Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KLIPING

Tradisi Gotong Royong di Indonesia


Tradisi Sinoman dan Tradisi Marslalapari

Disusun oleh:

Muhammad Naufal Imawan Putra


4B
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam suku, adat istiadat,
agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda. Dari keberagaman ini kemudian
menciptakan sebuah tradisi masyarkat yang lekat dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari, salah satunya adalah tradisi gotong royong.

Gotong royong merupakan bentuk Kerjasama kelompok masyarakat untuk


mencapai hal positif tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan dari salah
satu individu atau kelompok saja, melainkan untuk kebahagiaan bersama. Budaya ini
memiliki nilai moral yang baik dalam kehidupan masyarakat.

TRADISI SINOMAN

Tradisi Sinoman yang dapat dikatakan sebagai perwujudan dari gotong


royong yang di kalangan masyarakat Jawa. Tradisi ini biasanya identik dengan acara
pernikahan, namun kerap dijumpai juga pada penyelenggaraan acara lain dalam
tradisi masyarakat Jawa.
Tradisi sinoman ini rupanya bertujuan mempererat tali silaturahmi dan
persaudaraan masyarakat melalui interaksi saat bergotong-royong selain membantu
meringankan beban dari pemilik acara. Karena prinsipnya sukarela, maka jangan ada
niatan untuk meminta imbalan materiel.

Tradisi Sinoman biasanya terdiri dari ibu-ibu yang membantu di dapur dan
para pemuda desa yang membantu hal lain seperti pendirian tenda atau menata kursi
dan meja untuk para tamu. Namun, ketika tamu-tamu pernikahan berdatangan maka
para Sinoman khususnya akan bertindak layaknya pramusaji.

TRADISI MARSLALAPARI

Marsialapari merupakan salah satu tradisi yang ada di masyarakat


Mandailing. Mandailing adalah salah satu etnis yang ada di Sumatera Utara. Dulu
Mandailing merupakan daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, akan tetapi setelah
mengalami pemekaran menjadi beberapa kabupaten/kota yaitu menjadi Kab.
Mandailing Natal (Madina), Kota Padangsidimpuan, Kab. Tapanuli Selatan,
Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta). Kelima daerah ini disebut Tapanuli Bagian
Selatan (Tabagsel).
Marsialapari oleh masyarakat Mandailing dikenal sebagai suatu kegiatan
tolong menolong dan gotong royong. Dimana pada saat itu masyarakat Mandailing
secara sukarela dengan rasa gembira saling tolong menolong/ membantu saudara
mereka yang membutuhkan bantuan, yang biasanya dilakukan di sawah atau kebun.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa marsialapari adalah suatu kegiatan menolong orang
lain secara bersama-sama dengan rasa gembira dan dengan harapan orang lain dapat
menolong kita di waktu lain ketika kita membutuhkan. Jumlah harinya juga dihitung
berapa hari, misalnya kita pergi ke sawah si A selama 7 hari, maka si A juga akan
datang ke sawah kita dengan jumlah hari yang sama.

Di samping itu, tradisi Marisalapari ini menunjukkan adanya nilai kasih


sayang (holong) dan persatuan (domu) yang hidup dalam khazanah budaya
masyarakat Mandailing selama ini. Sehingga tradisi ini bukanlah sekadar aktivitas
dalam melakukan gotong royong semata, tetapi tradisi ini juga mencerminkan nilai-
nilai budaya masyarakat Mandailing.

Anda mungkin juga menyukai