Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Sekolah : SMA Negeri 12 Palembang


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Topik/materi : 1. Pengertian nilai dalam teks novel sejarah
2. Jenis-jenis nilai teks novel sejarah
3. Contoh nilai yang ada dalam teks novel sejarah
Kelas/semester : XII / 1
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

Nama Siswa :

Kelas :

Kompetensi Dasar (KD)

4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan.

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

1.4.1 Merancang kerangka cerita sejarah pribadi.


1.4.2 Mengembangkan kerangka menjadi cerita sejarah yang utuh dengan
memperhatikan kaidah kebahasaan.

TUJUAN PELAJARAN

Peserta didik mampu merancang dan mengembangkan kerangka cerita sejarah pribadi
menjadi utuh dengan memerhatikan kebahasaan secara tepat.

Petunjuk Penggunaan LKPD

1. Peserta didik membaca dan memahami materi pembelajaran yang disediakan di


dalam LKPD.
2. Peserta didik secara individu merancang kerangka cerita sejarah pribadi dengan
memperhatikan struktur pembangun teks cerita sejarah.
3. Peserta didik secara individu mengembangkan kerangka menjadi cerita sejarah
pribadi utuh dengan memperhatikan kaidah kebahasaan.
4. Peserta didik mengunggah hasil kerangka dan ceritah sejarah pribadi utuh melalui
google form yang sudah disediakan.
Materi Pembelajaran

Menulis Cerita Sejarah Pribadi

Penulis perlu mengetahui bahwa terdapat tahapan-tahapan yang perlu dilakukan sebelum
memulai menulis cerita sejarah pribadi. Berikut ini adalah tahapan-tahapan menulis cerita
sejarah pribadi.

1. Penentuan Topik Cerita Sejarah Pribadi


Cerita sejarah pribadi merupakan cerita yang ditulis berdasarkan peristiwa maupun
pengalaman seseorang di masa lalu. Peristiwa dan pengalaman seseorang tersebut tentunya
sangat berkesan sehingga masing diingat meskipun telah berlalu lama. Setiap orang pasti
memiliki peristiwa dan pengalaman yang paling berkesan. Pengalaman tersebutlah yang bisa
dijadikan sebagai topik cerita sejarah pribadi yang dirangkai dan dikembangkan menjadi
cerita untuh, misalnya perjuangan kedua orang tua, perjalanan hidup, dan meraih prestasi
akademik.
2. Pembuatan Kerangka Cerita Sejarah Pribadi
Setelah penulis menentukan topik yang menjadi dasar, selanjutnya membuat kerangka
cerita sejarah pribadi. Kerangka dibuat dengan memperhatikan struktur pembangun teks
cerita pribadi, yakni orientasi, pengungkapan peristiwa, menuju konflik, puncak konflik,
resolusi, dan koda. Namun, bagian pengungkapan peristiwa, menuju konflik, puncak konflik,
dan resolusi bisa dikategorikan sebagai bagian rangkaian peristiwa. Berikut ini adalah contoh
kerangka cerita sejarah pribadi yang telah disusun berdasarkan topik yang telah ditentukan.

Topik Cerita:

Kerangka Cerita Sejarah Pribadi

Struktur Kerangka

Orientasi Sepulang dari rumah kerabat, kami sekeluarga mampir di pasar


Banjarsari.

Rangkaian Kami bertemu seorang nenek yang duduk di samping warung dengan
Peristiwa: membawa tiga sapu.

● pengungkapa
Ibu memberi uang, tetapi nenek itu menolak.
n peristiwa
● menuju Ternyata nenek itu bukan pengemis, tetapi penjual sapu ijuk. Ibu
konflik membeli ketiga sapu ijuknya.
● puncak Nenek itu tak punya uang kembalian, tetapi tetap berusaha
konflik menukarkan uang.

● resolusi

Koda Kami kagum dengan nenek yang masih begitu juju, mandiri, dan
mempunyai harga diri yang tinggi.

