Anda di halaman 1dari 33

1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobil’alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Dalam Penyusunan modul ini tentunya penulis telah banyak mendapat


bantuan dan arahan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen Pengampu dan seluruh rekan-
rekan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam modul ini masih banyak terdapat


kesalahan dan kekurangan. Oleh Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun sehingga pembuatan modul yang akan datang dapat
lebih baik. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, 1 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................

PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang .........................................................................1


B. Tujuan .....................................................................................2
1. Tujuan umum .....................................................................2
2. Tujuan Khusus ...................................................................2

MATERI POKOK ....................................................................................3

A. Pengertian Narkoba...................................................................3
B. Jenis Narkoba............................................................................4
C. Penyebab Penyalahgunan Narkoba...........................................18

RANGKUMAN.........................................................................................23

SOAL DAN PEMBAHASAN..................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................28

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1...................................................................................................5

Gambar 1.2...................................................................................................6

Gambar 1.3...................................................................................................8

Gambar 1.4.................................................................................................10

Gambar 1.5.................................................................................................12

Gambar 1.6.................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) melaporkan
bahwa sekitar 246 juta jiwa atau 1 dari 20 orang berusia 15-64 tahun
penduduk dunia pada tahun 2013 mengkonsumsi Narkoba, meningkat 3 juta
jiwa dari tahun sebelumnya. Sekitar 12.19 juta orang dari jumlah tersebut
adalah pengguna Narkoba suntik yang 1.65 juta diantaranya hidup dengan
HIV/AIDS (UNODC, 2015). Survey Badan Narkotika Nasional (BNN) yang
bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan (PUSLITKES) Universitas
Indonesia pada tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah pengguna Narkoba di
Indonesia adalah 4.022.702 orang atau 2.18 % dari populasi penduduk usia
10-59 tahun. Hal yang cukup mencengangkan adalah bahwa rerata usia
pertama kali menggunakan narkoba suntik adalah 19-20 tahun, dengan usia
termuda pengguna narkoba suntik adalah 10 tahun. Prosentase pengguna
Narkoba di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2014 menempati urutan
kedua dari 34 provinsi secara nasional, yaitu sebesar 3.07 % dari populasi
penduduk usia 10-59 tahun (BNN, 2015).
Penyalahgunaan Narkoba adalah permasalahan seluruh bangsa yang
penanggulangannya memerlukan pendekatan yang komprehensif, terpadu,
dan berkelanjutan, serta partisipasi semua pihak. Sekolah berperan penting
dalam pencegahan dan penanggulangan Narkoba. Guru, yang merupakan
orang tua disekolah bagi setiap siswa, memegang peranan yang sangat
penting dan menentukan pembentukan kepribadian dan perilaku sehari-hari
siswa. Adanya kepedulian dan pemahaman yang komprehensif oleh guru
terkait penyalahgunaa Narkoba adalah sangat penting. Modul ini akan
membimbing guru dalam memahami pengertian dan jenis, faktor penyebab,
ciri-ciri penyalahguna, tingkatan pemakaian, dampak buruk penyalahgunaan
Narkoba serta pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaannya.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Menjelaskan tentang penyalahgunaan Narkoba dan pencegahannya
b. Memiliki keyakinan yang baik tentang pencegahan penyalahgunaan
Narkoba
c. Melakukan upaya pencegahan Narkoba pada siswa pada tatanan
sekolah
2. Tujuan Khusus
a. Memiliki kemampuan kognitif yang baik dalam hal:
b. Menjelaskan pengertian dan jenis Narkoba
c. Menjelaskan faktor penyalahgunaan Narkoba
d. Menjelaskan deteksi dini penyalahgunaan Narkoba
e. Menjelaskan ciri-ciri penyalahguna Narkoba
f. Menjelaskan dampak buruk penyalahgunaan Narkoba
g. Menjelaskan strategi pencegahan penyalahgunaan Narkoba pada
siswa
h. Menjelaskan peran Sekolah/Guru dalam Pencegahan dan
Penanggulangan Narkoba
i. Menjelaskan bagaimana menciptakan lingkungan sekolah bebas
Narkoba

2
MATERI POKOK

A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika,bahan
adiktif lainnya.1 Secara etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa
Inggris narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan pembiusan.
Narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke atau narkam yang berarti
terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Narkotika berasal dari perkataan
narcotic yang artinya sesuatu yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan efek stupor (bengong), bahan-bahan pembius dan obat bius.
Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengistilahkan narkoba atau
narkotika adalah obat yang dapat menenangkan syaraf, menghilangkan rasa
sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang.2
Narkoba adalah obat untuk menenangkan saraf,menghilangkan rasa
sakit, dan menidurkan (dapat memabukkan,sehingga dilarang dijual untuk
umum). Narkoba mempunyai banyakmacam, bentuk, warna, dan pengaruh
terhadap tubuh. Akan tetapi dari sekian banyak macam dan bentuknya,
narkoba mempunyai banyak persamaan, diantaranya adalah sifat adiksi
(ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang
sangat tinggi. Ketiga sifat inilah yang menyebabkan pemakai narkoba tidak
dapat lepas dari “cengkraman” nya.3
Narkoba terdiri dari dua zat, yakni narkotika dan psikotropika. Dan
secara khusus dua zat ini memiliki pengertian, jenis (golongan), serta diatur
dengan undang- undang yang berbeda. Narkotika diatur dengan Undang –
Undang No.35 Tahun 2009, sedangkan psikotropika diatur dengan Undang –
Undang No.5 Tahun 1997. Dua undang – undang ini merupakan langkah
pemerintah Indonesia untuk meratifikasi Konferensi PBB Gelap Narkotika
Psikotropika Tahun 1988. Narkotika, sebagaimana bunyi pasal 1 UU No.22
Tahun 1997 didefinisikan sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman
1
Tim Penyusun Diknas RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005).
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 3rd ed. (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002).
3
Subagyo, Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunaannya (Jakarta: Erlangga, 2010), 16.

