Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AURA FIRDAUS

NIM : 231956SA
PRODI : S1 AKUNTANSI
SEJARAH ASAL MULA NAMA BANGSA INDONESIA
Pada zaman purba, wilayah negara kita mendapat bermacam
macam sebutan. Dalam catatannya Bangsa Tionghoa menyebut
Kawasan pulau tanah air sebagai nan-hai ( Kepualauan Laut Selatan ).
Berbagai catatan kuno Bangsa India menamai kepulauan ini
Dwipantara (Kepulauan Tanah Sebrang). Nama yang di turunkan dara
kata Sanskerta dwipa (pulau) dan antara ( luar, sebrang ). Salah satu
contoh penyebutan negara kita dengan Dwipantara terdapat dalam
kisah Ramayana karya pujangga Walmiki. Bangsa Arab menyebut
tanah air kita sebagai Jaza’ir al-jawi (Kepulauan Jawa).

Menurut para penjelajah Eropa, Bangsa Asia hanya terdiri dari


Arab, Persia, India dan Tiongkok. Daerah yang terbentang luas antara
Persia dan Tiongkok semuanya termasuk dalam “ Hindia “.
Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “ Hindia Muka “ dan
daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang” Sedangkan Negara
kita disebu “Kepulauan Hindia” (Indische, Archipel, Indian
Archipelago, I’Archipel Indien) atau “Hindia Timur (Oost Indie, East
Indiest, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah
“Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, I’
Archipel malais). Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang
digunakan adalah Nederlandsch-indie (Hindia Belanda), sedangkan
pemerintah pendukung Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo
(Hindia Timur).

Kemunculan nama Indonesia diawali pada sekitar tahun 1850


dalam sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of Indian Archipelago
and Eastern Asia (JIAEA), yang terbit di Singapura. Dalam JIAEA
Volume IV, halaman 66-67, George Samuel Windsor Earl, ahli etnologi
Inggris, menulis artikel On the leading Charateristics of the Papuan,
Australian and malay-Polynesian nations. Dalam tulisannya itu Earl
menerangkan tentang perlunya pemberian nama yang spesifik untuk
wilayah negara kita. Menurutnya penggunaan nama “Hindia” yang
selama ini digunakan bisa menimbulkan kerancuan dengan wilayah
India. Earl mengajukan dua pilihan nama yaitu Indunesia atau
Malayunesia (nesos dalam Bahasa Yunani berarti pulau).

Saat itu, Earl secara pribadi menyatakan lebih memilih nama


Malayunesia (Kepulauan Melayu) dari pada Indunesia (Kepulauan
Hindia), sebab Malayunesia diniainya tepat untuk ras melayu,
sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan
Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa Malayunesia lebih cocok
karena Bahasa Melayu di pakai di seluruh kepulauan ini. Dalam
tulisannya itu Earl akhirnya memang menggunakan istilah
Malayunesia dan tidak memakai Indunesia.

Dalam jurnal ilmiah yang sama, 252-347, James Richardson Logan,


pria Skotlandia yang menjadi pengelola JIAEA, menulis artikel The
Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun
menyatakan perlu nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab
istilah “Indian Archipelago” terlalu Panjang dan membingungkan.
Logan kemudian memilih menggunakan istilah Indunesia yang tidak
digunakan oleh Earl, Logan juga mengganti huruf u dengan o agar
ucapannya lebih baik. Tulisan tersebutpun menjadi tulisan pertama
yang menyebutkan kata Indonesia.

Logan adalah orang Skotlandia yang meraih sarjana Hukum dari


Universitas Edinburgh. Pada saat mengusulkan nama Indonesia itu
menjadi nama Bangsa dan Negara yang mana jumlah penduduknya
merupakan peringkat keempat terbesar di dunia. Dari situlah James
Richardcon Logan secara konsisten menggunakan nama Indonesia
dalam karya ilmiahnya, dan dengan seiring perjalanannya waktu
pemakaian nama Indonesia menyebar di kalangan para ilmuan di
bidang etnologi dan geografi. Inilah yang menjadi titik awal mula
nama Indonesia di dunia.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang
Bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesian
oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume,
yang memuat hasil penelitiannyaketika mengembara ke tanah air kita
tahun 1864 sampai 1880. Buku bastian inilah yang mempopulerkan
istilah Indonesia di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat
timbul anggapan bahwa istilah Indonesia itu ciptaan Bastian.
Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam
Encylopedie van Nederlands-Indie tahun 1918. Padahal Bastian
mengambil istilah itu dari tulisan tulisan Logan.

Putra ibu pertiwi yang pertama kali menggunakan istilah Indonesia


adalah Suryadiningrat ( Ki Hajar Dewantara ). Ketika di buang ke negri
Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan
nama Indonesische pers-bureau.

Pada dasawarsa 1920-an, nama Indonesia yang merupakan istilah


ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh tokoh
pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama Indonesia
akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang
memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda
mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan
itu.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, Negara Indonesia


Merdeka yang akan dating ( de toekomstige vrije Indonesische staat )
mustahil di sebut – Hindia Belanda –. Juga tidak – Hindia – saja,
sebab dapat menyebabkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi
kami nama Indonesia menyatakan satu tujuan politik (een politik
doel), karena melambangkan dan mencita citakan suatu tanah air di
masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia
(Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan
kemampuannya.

Sementara itu, di tanah air Dr. Soetomo mendirikan Indonesische


Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga perserikata Komunis
Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu
tahun 1925 Jong Islaminten Bond membentuk kepanduan National
Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi tanah air
yang mula mula menggunakan nama Indonesia. Akhirnya nama
Indonesia dinobatkan menjadi nama tanah air, Bangsa dan Bahasa
kita pada Kerapatan Pemoeda Pemoeda Indonesia tanggal 28
oktober 1928, yang kini kita sebut sumpah Pemuda.

Pada bulan agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad ( Dewan


Rakyat, DPR zaman Belanda ), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho
Purbohadidjojo, dan sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi
kepada pemerintah Belanda agar nama Indonesia di resmikan
sebagai pengganti nama Nederlandsch-Indie. Tetapi Belanda keras
kepala sehingga mosi ini ditolak mentah mentah. Maka dengan
jatuhmya tanah air ke tangan jepang pada tanggal 8 maret 1942,
lenyaplah nama Hindia Belanda untuk selama lamanya. Lalu pada
tanggal 17 agustus 1945, lahirlah Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai