Anda di halaman 1dari 11

Islamic Banking System:

Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah


Di Indonesia

Gustina
Politeknik Negeri Padang

Abstract

This paper attempt to investigate the development of Islamic banking in Indonesia. In fact, the
Islamic banking in Indonesia was established less than 20 years ago, however the developing
this entity was not fast compared to the conventional counterpart. This is because some reason
such as the lack of the human resources which must has capability in Islamic banking system,
the product of Islamic banking less competitive compared to conventional side and the lack of
the education and socialization of Islamic Banking to Muslim society in Indonesia. A major aim
of this paper is to analyze the performance of Islamic banking in Indonesia as a country which
has major population of Muslim in the world. In addition, the significant of this study are to gain
better understanding about Islamic banking, especially for society in Indonesia. Besides, this
paper will add the literature review in Islamic banking. There is huge hope; this paper can give
more information for Indonesia’s government as a policymaker in taking decision which is
purposed for a just, fair and balanced society in Indonesia.
Key word: Islamic banking, finantial intermediary, profit-loss sharing, mudharabah, musharakah,
Baitul Maal wat Tamwil.

1. Pendahuluan Secara general, bank berfungsi sebagai


“financial intermediary” yaitu suatu
Sektor perbankan adalah salah satu badan perekonomian yang
entity ekonomi yang sangat menjembatani dan pusat pengumpulan
berpengaruh dalam perekonomian dana dari surplus unit ke deficit unit.
masyarakat. Tidak dapat dipungkiri Surplus unit adalah pihak yang
bahwa saat ini sebagian besar berkelebihan dana dan mempercayakan
masyarakat tidak dapat terlepas dari dana mereka kepada pihak bank,
pelayanan dan fasilitas yang diberikan sedangkan deficit unit adalah pihak
oleh badan keuangantersebut. yang memerlukan dana untuk berbagai
Pelayanan itu dapat berupa peminjaman keperluan perekonomian mereka baik
modal, penyimpanan dana, berbagai untuk tujuan konsumtif ataupun
alternative investasi, bahkan menjadi produktif. Yang menjadi surplus dan
prasarana pembayaran antar negara deficit unit dapat berasal dari golongan
dan transfer uang dalam jumlah kecil individual, kalangan badan usaha
sebagai pengganti pengiriman uang (bisnis) bahkan pemerintahan. Bank
lewat pos wesel. akan menerima dana dari surplus unit
berupa saving (simpanan) and
Hampir semua negara di dunia telah investment yang harus dikembalikan lagi
mengaplikasikan “a unified banking oleh pihak bank kepada nasabah
system” yaitu disatu sisi memiliki satu berupa “return on savings and
bank sentral sebagai regulator dan investment”. Kemudian dana yang ada
penjamin kegiatan perekonomian pada pihak bank ini akan di investasikan
Negara, di pihak lain adalah bank yang kembali oleh pihak bank berupa
berfunsi sebagai bank komersial and “financing” kepada deficit unit. Dari
financial intermediary. kegiatan tersebut bank akan
memperoleh “return on financing”
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

sebagai pendapatan bagi pihak bank. menganalisis prospek untuk dimasa


Demikianlah kegiatan perekonomian datang. Bagian akhir dari paper ini
dalam perbankan berjalan sehari – hari. ditutup dengan kesimpulan dan saran
yang dapat diterapkan di area
Dimasa sekarang ini sudah banyak perbankan shariah Indonesia.
negara yang menerapkan “a dual
banking system” yaitu konvensional dan
Islamic bank yang dioperasikan secara
bersama. System dalam bank 2. Landasan Teoritis
konvensional ditandai dengan fungsinya
sebagai financial intermediary antara 2.1. Konsep Dan Prinsip Dalam
surplus unit dan deficit unit dengan Islamic Banking
menjalankan atau mengoperasikan Sebenarnya Islamic banking
interest rate sebagai alat dalam system adalah sebuah tanggapan atas
memanage cash flow / aliran dana. kebutuhan masyarakat terutama Muslim
Sedangkan system Islamic banking untuk memiliki system perekonomian
tidak memperbolehkan penerapan yang berdasarkan shariah. Banyak
interest rate system. Dengan kata lain, literature yang menulis tentang Islamic
Islamic banking bebas dari interest rate/ banking menyebutkan bahwa meskipun
bunga uang karena termasuk kedalam kinerja Islamic bank hampir menyerupai
bentuk riba. Hal lain yang membedakan konvensional bank dalam hal fungsinya,
Islamic banking dari konvensional pendekatan yang dilakukan oleh Islamic
adalah larangan untuk member dan bank sangat berbeda (Ahmad,2000;
menerima bunga uang, memberikan Chapra,2000; Warde, 2000; Henry dan
dana untuk tujuan bisnis yang tidak Wilson, 2004; Iqbal dan Molyneux,
halal, berinvestasi dalam projek atau 2005; Iqbal dan Mirakhor, 2007). Hal ini
produk yang terlibat dengan gambling disebabkan karena Islamic banking
/perjudian. Diskusi lanjut terkait dengan memiliki keunikan dan karakteristik
hal ini akan penulis bahas dalam tersendiri yang akan dijelaskan sebagai
landasan teoritis. berikut:
1 Pertama, Islamic banking
Objective utama dari paper ini adalah mengutamakan prinsip keadilan
membahas kinerja dari perbankan dan kesejahteraan masyarakat
syariah di negera Indonesia. Paper ini seperti yang ada dalam visi
juga bertujuan untuk menelaah current perekonomian Islam (Mirakhor,
status dari Islamic banking tersebut. 2000; Warde, 2000). Sehubungan
Selain itu artikel ini diharapkan dapat dengan hal itu, kebanyakan
menambah khazanah pengetahuan larangan seperti system bunga,
yang lebih baik tentang Islamic banking gambling/ perjudian, resiko yang
yang dijadikan sebagai sarana berlebihan, ketidakpastian/ gharar
pendidikan terutama bagi masyarakat yang berlaku dalam Islamic bank
dan menjadi alternative literature bagi adalah untuk melindungi nasabah
pembaca, khususnya dalam dunia dari transaksi yang tidak seimbang
perbankan shariah. serta untuk mempromosikan
keharmonisan masyarakat (Ahmad,
Seterusnya, paper ini terbagi atas empat 2000; Chapra, 2000). Sebagai
bagian. Pertama adalah paparan latar contoh, dalam prakteknya, system
belakang tentang pernakan shariah. pembungaan uang / interest rate di
Kedua, mengulas tentang landasan teori bank konvensional akan
yang berhubungan dengan perbankan memberikan ketidakadilan kepada
shariah dan deskripsi tentang sejarah nasabah peminjam karena
perbankan shariah Indonesia. Bagian terkadang bunga yang harus
ketiga mendiskusikan tentang dibayarkan menjadi lebih besar jika
perkembangan perbankan shariah dibandingkan dengan pinjaman
Indonesia hingga saat ini dan awal. Hal ini tentu saja sangat

68 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

membebani nasabah dan akan dan aktivitas lain yang


berpengaruh terhadap jalannya bertentangan moral dalam
usaha mereka. Begitu juga beban masyarakat.
bunga yang harus dikembalikan
oleh nasabah jika bank sebagai Ketiga cirikhas diatas sesuai dengan
sarana financing. Return on landasan pokok bagi Muslim, yaitu Al-
investment dari pinjaman yang Quran dalam surat Al Baqarah, ayat 275
diterima oleh nasabah harus yang menyatakan bahwa Allah sangat
dikembalikan bukan berdasarkan melarang riba / usury dan menghalalkan
“actual performance of the perniagaan :
investment”, artinya tidak “Orang-orang yang memakan
berdasarkan nilai yang terjadi riba tidak dapat berdiri
setelah investasi (Lewis and
Algaud, 2001; Iqbal and Molyneux,
melainkan seperti berdirinya
2005). Namun besarnya bunga orang yang kemasukan setan
telah ditetapkan sejak awal kontrak. karena gila. Yang demikian itu
Hal ini memberikan makna bahwa karena mereka berkata bahwa
bank tidak akan mengambil peduli jual beli sama dengan riba.
terhadap nasabah apakah
investasinya menghasilkan profit
Padahal Allah telah
atau tidak. Di sini terlihat bank menghalalkan jual beli dan
sama sekali tidak mengambil resiko mengharamkan riba....”
kerugian karena semua kerugian
akan dipikul oleh nasabah. Literature lain tentang Islamic banking
juga ditulis oleh Muhammad Nejatullah
2 Kedua, Islamic banking dijalankan Siddiqie. Lebih lanjut, Siddiqui (1983)
dengan prinsip kerjasama dan menyatakan bahwa adanya ide untuk
persaudaraan dengan bersandar mengimplementasikan mekanisme profit
kepada system “profit loss sharing”. loss sharing (PLS) sebagai pengganti
Hal ini menunjukkan adanya interest rate system dalam industry
kerjasama dan pembagian yang perbankan. Selain itu, Chapra (1985)
adil antara investor selaku memberikan satu solusi cemerlang dari
penyedia dana dengan pengguna pengaplikasian interest-free rate, yaitu
dana / enterpreniur/ nasabah penggunaan metode PLS system,
(Ahmad, 2000; Iqbal and Molyneux, namun beliau juga menyebutkan bahwa
2005). tidak bisa dipungkiri PLS tidak
memberikan dampak yang
3 Ketiga, Islamic banking memiliki menggembirakan bagi semua relasi
asas etik dan moral yang sesuai bisnis dalam perbankan.
dengan shariah yang dicirikan oleh
“ethical norms and social Bagian selanjutnya dari tulisan ini akan
commitments”. Hal ini berarti mendiskusikan tentang profit loss
segala kegiatan perekonomian sharing. Dalam perekonomian Islam,
yang berjalan didalam Islamic bank investor atau pemilik modal tetap harus
selalu dilandasi etika moral dan memikul “risk of the venture”, resiko
komitmen yang bertujuan untuk dalam investasi yang dilakukan oleh si
kedua pihak (Ahmad, 2000; peminjam karena dalam sebuah
Mirakhor, 2000; Warde, 2000). Ini aktivitas bisnis, baik investor maupun
memiliki makna bahwa Islamic manager / pengelola dana/ peminjam
bank selalu bergerak dalam tidak akan dapat menjamin apakah
batasan halal dan haram yang investasi yang mereka lakukan tersebut
jelas, juga melarang untuk akan sukses, artinya selalu ada peluang
membiayai projek – projek bersifat untuk mengalami kegagalan. Itulah yang
kelabu seperti minuman beralkohol, dinamakan resiko/ risk of the venture.
kasino, klub malam, panti pijat plus Keunikan yang ada pada Islamic
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77 69
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