3
atau bukan tanaman baik buatan atau semi buatan yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menimbulkan nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan.4

B. Jenis – Jenis Narkoba


1. Jenis Narkoba Berdasarkan Bahannya
Jenis Narkoba berdasarkan bahannya dapat dibedakan menjadi 3 bagian,
narkoba alami, semi sintesis dan narkoba sintesis.
a. Narkoba alami
Narkoba alami merupakan jenis narkoba yang masih alami dan belum
mengalami pengolahan. Berikut ini penulis uraikan contoh narkoba
alami.
1) Ganja
Hari Sasangka menjelaskan bahwa ganja berasal dari tanaman
cannabis sativa, cannabis indica dan cannabis Americana.
Tanaman tersebut termasuk keluarga Urticaceae atau Moraceae.
Tanaman Canabis merupakan tanaman yang mudah tumbuh tanpa
perawatan khusus. Tanaman ini tumbuh pada daerah beriklim
sedang dan tumbuh subur di daerah tropis.5 Suharno menjelaskan
bahwa Ganja (cannabis sativa) merupakan tumbuhan penghasil
serat. Lebih dikenal karena bijinya mengandung
tetrahidrokanabinol (THC), zat narkotika yang membuat
pemakainya mengalami eufhoria (rasa senang yang
berkepanjangan tanpa sebab).
Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai dua meter.
Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman
berbeda. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan
elevasi di atas 1.000 meter di atas permukaan air laut. Lebih jelas
Mardani menjelaskan bahwaganja adalah dammar yang diambil

4
Ali Azhar et al., “PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN
PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) Pada PESANTREN,” Jurnal Inovasi Penelitian 1, no. 11
(2021): 2463–68, http://repository.unisi.ac.id/131/.
5
Hari Sasangka, Narkotika Dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana: Untuk Mahasiswa, Praktisi,
Penyuluh Masalah Narkoba (Jakarta: CV. Mandar Maju, 2003), 8.

4
dari semua tanaman genus cannabis termasuk biji dan buahnya
termasuk hasil pengolahan.6

Gambar 1.1

Ada tiga jenis ganja, yaitu cannabis sativa, cannabis indica,


dan cannabis ruderalis. Ketiga jenis ganja ini memiliki kandungan
THC berbeda-beda. Jenis cannabis indica mengandung THC paling
banyak, disusul cannabis sativa, dan cannabis ruderalis. Karena
kandungan THC inilah, maka setiap orang menyalahgunakan ganja
terkena efek psikoaktif yang membahayakan.Pengguna ganja
dalam dosis rendah akan mengalami hilaritas (berbuat gaduh),
mengalami oquacous euphoria (terbahak-bahak tanpa henti)
mengalami perubahan persepsi ruang dan waktu. Kemudian,
berkurangnya kemampuan koordinasi, pertimbangan, dan daya
ingat, mengalami peningkatan kepekaan visual dan pendengaran
(tapi lebih kearah halusinasi), mengalami radang pada saluran
pernafasan dan paru - paru. Pada penyalahgunaan ganja dengan
dosis tinggi, berdampak pada ilusi delusi (terlalu menekankan pada
keyakinan yang tidak nyata), depresi, kebingungan, mengalami

6
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam, Pidana Dan Nasional
(Jakarta: Rajawali Pers, 2008), 84.

5
alienasi, dan halusinasi disertai gejala psikotik seperti rasa
ketakutan.Gangguan psikis berakibat menurunnya kemampuan
berpikir, membaca, berbicara, berhitung dan bergaul.
Kecenderungan menghindari kesulitan dan menganggap ringan
masalah, tidak memikirkan masa depan dan tidak memilki
semangat juang. Bila dibayangkan betapa mengerikannya
penyalahgunaan ganja ? Menghentikan seorang pecandu ganja
tidak mudah. Merawat dan memulihkan pecandu ganja butuh
perawatan terapi dan rehabilitasi secara terpadu dan berkelanjutan.
2) Opium
Opium atau candu (poppy: dalam bahasa inggiris) atau
(opos/ Juice dalam bahasa Yunani) adalah getah bahan baku
Narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L
atau P paeoniflorum) yang belum matang. Opion (Poppy Juice),
Poppy Juice opium disebut juga dengan poppy adalah getah bahan
baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver
somniferum L. atau P. paeoniflorum) yang belum matang.7 Opium
merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di
pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanaman hanya sekitar satu
meter.

Gambar 1.2
Dalam perkembagan selanjutnya Opium dibagi menjadi
dua:
7
Mardani, 81.

6
 Opium mentah yaitu getah yang membeku sendiri diperoleh
dari dua tanaman papaver somni verrum yang hanya
mengalami pengolahan sekedar untuk membungkus dari
pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morpinnya. Opium
masak dapat dibedakan menjadi tiga bagian: pertama Candu,
yakni yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan
pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan
peragian atau tanpa penambahan bahan-bahan lain dengan
maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk
pemadatan. Kedua Jicing, yakni sisa-sisa dari candu yang telah
dihisap, tanpa memperhatikan apakah candu itu dicampur
dengan daun atau bahan lain. Ketiga Jicingko, yakni hasil yang
diperoleh dari pengolahan Jicing.
 Opium obat, yakni opium mentah yang tidak mengalami
pengolahan sehingga sesuai dengan pengobatan, baik dalam
bentuk bubuk maupun dicampur dengan zat-zat netral sesuai
dengan syarat formakologi.
b. Narkoba Semi Sintesis
Narkotika Semi Sintetis adalah berbagai jenis narkotika alami yang
diolah dan diambil zat adiktifnya ( Intisarinya ) agar memiliki khasiat
yang lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
kedokteran. Beberapa jenis Narkotika Semi Sintesis yang disalah
gunakan adalah sebagai berikut:
1) Morfin
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan
agen aktif utama yang ditemukan pada opium.Umumnya opium
mengandung 10% morfin. Kata "morfin" berasal dari Morpheus,
dewa mimpi dalam mitologi Yunani.Morfin adalah hasil olahan
dari opium/candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari
opium ( C17H19NO3 ) . Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung
halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna.

