Anda di halaman 1dari 7

KERAGAMAN DAN KEKERABATAN PADA PROSES PENGGALURAN KACANG

BOGOR (Vigna subterranea L.Verdcourt) JENIS LOKAL

DIVERSITY AND GENETIC RELATIONSHIP IN LINE PURIFICATION PROCESS


ON LOCAL TYPE OF BAMBARA GROUNDNUT
(Vigna subterranea L.Verdcourt)
*)
Ivo Rega Austi , Damanhuri, Kuswanto

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia
*)
Email : ivo.rega1990@gmail.com

ABSTRAK Kata kunci: Kacang bambara, Vigna


subterranean L., keragaman, kekerabatan
Kacang bambara merupakan tanaman
kacang-kacangan ketiga terpenting di ABSTRACT
Indonesia setelah kacang tanah dan kacang
tunggak. Kacang bambara merupakan salah Bambara groundnut were the third most
satu kacang-kacangan minor yang belum LPSRUWDQW EHDQ¶V SODQW LQ Indonesia after
terlalu diperhatikan di Indonesia namun groundnut and cowpea. Bambara groundnut
memiliki peran dalam program diversifikasi is one of the minor beans which not concern
pangan. Tanaman kacang bogor merupakan in Indonesia but had a role in the food
tanaman menyerbuk sendiri, sehingga diversification program. Bambara groundnut
memiliki keragaman yang rendah. Penelitian is of self-pollinated crops, so that the plant
dilaksanakan di kebun percobaan Jatikerto, had a low diversity. The research was
Universitas Brawijaya, Kecamatan conducted at Jatikerto Village, Kromengan
Kromengan, Kabupaten Malang. Penelitian district, Malang regency. The implementation
dimulai bulan Juni 2012 sampai dengan time of the research began in June 2012 until
Januari 2013. Penelitian terdiri dari 29 galur January 2013. This researchconsisting of 29
lokal, tiap galur terdiri dari sepuluh tanaman lines each line consisted of 10 individuals for
sehingga total tanaman yaitu 290 tanaman. a total of the plants are 290 plants. The
Hasil penelitian menunjukkan pada karakter results of this research diversity showd in
panjang daun, panjang tangkai daun, tinggi length character leaf, petiole length, plant
tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, height, number of branches, number of
panjang tangkai bunga, panjang mahkota flowers, flower stalk length, flower petal
bunga, panjang biji, lebar biji memiliki length, seed lenght, seed width had a wide
keragaman yang luas. Hasil analisis variety of characters. Analysis results of
kekerabatan menunjukkan ada tiga genetic relationship show that there was
kelompok kekerabatan. Pada kelompok three group of genetic relationship. In the
pertama terdapat nilai kemiripan adalah first group there was a similarity value is the
individu Gobras 2.2.9, Gobras 2.2.4, Gobras first group are Gobras 2.2.9, Gobras 2.2.4,
2.2.3, Gobras 2.2.1, Brondong 4, Brondong Gobras 2.2.3, Gobras 2.2.1, Brondong 4,
3, Brondong 2, Brondong 1, Gobras 1.3.10, Brondong 3, Brondong 2, Brondong 1,
Gobras 1.3.5, Gobras 1.3.6, Gobras 1.3.1. Gobras 1.3.10, Gobras 1.3.5, Gobras 1.3.6,
Kelompok dua memiliki nilai kemiripan Gobras 1.3.1. The second groups that had
adalah individu Urug 2, Urug 1, Rajap 2.2.2, similarity value are Urug 2, Urug 1,
Rajap 2.2.1, Cikur 3.3.8, Cikur 3.3.7, Cikur Rajap2.2.2, Rajap 2.2.1, Cikur 3.3.8, Cikur
3.3.1 sedangkan kelompok tiga memiliki nilai 3.3.7, Cikur 3.3.1 and the three groups
kemiripan adalah individu Cikur 1.2.8, Cikur thathad similarity value are Cikur 1.2.8,
1.2.7, Cikur 1.2.2, Cikur1.2.1, Situraja 2.4, Cikur1.2.7, Cikur 1.2.2, Cikur 1.2.1, Situraja
Situraja 2.1, Cikur 2.3.2 dan Cikur 2.3.1. 2.4, Situraja 2.1, Cikur 2.3.2 and Cikur 2.3.1.
74

