayani pelanggan di bar, dan mengelola transaksi, (mengurus pekerjaan di bar),
sedangkan perempuan fokus pada pelayanan meja. Setiap pelayan memiliki aturan budaya yang
harus diikuti ketika mereka memulai pekerjaan, aturan tersebut akan diteruskan ke pendatang
baru. Terdapat aturan sosial yang mengatur pembagian kerja ini menunjukkan simbolisme
seksual dan mempertegas nilai-nilai feminitas dan maskulinitas. Ada “aturan handicap” yang
menguntungkan laki-laki dan memastikan mereka tetap di pusat perhatian sosial, sementara
perempuan tetap di posisi pinggiran.
Brady’s Bar memiliki rutinitas atau ritual yang disebut dengan “Last Call atau Panggilan
Terakhir” yang menandakan akhir dari waktu penjualan minuman di bar. Karena kalau di New
York jika bar menjual minuman setelah jam 1 pagi itu merupakan tindakan ilegal. Setelah selesai
bekerja, para karyawan sering berkumpul untuk minum bersama dan mengakhiri malam dengan
pesta atau bermain kartu. Hubungan para karyawan disini sangat baik dan bersahabat. Seperti
salah satu contohnya yaitu tak jarang salah satu dari mereka (para lelaki) salah satunya Mark
memberikan apresiasi ke para gadis-gadis dengan mengucapkan “itu adalah malam yang sulit,
tapi kamu hebat.”
Di buku ini, menceritakan bahwa Brady’s bar adalah suatu tempat kebebasan bagi
seorang pria. Mereka merasa nyaman di bar dengan cahaya yang hangat, musik, dan suhu yang
terkendali. mereka menganggap diri mereka maskulin karena merasa bebas dan mereka berpikir
tidak terisolasi dari seorang perempuan. Para pria di Brady's Bar merasa dirinya memegang
kendali, karena setiap wanita yang masuk ke bar itu pasti mengetahui bahwa dia berdiri di
wilayah laki-laki yang suci. Berbeda dengan tempat lain dimana mereka mengharuskan pria
untuk tunduk pada aturan wanita pertama. Di Brady’s Bar tersebut saluran tv pun juga laki - laki
yang menentukan. Di Brady’s Bar, wanita yang masuk harus memiliki sebuah keberanian dan
tidak boleh merasa ragu - ragu dalam dirinya. Jika mereka merasa ragu maka akan membuat
perasaannya takut dan tidak nyaman karena di bar tersebut wanita kurang dihargai. Ada beberapa
jenis minuman yang netral secara seksual, seperti Bloody Mary, Obeng, Black Rusia, Stingers,
dan martini. Lalu, minuman seperti martini, Black Russian, dan Stingers biasanya dikonsumsi
oleh peminum yang berpengalaman. Di Brady’s Bar juga terdapat carding atau aturan yang
memberikan batasan - batasan bagi orang - orang sesuai dengan semestinya, misalnya orang
yang berusia dibawah 21 tahun dilarang memasuki bar.
Penulis membahas tentang pentingnya berbicara dan minum di Brady’s Bar, sebuah tempat yang
dijadikan tempat berkumpul bagi para mahasiswa dan mahasiswi untuk minum dan
bercengkrama. Berbicara dan minum merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan. Orang
yang duduk menyendiri akan entah terlibat dalam percakapan atau meninggalkan bar. Minum
juga dipercayai dapat mempengaruhi cara orang berbicara, membuat interaksi sosial lebih lancar.
Di dalam bab ini juga menjelaskan bagaimana perbedaan yang sangat signifikan antara
cara pria dan wanita memesan minuman di Brady’s Bar. di bar ini memesan minuman memiliki
makna yang berbeda bagi kedua jenis kelamin. Pria cenderung memesan minuman secara
bersamaan dalam kelompok, cara tersebut merupakan bagian dari ritual sosial atau kebiasaan
yang dilakukan di dalam bar. Mereka melihat bahwa memesan minuman merupakan cara untuk
memperkuat identitas mereka sebagai pelanggan tetap, menunjukan bahwa kualitas maskulinitas
mereka merupakan bagian integral dari komunitas bar. Begitu pula sebaliknya, wanita cenderung
memesan minuman secara terpisah. Mereka melihatnya sebagai transaksi ekonomi sederhana.
Wanita sering bertanya banyak pertanyaan tentang minuman, karena mereka melihat minuman
seperti item di menu restoran dan ingin memahami pilihan minuman yang tersedia. Wanita juga
membayar secara terpisah dan jarang memberi tip. Hal ini terjadi dikarenakan atmosfer budaya
bar memberi kesan bahwa pria mendapatkan perlakuan khusus di sini. Wanita tidak terlibat
dalam pertukaran minuman yang bersifat timbal balik, kecuali pada acara seperti ulang tahun.
Kesimpulannya adalah, perbedaan antara pria dan wanita dalam memesan minuman
mencerminkan perbedaan dalam nilai-nilai dan peran gender dalam komunitas Brady’s Bar. Bagi
pria, memesan minuman merupakan peluang untuk menunjukan diri dan merayakan
maskulinitas, sementara bagi wanita, itu merupakan transaksi praktis guna mendapatkan
minuman yang diinginkan.
Studi antropologi perkotaan ini menitik fokuskan pada identitas seksual tunggal: menjadi
seorang wanita dalam budaya Amerika. Tujuan studi ini merupakan cara untuk memahami
pengalaman wanita dan mengungkapkan aturan dan definisi yang terkandung dan digunakan
wanita untuk memahami dan mengorganisasi pengalaman mereka. Penelitian ini menggunakan
Brady’s Bar sebagai jendela untuk mengeksplorasi dunia dalam peran gender perempuan dan
laki-laki, terutama dalam konteks feminitas. Brady’s Bar memberikan pengaturan tempat dimana
penelitian mengenai pengalaman wanita dapat dilakukan secara konkrit.
Ada beberapa faktor yang membuat Brady’s Bar menjadi tempat yang memiliki peran
penting dalam penelitian ini. Pertama, Brady’s Bar merupakan tempat yang baik untuk
mempelajari proses sosial yang mendefinisikan peran wanita. Kehidupan sosial di bar ini
mencerminkan bagaimana peran gender ditentukan dan diekspresikan melalui interaksi sosial
sehari-hari. Kedua, Brady’s Bar mencerminkan fitur tradisional dari budaya yang lebih luas. Ini
merupakan tempat yang didominasi oleh pria. Dan yang terakhir adalah Brady’s Bar merupakan
tempat modern, konsep tradisional tentang peran wanita masih mendominasi. Bahkan diantara
mahasiswa dan lulusan baru yang terpapar dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat
pandangan tradisional tentang perempuan sebagai objek seksual dengan status yang rendah dan
masih tetap kuat. Yang terakhir disini penulis membahas mengenai ruang fisik di Brady’s Bar
mendalami peran dalam menyampaikan pesan tentang perbedaan gender. Pengaturan fisik,
seperti lokasi dan wilayah di bar. Digunakan sebagai simbol yang mengkoordinir pentingnya
perbedaan seksual. Dapat disimpulkan bahwa Brady’s Bar merupakan tempat dimana laki-laki
dapat tampil dan mengekspresikan maskulinitas mereka, tetapi wanita terbatas dalam
partisipasinya. Interaksi sosial di bar ini merupakan tempat dimana identitas gender dibentuk,
dan maskulinitas hanya mendapatkan makna melalui kontrast dengan feminitas.