Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

1. BAJA

Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda pula sehingga
sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita harus membuat
sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita inginkan.
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu baja dengan menggunakan cara yang sangat
sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin berkembang, begitu juga dalam bidang
teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggali serta memproduksi bahan-bahan yang
diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu. Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk
dapat melakukan penyambungan yang kuat dengan menggunakan tenaga listrik. Untuk dapat
menyambung baja tersebut menjadi satu dengan yang lainnya, maka baja tersebut disambung
dengan cara dilas.

Jenis Baja
Secara umum, baja terbagi dalam empat kelompok: baja karbon, baja paduan, baja
perkakas, dan baja tahan karat. Nama-nama ini memang bisa membingungkan, karena semua
baja paduan mengandung karbon (seperti halnya baja lainnya), semua baja karbon juga
merupakan paduan, dan baik baja perkakas maupun baja tahan karat adalah paduan juga.
1. Karbon
Sebagian besar baja yang diproduksi setiap hari (sekitar 80-90 persen) adalah apa yang kita
sebut baja karbon, meskipun hanya mengandung sedikit karbon, terkadang kurang dari 1 persen.
Dengan kata lain, baja karbon hanyalah baja dasar biasa.
Baja dengan sekitar 1 sampai dengan 2 persen karbon disebut (tidak mengherankan) baja karbon
tinggi dan, seperti besi tuang, mereka cenderung keras dan rapuh; baja dengan karbon kurang
dari 1 persen dikenal sebagai baja karbon rendah (“baja ringan“) dan seperti besi tempa, lebih
lembut dan lebih mudah untuk dibentuk.
Berbagai macam barang sehari-hari dibuat dengan baja karbon, dari badan mobil dan lambung
kapal perang hingga kaleng baja dan suku cadang mesin.
2. Paduan
Selain besi dan karbon, baja paduan mengandung satu atau lebih unsur lain, seperti
kromium, tembaga, mangan, nikel, silikon, atau vanadium. Dalam baja paduan, elemen ekstra
inilah yang membuat perbedaan dan memberikan beberapa fitur tambahan penting atau sifat
yang ditingkatkan dibandingkan dengan baja karbon biasa. Baja paduan umumnya lebih kuat,
lebih keras, lebih tangguh, dan lebih tahan lama daripada baja karbon.
3. Perkakas
Baja perkakas adalah baja paduan keras yang digunakan untuk membuat perkakas,
cetakan, dan suku cadang mesin. Itu terbuat dari besi dan karbon dengan elemen tambahan
seperti nikel, molibdenum, atau tungsten untuk memberikan kekerasan dan ketahanan ekstra
terhadap keausan.
Baja perkakas juga diperkuat dengan proses yang disebut tempering, di mana baja pertama-
tama dipanaskan hingga suhu tinggi, kemudian didinginkan dengan sangat cepat, kemudian
dipanaskan kembali ke suhu yang lebih rendah.

4. Tahan Karat
Baja yang mungkin paling sering kita lihat adalah baja tahan karat, yang digunakan dalam
alat makan rumah tangga, gunting, dan instrumen medis. Baja tahan karat mengandung banyak
kromium dan nikel, sangat tahan terhadap korosi dan arti reaksi kimia lainnya, serta mudah
dibersihkan, dipoles, dan disterilkan.
Jenis baja yang satu ini tahan korosi karena atom kromium bereaksi dengan oksigen di udara
untuk membentuk semacam kulit luar pelindung yang menghentikan oksigen dan air menyerang
atom besi yang rentan di dalamnya.

