• Traktat London (1824) Wilayah Kolonial Belanda (Nederlandsche-Indie) :
Hindia Belanda • George Samuel Windson Earl. Saat itu Earl mengusulkan nama Indunesians dalam tulisannya di "Journal of The Indian Archipelago and Eastern Asia" volume IV tahun 1850 dengan judul “On The Leading Characteristic of The Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nation”. • James Richardson Logan mengubahnya menjadi ‘Indonesia’ dalam jurnalnya yang berjudul “The Ethnology of the India Archipelago” (1850). • Adolf Bastian menyebut ‘Indonesien’ dalam artikel jurnal “Indonesien Oerder Die Insein Des Malayscen Archipels”. (1884) • Sebelum bernama Indonesia, Earl memilih nama Malayunesia karena sangat tepat untuk ras melayu. • Mulai dipakai pribumi tahun 1925 : Terbit Koran “Indonesia Merdeka” milik organisasi Indonesische Vereniging yang diubah menjadi Perhimpunan Indonesia. • Bahasa Indonesia (dan Manusia) Indoenesia: Sejarah kelahiran Melalui empat tokoh Pemuda : M. Yamin, M. Tabrani, Djamaloedin, Sanusi Pane. Pada pidato Yamin, istilah Indonesia digunakan dengan merujuk pada bahasa-bahasa Indonesia (dari segi aspek kewilayahan bukan kemanusiaan). • Usulan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan dari Yamin dan Djamaloedin ditolak Tabrani (2 Mei 1926) Akhirnya disepakti bahasa Indonesia untuk dilahirkan! (baca: Sebuah otobiografi M. Tabrani (1978: 42-43). • UU no. 24 thn 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang Negara, serta lagu kebangsaan (pasal 36-39) • Peraturan Pemerintah no 57 tahun 2014 tentang pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa dan sastra, serta peningkatan fungsi bahasa Indonesia • Semangat Kancah Lebur (Melting Pot) Barus titik nol peradaban (Presiden RI 2017) bahasa dan aksaara arab melayu melalui sufi seperti hamzah fansuri.