7
Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan. Adapun
gambar morfin bentuk tepung yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.3

Sifat morfin yaitu khasiat analgesik morfin lebih efektif


pada rasa nyeri yang terputus-putus (interminten) dan yang
batasnya tidak tegas. Dalam dosis cukup tinggi, dapat
menghilangkan kolik empedu dan uretur. Morfin menekan pusat
pernafasan yang terletak pada batang otak sehingga menyebabkan
pernafasan terhambat. Morfin juga menghambat produksi ACTH
dan hormon gonadotropin sehingga kadar 17 ketosteroid dan kadar
17-hidroksi kortikosteroid dalam urine dan plasma berkurang.
Gangguan hormonal ini menyebabkan terganggunya siklus
menstruasi dan impotensi. Sifat dan reaksi morfin sebagai alkaloid
bersifat basa karena mengandung gugus amin tersier (pKa ≈ 8,1)
dan membentuk garam berbentuk Kristal dengan sederetan asam.
Yang digunakan adalah garam hidroksida yang mengandung tiga
molekul air Kristal ( morfin hidroksida pH, Eur). Berdasarkan
gugus hidroksil fenolnya morfin juga bersifat asam ( pKa = 9,9)
dan bereaksi dengan alkalihidroksida membentuk fenolat, tetapi
tidak bereaksi dengan larutan ammonia. Titik isolistrik terletak
pada pH 9. Morfin yang terdapat dalam alam memutar bidang
polarisasi ke kiri.

8
Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ
yang mengandung otot polos. Efek morfin pada system syaraf
pusatmempunyai dua sifat yaitu depresi dan stimulasi.
Digolongkan depresi yaitu analgesia, sedasi, perubahan emosi,
hipoventilasi alveolar. Stimulasi termasuk stimulasi
parasimpatis,miosis, mual muntah, hiperaktif reflek spinal,
konvulsi dan sekresi hormon anti diuretika (ADH).8

c. Narkotika sintesis
Narkotika Sintetis adalah Narkotika yang dibuat dari bahan kimia
dan digunakan untuk pembiusan atau pengobatan bagi mereka
yangmengalami ketergantungan narkoba. Narkotika sintesis berfungsi
sebagai pengganti sementara untuk mencegah rehabilitasi sehingga
penyalahgunaan dapat menghentikan ketergantungannya. Adapun
contoh dari narkotika sintetis adalah :
1) Sabu (Amfetamin)
Amfetamin merupakan kelompok obat psikoaktif sintetis
yang disebut sistem saraf pusat (SSP) stimulants.stimulan.
Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara
sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin
dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, bubuk putih
kristal kecil. Merek amfetamin lain, seperti Metedrin,
Deksamildan Benzedrin, kemudian membanjiri pasaran.
Metamfetamin (meth) dan kokain lagi ini dari akhir 1960-an
hingga akhir 1980-an. Dan ada beberapa bentuk meth dan kokain
yang dikenal, misalnya, sebagai Crank, Speed,Bennies, Rock,
Kristal, dan Crack. Pada awal 1990-an, satu bentuk metamfetamin
lagi, dikenal sebagai Kristal Meth atau Ice, dan di Indonesia
sebagai sabu-sabu.

8
Latief Dkk, Narkotika Dan Obat - Obatan Terlarang (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), 24.

9
Gambar 1.4
Senyawa ini memiliki nama kimia α-methylphenethylamine
merupakan suatu senyawa yang telah digunakan secara terapetik
untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity disorder
(ADHD), dan narkolepsi. Amfetamin meningkatkan pelepasan
katekolamin yang mengakibatkan jumlah neurotransmiter
golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari
saraf pra-sinapsis meningkat. Amfetamin memiliki banyak efek
stimulan diantaranya meningkatkan aktivitas dan gairah hidup,
menurunkan rasa lelah, meningkatkan mood, meningkatkan
konsentrasi, menekan nafsu makan, dan menurunkan keinginan
untuk tidur. Akan tetapi, dalam keadaan overdosis, efek-efek
tersebut menjadi berlebihan. Secara klinis, efek amfetamin sangat
mirip dengan kokain, tetapi amfetamin memiliki waktu paruh
lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh
amfetamin 10–15 jam) dan durasi yang memberikan
efekeuforianya 4–8 kali lebih lama dibandingkan kokain. Hal ini
disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut mengaktivasi
“reserve powers” yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika
efek yang ditimbulkan oleh amfetamin melemah, tubuh
memberikan “signal” bahwa tubuh membutuhkan senyawa-
senyawa itu lagi.

10
Berdasarkan ICD-10 (The International Statistical
Classification of Diseases and Related Health Problems), kelainan
mental dan tingkah laku yang disebabkanoleh amfetamin
diklasifikasikan ke dalam golongan F15 (Amfetamin yang
menyebabkan ketergantungan psikologis). Cara yang paling
umum dalam menggunakan amfetamin adalah dihirup melalui
tabung. Zat tersebut mempunyai mempunyai beberapa nama lain:
ATS, SS, ubas, ice, Shabu, Speed, Glass, Quartz, Hirropon dan
lain sebagainya. Amfetamin terdiri dari dua senyawa yang
berbeda: dextroamphetamine murni and pure
levoamphetamine.dan levoamphetamine murni. Since
dextroamphetamine is more potent than levoamphetamine, pure
Karena dextroamphetamine lebih kuat daripada levoamphetamine,
dextroamphetamine juga lebih kuat daripada campuran amfetamin.
Amfetamin dapat membuat seseorang merasa energik. Efek
amfetamin termasuk rasa kesejahteraan, dan membuat seseorang
merasa lebih percaya diri. Perasaan ini bisa bertahan sampai 12
jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk menghindari
turun dari obat. Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan
amfetamin adalah Amfetamin, Metamfetamin dan
Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam)
2) Ekstasi (MDMA)
MDMA (methylenedioxy-N-methylamphetamine) biasanya
dikenal dengan nama Ekstasi, E, X, atau XTC adalah senyawa
kimia yang sering digunakan sebagai obat rekreasi yang membuat
penggunanya menjadi sangat aktif. Resiko penggunaannya adalah
dehidrasi ketika penggunanya lupa minum air. Hal sebaliknya juga
dapat terjadi, di mana seseorang minum terlalu banyak air. Ekstasi
adalah entactogen psychedelic semisintetik dari keluarga
phenethylamine yang efeknya jauh lebih ringan dari kebanyakan
narkotik lainnya. MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine)
memiliki struktur kimia dan pengaruh yang mirip dengan

