Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN LATIHAN (IHB 7.3,IHB 7.4,IHB 7.5,IHB 7.

6)

Tujuan
Setelah melakukan latihan, peserta mampu melakukan:
1. Pencatatan dan pelaporan penyakit TN
2. Pengolahan dan analisa data surveilans TN
3. SKD dan respon penyakit TN
4. Penanggulangan KLB TN

Alat dan Bahan


1. Panduan latihan
2. Lembar latihan
3. Alat tulis
4. Laptop

Langkah-langkah:

1. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok 10 orang


2. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah latihan sebagai berikut (5 menit):
a. Peserta mengisi format laporan dari data yang tersedia
b. Peserta melakukan pengolahan dan Analisa data
c. Peserta melakukan SKD dan respon
d. Peserta melakukan penanggulangan KLB TN
3. Peserta mengerjakan latihan sesuai instruksi fasilitator dalam kelompok (70 menit)
4. Fasilitator meminta wakil salah satu kelompok menyajikan hasil latihan kelompoknya (10
menit)
5. Fasilitator memberikan pembulatan (5 menit)

Waktu : 2 jpl (90 menit)


Lembar Kasus (IHB 7.3,IHB 7.4,IHB 7.5,IHB 7.6)

Sehubungan dengan laporan dari petugas surveilans puskesmas B pada tanggal 20 September
2019 pukul 14.30 wita, bahwa ada satu kasus Kematian Bayi Umur 9 Hari dengan Diagnosa
Medis Tetanus Neonatorum Bayi Ny Suhartini, Jenis Kelamin Laki-laki meninggal di puskesmas
B setelah di rawat di ruang anak selama 3 hari dengan dengan gejala panas, kejang-kejang, mulut
sukar di buka serta sesak nafas di sertai bunyi.

Pertanyaan:
1. Berdasarkan soal kasus diatas, saudara diminta untuk menginput data-data
kedalamform pencatatan pelaporan yang tersedia

2. Buatlah analisa secara deskriptif dan interpretasikan hasilnya berdasarkan data


hasilPenyelidikan Epidemiologi TN tersebut
Terdapat satu kasus kematian TN pada bayi usia 9 hari berjenis kelamin laki
laki di wilayah kerja Puskesmas B. Hasil PE diketahui bayi mengalami gejala
panas, kejang-kejang, mulut sukar dibuka serta sesak nafas disertai dengan
bunyi. Riwayat persalinan di tolong oleh paraji dan status imunisasi TT tidak

lengkap
 Berdasarkan Tempat
Berada di desa Kutai Wetan yang berada ditengah hutan termasuk wilayah
risiko tinggi

 Berdasarkan Waktu
Tanggal 20 September 2019, jam 14.30 WITA

3. Dari data tersebut tersebut, apakah benar telah terjadi KLB TN ? Dasar apa
yangdipakai untuk penetapan KLB?
Ya, incidence rate ≥1/1000 kelahiran hidup. Dasar hukumnya permenkes
1501/MENKES/PER/X/2010

4. Apa tindakan saudara sebagai petugas Surveilans Puskesmas setelah tahu bahwa
telah terjadi KLB TN?
Mencari kasus tambahan, melakukan komunikasi resiko dengan baik kepada
masyarakat, melakukan penyuluhan, melakukan tatalaksana kasus TN di
Puskesmas, surveilans aktif ke masyarakat, faskes jejaring dan jaringan,
serta koordinasi dengan lintas sektor

5. Informasi apa saja yang harus dikumpulkan untuk melengkapi laporan KLB TN?
Data MTBM di faskes, data kelahiran bayi, data persalinan, data surveilans
epidemiologi, Status imunisasi dan status gizi di wilayah tersebut
6. Apa rencana tindak lanjut setelah KLB TN berakhir
• Peningkatan cakupan imunisasi secara menyuluruh dan merata
• Peningkatan status gizi
• Peningkatan cakupan kunjungan ANC ibu hamil
• Peningkatan cakupan kunjungan neonatus
• Peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga Kesehatan dan fasyankes
• Edukasi masyarakat mengenai perawatan tali pusat bayi baru lahir
• Surveilans aktif
• Surveilans TN yang sensitive
• Kerjasama dengan paraji, agar jika ada yang ingin melakukan
persalinan di arahkan ke fasyankes

Anda mungkin juga menyukai