No. Soal
1. Rencana Judul Penelitian: Perspektif Judicial Review Peraturan perundang-undangan “Satu Atap”
Oleh Mahkamah Konstitusi
Buatlah Latar Belakang masalah singkat (300 – 500 Kata) dari rencana judul di atas?
Judicial review merupakan salah satu jalan keluar dari permasalahan meningkatnya jumlah peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan dengan kualitas rendah. Akan tetapi, penyelenggaraan judicial
review yang dilakukan di Indonesia berpotensi menimbulkan konflik hukum. Salah satu penyebabnya
adalah pemisahan kewenangan pengujian peraturan yang dilakukan oleh dua lembaga peradilan, yaitu
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Tulisan ini bermaksud melakukan eksplorasi atas persoalan
yang ditimbulkan dari penyelenggaraan judicial review dalam dua atap yang terjadi dalam sistem
ketatanegaraan saat ini. Selain itu, tulisan ini juga menyinggung kemungkinan untuk menyatukan
kewenangan judicial review dalam satu atap dengan potensi-potensi permasalahan yang kemungkinan
akan muncul diikuti dengan pendekatan perbandingan dengan melihat beberapa praktek di negara-negara
yang menyelenggarakan judicial review dalam satu atap, dengan Mahkamah Konstitusi Austria sebagai
rujukan utama. Penyusunan kajian ini diikuti dengan kesadaran bahwa tulisan ini tidak akan cukup sebagai
masukan atas perubahan sistem judicial review yang ada. Sebab, penyatuan kewenangan pengujian
peraturan perundang-undangan berarti melakukan perubahan UUD 1945 yang menuntut alasan-alasan
yang kuat dan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk membuka wacana
pendahuluan yang mengelaborasi permasalahan yang terkait dengan judicial review dikaitkan dengan
permasalahan “obesitas regulasi”.
Sumber : Prosiding KHTN 4, PERSOALAN JUDICIAL REVIEW DALAM “DUA ATAP”, Bisariyadi.
Dari Abstrak diatas, silahkan anda rumuskan 2 (dua) Rumusan masalah apa yang bisa diangkat
dan jelaskan?
Judicial review merupakan salah satu jalan keluar dari permasalahan meningkatnya jumlah peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan dengan kualitas rendah. Akan tetapi, penyelenggaraan judicial
review yang dilakukan di Indonesia berpotensi menimbulkan konflik hukum. Salah satu penyebabnya
adalah pemisahan kewenangan pengujian peraturan yang dilakukan oleh dua lembaga peradilan, yaitu
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Tulisan ini bermaksud melakukan eksplorasi atas persoalan
yang ditimbulkan dari penyelenggaraan judicial review dalam dua atap yang terjadi dalam sistem
ketatanegaraan saat ini. Selain itu, tulisan ini juga menyinggung kemungkinan untuk menyatukan
kewenangan judicial review dalam satu atap dengan potensi-potensi permasalahan yang kemungkinan
akan muncul diikuti dengan pendekatan perbandingan dengan melihat beberapa praktek di negara-negara
1 dari 2
HKUM4306-4
yang menyelenggarakan judicial review dalam satu atap, dengan Mahkamah Konstitusi Austria sebagai
rujukan utama. Penyusunan kajian ini diikuti dengan kesadaran bahwa tulisan ini tidak akan cukup sebagai
masukan atas perubahan sistem judicial review yang ada. Sebab, penyatuan kewenangan pengujian
peraturan perundang-undangan berarti melakukan perubahan UUD 1945 yang menuntut alasan-alasan
yang kuat dan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk membuka wacana
pendahuluan yang mengelaborasi permasalahan yang terkait dengan judicial review dikaitkan dengan
permasalahan “obesitas regulasi”.
Sumber : Prosiding KHTN 4, PERSOALAN JUDICIAL REVIEW DALAM “DUA ATAP”, Bisariyadi.
Tulislah secara ringkas 3 (tiga) Teori Hukum yang dapat menjadikan Tinjauan Pustaka dalam
menyelesaikan penelitian tersebut?
2 dari 2