Webinar Design Kenadziran TAHA
Webinar Design Kenadziran TAHA
Maslahah transaction
based
Riil Sector
Social Sector Although it can be distinguished in
the context of profit-motivated
(commercial) and non-profit (social)
transactions, it must be believed
that every cent of the value of a
transaction will lead to one goal,
namely the upholding of sharia,
namely realizing the benefit of
ZISWAF humanity both in this world and in
the hereafter (falah).
Financial Sector
No Maysir, No Gharar, No Riba, No Ikrah, No Ghabn, No
Najasy, No Ba’I Mudhtar, No Haram, No ihtikar, No Ghisy, No
Tadlis
Agenda
• Latar Belakang & Potensi Bank Syariah sebagai
Nadzir Wakaf Uang
• Arah keuangan sosial Syariah, perizinan dan
pengawasan Bank Syariah sebagai nadzir Wakaf
uang kaitannya dalam implementasi UU P2SK
• Ekosistem Perwakafan (Khususnya Wakaf Uang
Pasca UU P2SK) dan pilot project
Latar Belakang &
Potensi Bank Syariah
sebagai Nadzir
Wakaf Uang
Wakaf Uang Jalan Ditempat Sejak Diluncurkan
• Realisasi Wakaf Uang sejak diluncurkan lebih dari
10 tahun yang lalu baru mencapai ~1% dari
seluruh potensinya (Rp 180 Trilyun pertahun)
• Dari sejumlah penelitian terdahulu, penyebab
dari rendahnya penghimpunan wakaf uang
diantaranya disebabkan oleh :
• Literasi Wakaf dikalangan masyarakat yang
masih rendah (~50.4)
• Kompetensi & profesionalisme nadzir yang
masih terbatas
• Jumlah wakaf uang yang tercatat s.d Februari • Ekosistem yang belum kondusif (pola
2023 sebesar Rp 1,7 trilyun hubungan nadzir dengan LKSPWU,
• Sekitar Rp 420-an milyar didominasi oleh wakaf transparansi dan pelaporan publik, dsb)
uang dalam bentuk CWLS • Instrumen wakaf uang yang kurang menarik
dan kemudahan transaksi
TAHA INSTITUTE 9
Didalam Sejarahnya Lembaga Wakaf Uang Identik Dengan Bank
Lembaga Wakaf Uang dalam sejarah Khilafah Turki Usmani, Legenda asal kata “Bursa”
• Pada prakteknya, penggunaan wakaf uang sebagai instrumen ekonomi negara baru
berjalan secara intensif di era Khilafah Turki Usmani
• Selama berabad-abad, wakaf uang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Turki dan dunia
• Riset Prof Murat Cizakca (2004) : meneliti institusi wakaf uang di Bursa, Turki periode
1555-1823, dengan menganalisa dokumen tertulis 761 lembaga wakaf saat itu
• Riset tersebut membuktikan bahwa ada 148 lembaga wakaf uang yang bertahan lebih
dari 1 abad dan menunjukkan kinerja yang baik. Wakaf Uang : digunakan sebagai
sumber pembiayaan usaha → mendorong pertumbuhan ekonomi Turki
• Akad yang digunakan : mayoritas murabahah (dengan marjin profit 10-11%),
dan sebagian mudarabah
• Pada puncaknya di abad 15-17 peran wakaf uang ini mencapai separuh dari APBN Turki
Ustmani
• Marjin profit ini lalu disalurkan untuk tujuan-tujuan sosial keagamaan → pokok
wakafnya tetap tidak berubah
TAHA INSTITUTE
Perkembangan Cash Waqf di Turki identik dengan Pengelolaan Bank.
