Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TUGAS BAHASA INDONESIA


ASAL USUL NAMA INDONESIA

Dosen Pengampu :

Mohamad Sulton Aziz, M.PdI

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Andini Eka Silvia 1860312231005
2. Shella Nurcahyanti 1860312233022
3. Din Roghid Rohmatillah 1860312231004

ILMU HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang bertema
“SEJARAH NAMA INDONESIA” Penulisan makalah merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Akhir kata, saya
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. semoga Allah memberikan imbalan
yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan Semoga Allah Swt.
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Tulungagung, September 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..…..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………….…….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Indonesia …………………………………………………………….3

2.2 Letak Indonesia Secara Astronomi, Geografis, dan Geologis …………….……7


2.3 Luas Indonesia…………………………………………………………………..8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………….….9
B. Saran …………………………………………………………………………....9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………


10
ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki sejarah yang panjang dari sebelum kemerdekaan sampai


sesudah kemerdekaan, karena hal tersebut kita sebagai orang Indonesia harus mengerti
tentang sejarah yang ada di Indonesia . Salah satunya ialah nama sejarah Indonesia yang
memiliki beberapa nilai penting dalam pembentukan NKRI.Di dalam pemberian nama
Indonesia tersirat nilai kebangsaan dan nilai nasionalisme.,tetapi jarang ada orang atau
Warga Negara Indonesia yang mengetahui asal usul nama Indonesia . Karena pada
hakikatnya rasa nasionalisme pada diri mereka mulai pudar.Oleh karena itu kita harus
mempelajarinya dan mengetahui maksud yang terkandung dari nama Indonesia.

Indonesia dikenal dengan nama resmi Republik Indonesia atau lebih


lengkapnya Negara Kesatuan Republik Indonesia,yaitu negara kepulauan di Asia
Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan
benua Asia dan Oseania sehingga dikenal sebagai negara lintas benua, serta
antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Indonesia berbatasan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara dan Oseania.


Indonesia berbatasan di wilayah darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan dan
Sebatik,dengan Papua Nugini di Pulau Papua,dan dengan Timor Leste di Pulau
Timor.Negara yang hanya berbatasan laut dengan Indonesia adalah
Singapura,Filipina,Australia,Thailand,Vietnam,Palau,dan wilayah persatuan Kepulauan
Andaman dan Nikobar,India

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang anda ketahui mengenai asal usul nama negara indonesia,?
2. Apa yang anda ketahui mengenai letak astronomis,geografis dan geologis
negara Indonesia?
3. Apa yang anda ketahui mengenai luas negara Indonesia ?
1
C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Menjelaskan tentang asal usul nama negara Indonesia.


2. Menjelaskan bagaimana letak astronomis,geografis dan geologis negara
Indonesia.
3. Menjelaskan mengenai luas negara Indonesia.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Nama Indonesia


a. Sebelum dan setelah kedatangan bangsa Eropa

Nama ''Indonesia'' berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang


puncaknya terjadi di pertengahan abad ke-19. Catatan masa lalu menyebut
kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama, sementara kronik-
kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut
Selatan"). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan
ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang di turunkan dari kata
dalam bahasa Sanskerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang).
Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta,
istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas",
diperkirakan Pulau Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Nama "Indonesia" berasal dari dua kata Yunani yaitu, Indus yang berarti "India"
dan kata Nesos yang berarti pulau/kepulauan, maka "Indo-nesia" berarti "kepulauan
India".

Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al Jawi


(Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe berasal dari nama bahasa
Arab,luban jawi(kemenyan Jawa) sebab para pedagang Arab memperoleh
kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di
Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh
orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam
bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatra), Sholibis (Pulau
Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").

Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia


hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah
yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah
Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai
"Hindia
3

Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan


Hindia (Indische

Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost


Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah
"Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi
Nederlandsch-Indie(Hindia Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-
1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah
taklukannya di kepulauan ini.

b. Usulan Nama

Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama


samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan
kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia"
(dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya
kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan
di awal abad ke-20. Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah
tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal
Kepulauan Hindia dan Asia Timur"), yang dikelola oleh James Richardson
Logan (1819-1869),seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas
Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi
bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri
sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis


artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-
Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua,
Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa
sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk
memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan
sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan
nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau").
Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia dari Bahasa Inggris) yaitu:

''......Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan


menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia''.