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014, hlm. 73-79

Keywords: Bambara groundnut, Vigna BAHAN DAN METODE PENELITIAN


subterranean L., diversity, genetic
relationship Penelitian dilaksanakan di kebun
percobaan Jatikerto, Universitas Brawijaya,
PENDAHULUAN Kecamatan Kromengan, Kabupaten
Malang.Waktu pelaksanaan penelitian
Kacang bambara(Vigna subterranean dimulai bulan Juni 2012 sampai dengan
L.) merupakan tanaman kacang-kacangan Januari 2013.Bahan yang digunakan untuk
ketiga terpenting di Afrika setelah kacang penelitian ini adalah 29 galur lokal kacang
tanah dan kacang tunggak. Tanaman ini bogor (Tabel 1). Pupuk yang digunakan ialah
memiliki kandungan gizi tinggi dan mampu Urea 100kg/ha, SP-18 75kg/ha, KCL 75
memproduksi dengan baik di daerah kering kg/ha dan pupuk kandang kotoran
jika dibandingkan dengan tanaman legume sapi.Untuk menanggulangi hama digunakan
yang lain. Tanaman kacang bogor juga pestisida (Decis dan Tripcord). Adapun alat
dapat menyumbangkan nitrogen untuk tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui simbiosis dengan bakteri rhizobium polibag, cangkul, skrup kecil,
(Ntundu et al., 2004). Dalam komposisi 100 gembor,penggaris, kantong kertas, label,
gram kacang bogor terdapat kandungan jangka sorong, timbangan digital, kamera,
protein berkisar 14 - 24% atau berkisar 18 papan nama, alat tulis dan software MVSP
gram, 3 gram abu, karbohidrat 60% (62 3.1.
gram), 11 gram air, serta energi rata ± rata Penelitian ini terdiri dari 10 tanaman
1,540 Kj/100 gram, 4,5 ± 6,5 % lemak, serta total tanaman yaitu 290 tanaman.
mengandung kalsium, fosfor, zat besi dan Pengamatan yang dilakukan meliputi
vitamin B1 (Brough, 1993). pengamatan kuantitatif meliputi panjang
Tanaman kacang bogor tergolong daun, panjang tangkai daun, jumlah daun,
dalam klasifikasi tanaman menyerbuk jumlah cabang, tinggi tanaman, jumlah
sendiri, sehingga tanaman ini memiliki bunga, panjang mahkota bunga, panjang
keragaman yang rendah. Menurut (Massawe tangkai bunga, panjang biji, lebar biji, jumlah
et al., 2005) galur lokal kacang bogor biji/polong dan bobot biji.
mempunyai potensi untuk dikembangkan Pengamatan kualitatif tanaman
karena tanaman ini toleran terhadap meliputi bentuk daun, warna daun, warna
kekeringan. Galur lokal mempunyai peranan polong, bentuk polong, tekstur polong, warna
penting untuk program pemuliaan tanaman. biji dan bentuk biji.
Perbaikan varietas dapat dilakukan Pengolahan data dianalisis secara
melalui penggabungan sifat-sifat genetik deskriptif pada setiap genotipe dengan
yang diinginkan salah satunya melalui menghitung kisaran, rerata, ragam,
persilangan peningkatan dan pemanfaatan simpangan baku, KKF, KKG dan Heritabilitas
keragaman genetik yang dilanjutkan dengan sedangkan untuk pengolahan data
seleksi dan evaluasi daya hasil kekerabatan menggunakan data analisis
(Poespodarsono, 1988). cluster software MVSP 3.1.

