Anda di halaman 1dari 2

Dian Christabella

XII MIPA 1
Teks Cerita Sejarah
Sejarah Lawang Sewu
Orientasi:
Bangunan bersejarah Lawang Sewu Semarang, Jawa Tengah, tentunya sudah akrab di
telingamasyarakat, khususnya warga semarang dan sekitarnya. Namun tak banyak yang tahu,
jikasimbol seribu pintu gedung peninggalan pemerintah kolonial Belanda itu menyimpan
banyakcerita tersembunyi.
Lawang Sewu bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki arti “seribu pintu”.
Sebutan sewu (seribu dalam bahasa Jawa), merupakan penggambaran masyarakat Semarang
tentangbanyaknya jumlah pintu yang dimiliki Lawang Sewu, meski dalam kenyataannya jumlah
pintuyang ada tidak mencapai seribu, namun lebih tepatnya 429 buah lubang pintu. Namun
Lawang Sewu memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar yang membuat jendela tersebut
nampakseperti pintu.
Peristiwa:
Sebagai gedung yang merupakan pusat pemerintah Belanda waktu itu, Lawang
Sewumerupakan ikon penting Kota Semarang. Berdasarkan sejarahnya, gedung megah ala Eropa
iniadalah bekas kantor pusat Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS,
jawatankereta api Belanda yang beroperasi di Semarang. Prof Jacob F Klinkhamer (TH Delft)
dan BJ. Ouendag adalah sang arsitek yang berdomisili di Amsterdam pada tahun 1903 silam.
Gedung yang memiliki keunikan bentuk arsitektur ini, pembangunannya bahkan
memakancukup waktu lama. Dimulai pada 27 Februari 1904 sampai pada 01 Juli 1907. Nama
LawangSewu karena gedung ini dibuat dengan bangunan 1000 pintu, terbagi dalam empat
gedung, A sampai D.
Bangunan yang menjadi saksi bisu kelamnya masa penjajahan masyarakat Indonesia saat
itu,membuat Lawang Sewu menjadi tempat yang penuh misteri di Jawa Tengah.
Terlebih,bangunan itu juga saksi sejarah tempat bertempurnya para pahlawan tanah air untuk
mengusirpara serdadu Jepang yang terakhir berkuasa. Termasuk saksi bisu ribuan pejuang
Indonesiayang disiksa di lokasi itu.
Berdasarkan pengakuan warga sekitar Lawang Sewu, ribuan makhluk gaib bermukim
digedung empat lokal tersebut. Bahkan, di titik-titik tertentu, mulai dari bagian sumur tua,
pintuutama, lorong-lorong, lokasi penjara berdiri, penjara jongkok, ruang utama serta di bagian
ruang penyiksaan. Bukan rahasia lagi jika Cerita Misteri Hantu seperti kuntilanak,
genderuwo,hantu berwujud para tentara Belanda, serdadu Jepang dan hantu wanita nonik
Belanda sangatkental terdengar di sejumlah lokasi 1000 pintu itu.
"Yang paling horor itu di lokasi pembantaian, baik pada masa penjajahan Belanda
maupunJepang, " kata Soeranto, warga Semarang yang mengaku pernah tinggal bertahun-tahun
dipelataran gedung Lawang Sewu sebelum dipugar.
Menurutnya, penjara bawah tanah dan ruang penyiksaan adalah hal yang masih
kerapmenjadi misteri para pengunjung. Ada sebuah penjara berdiri yang terletak di bawah
tanah.Konon, di penjara bawah tanah itu adalah tempat para tahanan yang di masukkan
danberdesak-desakan hingga meninggal dunia.
Selain penjara berdiri, kata dia, ada pula penjara jongkok yang menghiasi sisi mistis
Gedung Lawang Sewu. Menilik sejarahnya, di penjara berdiameter 1,5 meter persegi dan tinggi
sekitar 60 cm menjadi saksi bisu sadisnya serdadu Jepang membantai para tahanan. "Konon,
ratusantahanan yang dimasukkan harus berjongkok dan berdesakan. Lalau penjara akan di isi
denganair sampai sebatas leher dan di tutup dengan jeruji besi, " kata Soeranto.
Tak hanya memiliki penjara bediri dan jongkok, gedung ini juga punya sebuah ruang
penyiksaan. Ruang penyiksaan ini, menurut cerita, adalah ruang pemasungan kepala paratahanan
di masa penjajahan. Jika pengunjung memasuki area ini, tentunya akan melihat alatpemasung
dan rantai yang masih tersisa. Para pengunjung yang datang bisa merasakan suasana yang sangat
mencekam di lokasi ini, tutur sang juru kunci.
Reorientasi:
Kisah-kisah misteri di sejumlah lokasi itu banyak diakui membuat Gedung Lawang
Sewubanyak dikunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri. Kini, ikon Kota Semarang itu
terusdilakukan pemugaran oleh PT KAI daop IV Semarang selaku pihak pengelola. Sehingga
sejumlahfasilitas, seperti kereta asli peninggalan Belanda dan fasilitas zaman dulu itu
kembalidirevitalisasi.
Menurut Manajer Museum PT KAI Sapto Hartoyo, meski Lawang Sewu terus
dilakukanrenovasi, akan tetapi renovasi itu tidak menghilangkan nuansa asli gedung seribu pintu
denganberbagai cerita mistis yang melatarinya itu. Jadi pemugaran yang terus dilakukan
denganpengecatan dan perbaikan, tidak membuat keaslian warna dan bentuk bangunan Lawang
Sewu berubah.
Gedung yang saat ini telah dikelola dengan rapi oleh pemerintah itu tidak lagi
dikesankanangker. Meski hal itu menjadi ikon tersendiri kota Semarang. Sebab, lokasi itu telah
disulapmenjadi obyek wisata kota yang paling diminati. Jadi, kalau Lawang Sewu Angker itu
dulu. Itucerita dulu. Sekarang, Lawang Sewu sangat bagus dan lebih terawat dengan baik semua
bangunannya.

Anda mungkin juga menyukai