11
amfetamin dan halusinogen. Ekstasi biasanya berbentuk tablet
berwarna dengan disain yang berbeda-beda. Ekstasi bisa juga
berbentuk bubuk atau kapsul. Seperti kebanyakan obat terlarang,
tidak ada kontrol yang mengatur kekuatan dan kemurnian salah
satu jenis narkoba ini. Bahkan tidak ada jaminan bahwa sebutir
ekstasi sepenuhnya berisi ekstasi. Seringkali ekstasi dicampur
dengan bahan-bahan berbahaya lainnya. Mardani menjelaskan
bahwa din Indonesia telah diketahui ada 36 jenis ekstasi yang
telah beredar.9 Ada bukti bahwa orang dapat menjadi kecanduan
ekstasi secara psikologis. Pemakai mengakui kesulitan mereka
untuk berhenti atau mengurangi pemakaian.Pengaruh-pengaruh
ekstasi dapat membuat seseorang bertingkah laku yang
membahayakan, atau menempatkan dirinya ke dalam keadaan
tidak berdaya. Hal ini dapat mengarah pada pemerkosaan,
hubungan seksyang tidak diinginkan, kehamilan dan penyakit-
penyakit seperti AIDS atau Hepatitis C.

Gambar 1.5
Bahkan ekstasi bisa mengakibatkan kematian sebagai
akibat dari tiga keadaan yang berbeda:
 Pengaruh stimulasi yang mengakibatkan serangan jantung atau
pendarahan otak.

9
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam, Pidana Dan Nasional.

12
 Kombinasi penggunaan ekstasi dengan dengan aktivitas menari
akan menyebabkan naiknya temperatur suhu badan pada
tingkat yang berbahaya. Karena biasanya ekstasi diminum di
klub-klub malam atau diskotik, maka resiko kematian karena
panas yang berlebihan (hyperthermia) akan meningkat.
 Walau bukan karena akibat langsung dari ekstasi, kematian
dapat terjadi karena banyaknya air yang diminum akibat
temperatur suhu badan yang tinggi sehingga terjadi "dilutional
hyponatremia" -keadaan dimana otak kelebihan cairan
3) Cocain
Cocain adalah suatu alkloida yang berasal dari daun
Erythroxylum coca Lam. Kokain merupakan salah satu jenis
narkoba, dengan efek stimulan. Kokain diisolasi dari daun
tanaman Erythroxylum coca Lam. Zat ini dapat dipakai sebagai
anastetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak
bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka
bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak
jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah.
Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan
dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.10

Gambar 1.6

10
Sasangka, Op.Cit, 55.

13
Daun koka umumnya mengandung tiga kelompok utama
alkaloid, yaitu :
a) Turunan acgeriin (kokain, cis dan transinnamoilkokain, alfa
dan betatruxilin
b) Tropine (tropakokaine, valerine)
c) Alkaloid higrin (higrolin, kuskohigrinBentuk dan macam
cocain yang beredar dan terdapat dalam perdagangan gelap
antara lain cairan berwarna putih atau tanpa warna, kristal
berwarna putih seerti dammar (getah perca), bubuk putih
seperti tepung dan Tablet berwarna putih. Bila seseorang
menghirup kokain (inhalasi) atau merokoknya maka dengan
cepat kokain didistribusikan ke dalam otak. Yang paling sering
kokain digunakan lewat inhalasi, dan kokain itu diabsorpsi
lewat mukosa hidung dan masuk dalam darah, dan cepat
didistribusikan ke otak. Kokainyang dijual di pasar gelap
mempunyai nama jalanan yang lain seperti koka, coke, crack,
happy dust, charlie, srepet, snow atau blow.
4) Heroin
Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa
heroin adalah bubuk kristal putih yang dihasilkan dari morfin;
jenis narkotik yang amat kuat sifat mencandukannya
(memabukkannya); C21H23O5N. Hari Sasangka menjelaskan
bahwa nama heroin diambil dari Hero, dalam bahasa jerman
heroic yang berarti pahlawan.11 Lebih lanjut Dadang hawari
menjelaskan bahwa heroin adalah candu yang berasal dari opium
poppy (papaver somniferum). Heroin berbentuk Kristal, berwarna
putih atau coklat. Biasanya dibungkus dan dijual dalam bungkusan
kecil. Dadang hawari juga menyebutkan bahwa heroin sering
disebut dengan putaw. Penggunaan heroin dengan cara dilarutkan
dengan air, disaring dengan kapas dan disuntikkan ke intravena
(pembuluh darah) atau subkutan (bawah kulit). Selain cara yang

