Anda di halaman 1dari 7

UTS

MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN MUTU


PELAYANAN KEBIDANAN

Mata Kuliah : Manajemen dan Pengendalian Mutu Pelayanan Kebidanan


Nama : WITA HERAWATI
NPM : 2026041055.P
Kelas :C
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2021
Waktu :
Dosen Pengajar : Ayu Kurnia Anggraeni, SST., M.Keb

A. Ketentuan Ujian
1. Sifat ujian close book, tertulis
2. Tidak diperkenankan mencontek/menyalin jawaban teman

B. Soal
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian mutu dalam pelayanan kebidanan!
Jawaban :
Pelayanan bermutu atau berkualitas sering dikaitkan dengan biaya.
Rosemary E. Cross mengatakan bahwa secara umum pemikiran tentang
kualitas sering dihubungkan dengan kelayakan, kemewahan, kecantikan,
nilai uang, kebebasan dari rasa sakitdan ketidaknyamanan, usia harapan
hidup yang panjang, rasa hormat, kebaikan.
Pelayanan Kebidanan adalah Setiap upaya yang di selenggarakan
secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok
maupun masyarakat
2. Bagaimana manajemen pengendalian mutu pelayanan kebidanan dan apa
saja program jaga mutu pelayanan kebidanan di tempat kerja anda?
Jelaskan!
Jawaban :
Mutu pelayanan kebidanan ditempat saya bekerja salah satunya adalah
akreditasi puskesmas atau pengakuan terhadap Puskesmas yang diberikan
oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan setelah dinilai bahwa Puskesmas telah memenuhi
standar pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan
3. Penilaian mutu pelayanan berdasarkan konsep PDCA (Plan, DO, Check
and Action) silahkan saudara 1 buah kasus kebidanan dan nilai mutunya
menggunakan konsep PDCA membuat tersebut!
Jawaban :
Contoh Penerapan Siklus PDCA pada Pelayanan Kebidanan
Persalinan Kasus Di UPT Puskesmas Haurpanggung masih ada ibu nifas
yang beresiko tinggi . Bahkan pada tahun ini mengalami peningkatan
terutama pada ibu bersalin. Salah satu penyebab ibu yang beresiko tinggi
karena kurangnya pengetahuan ibu dalam menjaga kesehatanya selama
hamil dan keadaan ekonomi yang dibawah standar. Di UPT Puskesmas
Haurpanggung terdapat 12 bidan dan 71 posyandu yang aktif. Sebagai
bidan, langkah – langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
ini adalah melalui siklus PDCA.
Pembuatan Siklus PDCA
P (Planning/perencanaan)
a. Judul Rencana Menurunkan angka kematian ibu di Desa Sukarame. B
b. Rumusan Pertanyaan/Uraian Masalah Angka ibu nifas resiko tinggi di
UPT Puskesmas Haurpanggung pada tahun ini mengalami peningkatan
terutama pada masa persalinan. Kematian ibu bisa disebabkan karena 3
terlambat, 4 terlalu, yaitu : 3 terlambat :
1) Terlambat dalam mencapai fasilitas (transportasi ke rumah
sakit/puskesmas jauh)
2) Terlambat dalam mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat
difasilitas pelayanan (kurang lengkap atau tenaga medis kurang)
3) Terlambat dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan
persalinan 4 terlalu :
4) Terlalu muda (usia dibawah 16 tahun) Terlalu tua (usia diatas 35
tahun) Terlalu sering (perbedaan usia antara anak sangat dekat)
Terlalu banyak (memiliki lebih dari 4 orang anak) Rumusan tujuan
Menurunkan angka kematian ibu di Desa Sukarame
c. Uraian Kegiatan
1) Melakukan pendataan ibu hamil yang mendekati masa persalinan
2) Mengantisipasi pilihan ibu
3) Melakukan screning pada ibu hamil yang resiko tinggi
4) Melakukan penyuluhan tentang P4K dan pengenalan tanda bahaya
persalinan
d. Metode atau kriteria penilaian
1) Metode Peyuluhan, yaitu : - Ceramah - Tanya jawab
2) Materi penyuluhan, yaitu :
a) Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K).
b) Pengenalan tanda bahaya pada persalinan.
3) Waktu
a) Saat posyandu
b) Saat ada kegiatan kelas hamil atau senam hamil.
4) Pelaksana
a) Bidan koordinator
b) Kader
5) Biaya
a) Konsumsi Rp. 150.000,00
b) Sarana dan prasarana Rp. 100.000,00
c) Lain-lain Rp. 200.000,00
D (DO/Pelaksanaan)
a. Melakukan pendataan ibu hamil yang mendekati masa persalinan.
b. Mangantisipasi pilihan pasien Pada masyarakat yang pendapatannya
sedikit (miskin) dan jarak pelayanan kesehatannya jauh, kemungkinan
orang tersebut akan memilih bersalin ke dukun. Jadi, jauh-jauh hari
bidan harus menyarankan untuk tabulin (tabungan ibu bersalin) agar
ibu memiliki cukup dana dan menyarankan kepada mereka untuk
bersalin di tenaga kesehatan bukan ke dukun, terutama minta bantuan
TOMA atau anggota keluarga yang biasa berwewenang dalam
mengambil keputusan.
c. Melakukan screening pada ibu hamil yang resiko tinggi.
d. Ibu yang termasuk golongan beresiko tinggi adalah :
1) Umur terlalu muda (<16 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun).
2) Tinggi badan <145 cm