3. Pengembangan Kerangka Menjadi Cerita Sejarah Pribadi Utuh dengan


memperhatikan Kaidah Kebahasaan
Tahap selanjutnya adalah mengembangkan kerangka cerita sejarah pribadi menjadi
cerita utuh. Penulis harus memperhatikan kaidah kebahasaan dalam penulisan cerita sejarah
utuh. Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah meliputi 7 aspek, yakni: 1) kalimat bermakna
lampau; 2) penggunaan konjungsi yang menyatakan urutan waktu; 3) penggunaan kata kerja
material; 4) penggunaan kalimat tidak langsung; 5) penggunaan kata kerja (verba) material;
6) penggunaan dialog; dan 7) penggunaan kata sifat. Berikut ini contoh cerita sejarah pribadi
yang dikembangkan berdasarkan kerangka dan memuat kaidah kebahasaan teks cerita
sejarah. Namun, penulis harus mengingat bahwa penulisan cerita sejarah pribadi perlu
memperhatikan penulisan paragraf. Paragraf yang baik dan benar terdiri atas 3 unsur, yakni
gagasan utama, kalimat utama, dan kalimat penjelas yang membentuk menjadi kesatuan yang
padu.

Pelajaran Nenek Sapu Ijuk


Aku kagum pada seorang nenek yang mangkal di depan Pasar Banjarsari,
Pekalongan. Minggu lalu, saat aku dan keluargaku hendak pulang usai silahturahmi
bersama kerabat, kami melewati pasar Banjarsari. Ibu tergoda membeli ayam goreng di
depan pasar untuk sajian makan malam. Kebetulan hari mulai gelap.
Di samping warung ayam goreng tersebut ada seorang nenek berpakaian lusuh bak
pengemis. Ia duduk bersimpah tanpa alas, sambil merangkul tiga ikat sapu ijuk.
Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak berdaya.
Setelah membayar ayam goreng, ibu bermaksud memberi Rp 2.000.00 karena iba dan
menganggap nenek itu pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi, tidak diduga si
nenek malah menunduk kecewa dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang, sekali lagi
nenek itu menolak.
Penjual ayam goreng kebetulan melihat kejadian itu, kemudian menjelaskan bahwa
nenek itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu ijuk. Paham akan maksud
keberadaan sang nenek yang sebenarnya, ibu akhirnya memutuskan membeli tiga sapunya
yang berharga Rp 3.000,00 per ikat. Terlihat ijuknya jarang-jarang dan tidak bagus,
bahkan ikatannya pun longgar.
Setelah menerima uang Rp 10.000,00 si nenek tampak ngedumel sendiri. Ternyata
tidak punya kembalian. “Ambil saja uang kembaliannya,” kata Ibu. Namun, si nenek
ngotot untuk mencari uang di warung terdekat.
Kami terkagum melihat polah sang nenek. Sesampainya di mobil, kami terus
berpikir. Bagaimana mungkin di zaman sekarang masih ada yang begitu jujur, mandiri
dan mempunyai harga diri yang begitu tinggi. Namun, ternyata masih ada, yaitu nenek
penjual sapu ijuk.

4. Penyuntingan Cerita Sejarah Pribadi


Setelah penulis mengembangkan cerita sejarah pribadi secara utuh, selanjutnya penulis
melakukan penyuntingan. Penyuntingan dimaksud untuk mastikan isi telah sesuai dengan
topik yang telah ditentukan pada tahap pertama. Penulis memeriksa kembali kesesuaian
cerita dan struktur pembangun sehingga membentuk cerita yang utuh dan jelas. Penulis juga
memastikan tulisaanya telah sesuai dengan kaidah kebahasaan, jika masih terdapat kesalahan
ejaan, tanda baca atau hal-hal lainnya, maka perlu diperbaiki.
1. Tentukanlah topik yang akan menjadi dasar penulisan cerita sejarah pribadi (tema
bebas)!
2. Buatlah rancangan kerangka cerita sejarah pribadi dengan memuat struktur pembangun
teks cerita sejarah!

