yang duduk termangu di sudut pematang sawah di dekat gorong-gorong irigasi desa. Hujan mulai mereda, tetapi yudi tetap tak beranjak, apa yang sedang Yudi risaukan. Ia menatap ke seberang sana jauh memandang, Yudi seorang pemuda desa lulusan SMA, sejak kecil di rawat dan di besarkan oleh nenek dan kakek nya, Yudi di tinggalkan ibu nya bekerja di luar negeri menjadi TKW untuk menopang ekonomi keluarga, ayah Yudi yang sibuk dengan keluarga baru nya.
Sedangkan nenek dan kakek Yudi petani, dan peternak,
padi di sawah telah menguning,sayur mayur, buah-buahan melimpah, ladang coklat dan kebun kopi.Serta hewan ternak peliharaan kakek Yudi banyak sekali, ayam, bebek,itik entok, kambing sapi dan kerbau. Yudi yang kesehariannya mengembalakan kambing, sapi, dan kerbau peliharaan kakek Yudi. Sore itu Yudi menggantikan kakek untuk menggiring bebek itik, dan entok nya ke sungai di ujung ladang.Ini adalah kebiasaan nya, Sejak dulu Yudi sangat senang dapat membantu kakek dan nenek nya setelah pulang sekolah.
Harapan Yudi untuk melanjut kan belajar kuliah ke
kota pupus, karena Yudi merasa iba melihat kakek dan nenek yang sudah semakin renta, dan sudah lama merawat menjaga membesarkan nya sejak ibu bekerja di negeri orang. Yudi di tinggalkan di desa bersama kakek dan nenek, Yudi berfikir jika ia putuskan melanjutkan kuliah di kota nenek dan kakek bagaimana? sedangkan kakek nenek sudah udzur. Siapakah yang akan merawat, menjaga mereka ketika mereka sakit, Yudi merupakan cucu satu satunya. Yudi sangat di sayang oleh kakek dan nenek.
Yudi...tersentak dari lamunan seketika buyar. Karena di
kejutkan oleh panggilan seseorang yang kini berdiri di dekat nya. Yudi pun segera menoleh dan memandangi dalam-.dalam wajah orang yang ada di sumber suara seketika menjawab Ya om...sambil terkesima, “kapan om datang?” ujar Yudi. Om Bambang pun tesenyum, seraya menjawab, baru saja om tiba. Om bawa oleh-oleh dong dari Surabaya Yudi langsung menyerbu dengan pertanyaan. Om Bambang kembali tersenyum sesampai di rumah, kakek bilang Yudi di kebun mengembalakan kambing sapi dan kerbau, Om langsung mencarimu kemari.
Om Bambang menanyakan sekolah “Yudi sudah lulus
SMA ?” tanya Om Bambang. “Sudah om” jawab Yudi. “Ingin kuliah ?” tanya Om Bambang. Yudi hanya menggeleng, ia tidak sanggup pengutarakan niat nya. Yudi menghawatirkan keadaan nenek dan kakek nya jika ia memilih meninggalkan kakek dan nenek untuk pergi ke kota melanjutkan kuliah nya.
“Yudi punya cita cita apa om Bambang kembali
bertanya” Yudi menjawab “sebenarnya Yudi punya cita-cita ingin membahagaian mama, nenek dan kakek om”. “Bagus” jawab Om Bambang. “Kamu pasti bisa membahagian mama, dengan mendoakan mama agar sehat-sehat disana, mama bekerja karena memikirkan masa depan Yudi, mempersiapkan kebutuhan Yudi, membahagiakan kakek dan nenekmu dengan cara sederhana saja bisa, meringankan tugas kakek” ucap Om Bambang. “Menjadi petani dan peternak bukan aib keluarga, bukanlah pekerjaan yang hina”. Ucap Om Bambang, “Iya om”, jawab Yudi. “Om, kapan kira-kira mama kembali dari Arab Saudi ?” tanya Yudi. “Apakah kamu tidak menanyakan langsung ke mamamu Yudi?” jawab om Bambang. Yudi hanya menggeleng. “Om... sebenarnya Yudi punya keinginan, setelah mama kembali dari luar negeri Yudi ingin memulai usaha berjualan di pasar.” Ucap Yudi. “Bejualan ayam kampung dan bebek, telur ayam kampung, telur bebek, om.
Karena selama ini ada bebarapa orang yang datang
untuk membeli dan menampung ayam, bebek yang sudah layak di konsumsi, telur ayam dan telur bebek dengan harga yang relatif murah om. berjualan di pasar sendiri tentu akan lebih meningkatkan penghasilan dan membantu kakek untuk pemasaran yang lebih luas lagi. Yudi akan tidak punya waktu untuk mengembalakan hewan ternak milik kakek sapi, kerbau kambing dan bebek.
Yudi pun tetap ingin melanjutkan kuliah nya yang
sempat tertunda tekat Yudi sudah bulat. Yudi rajin menabung, rajin beribadah, kelak di kemudian hari Yudi bakal memiliki kelurga sendiri. Segala sesuatu yang tertunda bukan berati itu kegagalan, lebih pas nya menunggu waktu yang tepat untuk menggapai keberhasilan yang tertunda. Biodata Penulis
Parlina,S.P.d seorang perempuan lahir dari pasangan suami
istri Alm Sumadi dan Almh Ismiyati, yang memiliki kegemaran menulis sejak duduk di bangku SMP, puluhan buku antologi cerpen dan buku antologi kumpulan puisi telah di tulis bersama rekan-rekan nya, kegiatan keseharian sebagai staf pengajar di Madrasah Aliyah di kota tempat tinggalnya.
Berkenalan dengan Parlina kunjungi IG @parlina_lina12