Sebuah desa, yang terletak di bukit barisan daerah yang asri belum
terjamah polusi udara, di kelilingi pepohonan yang besar dan rindang. Desa
tersebut bernama Gundi, di desa gundi ada anak kembar bernama Dawar dan
diwar. Dawar dan diwar hidup bersama orang tuanya yang sudah lansia mereka
hidup sederhana dengan mengelola kebun kopi milik bapaknya yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, di dalam kebun kopi banyak
sekali tanaman cabe, terong, kacang panjang, dan daun bawang yang di tanam
oleh ibu. Setiap hari setelah pulang sekolah dawar dan dawir pergi ke kebun untuk
membantu ibunya untuk membersihkan tanaman mereka di kebun, setelah pulang
dari kebun dawar dan dawir membawa kacang untuk di jual kepada tetangga-
tetangga dan separo lagi di bawa ibu untuk di jual di pasar tidak jauh dari rumah
mereka, 50 meter jauhnya. Untuk menghasilkan uang, memenuhi kebutuhan
dawar dan dawir bersekolah sekaligur untuk kebutuhan di rumahnya, sedangkan
ayahnya bekerja sebagai tukang sol di pasar selasa untuk mencari sesuap nasi dan
membantu ibu yang berjualan kacang, meskipun uang yang di dapat bapak dawir
tidak seberapa dawar dan dawir sangat menghormati bapaknya.
Seorang bapak yang pantang menyerah dengan keadaan umur yang telah
menggerogoti tubuhnya, ia tidak sekuat dulu. Syukurlah ada anak yang bersifat
malaikat yang selalu membantunya yaitu dawar dan dawir. Dawar selalu
membantu bapaknya ketika memiliki banyak sekali sepatu yang ingin di sol,
dawar sangat lincah sekali ketika sol sepatu, sandal dan berbagai merek yang telah
ia kerjakan, bisa di maklumi ketika bapak dawar mengesol sepatu dengan lambat
sesuai dengan umur, setiap dawar sol sepatu dan sandal bapaknya selalu
menemani dawar sekaligus memberitahu bagaimana mengesol sepatu dengan teliti
dan hasil yang memuaskan, meskipun dawar sudah ahli bapaknya selalu
mengawasinya, sedangkan dawir adiknya dawar, ia mencuci sepatu yang telah di
sol oleh kakaknya yaitu dawar, setelah mencuci sepatu dawir menjemur sepatu di
pelataran rumahnya, dawir orangnya sangat baik, ia selalu membantu ibu dan
bapaknya. Setelah sepatu kering dawir menyemir sepatu sambil menyanyikan lagu
kesukaanya, suara dawir memang sangat bagus dawar dan bapaknya tidak heran
lagi dengan bakat yang dimiliki oleh dawir mereka sangat senang ketika dawir
bernyanyi ibu dengan bangganya selalu memuji suara dawir “bah suara emas di
pinggir bukit barisan” salah satu suara yang dimiliki anaknya yang membuat
semua orang terpanah ketika mendengar suaranya sambil di iringi burung
berkicau di depan rumah mereka menambah ke estetikan pagi hari ini.
Sepatu yang kemarin telah di sol di bawa ke pasar untuk di ambil oleh
pelanggan bapak dawar. Ibu dan bapak barengan pergi kepasar, ibu membawa
kacang, cabe dan daun bawang untuk di jualnya ketika sampai di pasar nanti,
sedangkan bapak membawa peralatan sol yang ia gunakan saat sol sepatu sewaktu
di pasar. Sebelum pergi kesekolah dawar dan dawir membantu membawakan
dagangan ibunya dan membawa sepatu-sepatu yang mereka kerjakan kemarin,
mereka berjalan menuju pasar tempat bapak dan ibunya berdagang, setelah samapi
di pasar dawar dawir membantu membersihkan lokasi ibu bapaknya. Meskipun
dawar dawir memakai baju sekolah untuk membantu ayahnya, mereka tidak malu
dengan hal tersebut justru mereka bangga dengan bapak dan ibunya. Setelah
seluruh barang barang telah tersusun rapi dawar dawir berpamitan untuk pergi
kesekolah yang tidak jauh dari pasar, mereka berjalan menuju Sma, dawar dawir
saling bercanda di perjalan yang membuat mereka sangat senang dan tidak
memikirkan berapa jauhnya tempat sekolah tetap mereka asik bernyanyi.