Anda di halaman 1dari 4

Semua Butuh Proses

Oleh Parlina, S.Pd.

Sore yang semakin meremang, seorang anak muda


yang duduk termangu di sudut pematang sawah di dekat
gorong-gorong irigasi desa. Hujan mulai mereda, tetapi yudi
tetap tak beranjak, apa yang sedang Yudi risaukan. Ia menatap
ke seberang sana jauh memandang, Yudi seorang pemuda desa
lulusan SMA, sejak kecil di rawat dan di besarkan oleh nenek
dan kakek nya, Yudi di tinggalkan ibu nya bekerja di luar
negeri menjadi TKW untuk menopang ekonomi keluarga,
ayah Yudi yang sibuk dengan keluarga baru nya.

Sedangkan nenek dan kakek Yudi petani, dan peternak,


padi di sawah telah menguning,sayur mayur, buah-buahan
melimpah, ladang coklat dan kebun kopi.Serta hewan ternak
peliharaan kakek Yudi banyak sekali, ayam, bebek,itik entok,
kambing sapi dan kerbau. Yudi yang kesehariannya
mengembalakan kambing, sapi, dan kerbau peliharaan kakek
Yudi. Sore itu Yudi menggantikan kakek untuk menggiring
bebek itik, dan entok nya ke sungai di ujung ladang.Ini adalah
kebiasaan nya, Sejak dulu Yudi sangat senang dapat
membantu kakek dan nenek nya setelah pulang sekolah.

Harapan Yudi untuk melanjut kan belajar kuliah ke


kota pupus, karena Yudi merasa iba melihat kakek dan nenek
yang sudah semakin renta, dan sudah lama merawat menjaga
membesarkan nya sejak ibu bekerja di negeri orang. Yudi di
tinggalkan di desa bersama kakek dan nenek, Yudi berfikir
jika ia putuskan melanjutkan kuliah di kota nenek dan kakek
bagaimana? sedangkan kakek nenek sudah udzur. Siapakah
yang akan merawat, menjaga mereka ketika mereka sakit,
Yudi merupakan cucu satu satunya. Yudi sangat di sayang
oleh kakek dan nenek.

Yudi...tersentak dari lamunan seketika buyar. Karena di


kejutkan oleh panggilan seseorang yang kini berdiri di dekat
nya. Yudi pun segera menoleh dan memandangi dalam-.dalam
wajah orang yang ada di sumber suara seketika menjawab Ya
om...sambil terkesima, “kapan om datang?” ujar Yudi. Om
Bambang pun tesenyum, seraya menjawab, baru saja om tiba.
Om bawa oleh-oleh dong dari Surabaya Yudi langsung
menyerbu dengan pertanyaan. Om Bambang kembali
tersenyum sesampai di rumah, kakek bilang Yudi di kebun
mengembalakan kambing sapi dan kerbau, Om langsung
mencarimu kemari.

Om Bambang menanyakan sekolah “Yudi sudah lulus


SMA ?” tanya Om Bambang. “Sudah om” jawab Yudi. “Ingin
kuliah ?” tanya Om Bambang. Yudi hanya menggeleng, ia
tidak sanggup pengutarakan niat nya. Yudi menghawatirkan
keadaan nenek dan kakek nya jika ia memilih meninggalkan
kakek dan nenek untuk pergi ke kota melanjutkan kuliah nya.

“Yudi punya cita cita apa om Bambang kembali


bertanya” Yudi menjawab “sebenarnya Yudi punya cita-cita
ingin membahagaian mama, nenek dan kakek om”. “Bagus”
jawab Om Bambang. “Kamu pasti bisa membahagian mama,
dengan mendoakan mama agar sehat-sehat disana, mama
bekerja karena memikirkan masa depan Yudi, mempersiapkan
kebutuhan Yudi, membahagiakan kakek dan nenekmu dengan
cara sederhana saja bisa, meringankan tugas kakek” ucap Om
Bambang.
“Menjadi petani dan peternak bukan aib keluarga,
bukanlah pekerjaan yang hina”. Ucap Om Bambang, “Iya
om”, jawab Yudi. “Om, kapan kira-kira mama kembali dari
Arab Saudi ?” tanya Yudi. “Apakah kamu tidak menanyakan
langsung ke mamamu Yudi?” jawab om Bambang. Yudi hanya
menggeleng. “Om... sebenarnya Yudi punya keinginan,
setelah mama kembali dari luar negeri Yudi ingin memulai
usaha berjualan di pasar.” Ucap Yudi. “Bejualan ayam
kampung dan bebek, telur ayam kampung, telur bebek, om.

Karena selama ini ada bebarapa orang yang datang


untuk membeli dan menampung ayam, bebek yang sudah
layak di konsumsi, telur ayam dan telur bebek dengan harga
yang relatif murah om. berjualan di pasar sendiri tentu akan
lebih meningkatkan penghasilan dan membantu kakek untuk
pemasaran yang lebih luas lagi. Yudi akan tidak punya waktu
untuk mengembalakan hewan ternak milik kakek sapi, kerbau
kambing dan bebek.

Yudi pun tetap ingin melanjutkan kuliah nya yang


sempat tertunda tekat Yudi sudah bulat. Yudi rajin menabung,
rajin beribadah, kelak di kemudian hari Yudi bakal memiliki
kelurga sendiri. Segala sesuatu yang tertunda bukan berati itu
kegagalan, lebih pas nya menunggu waktu yang tepat untuk
menggapai keberhasilan yang tertunda.
Biodata Penulis

Parlina,S.P.d seorang perempuan lahir dari pasangan suami


istri Alm Sumadi dan Almh Ismiyati, yang memiliki
kegemaran menulis sejak duduk di bangku SMP, puluhan
buku antologi cerpen dan buku antologi kumpulan puisi telah
di tulis bersama rekan-rekan nya, kegiatan keseharian sebagai
staf pengajar di Madrasah Aliyah di kota tempat tinggalnya.

Berkenalan dengan Parlina kunjungi IG @parlina_lina12


No WA 081540040044

Anda mungkin juga menyukai