Masyarakat Turki Modern Lebih dahulu mengenal Bank Wakaf daripada Bank Syariah
Source: Statista
TAHA INSTITUTE 11
Mendorong Bank Syariah sebagai Nadzir WU
• BUS menganggap peran LKSPWU sebagai sambilan, karena minimnya nadzir
yang bermitra
Wakaf Fixed Asset • Nadzhir reluctant untuk mengembangkan wakaf uang, melainkan wakaf
melalui uang, karena dana wakaf harus disimpan di produk berbankan, mereka
hanya dapatkan margin bagi hasil yang jumlahnya minimal
Wakaf Investment/
melalui Pass thru development
uang Existing Condition
Islamic bank as
LKSPWU– transaction
service only
Investment/ development after the
development establishment of UUP2SK Programs/
wakif
beneficieris
Cash wakaf
• BUS akan bersemangat menghimpun dana wakif, karena akumulasi dana akan
menjadi sumber dana jangka panjang bagi bank
Islamic bank – nadzir • Nadzhir akan focus kepada pengembangan produk dan distribusi bagi hasil,
cash wakaf menjadi mitra terbaik dengan GCG terbaik dan transparant
UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan UU No.41 tahun 2004 tentang Wakaf
Syariah
Aktivitas Perbankan Syariah Sangat Kompatibel dan Ideal dengan
Struktur Pengelolaan Wakaf Uang
5 Kontrak utama didalam Bank
Bank syariah dapat disebut sebagai Lembaga Syariah
keuangan yang dijalankan dengan konsep
a. Profit & Loss Sharing
contractual basis karena operasinya didasarkan pada
prinsip-prinsip syariah yang melibatkan akad (Mudharabah)
(kontrak) antara bank dan nasabah, di mana b. Joint Venture
keuntungan dan risiko dibagi berdasarkan (Musyarakah)
kesepakatan kontrak yang ditandatangani. Bank c. Leasing (Ijarah)
syariah juga tidak menggunakan bunga dalam d. Cost Plus (Murabahah)
transaksinya, melainkan prinsip bagi hasil (profit and e. Salam
loss sharing)
Bank Syariah
Perilaku Nadzir pada dasarnya analog dengan prinsip Manajer Investasi, yang menjalankan operasi bisnisnya
berpedoman pada kontrak yang tertuang didalam ikrar wakaf yang dibuat oleh wakif, demikian halnya
dengan Perbankan Syariah, salah satu jenis kontrak yang dapat dilakukan Bank Syariah biasa dikenal dengan
“restricted PSIA (Profit Sharing Investment Account) atau Mudahrabah Muqayyadah, dan inilah salah satu
hakekat dr ikrar wakaf. Bagaimana dengan asuransi? Manajer investasi?
Sample Footer Text 20XX 17
Kedepannya Apakah hanya “Bank Syariah” yang dapat menjadi Nadzhir Wakaf Uang?
Mengapa WAKAF DAPAT DIJUMPAI DI BANYAK TEMPAT
18
Konsep Wakaf Digunakan Barat untuk
Mengembangkan Peradaban Bisnis & Korporasi
Tidak bisa dijaminkan (tidak Kepastian dari tanah wakaf sejatinya menjadi
bisa dijual) competitive advantage → dituangkan dalam struktur
kontrak yang lebih “powerful”
Tidak Fleksible Apapun bisa dilakukan diatas tanah wakaf sejauh
sesuai dengan kaidah-kaidah syar’i dan akadnya Waqf Asset
Not Feasible !!
Nazhir tidak memiliki kapasitas Dapat dilaksanakan/diwakilkan kepada mitra
pengelolaan profesional
Apakah kita akan sampai kesana?
Direct Investment
Nadzir WU sebagai alat pembangunan ekosistem keuangan
syariah nasional
Keunggulan Bank Syariah sebagai Nadzir WU
Sesuai dengan mandat UU No.4 Tahun 2023 (Omnibus Law tentang P2SK) dan sejalan
dengan fungsi social Bank Syariah dalam UU No 21 Tahun 2008
Memiliki jaringan dan infrastruktur yang memadai guna melakukan mobilisasi dana
wakaf masyarakat. Potensi penghimpunan yang besar (asumsi 1% DPK akan terhimpun
dana wakaf Rp 6 Trilyun dengan basis wakif baru antara 500~ 1 juta wakif), dengan
pertumbuhan ~8-9% p.a
Memiliki kompetensi dalam menilai risiko pembiayaan, risiko pasar, kepatuhan syariah,
risiko likiditas, dsb → menjamin asset wakaf sustain dan menciptakan disiplin pasar
pada ekosistem wakaf
Ekosistem Wakaf yang sehat dan berkembang : Memberikan keunikan nilai bagi bank
syariah dan sinergi dengan mitra nadzir lain (non bank) yang akan berfokus pada pelaksana
program Bersama mauquf ‘alaih