11
Sasangka, 46.

14
demikian, cara yang lebih berbahaya dengan cara melarutkan
heroin ke dalam air kemudian dihisap atau disedut, sedangkan cara
pemakaian heroin yang lainnya dengan chasing, yakni serbuk
diletakkan dalam alumanium foil dan dipanaskan bagian
bawahnya, kemudia uapnya dialirkan melalui sebuah lubang dari
keristal rol atau pipa setelah itu dihirup melalui hidung kemadian
terus ke paru-paru.12 Heroin dapat diklasifikasi sebagai berikut:
a) Heroin nomor Satu bentuknya masih merupakan bubuk atau
gumpalan yang berwarna kuning tua sampai coklat, jenis ini
sebagaian besar masih berisi morpin dan merupakan hasil
ekstaraksi. Nama dipasar gelap disebut dengan gula merah (red
sugar)
b) heroin nomor dua sudah merupakan bubuk berwarna abu-abu
sampai putih dan merupakan hasil transisi dari mopin ke
heroin yang belum murni
c) Heroin nomor tiga merupakan bubuk butir-butir kecil
kebanyakan berwarna abu-abu yang juga diberi warna lain
untuk menandai cici khas dari pembuatnya biasanya masih
dicampur kafein, barbital dan kinin.
d) Heroin nomor empat bentuknya sudah merupakan Kristal
khusus untuk disuntikkan.
5) Putaw
Putaw Merupakan nama jalanan dari heroin29. Mardani
menjelaskan istilah putaw sebenarnya meruppakan minuman keras
has Cina yang mengandung alkohol akantetapi oleh pecandu
narkoba menyebut barang yang sejenis heroin yang masih
serumpun dengan ganja dijuluki putaw hanya sajakadar narkotika
yang dikandung putaw lebih rendah atau dapat disebut heroin
kelas emapat sampai enam. Putaw banyak disalahgunakan karena
harganya yang terjangkau. Salah satu ciri yang membedakan

12
Akmal Hawi, Remaja Pecandu Narkoba; Studi Tentang Rehabilitasi Integratif Dip Anti
Rehabilitasi Narkoba Pondok Pesantren a-Rahman Palembang (Disertasi) (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2012), 59.

15
antara pemakai putaw dan heroin/morphine adalah pada putaw
pemakai akan merasakan gatal-gatal terutama pada kulit bagian
muka dan hidung sedangkan pada heroin/morphine tidak. Putaw
dipakai dengan cara dimakan, dihisap melalui hidung, dibakar di
atas kertas timah dan dihirup asapnya, sering disebut dengan
metode “nge-drag” (chasing the dragon), bisa juga dipakai dengan
cara dihirup melalui lubang hidung (sniffing), atau dengan
disuntikkan ke dalam pembuluh darah balik dengan menggunakan
insulin atau jarum suntik. Pemakaian putaw menyebabkan
penggunanya menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak
menentu. Pemakaian secara kontinyu akan berujung pada
kecanduan secara fisik (sakaw) maupun secara psikologis (sugesti
untuk memakainya lagi). Pemakaian jangka panjang akan
menyebabkan penyumbatan oleh kristal-kristal berwarna biru di
dalam pembuluh darah di sekitar tangan, kaki, leher, dan kepala
sehingga menjadi benjolan keras seperti bisul di dalam tubuh. Jika
penyumbatan muncul di daerah otak kemungkinan besar
menyebabkan kematian. Selain itu putaw juga akan
mengakibatkan kebutaan, kerusakan pada organ-organ tubuh
seperti liver, ginjal, organ-organ pencernaan, dan paru-paru.
6) Katinone
Narkoba jenis katinon adalah narkoba yang sudah lama ada.
Di Indonesia, zat ini sudah beberapa tahun ada. Pengguna metilon
belum banyak di Indonesia dan belum ada yang mengalami gejala
putus zat atau intoksikasi sampai overdosis. Secara medis, katinon
memiliki nama asli cathinone (Katinona) yang struktur kimia dan
efek mirip amfetamin, yang memilki efek samping yang
berbahaya. Nafrialdi mengatakan kandungan zat tersebut asal
mulanya ditemukan dari tumbuhan yang bernama Khat atau
Cathaedulis atau Sirih Arab, yang biasa tumbuh di Afrika Timur
dan Tengah serta sebagian Jazirah Arab. Tumbuhan Khat atau

16
sirih Arab, biasa diminum sebagai teh Arab atau dikunyah seperti
daun sirih.
Zat katinon ini dapat dibuat sintetis yang kekuatannya
sekian kali lipat dibandingkan dengan yang alami, zat katinon
yang sintetis ini menjadi disalahgunakan dan dimasukkan dalam
kelompok psikotropika. Katinon sintetis berbentuk serbuk kristal
putih atau kecoklatan yang dikemas didalam kapsul dan dapat
dibentuk tablet / pil sebagai pengganti pil ekstasi.Dibanyak
negara, Khat bukan bahan terlarang meski penggunaannya
dikontrol beberapa negara Eropa. Katinon termasuk sebagai
golongan I Konvensi PBB untuk zat-zat Psikotropika Tahun 1971.
Cathinone yang terdapat dalam Khat dimasukkan sebagai
golongan III, sedangkancathinone sintetis yaitu amfepramone dan
pyrovalerone dimasukkan sebagai,golongan IV konvensi itu.
Menurut National Institute on Drug Abuse, pada Juli 2012,
cathinone sintetis, yaitu pyrovalerone dan mephedrone, dinyatakan
sebagai zat ilegal. Di Indonesia, katinon masuk sebagai narkotika
golongan I dalam Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, nomor urut 3 dalam lampiran Undang –
Undang itu.13
Metilon sebagai derivat katinon secara eksplisit memang
belum tercantum dalam Undang – Undang itu, karena waktu UU
disusun zat sintetis ini belum dibuat. Tetapi secara logika,
tentunya zat ini dapat disamakan dengan katinon. Derivat
(turunan) dari katinon yaitu 3,4 metilenedioksi – N –metilkatinon
3. Zat sintetis ini juga disebut sebagai metilon.Katinon atau S –
alfa – aminopropiofenon merupakan zat yang konfigurasi kimia
dan efeknya mirip dengan amfetamin. Sedikit perbedaan hanya
pada gugusan belakang konfigurasi struktur kimianya. Bila
ekstasi, gugusan belakangnya adalah amfetamin dan metilon,

13
Gilza Azzahra Lukman et al., “Kasus Narkoba Di Indonesia Dan Upaya Pencegahannya Di
Kalangan Remaja,” Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM) 2, no. 3 (2022): 405,
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i3.36796.

