WORKSHOP TRANSFORMATOR
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapakan mahasiswa dapat
a. Memahami cara kerja trafo 3 phasa beban seimbang
b. Mengetahui karakteistik beban seimbang terhadap jenis hubungan trafo 3 phasa
c. Menentukan Daya 3 phasa menggunakan method
d. Menentukan besar faktor daya (Cos phi) beban seimbang
e. Mengetahui rangkaian dan diagram phasor dari percobaan
f. Mengetahui pengaruh beban seimbang terhadap arus netral
2. DASAR TEORI
Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain,
dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan
1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan
yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai
perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta,
Δ, D).
Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap
oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem
yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada
tiap-tiap fasenya sama.
• Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya perfasa adalah
Pfase = Vfase.Ifase.cos θ
• sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase,
dan dapat dituliskan dengan,
PT = 3.Vf.If.cos θ
• Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase
maka tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama
dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung
bintang (Y) adalah:
PT = 3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
• Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan
tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus
perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga
adalah:
PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada
kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus
yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.
3. GAMBAR RANGKAIAN
4. DATA PRAKTIKUM
Untuk setiap transformator fase tunggal dengan peringkat daya jika 49 kVA, arus primer
(sisi 120-V) dan sekunder (sisi 240-V) masing-masing adalah 115A dan 57 A. Peringkat
daya nominal ketika tiga transformator terhubung untuk membentuk transformator tiga fase
adalah 36 kVA. Peringkat nominal lain dari transformator tiga fase ditabulasi di bawah ini.
- Beban R
Primer Sekunder
- Beban RL
Primer Sekunder
5. PERHITUNGAN
➢ Mencari efisiensi beban R
• Nilai tegangan basis per fasa untuk rangkaian ekivalen Y/Y berdasarkan tabel :
𝑉̃2𝑛 = 428∠0° 𝑉
• Untuk power factor bernilai 0,8 lagging, maka arus pada beban adalah :
𝐼̃2𝐴 = 96∠0° 𝐴
• Nilai a-ratio dari rangkaian ekivalen Y/Y transformer adalah :
255
𝑎= = 0,595
428
• Berdasarkan rumus (4.45), arus per fasa pada lilitan primer adalah :
1 96∠0°
𝐼̃𝑝𝐴 = 𝐼̃2𝐴 ∠0° = ∠0° = 161,344 ∠0° 𝐴
𝑎 0,595
• Tegangan per fasa dalam lilitan sekunder pada koneksi ekivalen Y :
𝐸̃2𝑛 = 𝑉̃2𝑛 + 𝐼̃2𝐴 (0,0445 + 𝑗0,067)
= 428 ∠0° + 96 ∠0° (0,08 ∠56,41°)
= 432,30 ∠0,85° 𝑉
• Emf dalam Δ lilitan sekunder awal :
𝐸̃2𝐿 = √3 𝐸̃2𝑛 ∠30°
= √3 . 432,30 ∠0,85°. ∠30°
= 748,765 ∠30,85° 𝑉
• Emf dalam Y lilitan primer berdasarkan rumus (4.44) :
𝐸̃1𝑛 = 𝑎 𝐸̃2𝑛 ∠30°
= 0,595 . 432,30 ∠0,85°. ∠30°
= 257,2185 ∠30,85° 𝑉
• Menghitung arus tegangan per fasa di sisi primer :
𝐼̃1𝐴 = 𝐼̃𝑝𝐴 + 𝐸̃1𝑛
1 1
= 161,344 ∠0° + 257,2185 ∠30,85° (240 + 𝑗290)
1
= (161,344 + 0𝑗) + (257,2185 ∠30,85°) ( )
376,43 ∠50,39°
= 161,98 ∠0,08°
Pada rangakaian beban R, nilai resistansi sebesar 2,5 Ω sedangkan pada rangkaian beban RL,
nilai reaktansi sebesar 2,5 + j0,005. Dari gelombang arus, dapat diketahui bahwa gelombang
arus pada rangakaian beban R (warna merah) lebih besar karena rangkaian R tersebut
memiliki beban resistansi yang lebih kecil daripada beban resistansi pada rangkaian RL
(warna biru). Gelombang arus pada beban R mendahului RL karena tidak ada beban induktif
pada rangkaian R. pemasangan inductor pada rangkaian menyebabkan laju arus terhambat
sehingga tegangan mendahului arus dan bersifat lagging dengan adanya lagging tersebut
menyebabkan adanya penurunan effisiensi daya dari dari travo tersebut.
Dari gelombang tegangan, dapat diketahui bahwa hubungan antara arus dan tegangan pada
masing-masing beban RL dan R adalah berbanding terbalik, jika dilihat dari gelombang arus
pada beban R mendahului arus pada beban RL, sedangkan pada sisi tegangan di beban RL
lebih mendahului nilai tegangan pada beban R. Pemasangan inductor akan menyebabkan
rangakain mempertahankan muatannya sehingga nilai tegangan pada beban RL lebih
mendahului.
Gambar gelombang diatas merupakan perbandingan antara nilai arus dan tegangan pada
beban RL dan R. Nilai arus dan tegangan pada masing-masing beban, baik beban RL dan R
memiliki karatkteristik yang sama, yaitu nilai tegangan mendahului arus sehingga bersifat
lagging. Hal ini disebabkan karena penggunaan trafo yang mana trafo adalah rangkaian
induktif.
7. KESIMPULAN
Dari hasil simulasi dan Analisa, dapat disimpulkan bahwa
1. Hubungan antara arus dan tegangan pada masing-masing beban RL dan R adalah
berbanding terbalik.
2. Nilai arus pada beban R mendahului arus pada beban RL.
3. Nilai tegangan pada beban RL lebih mendahului nilai tegangan pada beban R.