Tabel 1 Galur Kacang Bogor


No. Galur No. Galur No. Galur
1 Gobras 2.2 11 Bogor 1 21 Urug 1
2 Gobras 2.1 12 Gobras 1.3 22 Gobras 4.9 sedang
3 Gobras 5.2 13 Gobras 2.3 23 Cikijing 1
4 Gobras 3.1 14 Gobras 4 kecil 24 Rajap 2.2
5 Ciarog 6.2 15 Cikur 1.2 25 Rajap 4.1
6 Situraja 2 16 Gobras 1.3 26 Rajap 1.2
7 Brondong 17 Rajap 3.2 27 Cikur 2.1
8 Sukajaya 2 18 Gobras 4 hitam 28 Gobras 1.1
9 Cikijing 1 19 Gobras 4.2 29 Cikur 3.3
10 Cikur 2.3 20 Gobras 5.1
75

Rega Austi, dkk, Keragaman dan Kekerabatan ...

Kekeragaman termasuk dalam kriteria tinggi.Luas daun


Pada hasil keragaman antar galur yang lebih besar memungkinkan penyerapan
dengan menghitung nilai ragam fenotipe, sinar matahari secara optimal dan
ragam lingkungan, ragam genetik, KKG dan memaksimalkan fotosintesis untuk
Heritabilitas pada masing-masing karakter menghasilkan fotosintat yang lebih besar.
dapat dilihat pada Tabel 2.
Jumlah cabang
Jumlah Daun Kriteria nilai heritabilitas parameter
Pada karakter jumlah daun pengamatan jumlah cabang menunjukkan
mempunyai kriteria rendah pada nilai nilai yang sedang yaitu 0.37, untuk nilai KKG
heritabilitas yaitu 0.19 untuk nilai KKG memiliki kriteria rendah yaitu 9.11.Pada
termasuk kriteria rendah yaitu sebesar karakter jumlah cabang memiliki nilai
7.08.Apabila heritabilitas rendah dan KKG heritabilitas tinggi dapat dilakukan
rendah maka karakter ini tidak dapat di seleksi.Menurut (Rachmadi et al., 1990 dan
lakukan seleksi karena faktor lingkungan Wicaksana 2001) bahwa karakter yang
dominan mempengaruhi sehingga tidak mempunyai nilai heritabilitas tinggi
dapat diturunkan.Populasi yang baik untuk menunjukkan faktor genetik lebih dominan,
seleksi adalah populasi yang mempunyai Faktor genetik memberi sumbangan yang
keragaman tinggi. (Murti et al., 2002) lebih besar dari pada faktor lingkungan dan
menyatakan bahwa informasi keragaman seleksi terhadap karakter ini dapat dimulai
genetik total dan heritabilitas penting dalam pada generasi awal. Cabang pada kacang
kaitannya dengan kemajuan seleksi yang bogor sangat penting peranannya karena
dihasilkan. Keragaman fenotipe yang tinggi bunga kacang bogor tumbuh pada buku-
disebabkan oleh adanya keragaman yang buku yang ada pada cabang.
besar dari lingkungan (Poespodarsono,
1988). Panjang Tangkai Daun
Pada karakter panjang tangkai daun
Panjang Daun menunjukkan kriteria tinggi pada nilai
Nilai KKG pada karakter panjang daun heritabilitas yaitu 0.96.Nilai KKG sebesar
termasuk dalam kriteria cukup tinggi yaitu 1.04 termasuk dalam kriteria rendah.
56.90, untuk nilai heritabilitasnya yaitu 0.88

