Anda di halaman 1dari 4

REVIEW CERAMAH

TARHIB RAMADHAN: BEKAL MENGGAPAI KEBERKAHAN RAMADHAN

Disusun Oleh :

Fariha Azmil Hakim (11220820000030)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
Judul Ceramah: (Tarhib Ramadhan) Bekal Menggapai Keberkahan Ramadhan

Penceramah: Dr. H. Hasani Ahmad Said

Publikasi: https://youtu.be/nv50lbveORc?si=vGk_hNZvRssxviGm

Reviewer: Fariha Azmil Hakim (11220820000030)

MAKNA TARHIB RAMADHAN


 Secara bahasa tarhib berasal dari kata “ra-hi-ba, yarhabu, rahbun” yang berarti luas, lapang dan lebar.
Maka tarhib itu sesungguhnya seakar kata dengan sering yang kita ucapkan yaitu Marhaban. Marhaban
berasal dari Tarhib. Marhaban bisa juga dari kata “rahhaba, yurahhibu, tarhiban” mengandung arti
menyambut, menerima dengan penuh kelapangan, kelebaran dan keterbukaan hati. “rahhaba, yurahhibu,
tarhiban” seakar kata dengan Marhaban. Maka Marhaban dalam tradisi orang orang Arab itu dipakai
untuk penyambutan tamu agung. Marhaban itu adalah ungkapan kegembiraan, ungkapan kelapangan
hati, ungkapan keluasan pikiran menyambut tamu agung yaitu bulan suci ramadhan.
 Ramadhan memiliki 3 makna, yaitu:
1. Ramada/ ramad yang artinya panas yang membakar. Yang dibakar adalah dosa dosa,
kesombongan, keangkuhan, ketidak patuhan kepada Allah Swt
2. Ramiid yaitu hujan yang membasahi. Maka ketika hujan yang membasahi dengan hujan itu
membersihkan dari kotoran kotoran yang ada dijalan sehingga dengan hujan yang membasahi itu
kemudian jalan kembali menjadi bersih. Sama seperti kita ketika masih ada kekotoran hati,
pikiran, ucapan, tindakan maka dengan Ramadhan yang bermakna Ramiid itu yang berarti hujan
yang membasahi dengan hujan itu membersihkan dari kotoran kotoran hati, pikiran, ucapan,
tindakan dan membersihkan dari segala keburukan keburukan yang ada dalam diri kita.
3. Yarmadhu/ yarmidu yang artinya mengasah. Setelah Ramadhan kita mengasah mempersiapkan
untuk 11 bulan yang akan datang.

AYAT PUASA

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَّتُقون‬
َ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah: 183).

Surat ini adalah panggilan mesra dari Allah yang sebelum Allah mewajibkan kepada kita untuk berpuasa. Yang
dipanggil oleh Allah Swt adalah orang orang yang beriman, bukan orang orang islam, bukan orang orang
muslim. Dengan artian bahwa orang orang yang berimanlah yang akan mampu menjalankan Ibadah Ramadhan.
‫ آَم ُنوا‬disini iman berarti tashdiqun bil qalbi wa qoulun bil lisan wa amalun bil arkan.
Tashdiqun bil qalbi, Iman itu membenarkan didalam hati apa yang Allah firmankan dalam al quran, apa yang
nabi sabdakan didalam hadis hadis Rasulullah Saw.
Tidak berhenti sampai tashdiqun bil qalbi tetapi wa qoulun bil lisan, diucapkan dengan lisanya, di ikrarkan
oleh lisanya bahwa apa yang difirmankan Allah, disabdakan oleh Nabi Muhammad itu benar adanya. Sehingga
dia berikrar, berjanji, bersumpah apa yang diyakini lalu kemudia diucapkan dengan lisannya.
Dan yang terakhir iman itu menjadi sempurna manakala wa amalun bil arkan, apa yang diyakini, diucapkan
itu seiring sejalan dengan perbuatanya.
3 pondasi ini kriteria iman yang dipanggil oleh Allah Swt untuk ‫ ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّصَياُم‬. Allah menggunakan redaksi
tersebut bukan difardhukan tetapi allah mewajibkan ‫ُك ِتَب‬, ini memiliki makna lebih tinggi kedudukanya
dibanding furidho. Bukan hanya Allah mewajibkan saja, tetapi hati, ucapan, tindakan sesuai, sejalan dengan apa
yang dikerjakan didalam puasa itu. Didalam Al quran itu ditemukan redaksi ‫ صوم‬dan redaksi ‫صيام‬. Redaksi ‫صوم‬
hanya terulang satu kali didalam surat maryam, sedangkan ‫ صيام‬lebih dari 80 kali Allah mengulang redaksi ‫صيام‬.

DOA AWAL RAMADHAN


Berikut doa menyambut bulan Ramadhan saat melihat hilal. Bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam apabila
melihat bulan sabit beliau mengucapkan:

‫الَّلُهَّم َأِهَّلُه َع َلْيَنا ِباْلُيْمِن َو اِإل يَم اِن َو الَّس الَم ِة َو اِإل ْس الِم َر ِّبي َو َر ُّبَك ُهَّللا‬

Artinya, “Ya Allah terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan membawa keberkahan, keimanan,
keselamatan, dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” (H.R. At-Tirmidzi)

Melalui doa ini Rasulullah mengajak kita agar datangnya bulan Ramadhan itu menjadi bulan yang berkah, bulan
peningkatan iman, bulan yang membawa keselamatan.

Sambutan Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan

‫ ِفيِه َلْيَلٌة‬، ‫َأَتاُك ْم َر َم َض اُن َشْهٌر ُم َباَر ٌك َفَر َض ُهَّللا َع َّز َو َج َّل َع َلْيُك ْم ِصَياَم ُه ُتْفَتُح ِفيِه َأْبَو اُب الَّس َم اِء َو ُتْغَلُق ِفيِه َأْبَو اُب اْلَج ِح يِم َو ُتَغُّل ِفيِه َم َر َد ُة الَّش َياِط يِن‬
‫َخ ْيٌر ِم ْن َأْلِف َشْه ٍر َم ْن ُح ِرَم َخ ْيَر َها َفَقْد ُح ِرَم‬

Artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah
mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-
pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari
seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan
apapun”. (Hadis Shahih, Riwayat al-Nasa`i: 2079 dan Ahmad: 8631. dengan redaksi hadis dari al-Nasa’i).

RAMADHAN SEBAGAI JAMI’AH RABBANI

Jami’ah Rabbani bisa dibilang sebagai bulan penggeblengan diri. Universitasnya Allah yang terbesar ada di
bulan Ramadhan. Maka persiapkan:

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas shalat


Selama ini mungkin diantara kita sholatnya masih ada yang bolong, tidak tepat waktu, sholat hanya
sekedar menggugurkan kewajiban belum menjadi suatu kebutuhan, maka Ramadhan ini dijadikan
peningkatan kualitasnya dan kuantitasnya dengan sholat sholat sunnah.
2. Peningkatan ibadah infaq
Yang mungkin biasanya sedikit infaqnya, bisa ditingkatkan lagi. Kalau harta kita ingin tumbuh,
berkembang, dan berkah maka perbanyaklah berzakat.
3. Peningkatan Interaksi dengan Al-quran
Yang mungkin biasanya hanya membaca seminggu sekali, maka Ramadhan menjadi momentum,
syahrul quran. Ramadhan ini adalah bulanya Al-quran, karena Al-quran diturunkan pada bulan
Ramadhan.
4. Fokus I’tikaf di 10 hari terakhir

Anda mungkin juga menyukai