banking seperti yang telah diulas di atas keahlian, management dan tenaga
adalah penerapan PLS method ini kerja. Profit yang dihasilkan dalam
sebagai pengganti interest rate dalam projek tersebut dibagi kepada kedua
pengembalian modal pinjaman. Dalam pihak dengan dasar “a pre agreed”
paradigm PLS, fixed rate of return atau (fixed ratio), namun dalam kasus
jumlah pengembalian yang telah kerugian/ kegagalan akan dibebankan
ditetapkan di muka adalah dilarang. Hal kepada pihak bank.
ini disebabkan adanya unsur
ketidakpastian/ uncertain/ gharar dalam
“a rate of return” tersebut. Dengan 2.2. Sejarah Islamic Banking Di
adanya profit sharing ratio antara Indonesia
pemilik modal dan pelaku bisnis Perkembangan Islamic banking di
/manager dapat menjalankan perannya Indonesia pada mulanya merupakan
masing- masing. Kontrak dalam keinginan masyarakat Indonesia yang
investasi berdasarkan PLS notabene Muslim terbanyak di dunia
membolehkan dua atau lebih pihak yang untuk memiliki wadah/ bank alternative
terlibat dalam transaksi investasi untuk untuk melakukan transaksi dengan
mengumpulkan dana mereka yang akan system syariah. Hal ini didukung dengan
ditujukan/ digunakan dalam berinvestasi keyakinan religious masyarakat bahwa
dan kemudian berbagi keuntungan yang Islamic banking system yang
diperoleh dalam proses tersebut. mengadopsi PLS model akan dapat
menguntungkan semua pihak, yaitu
Menurut Dar and Presley (2000), bank dan nasabah.
system peminjaman modal dalam
Islamic banking yang mengadopsi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah
prinsip PLS secara general memiliki dua periode 1937-1944, K.H Mas Mansyur
model kontrak, yaitu musyarakah (joint memberikan fatwanya bahwa umat
venture) dan mudharabah (profit Islam terpaksa menggunakan jasa bank
sharing). Berikut penjelasan tentang dua konvensional disebabkan ketiadaan
model tersebut: kepemilikan bank yang berbasis shariah
/bebas riba. Hal ini ditindaklanjuti
1. Musyarakah dengan ide pendirian bank syariah di
Kontrak ini hampir sama dengan Indonesia yang sesungguhnya telah ada
perjanjian kerjasama (joint venture) sejak pertengahan 1970 (Yusuf, 2007).
dimana pihak bank dan entrepreneur
saling memberikan kontribusi berupa Rencana besar untuk melaksanakan
pemilik modal dan pengelola bisnis keinginan untuk mewujudkan lembaga
projek. Semua keuntungan dan kerugian keuangan berbasis syariah di Indonesia,
(profit and loss) yang terjadi selama dimulai dengan mendirikan lembaga
projek berjalan akan di share / dibagi keuangan yang tergolong kedalam skala
berdasarkan manner yang telah kecil yaitu Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
ditentukan di awal perjanjian. Bentuk di Bandung (1980) dengan nama
kerjasama ini memiliki kebebasan koperasi BMT ITB (Institute Teknologi
secara hukum, artinya baik pihak bank Bandung), yang kemudian disusul oleh
dan entrepreneur dapat mengakhiri BMT dengan nama koperasi simpan
kerjasama setelah menyelesaikan pinjam Ridho Gusti di Jakarta pada 25
periode investasi tersebut. September 19881.
Dikeluarkannya PAKTO (paket
2. Mudharabah kebijaksanaan pemerintah bulan