Tabel 2 Nilai rerata, ragam fenotipe, ragam lingkungan, ragam genotip, koefisien keragaman
genetik dan heritabilitas
Variabel Rerata 1ðS 1ðH 1ðJ KKG(%) h²
PD (cm) 69.42 7.11 0.82 6.29 56.9 0.88
PTD (cm) 107.71 1.1 0.04 1.06 1.04 0.96
JD 182.96 22.81 19.21 3.6 7.08 0.19
TT (cm) 197.96 20.18 5.34 14.84 111.29 0.74
JC 63.24 6.47 4.07 2.4 9.11 0.37
JBperT 23.96 5.46 3.31 2.15 19.29 0.39
PTB (cm) 7.96 0.33 0.07 0.26 0.85 0.79
PMB (cm) 10.44 0.44 0.04 0.4 1.53 0.91
PBiji (cm) 5.96 0.76 0.1 0.66 7.31 0.87
LBiji (cm) 3.69 0.45 0.04 0.41 4.56 0.91
Jbiji/pol perT 5.07 1.9 1.9 1.23 29.84 0.65
Bo biji perT (gr) 1.35 0.51 0.35 0.16 1.9 0.31
Keterangan : PD = panjang daun, PTD = panjang tangkai daun, JD = jumlah daun, TT = tinggi tanaman, JC
= jumlah cabang, JBperT = jumlah bunga per tanaman, PTB = panjang tangkai bunga, PMB
=panjang mahkota bunga, PBiji = panjang biji, LBiji = lebar biji, Jbiji/pol perT = jumlah
biji/polong per tanaman, Bo biji pert = bobot biji/polong pertanaman.
76

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014, hlm. 73-79

Simmonds (1979) yang dikutip oleh lingkungan.Karakter yang memiliki nilai


(Kuswanto et al., 2000), menyatakan apabila heritabilitas rendah dan sedang,
nilai heritabilitas dari suatu sifat lebih dari menandakan bahwa pengaruh lingkungan
50% maka sifat tersebut dapat dijadikan lebih besar daripada gentiknya sehingga
pilihan dalam usaha perbaikan varietas apabila ingin dilakukan seleksi.Hal ini sesuai
melalui program seleksi.Menurut (Frey, dengan pernyataan (Rachmadi et al., 1990)
1964) yang dikutip oleh (Rusmini, 2003) bahwa nilai heritabilitas suatu sifat rendah
menambahkan bahwa heritabilitas yang dan sedang menunjukkan besarnya
tinggi mendekati 100% merupakan pertanda lingkungan terhadap penampilannya
bahwa fenotipik sifat tersebut merupakan sehingga seleksi lebih efektif jika dilakukan
indeks yang baik untuk perbaikan sifat yang pada generasi lanjut.
bersangkutan dan memberikan kemajuan
genetik yang besar di dalam seleksinya.Hal Panjang Tangkai Bunga
ini didukung oleh(Pinaria et al., 1995) yang Pada karakter panjang tangkai bunga
menyatakan bahwa nilai heritabilitas yang mempunyai nilai kriteria tinggi pada nilai
tinggi lebih baik. heritabilitas 0.79, sedangkan kriteria nilai
KKG yaitu rendah 0.85.Panjang tangkai
Jumlah cabang bunga mempunyai peranan penting untuk
Kriteria nilai heritabilitas pada menghasilkan polong.Berdasarkan observasi