Sifat Baja
Baja dikenal terutama karena daya tahan, kekerasan, dan ketangguhannya. Dalam
beberapa kasus, ini juga terkenal karena kemilau. Baja memiliki titik leleh yang sangat tinggi
(sekitar 1.510 ° C, lebih tinggi dari kebanyakan logam; tembaga, misalnya, hampir 500 derajat
lebih dingin) dan kepadatan yang sangat tinggi (7,9 g / cm3, hampir delapan kali arti air).
Baja lebih keras dan lebih kuat secara keseluruhan daripada yang disebut elemen induknya, besi.
Namun ini sangat fleksibel dan dikenal dengan kekuatan tariknya yang tinggi (yaitu,
kemampuannya untuk menahan beban, atau gaya yang diterapkan, tanpa kehilangan
bentuknya).
Kekuatan tarik semua jenis baja tinggi dibandingkan dengan bahan lain tetapi sangat
bervariasi antar jenis baja. Di ujung bawah, nilainya kira-kira 290 N / mm2; pada ujung atas,
kekuatan tarik setinggi 870 N / mm2.
Satu milimeter persegi (mm2) hanyalah sepersejuta meter persegi. Ini berarti baja dapat
memiliki kekuatan tarik 870 juta newton per meter persegi – sama dengan massa 88,8 juta
kilogram, atau 195,7 juta pound (97.831 ton), di Bumi!
Jika kita pernah menggunakan wajan besi, kita mungkin telah memperhatikan betapa sangat
kokohnya (atau setidaknya berat) wajan tersebut. Ketika besi adalah satu-satunya atau hampir
satu-satunya komponen dari sesuatu seperti panci, maka besi lebih rapuh daripada baja.
Tetapi untuk sebagian besar suhu memasak sehari-hari (yang tampak “panas”, tetapi tidak
mendekati seperti tungku peleburan), perbedaan fungsional antara besi dan baja mungkin tidak
langsung terlihat, meskipun biasanya terlihat agak berbeda.

2. PLAT

Kerja pelat adalah suatu proses membuat benda kerja dari lempengan pelat yang dibentuk
sedemikian juga agar dapat membentuk suatu benda yang dapat digunakan. Lempengan pelat
yang kita gunakan dalam pembuatan benda kerja memiliki ketebalan 0,8 mm.
Dalam melakukan praktik kerja kita harus mengetahui urutan langkah-langkah kerja sebagai
berikut antara lain:
1. Melakukan pemotongan pelat
2. Pengikiran
3.Pengambaran atau Menandai benda kerja
4.Lipatan
5.Penyambungan

3. PENGELASAN ( LAS )

Las adalah melelehkan dengan panas. Sedangkan mengelas adalah suatu cara
menyambung dua buah plat/logam atau lebih dengan melelehkan logam dengan menggunakan
panas, baik menggunakan bahan tambah atau tanpa bahan tambah sehingga menyatu.
Pengelasan pada umumnya memerlukan panas yang sangat tinggi temperaturnya untuk
mencairkan bagian-bagian bahan yang akan disambung atau dilapisi.
Panas untuk pengelasan dapat diperoleh antara lain dari :
a. Api yang dapat dihasilkan dari arang/pembakaran arang batu, seperti : pada proses las
tempe.
b. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dengan permukaan benda kerja, seperti
las listrik.
c. Tahan listrik yang terjadi antara dua bagian yang akan disambung seperti pada proses las
titik, las tekan dan las roll.
d. Nyala api gas adalah panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dengan zat
asam, seperti pada proses asitelin.

Untuk menjaga dan melindungi mata harus menggunakan alat bantu berupa kacamata las
(topeng las) yang mampu menurunkan kekuatan cahaya tampak dan alat bantu lainnya yang
mampu menghisap atau melindungi dari sinar ultra violet dan sinar infra merah.
Selain asap, cahaya dan sinar yang membahayakan tersebut juga ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu penyebab kecelakaan. Penyebab-penyebab kecelakaan tersebut antara lain :

1. Karena panas busur api waktu mengelas


Juru las harus melindungi diri dari timbulnya panas serta loncatan-loncatan busur api yang
tidak tentu arahnya, bila kena kulit bisa mengakibatkan luka bakar dan timbulnya kebakaran
pada pakaian, untuk menjaga agar terhindar dari busur api, maka juru las harus memakai
pakaian las yang tahan terhadap panas, juru las harus menjaga supaya pakaian kerja bebas dari
minyak.

2. Karena percikan terak


Setelah selesai dalam pengelasan perlu adanya pembersihan terak untuk mengetahui baik
buruknya hasil pengelasan, sewaktu membersihkan terak, sering terjadi loncatan dari terak-
terak, maka perlu memakai kacamata.

3. Karena arus listrik


Banyak sekali juru las atau pekerja lainnya mengalami kecelakaan yang diakibatkan oleh arus
listrik bahkan sampai meninggal dunia. Kadang-kadang dengan kejutan listrik yang kecil,
misalnya: bila orang karena terkejut lalu jatuh dari tempat yang tinggi, kemungkinan kejutan
listrik disebabkan sentuhan antara juru las atau pekerja dengan elektroda atau pemegang
elektroda dari mesin las yang sedang tak berbeban (tidak dipergunakan) atau karena resenggol
oleh kabel penghubung yang mengalami kerusakan isolator.

Anda mungkin juga menyukai