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu)


daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras
Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka
saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl
berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam
tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai
istilah Indunesia. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James
Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago
('Etonologi dari Kepulauan Hindia''). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan
perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang dikenal sebagai Indonesia,
sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan
membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl,
dan huruf “U”digantinya dengan huruf “O” agar ucapannya lebih baik. Maka
lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa
tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah orang India, sebuah
julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak


pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):

"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan


mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni
"Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia
atau Kepulauan Hindia"

Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam
tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di
kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.[2]
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf
Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des
Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu")
sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di

kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang
memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga
sempat

timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang
tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-
Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu
dari tulisan-tulisan Logan.

Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi


Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda
tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische
Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga
diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van
Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti
dengan Indonesiër ("orang Indonesia").

c. Makna Politis

Pada dasawarsa 1920an,nama Indonesia yang merupakan istilah ilmiah


dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan
kemerdekaan Indonesia , sehingga nama Indonesia akhirnya memiliki
makna politis yaitu identitas suatu bansa yang memperjuangkan
kemerdekaan.Sebagai akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan
waspada terhadap pemkaian kata ciptaan Logan itu.

d. Kesepakatan Nama Indonesia

Pada tahun 1922 atas inisiatif Moh.Hatta seorang mahasiswa Handels


Hoogeschool(Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam organisasi pelajar dan
mahasiswa Hindia di negara Belanda(yang terbentuk tahun 1908 dengan
nama Indische Vereeniging ) berubaha nama menjadi Indonesische
Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia. Majalah mereka ,Hindia Poetra
berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Di Indonesia Dr.Soetomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun


1924.Tahun itu juga, Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi
Partasi Komunis Indonesia.Tahun 1925. Jong Islamieten Bond membentuk

kepanduan Nasional Indonesische Padyinderji (Natipij). Itulah 3 organisasi


di

tanah air yang mulai mula mula menggunakan nama “Indonesia”. Akhirnya
nama Indonesia dinobatkan sebagai nama Tanah Air,Bangsa, dan Bahasa
pada kerapatan pemuda-pemudi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang
kini dikenal dengan sebutan sumpah pemuda.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad ( Dewan Rakyat:
perlemen Hindia Belanda ). Muhammad Husni Thamrin. Wiwihi
Purbohadidjojo, dan Sutardjo kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada
pemerintah Belanda agar nama Indonesia diresmikan sebgai pengganti nama
‘’ Nederlandsch-Indie ‘’ permohonan ini ditolak. Sementara itu, kamus
Poerwadarminta yang diterbitkan pada tahun yang sama mencantumkan
tema nusantara sebagai Bahasa Kawi untuk ‘’ kapuloan ( Indonesia ) ‘’

Dengan pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama ‘’


Hindia Belanda ‘’. Pada tanggal 17 Agustus 1945, menyusul deklarasi
Proklamasi kemerdekaan, maka lahirlah Republik Indonesia yang sekarang
kita ketahui dan diami.

2.2 Letak Indonesia Secara Astronomi, Geografis, dan Geologis

Planet bumi yang bulat terbagi-bagi dengan garis bujur (ke atas/vertikal) dan
garis lintang (melintang/horizontal). Garis inilah yang menjadi patokan lokasi suatu
tempat. Letak astronomi Indonesia berada di antara 95° sampai dengan 141° Bujur
Timur (BT) serta 6° Lintang Utara (LU) sampai 11° Lintang Selatan (LS). Sehingga
berdasarkan posisi bujur, Indonesia berada di belahan timur dan posisi lintangnya
berada di belahan bumi selatan. Sebagai gambaran letak batas paling utara 6° 08'LU
tepat melewati Pulau Weh (Provinsi Nanggroe Aceh Daruussalam) sedangkan letak
paling Selatan 11° 15'LS tepat melewati pulau Rote (Provinsi Nusa Tenggara
Timur). Bagaimana letaknya 95° sampai dengan 141° Bujur Timur (BT)