17
gugusan belakangnya adalah katinon. Efek kedua zat ini sama
bahkan dikatakan metilon lebih hebat efeknya.
2. Jenis- jenis narkoba berdasarkan efeknya
Selain jenis narkoba ditinjau dari bahannya maka narkoba juga
dapat ditinjau berdasarkan efeknya. Para ahli menggolongkan narkoba ini
menjadi tiga golongan besar berdasarkan efeknya terhadap susunannya
a. Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui pusat
di hipotalamus sehingga meningkatkan kerja organ. Contoh stimulan
yaitu kafein, nikotin, atau amfetamin, kokain, shabu, ekstasi.
1) Efek dari pemakaian obat ini adalah: menghambat perasaan lapar,
menurunan perasaan letih, menurunkan kebutuhan tidur, memicu
kerja jantung, serta meningkatkan tekanan darah. Dalam dunia
medis, kokain digunakan untuk anestesi (pembiusan local),
khusunya untuk operasi pembedahan hidung, tenggorokan, dan
telinga. meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, dan
mengecilkan pupil dan meningkatkan gula darah.
2) Amfetamin juga mempengaruhi fungsi organ-organ lainnya yang
berhubungan dengan hipotalamus, seperti peningkatan rasa haus
dan berkurangnya rasa lapar dan kantuk.
b. Depresan
Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf
sehingga menurunkan aktivitas pemakainya. Ada 5 kategori utama
depresan, yaitu sebagai berikut:
1) Etanol (etil alkohol)
2) Barbiturat, mencakup obat-obat flu seperti seconal dan amytal
Barbiturat tergolong obat penenang yang digunakan untuk
membantu agar cepat tidur, menghalau kecemasan, ketegangan,
dan frustasi. Dalam dunia medis, barbitural digunakan untuk obat
tidur, epilepsy, dan obat penenang pada saat stres.
3) Obat penenang, paling banyak dipakai adalah diazepam (valium)

18
4) Opiat, mencakup opium, morfin, kodoin, dan metadon Morfin
diperoleh dari getah tumbuhan Papaver somniferum. Berguna
untuk mennghilangkan/mengurangi rasa sakit, memberikan
perasaan nyaman /gembira, dan mengurangi perasaan
cemas/gelisah. Dalam dunia medis, morfin digunakan untuk
meredakan penyakit batuk dan mengatasi rasa sakit pada
pembedahan.
5) Anastetik, mencakup kloroform, eter, dan sejumlah hidrokarbon
lain yang mudah menguap dan biasa digunakan sebagai pelarut,
misalnya benzen, toluena, dankarbon tetraklorida. Di Indonesia
para pengedar menamakan obat-obatan ini sebagai pil koplo.
Penyalahgunaan obat penekan saraf dapat menimbulkan berbagai
macam efek perasaan menjadi labil, bicara tak karuan dan tidak
jelas, mudah tersinggung, dan daya ingat dan koordinasi motorik
terganggu sehingga jalannya menjadi limbung.14
c. Halusinogen
Halusinogen meliputi ganja, LSD (Lysergic Acid Diethylamide),
STP (mirip amfetamin), THC (Tentra Hydro Cannabinol), mesakolin
(dari pohon kaktus peyote), ketamine, psilosibin (dari jenis jamur), dan
PCP (Phencyclidine) suatu obat bius hewan.Efek yang ditimbulkan
oleh penyalahgunaan obat halusinasi ini:
1) Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tak teratur,
timbul perasaan cemas, tekanan darah naik, frekuensi pernafasan
naik, produksi air liur berlebihan, pilek dan muntah-muntah
2) Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur.
3) Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi halusinasi. LSD
dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang
mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan.15

14
Subagyo, Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunaannya.
15
Dewi Iriani, “Kejahatan Narkoba: Penanggulangan, Pencegahan Dan Penerapan Hukum Mati,”
Justitia Islamica 12, no. 2 (2015): 306–30.

19
C. Penyebab Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba
1. Faktor Subversi
Dengan jalan memasyarakatkan narkoba dinegara yang jadi sasaran,
maka praktis penduduknya atau bangsa di negara yang bersangkutan
akan berangsur-angsur untuk melupakan kewajibannya sebagai warga
negara, subversi seperti ini biasanya tidak berdiri sendiri dan biasanya
diikuti dengan subversi dalam bidang kebudayaan, moral dan sosial.
2. Faktor Ekonomi
Setiap pecandu narkoba setiap saat membutuhkan narkotika
sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya yang cenderung dosisnya
akan selalu bertambah, dibandingkan dengan dengan beberapa barang
dagangan lainnya, narkotika adalah komoditi yang menguntungkan,
meskipun ancaman dan resikonya cukup berat.
3. Faktor Lingkungan
a. Faktor Dari Luar Lingkungan Keluarga,
Adanya sindikat narkoba International yang berupaya untuk
menembus setiap tembok penghalang di negara maupun dengan
tujuan untuk mencari keuntungan / subversi. Dengan jaringannya
yang cukup terorganisir dengan rapi, sindikat-sindikat narkoba
berupaya dengan keras untuk menciptakan konsumen-konsumen
baru dalam mengembangkan pemasaran narkotik dan obat keras.
b. Lingkungan Yang Sudah Mulai Tercemar Oleh Kebiasaan
Penyalahgunaan narkotika dan obat keras, mudah sekali menyerap
korban-korban baru di sekitarnya. Lingkungan ini biasanya tercipta
oleh upaya pedagang obat keras dan narkotika sebagai agen / kaki
tangan sindikat narkotika. Ada juga yang tercipta karena adanya
pendatang baru ke dalam suatu lingkungan masyarakat yang
membawa “oleh – oleh” yang disebabkan diantara rekannya yang
terdorong oleh rasa ingi tahu, ingin mencoba. 16
c. Lingkungan Liar

16
2005 et al., “Dampak Narkotika Pada Psikologi Dan Kesehatan Mayarakat,” Jurnal Universitas
Negeri Gorontalo 15, no. 1 (2016): 165–75, https://core.ac.uk/download/pdf/196255896.pdf.