parameter pengamatan jumlah cabang dari penelitian (Doku dan Karikari, 1971),
menunjukkan nilai yang sedang yaitu 0.37, mengindikasikan bahwa kematangan pollen
untuk nilai KKG memiliki kriteria rendah yaitu dan reseptifitas stigma terjadi sebelum atau
9.11.pada karakter jumlah cabang memiliki saat petal standar atau sayap petal
nilai heritabilitas tinggi dapat dilakukan terbuka.Menurut (Fachruddin, 2000) setelah
seleksi. Menurut (Rachmadi et al., 1990 dan terjadi penyerbukan tangkai bunga
Wicaksana 2001) bahwa karakter yang memanjang dan masuk ke dalam tanah
mempunyai nilai heritabilitas tinggi sebagai ginofora.
menunjukkan faktor genetik lebih dominan
atau faktor genetik memberi Jumlah Biji/Polong
sumbanganyang lebih besar dari pada faktor Parameter pengamatan jumlah
lingkungan dan seleksi terhadap karakter ini biji/polong mempunyai kriteria agak rendah
dapat dimulai pada generasi awal. Cabang pada nilai KKG yaitu 29.84 serta pada
pada kacang bogor sangat penting parameter pengamatan jumlah biji/polong
peranannya karena bunga kacang bogor mempunyai karakter nilai heritabilitas tinggi
tumbuh pada buku-buku yang ada pada yaitu 0.65. Keberadaan air bagi tanaman
cabang. Hal ini didukung oleh pernyataan kacang bogor pun cukup penting pada saat
Linneman (1993) bahwa buku berperan pengisian polong. Menurut Elia dan
peting dalam pertumbuhan tanaman kacang Mwandele 1986, dalam Linnemann (1993),
bogor karena bunga akan muncul pada buku pengurangan ketersediaan air menyebabkan
tanaman kacang bogor. penurunan jumlah bunga per tanaman.Untuk
memperoleh produksi polong yang tinggi,
Jumlah Bunga tanaman tetap memerlukan air yang cukup
Perkembanga proses pembungaan ini untuk membantu pengisian
meliputi beberapa tahap dan semua tahap polong.Kekurangan air dapat mengakibatkan
harus dilalui dengan baik agar jumlah polong menjadi sedikit, karena
dapatmenghasilkan panen tinggi. Karakter ginofor mengering sebelum terbentuk
pengamatan jumlah bunga mempunyai polong.
kriteria sedang pada nilai heritabilitas yaitu
0.39 sedangkan nilai KKG mempunyai Bobot Biji
kriteria rendah yaitu 19.29.Nilai heritabilitas Kriteria nilai heritabilitas pada
diperlukan untuk mengetahui suatu sifat parameter pengamatan bobot
(perbedaan penampilan karakter) bijimenunjukkan nilai yang sedang yaitu
disebabkan oleh faktor genetik atau 0.31, untuk nilai KKG karakter bobot biji
77
5