Kontrak ini merupakan perjanjian profit


sharing / pembagian laba dimana pihak 1
bank sebagai pemilik modal yang www.republika.co.id/berita/16813/Sejarah_
memerlukan projek financing dan Perkembangan_Industry_Perbankan_Syaria
nasabah/ peminjam yang memiliki skill , h _di_indonesia

70 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

oktober) 1988 tentang liberalisasi terus berkembangnya Islamic banking


perbankan, memberikan angin segar / (Siregar dan Ilyas, 2004). Sehubungan
peluang untuk mendirikan perbankan dengan hal tersebut, Antonio (2001)
baru, maka dimulailah pendirian bank- menyebutkan bahwa peraturan
bank perkreditan rakyat syariah di perbankan yang baru tersebut akan
beberapa kawasan di Indonesia. Yang menjadi landasan hukum yang kuat
pertama, bank perkreditan rakyat dalam memperluas scope dari
shariah (BPRS) berkah amal sejahtera, pelayanan yang di berikan Islamic
dan BPRS Dana Mardhatillah pada 19 Banking. Selain itu ini juga memberi
Agustus 1991, serta BPRS Amanah sebentuk tanda persetujuan kepada
Rabaniah pada tanggal 24 Oktober bank konvensional untuk membuka
1991 yang ketiganya beroperasi di jendela / sisi Islamic banking selain dari
Bandung, dan BPRS Hareukat pada yang sudah ada atau mengubah
tanggal 10 November 1991 di Aceh seutuhnya kepada Islamic bank.
(Wirdyaningsih et al, 2005). Inilah yang
menjadi cikal bakal bank umum syariah Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi
pertama di Indonesia yaitu Bank bank syariah di Indonesia, yaitu Bank
Muamalat Indonesia (BMI) pada 1 mei Muamalat Indonesia, Bank Syariah
1992. Mandiri, dan Bank Mega Syariah.
Sementara itu bank umum yang telah
Setelah adanya rekomendasi dari memiliki unit usaha syariah adalah 19
lokakarya ulama tentang bunga bank bank diantaranya merupakan bank
dan perbankan di Cisarua, Bogor pada besar seperti Bank Negara Indonesia
19 - 22 Agustus 1990, hasil lokakarya (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia
tersebut dibahas lebih mendalam pada (Persero). Sistem syariah juga telah
Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama digunakan oleh Bank Pembiayaan
Indonesia (MUI) yang berlangsung di Rakyat, saat ini telah berkembang 104
Hotel Sahid Jaya, Jakarta pada 22 - 25 BPR Syariah ( Ali,2008).Jumlah ini
Agustus 1990. Berdasarkan amanat diprediksikan akan semakin bertambah
Musyawarah Nasional tersebut, maka seiring dengan semaikin
dibentuk kelompok kerja untuk berkembangnya perekonomian
mendirikan Bank Syariah di Indonesia. Indonesia.
Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai
kerja tim Perbankan MUI, akta pendirian Prediksi ini ternyata berlaku. Dalam
PT. Bank Muamalat Indonesia kurun waktu 2 tahun terjadi fakta yang
ditandatangani pada tanggal 1 menggembirakan, adalah record
November 1991. statistics yang dimiliki Bank Indonesia,
sehubungan dengan bertambahnya
Pada saat itu terkumpul komitmen institusi Islamic Banking di negeri ini.
pembelian saham sebanyak Rp 84 Bank Indonesia (2009) menyatakan
milyar. Pada 3 November 1991, pada bahwa dalam kurun waktu hampir dua
acara silahturahmi Presiden di Istana decade ini Indonesia telah memiliki 5
Bogor, dapat dipenuhi total komitmen Islamic Bank yang full-fledge, 26 Islamic
modal disetor awal. Selanjutnya Business Unit Banks (unit usaha shariah
Yayasan Dana Dakwah Pembangunan yang ada pada bank konvensional) dan
ditetapkan sebagai yayasan penopang 132 Islamic Rural Bank (BPR shariah).
Bank Syariah. Dengan terkumpulnya Selain itu, info baru yang juga sangat
modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei menggembirakan adalah parlemen/
1992, Bank Muamalat Indonesia (BMI) DPR telah mengesahkan Islamic
mulai beroperasi (Wirdyaningsih et al, Banking Act (UU Perbankan shariah)
2005). pada 17 July 2008. Akhirnya, sejauh ini
sector perbankan shariah di Indonesia
Dalam tahun 1992 itu juga pemerintah telah mencapai hampir 5% market
mengeluarkan peraturan perbankan
yang menyebutkan adanya ruang untuk
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77 71
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