20
Lingkungan seperti ini ialah suatu lingkungan yang lepas dari
pengawasan dan bimbingan. Lingkungan seperti ini dicita-citakan
oleh sekelompok anak-anak muda yang ingin mencari kebebasan
tersendiri. Kelompok ini diawali dengan perbuatan-perbuatan yang
sifatnya demonstratif dengan menonjolkan nama gang mereka
antrian kegiatan selanjutnya dari kelompok ini ialah dengan tindak
kekerasan, perkelahian, perkosaan, kejahatan, dan tindakan-
tindakan lainnya yang negatif, termasuk penggunaan narkotika dan
obat-obat keras secara bebas dan berlebihan. Lingkungan seperti ni
pada saat sekarang memberikan rangsangan yang sangat keras
kepada remaja yang jiwanya di tuntut untuk mendapat kebebasan
dan kehebatan-kehebatan. Lingkungan seperti ini pula biasanya
menjadi sumber distribusi narkotika dan obat keras lainnya.
4. Faktor dari dalam Lingkungan Keluarga
Masalah ini yang sedang melanda kita dewasa ini, diawali dengan
kesibukan ayah yang mengejar karier mencari atau mengejar kekayaan
yang berlimpah sehingga kebutuhan keluarga terlupakan.istilah uang
mengatur segalanya mulai popular sekarang ini, terutama dikota-kota besar
persaingan satu dan lainnya secara diam-diam berjalan dahsyat. Dalam
persaingan yang tidak resmi inilah orang terpacu untuk mengejar karier
atau kekayaan dengan segala cara termasuk menelantarkan keluarganya.
Di lain pihak ibu yang mulai dekat dengan anak mulai pula kejangkitan
wabah arisan, bisnis, show disana-sini, shopping dan seribu dan satu
kegiatan yang mulai merenggangkan komunikasi antara orang tua dengan
putra-putrinya. Urusan keluarga biasanya diserahkan kepada si ibu. Inilah
titik awal dari terjerumusnya generasi muda ke lembah narkotika dan obat
keras. Rumah yang fungsinya tempat berteduh, tempat melepaskan
kerinduan antara anggota keluarga satu dengan yang lainnya, tempat
memadu kasih sayang antara orang tua dan anak, akan sedikit demi sedikit
berubah fungsi menjadi tempat persinggahan saja.Keadaan ini yang akan
mendorong si putra / putrid untuk mencari kesibukan di luar.17
17
Fransiska Novita Eleanora, “BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA SERTA USAHA
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA (Suatu Tinjauan Teoritis),” Jurnal Hukum 25, no. 1

21
RANGKUMAN

A. Rangkuman

(1970): 439, https://doi.org/10.26532/jh.v25i1.203.

22
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis,
maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran,
halusinasi, serta daya rangsang. Sementara menurut UU Narkotika pasal 1
ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau pun yang
berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya
kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-obatan tersebut dapat
menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari
zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan
ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum. Untuk
mengetahui apa saja jenis dan bahaya narkoba bagi kesehatan, simak
ulasannya berikut ini.
Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa
memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan.
Menurut UU tentang Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan
berdasarkan pada risiko ketergantungan. Ada beberapa jenis narkoba yang
bisa didapatkan secara alami namun ada juga yang dibuat melalui proses
kimia. Jika berdasarkan pada bahan pembuatnya, jenis-jenis narkotika
tersebut di antaranya adalah:
Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan
langsung bisa digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya
yang masih kuat, zat tersebut tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat.
Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa menyebabkan dampak buruk bagi
kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya adalah kematian.
Narkotika Jenis Sintetis, Jenis yang satu ini didapatkan dari proses
pengolahan yang rumit. Golongan ini sering dimanfaatkan untuk keperluan
pengobatan dan juga penelitian. Contoh dari narkotika yang bersifat sintetis
seperti Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.
Narkotika Jenis Semi Sintetis, Pengolahan menggunakan bahan utama
berupa narkotika alami yang kemudian diisolasi dengan cara diekstraksi atau
memakai proses lainnya. Contohnya adalah Morfin, Heroin, Kodein, dan lain-
lain.Narkotika Jenis Alami.

23
Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan.
Mudahnya mendapat bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya
semakin meningkat. Tak kenal jenis kelamin dan usia, semua orang berisiko
mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat berbahaya ini. Meski ada
beberapa jenis yang diperbolehkan dipakai untuk keperluan pengobatan,
namun tetap saja harus mendapatkan pengawasan ketat dari dokter. Ada
banyak bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:
1. Dehidrasi
Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit
berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi,
tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan
rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini
dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
2. Halusinasi
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna
narkoba seperti ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa
menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan
kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan
dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta
kecemasan terus-menerus.Menurunnya Tingkat Kesadaran Pemakai yang
menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya
justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis.
Beberapa kasus si pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun.
Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh terganggu, sering
bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang cukup
berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali
lingkungan sekitar.
3. Kematian
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan
obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan
overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan
tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian.

24
Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan narkotika,
nyawa menjadi taruhannya.
4. Gangguan Kualitas Hidup
Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh,
penggunaan obat-obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup
misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah keuangan,
hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar
hukum.
Pemakaian zat-zat narkotika hanya diperbolehkan untuk kepentingan
medis sesuai dengan pengawasan dokter dan juga untuk keperluan
penelitian. Selebihnya, obat-obatan tersebut tidak memberikan dampak
positif bagi tubuh. Yang ada, kualitas hidup menjadi terganggu, relasi
dengan keluarga kacau, kesehatan menurun, dan yang paling buruk adalah
menyebabkan kematian. Karena itu, jangan coba-coba memakai barang
berbahaya tersebut karena resikonya sangat tinggi bagi hidup dan
kesehatan.

