Anda di halaman 1dari 3

MENGGALI PERANAN GENERASI MUDA TERHADAP TRADISI NGANGGUNG

DALAM MEMPERTAHANKAN KEARIFAN LOKAL DI TENGAH ERA


GLOBALISASI

Di era global yang super cepat ini, kita sering melupakan hal-hal yang kecil
namun sangatlah berarti besar bagi daerah, bangsa bahkan negara kita. Salah satu hal
yang mulai sedikit demi sedikit ditinggalkan adalah tradisi yang sudah berakar kuat di
masyarakat, padahal hal tersebut adalah modal yang harus terus dijaga bahkan
dilestarikan karena itu merupakan identitas tiap daerah bahkan saat ini ada sebagian
budaya yang menghilang di tengah derasnya kecanggihan teknologi yang membuat
minat generasi muda lebih peduli pada hal yang keren, trendi dan maju. Mereka tidak
suka dengan budaya hasil kreasi sendiri yang dianggap sudah kuno atau usang dimakan
zaman.
Salah satu budaya Bangka yang sangat melekat di hati para orang tua , pemuka
agama, tokoh masyarakat adalah budaya nganggung yang merupakan warisan leluhur
yang sangat berharga. Budaya ini selalu diadakan saat masyarakat mendapat limpahan
berkah dari Allah SWT atas hasil panen. Nganggung merupakan wujud semangat
gotong royong masyarakat. Tradisi ini bertujuan mempererat tali silaturahmi sesama
warga supaya terciptanya kerukunan dan kedamaian. Budaya ini tercermin nilai gotong-
royong saling tolong-menolong seperti pepatah berat sama dipikul ringan sama
dijinjing. Bagaiamana setiap bubung rumah melakukan kegiatan tersebut untuk dibawa
ke surau, mesjid atau balai desa tempat berkumpulnya warga masyarakat dengan ikhlas.
Adapun nganggung merupakan suatu kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam rangka
memperingati hari besar agama Islam, menyambut tamu kehormatan, pernikahan,
selamatan orang meninggal atau kegiatan lain yang melibatkan banyak
orang.Nganggung adalah budaya membawa makanan lengkap di atas dulang yang
ditutup dengan tudung saji. Di dalam dulang tersebut berisi aneka makanan, lauk-pauk,
aneka kue, buah-buahan, termasuk nasi. Sedangkan dulang adalah talam atau nampan
yang biasanya terbuat dari kuningan dan berbentuk bulat. Sedangkan tudung saji adalah
tutup dulang yang terbuat dari daun, sejenis daun pandan yang dicat warna hijau, merah
dan kuning supaya menambah keceriaan dan tudung saji banyak terdapat dipasaran.
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kegiatan nganggung tidak hanya
dilakukan di Kabupaten Bangka Induk saja, tapi juga dilakukan di Kabupaten Bangka
Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, dan Kabupaten Bangka Barat termasuk Belitung
dan Belitung Timur. Biasanya kegiatan tersebut berbeda bentuk di tiap daerahnya. Jika
Bangka Barat punya tradisi perang ketupat, di Bangka Selatan ada 1 Muharam, di
Kabupaten Bangka Tengah ada ruwahan kubur, rebo kasan, dan di Kabupaten Bangka
Induk ada mauludan. Ditinjau dari kegiatan tersebut, budaya nganggung memberikan
manfaat bagi pelestarian warisan budaya leluhur dan juga nilai-nilai keislaman serta
nilai silaturahmi di tengah nasyarakat yang jamak. Nganggung adalah sarana atau
wadah yang tepat untuk mengumpulkan masyarakat agar tercapai nilai solidaritas.
Hanya kegiatan tersebut biasanya hanya melibatkan orang tua saja dan anak-
anak kecil untuk para remaja masih jarang terlibat dalam kegiatan tersebut. Mereka
berpendapat bahwa kegiatan tersebut hanya untuk orang tua saja dan tidak cocok
dengan jiwa muda mereka yang ingin hal yang modern. Remaja khususnya generasi
muda harus berbaur, menjadi pelopor bagi kelestarian budaya yang sudah diwariskan.
Karena kegiatan ini sudah menjadi agenda tahunan yang melibatkan seluruh jajaran
pemerintah baik kota, kabupaten maupun provinsi. Karena jika diwujudkan dalam
kegiatan yang mengikuti perkembangan zaman maka budaya ini akan terus dapat
bersinergi menjadikan remaja lebih mempunyai sikap sosial terhadap lingkungannya.
Remaja dan masyarakat harus saling bekerja sama aahar dapat meleburkan diri
menjadi kesatuan yang saling berlomunikasi. Perkembangana ini disesuaikan dengan
usia. Sedari kecil sudah diajarkan untuk cinta budaya lama-kelamaan hal tersebut akan
terpatri bahwa remaja juga punya andil dalam melakukan hal yang sama di masyarakat..
Lingkungan keluarga, masyarakat, dan budaya ikut mewarnai proses perkembangan
sosial seorang anak. Proses perlakuan dan bimbingan orang tua terhadap anak dalam
mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, mengenalkan norma-norma kehidupan
bermasyarakat, serta memberikan contoh dalam penerapan norma- norma tersebut
dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut sebagai “sosialisasi”. Dengan pembiasaan
seperti itu remaja akan mudah mengambil peran yang harus dilakukan dalam
melestarikan budaya ngangung tersebut. Ditengah kondisi manusia disibukkan dengan
berbagai aktivitas yang menguras tenaga, pikiran dan waktu, termasuk juga para remaja
yang berkutat dengan ilmu untuk bekal di masa depan. Hal tersebut tidakk menjadikan
rgenerasi muda larut dalam pencapaian ilmu sehingga mengabaikan hal-hal penting di
sekitar yang juga memerlukan pemikiran juga.
Orang tua yang tidak memberikan bimbingan dan teladan bagi generasi muda
dalam penerapan norma kehidupan sama sekali, anak tersebut akan cenderung
menampakkan perilaku ketidakmampuan menyesuaikan diri. Perilaku ini akan
tampak dalam sikap- sikap seperti sikap minder, egois dan senang mendominasi orang
lain,senang menyendiri, kurang memiliki tenggang rasa pada orang lain, dan kurang
mempedulikan norma dalam berperilaku.
Salah satu tradisi atau kebiasaan di masyarakat agar para warga atau individu bahkan
generasi mudanya tidak mengalami krisis keterasingan adalah dengan cara melestarikan
budaya nganggung. Dalam acara atau prosesi nganggung terdapat nilai-nilai sosiologis
yang patut dipertahankan.Sebab, ketika warga mengadakan nganggung maka secara
tidak langsung para warga melaksanakan komunikasi sosial, kepedulian sosial dan
bahkan terjalin rasa gotong-royong yang tiada beban.Hal ini terlihat jika ada yang
mendapatkan musibah duka, para warga jika pada hari nujuh bersama-sama menuju
masjid untuk mengadakan nganggung. Hal ini membuktikan rasa peduli dan bela
sungkawa kepada yang berduka dengan suka rela.Itulah sebabnya pada acara
nganggung memilki nilai-nilai sosiologis. Yang harus terus dilestarikan, diadakan dan
dibuat kegiatan yang dapat mengimplementasikan keiginan remaja sesuai dengan
dunianya yang dibina orang tua atau warga yang telah berpengalamn.

Anda mungkin juga menyukai