share/ pangsa pasar perbankan dengan asset sector ini bertumbuh sangat cepat,
total asset mencapai Rp 52 trilyun2. hingga akhir tahun 2004 telah berlipat
ganda menjadi RM 95 juta4 dengan
3. Pembahasan 10.5% pangsa pasar dalam
perbankan5. Ini menunjukkan dalam
3.1. Realita Islamic Banking Di kurun waktu yang sama (hampir 20
Indonesia tahun) performance perbankan shariah
Malaysia sangat jauh meningkat
Seperti telah diuraikan diatas, Indonesia dibanding Indonesia.
sebagai Negara dengan mayoritas
Muslim penduduknya telah cukup lama Mengapa hal ini bisa terjadi di negeri
memiliki institusi perbankan syariah. Indonesia yang mayoritas Muslim, yang
Jika dihitung semenjak BMI beroperasi telah lama menginginkan sarana
pada 1 Mei1992, sampai sekarang institusi shariah untuk menopang
berarti Islamic Bank di Indonesia hampir kegiatan perekonomian mereka. Hal ini
melalui dua decade. Kalau kita akan sangat menarik untuk di telaah dan
membandingkan kepada manusia, usia didiskusikan.
20 tahun telah berada diawal bahkan
masuk kemasa kematangan. Namun ini 3.2. Pandangan dari sudut religi
tidak terlihat pada institusi perbankan terhadap strategy keunggulan
shariah yang ada dinegara kita.
Secara konseptual, perbankan shariah
Memang tidak bisa dipungkiri, Indonesia sangat memiliki keunggulan untuk
telah mengalami goncangan dan krisis diimplementasikan di Indonesia. Karena
ekonomi yang sangat dahsyat. Krisis ini dengan mayoritas Muslim yang dimiliki
memaksa kita untuk lebih memperkuat Indonesia, seperti yang telah diulas
fondasi perekonomian dalam negeri kita. dalam sejarah perkembangan Islamic
Namun fakta menunjukkan bank syariah banking Indonesia, mereka sangat haus
telah mampu bertahan/ survive terhadap akan sektor ini sebagai langkah untuk
amukan badai krisis tersebut, sementara menjalankan sebagian syariah Islam.
system perbankan konvensional
mengalami kegagalan bahkan collaps. Dengan segala keunggulan internal dan
eksternal yang dimiliki oleh Islamic
Performance yang ditunjukkan oleh banking system dibandingkan system
perbankan shariah Indonesia masih bank konvensional, yang kemudian
tergolong sangat kecil jika dibandingkan dilengkapi dengan manajemen
dengan negara tetangga yang juga perusahaan yang baik, tentu perbankan
terkena imbas krisis seperti Malaysia. shariah akan dapat meningkatkan
Malaysia pertama posisinya di pangsa pasar perbankan
mengimplementasikan Islamic Banking Indonesia. Potensial pasar perbankan
pada July 1983 dengan berdirinya bank shariah yang begitu luas di Indonesia
Islam pertama dinegeri itu, Bank Islam dengan nilai keunggulan religious
Malaysia Berhad (BIMB). Dari tahun ke emosional market yang dimiliki, akan
tahun terlihat perkembangan market memberi peluang bagi Islamic banking
share Islamic bankingnya sangat pesat. di Indonesia untuk mampu bersaing
Pada akhir 2004 tercatat telah ada 29 seperti di negeri jiran kita.
institusi bank shariah dengan produk
dan fasilitas perbankan yang sangat
bervariasi.
3
RM 400 ribu = RP 400 juta (dengan kurs
Dengan dana awal perbankan shariah RM 1= RP 1000 pada masa tsb)
sebesar RM 400 ribu pada 19833, total 4
RM 95 juta = RP 190 milyar ( kurs RM1 =
RP 2000 pada kurun 2004)
2 5
Islamic Banking Statistics, Februari 2009, Annual Report Bank Negara Malaysia
published by Bank Indonesia (2005)

72 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

Islam mengajarkan bahwa berkompetisi Rasulullah pun memberikan arahan


dalam hidup untuk menjadi makhluk tentang hal ini.
terbaik adalah suatu kewajiban. Selain “Amal perbuatan yang dicintai
itu juga diperlukan langkah dengan oleh Allah adalah terus
proses yang dihalalkan secara syariah
(termasuk kategori muamalah) dengan
menerus dilakukan walau
menerapkan aturan dan syarat yang dilakukan hanya sedikit
jelas sehingga menghasilkan (amalan) saja “ . HR. Bukhari
persaingan yang positif / kearah Muslim
kebaikan (Hafiduddin, 2003).