Saatnya Anda untuk memilih Design Lembaga Kenadziran di
BUS/UUS/BPRS
Tiga Opsi yang ditawarkan
Aspek Pertimbangan Opsi 1 Opsi 2 Opsi 3
Lembaga Nadzir WU dijalankan Lembaga Nadzir WU dijalankan Lembaga Nadzir WU dilaksanakan
oleh Yayasan afiliasi Bank, yang oleh Bisnis Unit didalam Struktur secara khusus oleh anak
telah ada Bank Perusahaan
Definisi Dapat dilakukan oleh Bank yang Dilakukan oleh Unit Khusus Bank membentuk anak Perusahaan
memiliki Lembaga LAZ/Nazdir yang Kenadziran WU, dengan asumsi yang khusus menjalankan fungsi
sudah berjalan, seperti BMI dengan bahwa pada dasarnya ini identic kenadziran sebagaimana layaknya
BMM (Baitul Mal Muammalat), atau dengan bisnis Trustee yan biasa sebuah investment company
BSI dengan BSI Maslahah dsb dijalankan oleh Bank
Rasionalitas Lebih mendapatkan “feel” & Ini adalah sebuah bisnis trustee Banyak hal yang dapat
“values’ sebagai kegiatan sosial dikembangkan kedepan baik dari
sisi social maupun bisnis
Pros Memanfaatkan organisasi yang ada, Menjadi bagian dari “core” activity Sumberdaya teralokasi secara full
bersifat murni social. End to end bank, dapat dimasukkan dalam KPI dan focus, memiliki akses atas
solution, karena organisasi telah bisnis. Mendapatkan aksesbilitas sumberdaya bank induk, optimis
memiliki portofolio program social terhadap resources bank dan yakin ada peluang yang bisa
sebagai penerima manfaat dikembangkan kedepan (i.e bank
wakaf)
Cons Bank menganggapnya sebagai Hal yang baru, belum ada preseden Hal yang baru, belum ada preseden
kegiatan sambilan (formalitas sebelumnya, too much effort dan sebelumnya, too much effort dan
social), tidak memiliki akses full malas keluar dari zona nyaman. malas keluar dari zona nyaman,
terhadap sumberdaya bank risiko kegagalan tinggi
Definisi Variabel didalam AHP
Tujuan : Menentukan Model Bisnis Nadzir yang ideal pada Bank Syariah
Aktor/ Stakeholder
Pada level ini responden diminta menilai Lembaga regulator mana yang paling intens dan memiliki interaksi yang paling tinggi,
bila nadzir WU diperbankan dilaksanakan
1. Otoritas Jasa Keuangan menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa
keuangan., UU No 21 Tahun 2011 tentang OJK dan UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah & UU No 4 Tahun
2023 tentang P2SK
2. Kementrain Agama RI Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, termasuk didalamnya perwakafan UU No 41 Tahun 2004
tentang Wakaf, PP No 42 Tahun 2006, Kepetusan Menteri Agama terkait Wakaf
3. Badan Wakaf Indonesia Diatur dalam UU No 41 Tahun 2004 dan PP No 42 Tahun 2006 dan Peraturan BWI
• Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf.
• Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional.
• Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf.
• Memberhentikan dan mengganti nazhir.
• Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf.
• Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan.
Definisi Variabel didalam AHP
Kriteria dan Sub Kriteria : Responden diminta menilai kriteria dan sub kriteria yang paling penting, dalam menilai kinerja sebuah nadzir WU
No Kriteria Sub Kriteria Definisi/Penjelasan
Pemahaman tentang Nadzir harus memahami tujuan dari aktivitasnya yakni mewujudkan kemashlahatan umat yang dituangkan
Maqoshid Syariah dalam dimensi maqoshid syariah, yeng menurut Imam Syatibi terbagi kedalam 1) hifdz Din (promoting Iman),
Asas Kesesuaian 2) hifdz Nafs (protecting jiwa), 3) hifdz aql (mencerdaskan pikiran), 4) hifdz nasb (menjaga keturunan) dan 5)
1. hifdz mal (menjaga dan menumbuhkan harta)
Syariah
Kesesuaian dan Dalam aktivitasnya nadzir harus menjaga pemenuhan kesesuaian syariah didalam setiap transaksi dan
pemenuhan akad syariah investasinya
Kemampuan mengelola Nadzir harus mampu melihat dan mempertimbangkan investasi-investasi yang tidak hanya bertujuan pada