3) Jarak antara kehamilan terlau dekat (<2 tahun) atau terlau lama (>
10 tahun).
4) Hamil dengan anemia
5) Ibu dengan riwayat persalinan buruk (perdarahan, operasi, dll)
6) Memberikan penyuluhan tentang P4K dan pengenalan tanda
bahaya persalinan : Tanda bahaya persalinan antara lain:
a) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak ibu merasakan mules
b) Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
c) Ibu tidak kuat mengejan/ mengalami kejang
d) Air ketuban keruh atau berbau
e) Plasenta tidak keluar setelah bayi lahir
7) Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
e. Menyuruh ibu dan keluarga untuk mempersiapkan hal-hal seperti
BAKSOKUDA untuk mengantisipasi jika diperlukan rujukan B : bidan
A : alat K : keluarga S : surat O : obat K : kendaraan U : uang DA :
darah
f. Meminta keluarga untuk mempersiapkan kendaraan atau meminta
bantuan orang yang punya kendaraan untuk menyewakan kendaraan
untuk merujuk pasien kalau perlu minta bantuan perangkat Desa,
TOMA dalam merujuk pasien.
CHEK/Pemantauan
Setelah melakukan rencana kerja, selanjutnya melakukan chek atau
penilaian apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana
atau belum. Apakah ibu sudah memahami penyuluhan yang telah
diberikan atau belum, dan apakan ada perubahan yang lebih positif atau
tidak di Desa sukarame .
A (Action/Perbaikan)
Selanjutnya merumuskan tindakan perbaikan apabila terdapat
penyimpangan dari pemantauan yang telah dilakukan.
4. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang menjadi indikator mutu layanan
kebidanan? Menurut anda apa yang harus anda lakukan jika salah satu
standar pelayanan kesehatan tidak tercapai?
Jawaban :
a. Indikator Masukan
Ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan seperti ukuran tenaga
pelaksana, sarana serta dana yang tersedia di dalam suatu organisasi
kesehatan.
b. Indikator Lingkungan
Ukuran terpenuhi atau tidaknya standar lingkungan seperti ukuran
kebijakan, organisasi serta manajemen yang dianut oleh organisasi
kesehatan.
c. Indikator Proses
Ukuran terpenuhi atau tidaknya standar proses.
Jika salah satu standar pelayanan kesehatan tidak tercapai
a. Menganjurkan dan memelihara kualitas melalui kerja sama yang baik
dengan manager kebidanan, direktur dari pelayanan keperawatan,
sesama bidan, dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Mengorganisasikan dan menganjurkan diskusi-diskusi tentang mutu
pelayanan kesehatan
c. Bidan harus menyetujui pengambilan keputusan dalam pelayanan
kesehatan dapat sulit di lakukan dan kadang merupakan proses yang
menyakitkan.
d. Mengerti tentang manajemen yang aktif, baik mengelola pelayanan
kebidanan maupun memberi asuhan langsung kepada ibu dan bayi
e. Meningkatkan kualitas karena kualitas yang akan menyatukan mereka
dengan profesional lain.
f. Berinisiatif mengambil posisi dalam perencanaan pelayanan kesehatan,
pemantauan, dan pendidikan.
g. Belajar, mengerti dan bekerja untuk menghasilkan kualitas dan sasaran
menuju masa yang akan datang.
5. Sebutkan dan jelaskan dimensi mutu pelayanan kebidanan!
Jawaban :
a. Dimensi keamanan
Dimensi keamanan artinya pelayanan kebidanan harus aman, baik bagi
provider maupun klien maupun masyarakat sekitarnya. Pelayanan
kebidanan yang bermutu harus aman dari risiko cedera, infeksi, efek
samping, atau bahaya lain. Misalnya asuhan persalinan, pasien maupun
provider harus aman dari asuhan yang dilaksanakan. Bagi klien harus
aman ketika melahirkan baik ibu maupun bayinya, sedangkan provider
juga harus aman dari risiko yang diakibatkan oleh karena pelayanan
kebidanan.
b. Dimensi kenyamanan
Dimensi ini berhubungan dengan kepuasan klien sehingga mendorong
klien datang kembali ke tempat pelayanan kebidanan tersebut.
Kenyamanan atau kenikmatan dapat menimbulkan kepercayaan klien.
Kenyamanan juga terkait dengan penampilan fisik pelayanan
kebidanan, provider, peralatan medis dan nonmedis. Misalnya,
tersedianya tempat tertutup pada saat pemeriksaan, AC, kebersihan
daat menimbulkan kenyamanan bagi kien.
c. Dimensi informasi
Pelayanan kebidanan yang bermutu harus dapat memberikan informasi
yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana pelayanan
kebidanan itu akan/telah dilaksanakan.
d. Dimensi ketepatan waktu
Pelayanan kebidanan yang bermutu harus memperhatikan ketepatan
waktu dalam pelayanan serta efiektif dan efisien.
e. Dimensi kesinambungan
Kesinambungan pelayanan kebidanan artinya klien dapat dilayani
sesuai kebutuhannya, termasuk kebutuhan rujukan jika diperlukan.
Klien mempunyai akses ke pelayanan lanjutan jika diperlukan,
termasuk riwayat pelayanan kebidanan sebagai rujukan untuk
pelayanan lanjutan

Anda mungkin juga menyukai