Dari letaknya secara geografis ini, Indonesia menjadi tempat jalur dan
persinggahan lalu lintas perdagangan internasional, baik darat, laut, dan udara.
Terutama menghubungkan Eropa dan Asia Timur (Jepang, China dan Korea).
Dengan memanfaatkan lokasi ini, Indonesia seharusnya bisa memiliki keuntungan
di

bidang Ekonomi. Bila perekonomian negara bagus, maka penduduknya akan


menjadi

sejahtera. Indonesia yang terletak di daerah tropis (khatulisitiwa) memiliki dua


musim, yakni kemarau dan hujan. Sedangkan negara lain di luar garis khatulistiwa
seperti Jepang ada yang memiliki empat musim, panas, gugur, dingin, dan semi.
Perbedaan musim ini terjadi akibat adanya perbedaan letak astronomi dan
geografis.

Letak secara Geologis adalah letak suatu wilayah melihat keadaan jenis
bebatuannya. Di Indonesia sendiri, letak geologi terbagi menjadi tiga daerah, yakni
daerah dangkalan Sunda, dangkalan Sahul, dan daerah peralihan. Indonesia juga
berada di jalur pertemuan tiga lempeng, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik,
dan Lempeng Hindia. Selain itu, Indonesia terletak di antara dua rangkaian
pegunungan muda, yakni di bagian Barat ada Sirkum Mediterania dan bagian
Timur ada Sirkum Pasifik. Karena adanya letak geologis ini, Indonesia memiliki
banyak pegunungan api yang aktif. Kemudian, tanah Indonesia juga menyimpan
banyak barang tambang mineral seperti emas, nikel, dan tembaga. Akibat lainnya,
wilayah Indonesia menjadi daerah yang sering mengalami gempa bumi tektonik
dan vulkanik

2.3 Luas Indonesia

Indonesia merupakan negara terluas ke-14 sekaligus negara kepulauan


terbesar di dunia dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km², serta negara dengan
pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau Nama alternatif yang
dipakai untuk kepulauan Indonesia disebut Nusantara. Selain itu, Indonesia juga
menjadi negara berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia dengan penduduk mencapai
277.749.853 jiwa pada tahun 2022, serta negara dengan penduduk
beragama Islam terbanyak di dunia, dengan penganut lebih dari 238.875.159 jiwa
atau sekitar 86,9%. Indonesia adalah negara multiras, multietnis, dan multikultural
di dunia, seperti halnya Amerika Serikat.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kesadaran masyarakat Indonesia pada sejarah dan warisan


kebudayaannya dinilai masih belum cukup untuk mengangkat dan melestarikan
kebudayaan Indonesia yang sangat kaya. Beberapa faktor yang telah ditelusuri
ialah sudah terlanjur adanya anggapan bahwa sejarah ialah hal yang
membosankan dan tidak memiliki visi yang penting sehingga orang-orang
yang peduli akan warisan sejarah sangatlah sedikit.

Apabila tidak ada inisiatif dari generasi muda untuk melestarikan


warisan budaya Negara, maka cerita rakyat yang dimiliki bangsa ini, sejarah
mengenai asal usul nama negara Indonesia ,kekuatan Kerajaan-Kerajaan tanah Air
akan menjadi sekedar cerita dongeng tanpa adanya hal yang dapat menjadi inspirasi
bagi generasi baru. Tidak hanya cerita-cerita sejarah, situs-situs yang
dilindungi karena menyimpan berbagai peninggalan sejarah kuno dari jaman
megalitikum ini akan terus menjadi sekedar tempat berkumpul keluarga-
keluarga di daerah setempat dan kehilangan fungsinya yang utama, yaitu tempat
dimana bukti keberadaan nenek moyang kita di abadikan
SARAN

Makalah ini diharapkan menjadi bahan maupun referensi pengetahuan


mengenai asal usul nama negara Indonesia. Namun, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan ,karena melihat masih banyak hal hal yang belum
bisa dikaji lebih mendalam dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
https://sdn006batamkota.sch.id/read/15/letak-indonesia-secara-astronomi-geografis-dan-
geologis
SEJARAH NAMA INDONESIA | Khusairi Abdy - Academia.edu
10

Anda mungkin juga menyukai