Rega Austi, dkk, Keragaman dan Kekerabatan ...

memiliki kriteria rendah yaitu 1.90.Pada hasil sedangkan untuk nilai kemiripan 71% pada
panen kacang bogor selalu didapat polong individu Gobras 4.9 sedang dan Ciarog 6.2.5
yang bervariasi besarnya.Apabila sedangkan kelompok tiga memiliki nilai Nilai
dikelompokkan menurut besarnya maka Gobras 4.9 sedang dan Ciarog 6.2.5
persentase tiap kelompok selalu berbeda sedangkan kelompok tiga memiliki nilai
pada tiap pertanaman. kemiripan 100% adalah individu Cikur 1.2.8,
Cikur 1.2.7, Cikur 1.2.2, Cikur 1.2.1,
Kekerabatan Situraja2.4, Situraja 2.1, Cikur 2.3.2 dan
Dendogram (diagram pohon) UPGMA Cikur 2.3.1 individu yang memiliki niali
tersebut menampilkan percabangan- kemiripan 86% adalah individu Cikijing 1.9
percabangan terdekat dan terjauh diantara dan individu Gobras 5.2.8 memiliki nilai
38 individu kacang bogor (yang kemiripan 71%.
menghasilkan polong), yang menunjukkan Berdasarkan hasil analisa penelitian
bahwa semakin dekat dengan cabang maka yang didapatkan, dengan nilai kemiripan
nilai kemiripannya semakin tinggi, begitu genetik yang tinggi maka dapat dikatakan
juga dengan sebaliknya. Analisis bahwa galur-galur lokal kacang bogor yang
kekerabatan antar galur memiliki tiga didapatkan memiliki keragaman yang sempit.
kelompok kekerabatan.Dapat dilihat pada Kesamaan sifat ini bisa dikarenakan memiliki
(Gambar 1). kekerabatan yang dekat atau karena
Karakter kualitatif adalah sifat yang perubahan sifat-sifat fenotip yang
dapat dibedakan secara tegas atau deskret dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
tidak tumpang tindih karena dikendalikan Dalam pengembangannya, keragaman
oleh gen tunggal, sehingga mudah kacang bogor yang sempit diperlukan
dikelompokkan dan biasanya dinyatakan pengembangan seperti halnya persilangan
dalam kategori. Falconer dan Mackay (1996) tanaman sehingga dapat memunculkan
menyatakan bahwa sifat kualitatif digunakan variasi-variasi genetik yang baru. Tanaman
sebagai penciri utama suatu spesies karena yang memiliki variasi genetik yang tinggi
tidak ada sedikit dipengaruhi oleh lingkungan dapat dilakukan seleksi sehingga nantinya
dan mudah diwariskan kepada didapatkan hasil tanaman-tanaman yang
keturunannya. unggul.
Dendogram menunjukkan bahwa Selain untuk menduga hubungan
analisis kekerabatan antar galur memiliki tiga kekerabatan, nilai kemiripan melalui
kelompok kekerabatan yaitu kelompok satu dendogram dapat digunakan untuk melihat
memiliki nilai kemiripan 100% adalah seberapa sempit atau luas nilai keragaman.
individu Gobras 2.2.9, Gobras 2.2.4, Gobras Hartati (2007) menjelaskan bahwa nilai
2.2.3, Gobras 2.2.1, Brondong 4, Brondong kemiripan genetik berbanding terbalik
3, Brondong 2, Brondong 1, Gobras 1.3.10, dengan jarak genetik, semakin besar nilai
Gobras 1.3.5, Gobras 1.3.6, Gobras 1.3.1 kemiripan genetik antar galur, maka semakin
untuk individu Gobras 2.2.10 memiliki nilai kecil jarak genetiknya. Jarak genetik dihitung
kemiripan 86% sedangkan individu Sukajaya dari selisih nilai persentase kemiripan
2.5 memiliki nilai kemiripan 71%. Kelompok genetik terhadap 100%.
dua memiliki nilai kemiripan 100% adalah Analisis cluster yang dilakukan pada
individu Urug 2, Urug 1, Rajap 2.2.2, Rajap karakter kualitatif saja karena asumsinya
2.2.1, Cikur 3.3.8, Cikur 3.3.7, Cikur bahwa karakter kualitatif apabila ditanam
3.3.1individu yang memiliki nilai kemiripan diberbagai lingkungan, karakterkualitatif
86%adalah individu Gobras 1.1.1, Gobras tersebut tidak akan mengalami perubahan.
2.1.2, Gobras 2.1.1, untuk nilai kemiripan Hal ini disebabkan karena dikendalikan ole
78% dimiliki individu Gobras 2.1.8, nilai gen tunggal.
kemiripan 77% pada individu Urug 1.10
78

