Anda di halaman 1dari 3

SESAK (DYSPNEU)

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
drg. Kristianus Ebo
UPTD Puskesmas Kota
NIP.19800811201501003
1.Pengertian Sesak atau dyspneu merupakan penatalaksanaan yang diberikan apabila
seorang pasien merasa kekurangan udara untuk bernapas, ditandai
dengan peningkatan frekuensi napas normal 16-20 x/menit

2.Tujuan Sebagai acuan bagi petugas untuk melakukan perawatan pada pasien
dengan sesak agar dapat diketahui penyebabnya serta mencegah
komplikasi yang lebih berat

3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang penetapan penanggung jawab dalam


pemulangan pasien No

4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02 /


MENKES /514/ 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5.Prosedur 1. Alat :
a. Tabung oksigen
b. Stetoskop
c. Tensimeter
d. Infuse set dan surflo
e. Cairan infuse (RL, Ringer Asetat)
2. Bahan : Obat-obatan sesuai advis Dokter

6.Langkah-langkah 1. Petugas memeriksa jalan napas serta evaluasi kesadaran pasien


2. Petugas memeriksa tekanan darah dan vital sign yang lain secara
cepat dan tepat
3. Petugas memberikan bantuan pernapasan (memasang selang O₂)
4. Petugas melakukan anamnesa pada pasien dan keluarganya
5. Petugas mengidentifikasi penyebab sesak, meliputi 4 tipe :
a. Kardiak : gagal jantung, penyakit arteri koroner, infark miokard,

1
UPTD PUSKESMAS KOTA CERIA
kardiomiopati, disfungsi katup, hipertrofi ventrikel kiri,
perikarditis, aritmia
b. Pulmoner : Penyakit paru obstruktif kronis, TBC, sma,
pneumotoraks, efusi pleura massif
c. Campuran Kardiak dan Pulmoner : PPOK dengan hipertensi,
pulmoner, emboli paru kronik, trauma
d. Non Kardiak dan non Pulmoner : kondisi asites,
hiperventilasi, psikogenik, gangguan di saluran pencernaan,
(reflux, spasme esophagus, gastritis, tukak peptic)
6. Pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter :
a. Inspeksi : pasien tampak gelisah dengan napas yang cepat, bisa
disebabkan oleh hipoksemia berat karena primer penyakit paru,
jantung atau anxiety attack. Gerakan dada yang asimetris juga
harus diperiksa
b. Palpasi : pengembangan hemotoraks yang tidak simetris
menunjukan adanya gangguan yang dapat disebabkan oleh
obstruksi, pneumotoraks atau efusi pleura
c. Perkusi : jika terdengar suara redup/dullness diatas batas paru
hepar dapat menunjukan efusi pleura
d. Auskultasi : berkurangnya intensitas suara napas pada paru-paru
menunjukan adanya obstruksi saluran napas. Bunyi tambahan
seperti ronchi, wheezing harus diperhatikan
7. Penatalaksanaan sesak :
a) Berikan O₂ 2-4 liter/menit tergantung derajat sesaknya (secara
intermiten)
b) Pasang infuse
c) Posisi setengah duduk atau berbaring dengan bantal tinggi
(usahakan posisi yang nyaman untuk pasien)
d) Penatalaksanaan secara spesifik dilanjutkan sesuai dengan
kausanya oleh dokter
e) Observasi, jika keadaan pasien tidak membaik, persiapkan
rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap

7.Bagan Alir /
Diagram Alir
2
UPTD PUSKESMAS KOTA CERIA
(Jika Perlu)

8. Hal yang perlu di


perhatikan
(Jika Perlu)

9.Unit Terkait 1. UGD


2. Rawat Jalan
3. Ruang Bersalin (VK)

10. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis Pasien


2. Informed Consent

11. Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal


Perubahan mulai
diberlakukan

3
UPTD PUSKESMAS KOTA CERIA

Anda mungkin juga menyukai