Hal ini bermakna bahwa sebenarnya


Islam sangat mendorong umatnya untuk 3.3. Pandangan dari sisi Bisnis Dan
saling berkompetisi, karena dibalik Manajemen
kompetisi akan menghasilkan kinerja /
performance yang semakin baik jika Untuk mencapai target market share 5%
persaingan dijadikan sisi yang positif. dari total market perbankan di
Indonesia, perbankan syariah tentu
Dalam hal berkompetisi ini, Allah sangat harus bisa berkembang secara
menekankan pada kemampuan. Hal ini konsisten sesuai dengan visi
berarti perbankan shariah tidak akan pengembangannya yaitu ”Terwujudnya
mampu mencapai market share yang sistem perbankan syariah yang sehat,
luas/ berkembang dengan baik di lahan kuat, dan istiqamah terhadap prinsip
subur seperti Indonesia jika tidak syariah dalam kerangka keadilan,
didukung oleh skill dan kemampuan kemaslahatan dan keseimbangan, guna
lainnya. Sebagai landasan kita, bahwa mencapai masyarakat yang sejahtera
Allah menginginkan keahlian bagi secara material dan spritual (falah)”
Muslim tersirat dalam Hadist Rasulullah (Ilyas, 2007). Jika ditinjau dari segi
yang berbunyi : bisnis dan manajemen, ada banyak
factor yang bisa mempengaruhi. Salah
“Jika suatu persoalan satu factor tersebut adalah tingkat
diserahkan pada orang yang keunggulan bersaing. Perbankan
tidak ahlinya/ memiliki shariah sebagai bagian dari organisasi
keahlian maka tunggulah bisnis harus mampu menunjukkan
kehancurannya. keunggulannya terhadap saingannya.
Adanya kepekaan terhadap lingkungan
Sesungguhnya Allah sangat akan sangat berarti dalam
mencintai jika seseorang meningkatkan pangsa pasar perbankan
melalukan suatu pekerjaan shariah. Praktisi bisnis, Hermawan
dengan keprofesionalannya”. Kertajaya dalam bukunya “competitive
HR.Tabrani setting” menyatakan bahwa situasi
kompetisi bisnis sangat dipengaruhi oleh
Selain itu Allah juga sangat keadaan customer,dalam hal ini
menganjurkan Muslim untuk berikhtiar nasabah, competitor dan change driver.
dalam usaha mencapai kemenangan Bentuk change driver yang paling utama
dengan bekerja secara kontinu. Ini adalah teknologi. Perbankan shariah
berarti jika menginginkan perbankan harus mampu mengimplementasikan
shariah Indonesia berkembang dengan technology yang maju dan handal dalam
semestinya, maka pihak yang terkait kegiatan usahanya sehingga nasabah
(pihak bank, nasabah, dan pemerintah dapat menerima fasilitas perbankan
selaku regolator) harus melakukan seperti yang diberikan bank
usaha yang terus menerus. Perbaikan konvensional (Arifin,2007).
disegala bidang dilakukan, terutama
segi sumber daya manusia yang Bank konvensional telah mengeluarkan
mengelola perbankan shariah. dana begitu besar untuk kompetisi di

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77 73
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

dunia perbankan ini. Memperbaharui kerjasama yang sistematis dan


teknologi yang digunakan, mengatur terencana dari seluruh pihak
maintenance dengan baik dan SDM praktisi juga dari segi structural
(sumber Daya Manusia) yang cakap untuk mengubah kualitas karyawan
adalah bentuk implementasi ini. menjadi sesuai dengan standard
Perbankan shariah Indonesia harus bisa yang dibutuhkan untuk peningkatan
bersaing sedemikian, SDM yang mutu kinerja perbankan shariah
memahami konsep Islamic Banking (Hamzah,2008). Ini juga harus
dengan baik, akan sangat menentukan didukung oleh ulama, parlemen/
bagi keunggulan mereka. Tidak bisa DPR, pemerintah selaku regulator
dipungkiri, walaupun Indonesia adalah (Depkeu, Bank Indonesia, dan
Negara mayoritas Muslim, namun masih departemen terkait) serta instansi/
banyak Muslim di negeri ini yang belum perguruan tinggi, pengusaha
memiliki pengetahuan yang baik (hartawan Muslim), ormas Islam
terhadap perbankan shariah ini. dan mUslim itu sendiri untuk
membumikan perekonomian
Oleh karena itu dari sudut bisnis dan shariah, khususnya perbankan.
manajemen, pengelolaan proses dan
produk perbankan yang variatif 2) Output/ produk perbankan shariah
(marketable/memiliki nilai jual) dan Produk yang umum dari perbankan
dikemas dalam fasilitas yang shariah di Indonesia masih sangat
Accestable/ mudah dijangkau dengan terbatas. Yang paling umum adalah
diiringi format informasi meluas-jelas, murabahah. Selain itu dana yang
kemudian diaplikasikan secara dimiliki bank shariah umumnya sulit
konsisten dan simultan dengan dipandu untuk diinvestasikan karena
SDM yang profesional akan menjadi beberapa syarat yang harus
kunci untuk memenangkan kompetisi dipenuhi oleh perbankan shariah.
perbankan. Juga, nasabah masih didominasi
oleh nasabah yang memiliki
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemahaman belum baik tentang
untuk meningkatkan daya saing dari perbankan shariah dan tidak
perbankan shariah ditanah air sehingga banyak nasabah drai golongan
bisa berkembang lebih baik. “small and medium entrepreneur”
sebagai mana yang menjadi salah
1) Peningkatan mutu dan kualitas satu tujuan perbankan Islam yaitu
SDM ( sumber daya manusia) menjadikan untuk mewujudkan
Tidak bisa dipungkiri bahwa praktisi prinsip keadilan dan kesejahteraan
perbankan shariah yang ada masyarakat seperti yang ada dalam
ditanah air saat ini masih visi perekonomian Islam. Oleh
didominasi oleh praktisi bank karena itu perlu adanya
konvensional. Artinya pelaku yang pendekatan dari segi Muamalah
ada diperbankan shariah kita Islam tentang pengadopsian
umumnya adalah praktisi yang produk perbankan shariah yang
bermigrasi dari bank konvensional. sesuai dengan kebutuhan
Hal ini mempersulit pengembangan masayarakat Indonesia.
bank shariah di tanah air, karena
pengaruh budaya lama mereka. 3) Kuantitas bank shariah
Tentu sangat drastis perbedaan Dari fakta record yang dikeluarkan
budaya kerja yang harus mereka oleh Bank Indonesia bahwa samapi
lakukan karena bank shariah Februari 2009 baru ada 5 bank
sangat unique dan berbeda dari shariah, 26 unit usaha shariah yang
saingannya, bank konvensional. dibuka oleh bank konvensional,132
Untuk perbedaan ini sudah penulis BPR shariah menunjukkan
diskusikan di bagian landasan teori. sedikitnya market share yang diraih
Untuk itu sangat dibutuhkan oleh perbankan shariah. Hal ini