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014, hlm. 73-79

Gambar 1 Analisis Kemiripan Antar Galur


79
7

Rega Austi, dkk, Keragaman dan Kekerabatan

KESIMPULAN Penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan


Tanaman Hutan.I (2):1-9.
Keragaman antar galur memiliki nilai Kuswanto, S Ashari dan Wijoyo.2000.
heritabilitas kategori tinggi pada karakter Keragaman Genotipe Varietas
panjang daun, panjang tangkai daun, Harapan Kedelai dan Implikasi Seleksi
panjang tangkai bunga, panjang mahkota Untuk Musim Penghujan.Habitat. 11
bunga, panjang biji, lebar biji, jumlah (111):71-75.
biji/polong sedangkan untuk nilai heritabilitas Linneman dan Azam-Ali. 1993. Bambara
rendah pada karakter jumlah daun. Karakter Groundnut (Vigna subterranean (L.)
panjang daun dan tinggi tanaman memiliki Verdc.)±a review.Abstr.Top. Agric. 12:
nilai KKG kategori tinggi sedangkan karakter 9-25.
panjang tangkai daun, jumlah daun, jumlah Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar
cabang, jumlah bunga, panjang tangkai Pemuliaan
bunga, panjang mahkota bunga, panjang biji, Tanaman.Kanisius.Yogyakarta.
lebar biji, bobot biji memiliki nilai KKG Massawe FJ., SS. Mwale, SN. Azam-Ali
kategori rendah. Analisis kekerabatan antar and JA Roberts.2005. Breeding in
galur memiliki tiga kelompok kekerabatan Bambara Groundnut (Vigna
yaitu kelompok satu memiliki nilai kemiripan subterranean (L.) Verdc.): strategic
100% adalah individu Gobras 2.2.9, Gobras and considerations. Africa Journal of
2.2.4, Gobras 2.2.3, Gobras 2.2.1, Brondong Biotechnology. Vol. 4 (6), pp. 463-471.
4, Brondong 3, Brondong 2, Brondong 1, Murti, R. H. Prayitno, A, dan Tamrin. 2002.
Gobras 1.3.10, Gobras 1.3.5, Gobras 1.3.6, Keragaman genotip Salak Lokal
Gobras 1.3.1. Kelompok dua memiliki nilai Sleman. Habitat. (13)1: 57-65
kemiripan 100% adalah individu Urug 2, Pinaria.A, A.Baihaki, R.Setimihardja, dan
Urug 1, Rajap 2.2.2, Rajap 2.2.1, Cikur 3.3.8, A.A. Daradja. 1995. Variabilita genetk
Cikur 3.3.7, Cikur 3.3.1 sedangkan kelompok dan heritabilitas karakter-karakter
tiga memiliki nilai kemiripan 100% adalah biomassa 53 genotipe kedelai.
individu Cikur 1.2.8, Cikur 1.2.7, Cikur 1.2.2, Zuriat.6(2):8-9.
Cikur 1.2.1, Situraja 2.4, Situraja 2.1, Cikur Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu
2.3.2 dan Cikur 2.3.1. Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar
Universitas, Institut Pertanian Bogor
DAFTAR PUSTAKA Bekerjasama dengan Lembaga
Sumberdaya Informasi- IPB.
Brough, SH., AJ. Taylo, and SN. Azam-Ali. Rachmadi, M., N. Hermiati, A. Baihaki, R.
1993. The Potential of Bambara Setamihardja. 1990. Variasi genetik
Groundnut (Vigna subterranean) in galur harapan kedelai. Zuriat.1(1):48-
Vegetable Milk Production and Basic 51.
protein Functionality Systems. Food Rukmana, H.R. dan Y.Y Oesman. 2000.
Chem. 47: 277-283. Kacang Bogor. Budidaya danProspek
Doku, E.V. and S.K Karikari. 1971. Usahatani.Kanisius.Yogyakarta.
Bambara groundnut. Econ. Bot. 25 Rusmini, 2003. Penampilan Fenotipik dan
(3):225-262. Penampilan Genetik Galur-Galur Padi
Fachruddin, L. 2000.Budi Daya Kacang- di Pasang Surut Sulfat Masam Danda
Kacangan. Penerbit Kanisius. jaya.Habitat.16 (3): 162-170.
Yogyakarta. Wicaksana, N. 2001. Penampilan fenotipik
Hartati, D., A. Rimbawarto, Taryono, E. dan beberapa parameter genetik 16
Sulistyaningsih dan A. genotip kentang pada lahan
Widyatmoko. 2007. Pendugaan sawah.Zuriat.12(1):15-20.
Keragaman genetik di Dalam dan Zen, S., H. Bahar. 2001. Variabilitas genetik,
Antar Provenan Pulai (Alstonia karakter tanaman dan hasil padi
scholaris (L.)R.Br.) Menggunakan sawah dataran tinggi. Stigma.9(1):25-
28.

Anda mungkin juga menyukai