Anda di halaman 1dari 3

TERM OF REFERENCE

BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI DESA


JUGRUK REJOSARI RT 03/ RW 07

1. Gambaran Umum

Budidaya jamur tiram merupakan salah satu peluang usaha yang bisa dikembangkan
di masyarakat perkotaan. International Rice Research Institute (2007) menyebutkan
bahwa padi organik adalah padi yang disahkan oleh suatu badan independen, ditanam
dan diolah menurut standar yang telah ditetapkan. Jamur tiram atau dalam bahasa latin
disebut Pleurotus sp. Merupakan salah satu jamur konsumsi yang bernilai tingi.
Beberapa jenis jamur tiram yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu
jamur tiram putih (P.ostreatus), jamur tiram merah muda (P.flabellatus), jamur tiram
abu-abu (P. sajor caju), dan jamur tiram abalone (P.cystidiosus). Pada dasarnya semua
jenis jamur ini memiliki karateristik yang hampir sama terutama dari segi morfologi,
tetapi secara kasar, warna tubuh buah dapat dibedakan antara jenis yang satu dengan
dengan yang lain terutama dalam keadaan segar.

Jamur tiram juga merupakan tumbuhan saprofit yang hidup dikayukayu lunak dan
memperoleh bahan makanan dengan memanfaatkan sisa-sisa bahan organik. Jamur
tiram termasuk termasuk tumbuhan yang tidak berklorofil (tidak memliliki zat hijau
daun) sehingga tidak bisa mengolah bajan makanan sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup, jamur tiram sangat tergantung pasa bahan oranik yang diserap untuk keperluan
pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi utama yang dibutuhkan jamur tiram adalah
sumber karbon yang dapat disediakan melalui berbagai sumber seperti sebuk kayu
gergajian dan berbagai limbah organik lain. Perawatan jamur tiram juga sangat
berpengaruh akan suhu di sekitar budidaya.

Pertumbuhan jamur tiram sangat tergantung pada faktor fisik seperti suhu,
kelembaban, cahaya, pH media tanam, dan aerasi, udara jamur tiram dapat
menghasilkan tubuh buah secara optimum pada rentang suhu 26-28 °C, sedangkan
pertumbuhan miselium pada suhu 28-30° C, kelembaban udara 80-90% dan pH media
tanam yang agak masam antara 5-6. Cahaya matahari yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan jamur sangat sedikit berkisar antara 50-300 lux atau masih terbacanya
huruf dikoran dalam jarak sedepan.

Budidaya jamur tiram yang baik juga akan sangat berpengaruh tentang bagaimana
mekanisme dalam perawatan hingga masa panen. Pangsa pasar jamur tiram juga bisa
dikatakan sangat luas karena bersifat konsumtif. Banyak masyarakat yang menyukai
produk-produk atau makanan yang berbahan dasar jamur tiram. Dengan gambaran
umum tersebut pentingnya bagi masyarakat untuk dapat mengenal budidaya jamur tiram
serta potensi dari hasil budidaya jamur tiram tersebut. Oleh karena itu pentingnya
membentuk sebuah pelatihan untuk dapat mengenalkan kepada masyarakat terhadap
budidaya jamur tiram.

2. Kegiatan Budidaya Jamur


Bentuk Kegiatan adalah melakukan budidaya jamur tiram penanaman awal bibit,
perawatan baglog bibit jamur, panen jamur hingga pemasaran hasil budidaya jamur
Tiram tersebut kepasar lebih luas untuk hasil produksi panen jamur tiram.

3. Peserta Penerima Manfaat


Peserta dari kegiatan ini terdiri dari Kelompok masyarakat di Desa Jugruk Rejosari RT
03 RW 07

No Nama Alamat
1 Ujang Suparman Jugruk Rejosari Gg 3 RT 3 RW 7 Kandangan
Surabaya
2 Suma’un Jugruk Rejosari Gg 3 RT 3 RW 7 Kandangan
Surabaya
3 Elly Susanti Jugruk Rejosari Gg 3 RT 3 RW 7 Kandangan
Surabaya
4 Lilik Handayani Jugruk Rejosari Gg 3 RT 3 RW 7 Kandangan
Surabaya
5 Iswahyuni Jugruk Rejosari Gg 3 RT 3 RW 7 Kandangan
Surabaya
6 Sri Kusumaning Ayu Jugruk Rejosari Gg 3 RT 3 RW 7 Kandangan
Surabaya
7 Suyanti Jugruk Rejosari Gg 3 RT 3 RW 7 Kandangan
Surabaya
8 Suliyah Jugruk Rejosari Gg 3 RT 3 RW 7 Kandangan
Surabaya
4. Tujuan
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:

 Masyarakat dapat berbudidaya jamur tiram pada saat penanaman,


perawatan, dan pemasaran jamur tiram di Desa Jugruk Rejosari RT 03 RW
07, Kota Surabaya

Anda mungkin juga menyukai