74 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

dapat disebabkan oleh beberapa tertumpu harapan kepada semua pihak


hal diantaranya regulasi yang terkait dengan area ini seperti pihak
belum seutuhnya mendukung bank sendiri dan pemerintah serta
atmosfer perbankan shariah, lokasi masyarakat untuk mau bahu membahu
perbankan shariah yg sulit bekerjasama. Jika korporasi semua
dijangkau, dan manajemen bisnis pihak telah terjalin dengan baik tidak
shariah yang belum tertata. Untuk mustahil bahwa perbankan shariah
menanggulangi hal tersebut sudah Indonesia akan menyamai negera –
sepatutnya ini diselaraskan dengan negara lain, termasuklah negeri jiran
sisi kualitan perbankan shariah itu Malaysia.
sendiri seperti memperbaiki SDM,
mensosialisasikan system
perbankan shariah secara tepat 4. Kesimpulan
dan benar melalui edukasi yang
mudah dipahami oleh semua Paper ini mengulas tentang
lapisan masyarakat, karena kita perkembangan dan performance dari
tidah bisa menutup mata terhadap perbankan shariah Indonesia.
rendahnya pengetahuan dan Banyaknya kendala yang harus sama-
pendidikan masyatakat Indonesia sama dihadapi oleh pihak terkait seperti
terhadap perekonomian Islam ini. pihak perbankan, pemerintah, dan
masyarakat termasuk kaum ulama dan
4) Regulasi pemerintah usahawan Muslim harus mendorong kita
Sepanjang uraian sejarah untuk berikhtiar lebih kuat dan giat agar
perkembangan perbankan shariah iklim perekonomian Islam seperti yang
Indonesia, memang peranan didambakan oleh seluruh umat dapat
pemerintah sangatlah signifikan. terlaksana. (1) Solusi yang dapat kita
Hal ini dilihat dari adanya UU dan lakukan dapat ditinjau dari dua sisi yaitu
peraturan yang dikeluarkan sudut pandang religious dan sudut
pemerintah terhadap system pandang dunia bisnis/ ekonomi.
perbankan. Untuk hal ini Meningkatkan pemahaman tentang
dibutuhkan korporasi pemerintah perbankan shariah dengan edukasi
selaku regulator dinegeri ini dalam yang baik serta menciptakan keahlian
hal, antara lain : batasan CAR yang mumpuni adalah beberapa hal
(Capital Adequancy Ratio) bagi yang dapat dilihat dari sisi religi.
perbankan shariah, limitation of Selanjutnya, dari segi bisnis, beberapa
legal financing (pagu dana hal yang perlu dilakukan adalah:
pembiayaan yang dilegalkan), Peningkatan kualitas SDM; (2)
aturan untuk standart kesehatan Menciptakan produk yang
bank, serta yang terpenting adalah
transparansi keuangan dalam berdayasaing tinggi dan sesuai
perbankan. dengan kebutuhan masyarakat
Kebijakan yang mendukung hal-hal Indonesia; (3) Meningkatkan jumlah
tersebut diatas harus dapat perbankan shariah itu sendiri untuk
diarahkan untuk menciptakan dapat menampung kebutuhan
sinergi yang mendorong terjadinya
pemahaman yang integral/ masyarakat; (3) Dan adanya regulasi
syumuliah serta berkelanjutan pemerintah yang memberikan
untuk terciptanya perbankan dukungan positif untuk terciptanya
shariah tanah air yang lebih atmosfer perbankan shariah di
kompetitif. Indonesia.
Dengan melalukan usaha-usaha yang
telah didiskusikan diatas, tentu Akhirnya, tidak ada satu jua usaha yang
diharapkan akan tercipta iklim dapat kita kecap hasilnya jika tidak
perbankan shariah yang lebih diridhoi oleh pemiliki alam semesta ini,
berkembang di tanah air kita. Sangat
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77 75
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