Topik Cerita:

Judul Cerita
Sosok Malaikat Yang Selalu Ada
..........................................................

Struktur Kerangka

Orientasi kala itu diadakannya lomba menari, ibu menyuruhku untuk


mengikuti perlombaan itu namun aku takut dan gugup.

Rangkaian saat ibu mendaftarkan aku dan tiba pada hari tersebut aku sangat-
Peristiwa: sangat lah takut bahkan sempat ingin mengundurkan diri tetapi
berkat ibu yang selalu di sampingku, rasa percaya diri ku
• pengungkapan
perlahan-lahan muncul.
peristiwa
Pada saat perlombaan ibu menyaksikan aku di samping
• menuju konflik
panggung, setelah selesai acara aku langsung menghampiri ibu,
• puncak konflik aku begitu sangat-sangat lah merasa tenang dan tidak gugup lagi.

• resolusi ibu pun mengatakan kepada ku bahwa dia begitu bangga kepada
ku karna sudah melakukan penampilan yang begitu memukau.

Aku sangat lah merasa legah dan begitu terharu saat mengatakan
bahwa aku begitu terimakasih karna beliau selalu ada untuk aku.

Koda Aku sangat merasa beruntung karena dihadirkan seseorang yang


begitu hebat menemani setiap perjalanan ku.
3. Tulislah cerita sejarah pribadi secara untuh (pengembangan) berdasarkan hasil kerangka
yang telah dirancang dengan memperhatikan kaidah kebahasaan!

4.

5. Sosok Malaikat Yang Selalu Ada


Aku kagum terhadap ibu, ibu yang selalu mendukung ku di segala sesuatu. Saat itu aku
bersekolah di PAUD, ibu selalu memotivasi ku untuk mengikuti berbagai macam
perlombaan yang ada, dan tepat sekali kala itu diadakannya lomba menari, ibu
menyuruhku untuk mengikuti perlombaan itu namun aku takut dan gugup.
Namun ibu tetap memotivasi aku agar aku bisa percaya diri, saat ibu mendaftarkan aku
dan tiba pada hari tersebut aku sangat-sangat lah takut bahkan sempat ingin
mengundurkan diri tetapi berkat ibu yang selalu di sampingku, rasa percaya diri ku
perlahan-lahan muncul.
Pada saat perlombaan ibu menyaksikan aku di samping panggung, setelah selesai acara
aku langsung menghampiri ibu, aku begitu sangat-sangat lah merasa tenang dan tidak
gugup lagi. Selesai acara ibu langsung mengajak ku untuk membeli minuman botol yang
menjadi favorit ku seharga Rp 5.000-, aku pun langsung meminum di tempat tersebut
tanpa tersisa.
Saat kami berada di warung tersebut, ibu pun mengatakan kepada ku bahwa dia begitu
bangga kepada ku karna sudah melakukan penampilan yang begitu memukau, yang
mungkin kata ibu aku akan mendapatkan juara nya.
Lalu sesudah ibu mengatakan itu padaku, aku pun langsung mengatakan sesuatu kepada
ibu "ibu terimakasih karna sudah mendukung dan selalu mendoakan ku" Kata aku sambil
memeluk ibu. Aku sangat lah merasa legah dan begitu terharu saat mengatakan bahwa aku
begitu terimakasih karna beliau selalu ada untuk aku.
Aku sangat merasa beruntung karena dihadirkan seseorang yang begitu hebat menemani
setiap perjalanan ku, ialah itu ibu yang selalu ada untuk anak-anaknya.

Lakukanlah penyuntingan untuk memastikan hasil cerita sejarah pribadi telah sesuai
dengan topik, struktur, dan kaidah kebahasaan!
6. Unggahlah hasil kerangka dan pengembangan cerita utuh melalui tautan link Google Form
berikut!

Anda mungkin juga menyukai