Impact Investment besarnya imbal hasil melainkan juga dampaknya terhadap kepentingan social, dan kelestarian lingkungan
2. Azas Kebermanfaatan
Orientasi kepentingan Nadzir harus memiliki kesadaran penuh bahwa ultimate interest dan fiduciary duties mereka adalah mauquf
mauquf’alaih alaih, bukan kepada wakif atau dirinya sendiri
Kemampuan mobilisasi Nadzir harus memiliki sarana, prasaranan dan instrument yang efektif dan efisien guna menghimpun wakaf
dana wakif uang dari pada wakif
Imbal Hasil yang Kompetitif Nadzir harus dapat memastikan bahwa imbal hasil dari investasi yang dikelolanya kompetitif, sehingga mampu
Azas Pertumbuhan
3 memberikan manfaat yang maksimal bagi mauquf alaihnya
Nilai (Growth)
Strategi investasi yang Nadzir harus memiliki kompetensi yang memadai dalam menetapkan strategi investasi yang komprehensif, baik
komprehensif dari sisi waktu, sektor ekonomi, trend industry, jenis risiko dsb, sehingga dapat dipastikan bahwa nadzir
mendapatkan imbal hasil yang terbaik dari peluang pasar yang ada
4 Azas Keberlanjutan Budaya Risiko yang Nadzir memiliki nilai, keyakinan, pengetahuan, dan pemahaman tentang risiko yang dimiliki bersama oleh
(sustainability) Memadai organisasi didalam mengelola aset wakaf, khususnya unsur pimpinan dan staf
Sistim Pengelolaan Risiko Manajemen risiko, termasuk didalamnya siklus risiko (identifikasi, evaluasi, pengukuran dan pengelolaan risiko)
yang lengkap berjalan baik, nadzir memiliki perangkat dan instrument yang memadai, seperti komite, system pencadangan,
cut loss, dsb.
Tatakelola yang baik (GNG) Sistem pengambilan keputusan yang baik terdapat segregation of duty, prinsip-prinsip transparansi dan
pelaporan, integrity, akuntabilitas, kemandirian dan fairness dapat berjalan baik
Definisi Variabel didalam AHP
Opsi Strategi
Terkait dengan Kriteria dan Sub kriteria yang telah ditetapkan oleh masing-masing responden, kiranya bentuk
organisasi yang seperti apa, yang paling dapat berkinerja maksimal dalam mencapai kriteria dimaksud.
No Strategi Definisi/Penjelasan
1. Fungsi Nadzir WU dilekatkan pada Pada dasarnya sebagian BUS telah memiliki Yayasan yang semula hanya berfungsi sebagai LAZ yang
Lembaga LAZ yang dimiliki Bank mengelola zakat Perusahaan dan Karyawan BUS. Dalam perkembangannya banyak Lembaga dimaksud
memperluas cakupan nya tidak hanya zakat namun philantrophy secara umum seperti Infaq, sedekah
dan wakaf. Meski berasosiasi dengan organisasi induknya, pengelolaan Lembaga ini terpisah, murni
social dan tidak memiliki kompetensi investasi yang memadai.
Contoh dari model kelembagaan ini diantaranya : BSI Maslahah, Baital Mal Muammalat, dsb
2. Fungsi Nadzir WU ada didalam Konsep ini memadukan bisnis nadzir sebagaimana layaknya aktivitas Trustee ataupun DPLK yang lazim
Bank seperti Divisi/Bisnis Unit dilakukan oleh BUS, dia adalah bagian dari unit bisnis didalam perusahaan, dikelola secara langsung
oleh manajemen perusahaan. Memiliki akses penuh terhadap seluruh perangkat infrastruktur baik
hardware maupun software perusahaan. Penetapan KPI menjadi satu kesatuan dengan KPI bisnis
perusahaan
3. Bank membentuk anak Perusahaan Dengan berasumsi bahwa Lembaga nadzir adalah Lembaga investasi professional yang sifat pengakuan
secara khusus (Investment Co.) dan kepemilikan asetnya harus dipisah sesuai PSAK 112, maka sebaiknya unit kenadziran dikelola
terpisah sebagaimana layaknya anak Perusahaan. Pemisahan ini juga bertujuan agar aktivitas menjadi
semakin focus dan tidak mendistorsi aktivitas utama bank
Rancangan Model AHP dalam Pengambilan Keputusan Model Bisnis Nadzir WU di Bank Syariah
Kementrian Agama
Aktor/
Otoritas Jasa Keuangan Badan Wakaf Indonesia
Stakeholder
Fungsi Nadzir WU
Fungsi Nadzir WU ada Bank membentuk anak
dilekatkan pada
didalam Bank seperti Perusahaan secara Opsi Strategi
Lembaga LAZ yang
Divisi/Bisnis Unit khusus (Investment Co.)
dimiliki Bank
Lembar Kuesioner AHP