yaitu Allah SWT. Untuk itu doa dan


ikhtiar yang kita panjatkan dan lakukan
kepada Allah hendaknya dilandari niat
yang tulus serta diikuti oleh
kesungguhan hati yang dalam. Insha
allah perbankan Islam Indonesia akan
lebih baik nantinya. Amin.

management and control


Daftar Referensi imbalances”, International
Journal of Islamic Financial
Ahmad, K. (2000), “Islamic finance Services 2
and banking: the challenge and
Prospects”, Review of Hafifuddin, Didin
Islamic Economics, Vol. 9, pp. 2
(2003),”Manajemen Syariah
57-82 dalam Praktek”, GEMA Insan:
Jakarta,
Arifin, Ah Ali (2007),” Mengapa
Perbankan Syariah Henry, C.M. and Wilson, R. (2004),
Perkembangannya Tidak “The Politics of Islamic
Secepat Yang Finance”, Edinburgh
Diharapkan?”, Jurnal Ilmu Dakwah University Press: Edinburgh
Vol. 14 No. 1, April 2007
Hamzah, Maulana (2008),”
Ali ,Zainuddin (2008), “Hukum Pengembangan Perbankan
Perbankan Syariah”, Sinar Syariah Secara Objektif dan
Grafika : Jakarta Rasional dengan Pendekatan
Mekanisme Pasar”, Jurnal
Chapra, Muhammad Umer, (1985), Ekonomi Islam La_Riba, vol.II
“Towards a Just Monetary no 1, Juli 2008
System”, the Islamic
Foundation: Leicester UK Iqbal, M. and Molyneux, P. (2005),
:Thirty Years of Islamic
Chapra, M.U. (2000), “Why has Banking: History, Performance
Islam prohibited interest: and Prospects”, Palgrave
rationale behind the prohibition Macmillan: New York, NY
of
interest”, Review of Islamic Iqbal, Z. and Mirakhor, A. (2007),
Economics, Vol. 9, pp. 5-20. “An Introduction to Islamic
Finance: Theory and Practice”,
Dar, Humayon A., Presley, John R.( John Wiley and Sons Ltd:
2000),” Lack of profit loss Lichester
sharing in Islamic banking:

76 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77
Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia

Dewi, Yeni Salma Barlinti


Lewis, M.K. and Algaud, L.M. (2005), “Bank dan Asuransi
(2001), “Islamic Banking”, Islam di Indonesia”, Prenanada
Edward Elgar: Cheltenham. Media: Jakarta

Mirakhor, A. (2000), “General www.republika.co.id/berita/16813/S


characteristics of an Islamic ejarah_Perkembangan_Industr
economic system”, in Siddiqi, y_Perbankan_Syariah
A. (Ed.), “Anthology of _di_indonesia
Islamic Banking”, Institute of
Islamic Banking and
Insurance: London,pp. 11-31

M.Yusuf, 2007, “Bisnis Syariah”,


Mitra Wacana Media : Jakarta

Nasirwan Ilyas (2007),”The New


Blueprint and Strategic
Initiatives for Acceletaring
Indonesian Banking”.
Directorate of Islamic banking,
dipresentasikan pada acara
SEconD 2007: Jakarta

Siddiqi, Muhammad Nejatullah,


(1983), “Banking Without
Interest”, the Islamic
Foundation: Leicester UK (2)

Siregar, Mulya E, Nasirwan Ilyas,


(2002),”The Experience of
Indonesia in Developing
Islamic Banking”, working
paper presented at Fifth
Harvard University Forum on
Islamic Finance, Harvard
University : Cambridge,
Massachusetts, USA

Warde, I. (2000), “Islamic Finance in


the Global Economy”,
Edinburgh University Press:
Edinburgh

Wirdyaningsih, Kernaen
Perwataatmadja, Gemala
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 67-77 77

Anda mungkin juga menyukai