SOAL DAN PEMBAHASAN

25
1. Apa kepanjangan dari narkoba?
Istilah narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan
obat-obatan terlarang.
2. Apa yang dimaksud dengan narkotika?
Menurut Undang-Undang no.22 tahun 1997, narkotika merupakan zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi-sintetis. Menurut Undang-Undang no.22 tahun 1997, narkotika
merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi-sintetis. Zat ini dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan karena bersifat adiktif.
3. Sebutkan jenis-jenis narkoba dan contohnya!
Narkoba terbagi menjadi tiga jenis, yakni narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya. Contoh narkotika adalah ganja, heroin, kokain, morfin, dan
opium. Sementara contoh psikotropika adalah MDMA, LSD, STP, ekstasi,
dan lainnya.
4. Mengapa ganja yang termasuk tanaman digolongkan sebagai narkotika?
Tanaman ganja tergolong sebagai narkotika karena kandungan
tetrahidrokanabinol (THC) yang ada di dalamnya.Zat tersebut dapat
menyebabkan perubahan pada fisik dan mental seseorang, misalnya saja
memacu adrenalin serta menenangkan. Adapun penggunaan jangka
panjangnya bisa memicu efek samping berupa perasaan paranoid, mual,
hingga gangguan persepsi. Efek paling buruk, seseorang bisa kehilangan
kesadaran hingga meninggal akibat mengonsumsi tanaman ini. Oleh sebab
itu, ganja tergolong sebagai narkotika dan penggunaannya diatur dengan
sangat ketat di Indonesia.
5. Apa perbedaan antara narkoba dan napza?
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat-
obatan terlarang, sedangkan napza merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif berbahayamateri tentang narkotika
6. Sebutkan ciri-ciri pengguna narkoba yang terlihat secara fisik!

26
Secara fisik, pengguna narkoba biasanya memiliki mata yang terus merah,
pupil melebar, dan selalu terlihat lelah. Badannya pun akan terlihat kurus
dengan kulit yang pucat seperti orang sakit.
7. Bahaya dari penggunaan narkoba apa saja?
Penggunaan narkoba bisa mempengaruhi kondisi fisik dan mental
seseorang secara keseluruhan. Ia berisiko mengalami penurunan kesadaran
yang berujung pada hilang ingatan, dehidrasi berkelanjutan, perubahan
perilaku, kerusakan otak, gejala insomnia, hingga kematian.
8. Apa hukuman untuk orang yang menyalahgunakan narkoba?
Berdasarkan Pasal 127 UU Nomor 35 Tahun 2009, ancaman hukuman
untuk pemakai atau pecandu narkoba adalah rehabilitasi atau dipenjara
maksimal empat tahun. Rehabilitasi akan dilakukan hingga pecandu
dinyatakan bebas narkoba oleh aparat.
9. Apa hukuman untuk orang yang mengedarkan narkoba ?
Hukuman untuk pengedar narkona tertuang dalam Bab XV Pasal 113 ayat
(1) UU Narkotika. Pembuat dan pengedar narkoba golongan 1 dapat
dijatuhi pidana penjara paling singkat 5 tahun dan maksimal 15 tahun.
Adapun denda yang harus mereka bayarkan paling sedikit adalah Rp1
miliar rupiah dan maksimal Rp10 miliar rupiah. Namun, jika barang
tersebut di atas 1 kg atau di atas 5 batang pohon, hukumannya akan lebih
berat.Pelaku terancam mendapatkan pidana mati, pidana penjara seumur
hidup, atau pidana penjara 5-20 tahun.
10. Apakah konsumsi minuman keras dapat memicu perilaku penyalahgunaan
narkoba?
Menurut sejumlah penelitian, seseorang yang terbiasa mengonsumsi
alkohol lebih berisiko untuk menggunakan narkoba. Bahkan, risikonya 86
kali lebih tinggi daripada seseorang yang tidak minum minuman alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

27
Azhar, Ali, KMS. Novyar Satriawan Fikri, Vivi Arfiani Siregar, and Mulono
Apriyanto. “PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN,
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN)
Pada PESANTREN.” Jurnal Inovasi Penelitian 1, no. 11 (2021): 2463–68.
http://repository.unisi.ac.id/131/.

Dkk, Latief. Narkotika Dan Obat - Obatan Terlarang. Jakarta: Rajawali Pers,
2001.

Eleanora, Fransiska Novita. “BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA


SERTA USAHA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA
(Suatu Tinjauan Teoritis).” Jurnal Hukum 25, no. 1 (1970): 439.
https://doi.org/10.26532/jh.v25i1.203.

et al., 2005. “Dampak Narkotika Pada Psikologi Dan Kesehatan Mayarakat.”


Jurnal Universitas Negeri Gorontalo 15, no. 1 (2016): 165–75.
https://core.ac.uk/download/pdf/196255896.pdf.

Hawi, Akmal. Remaja Pecandu Narkoba; Studi Tentang Rehabilitasi Integratif


Dip Anti Rehabilitasi Narkoba Pondok Pesantren a-Rahman Palembang
(Disertasi). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012.

Iriani, Dewi. “Kejahatan Narkoba: Penanggulangan, Pencegahan Dan Penerapan


Hukum Mati.” Justitia Islamica 12, no. 2 (2015): 306–30.

Lukman, Gilza Azzahra, Anisa Putri Alifah, Almira Divarianti, and Sahadi
Humaedi. “Kasus Narkoba Di Indonesia Dan Upaya Pencegahannya Di
Kalangan Remaja.” Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(JPPM) 2, no. 3 (2022): 405. https://doi.org/10.24198/jppm.v2i3.36796.

Mardani. Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam, Pidana Dan


Nasional. Jakarta: Rajawali Pers, 20008.

Nasional, Departemen Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3rd ed.


Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

RI, Tim Penyusun Diknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

28
Pustaka, 2005.

Sasangka, Hari. Narkotika Dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana: Untuk


Mahasiswa, Praktisi, Penyuluh Masalah Narkoba. Jakarta: CV. Mandar
Maju, 2003.

Subagyo. Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta: Erlangga,


2010.

29

Anda mungkin juga menyukai