Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN OBSERVASI

KP C
KEJENUHAN MAHASISWA PSIKOLOGI SELAMA
BELAJAR DI KELAS

DISUSUN OLEH:

Ramadhani Pratama Hansaputra


150122284

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2022
I. LATAR BELAKANG

Pendidikan tinggi, terutama dalam bidang psikologi, merupakan


tahapan penting dalam perkembangan seseorang menuju ke arah karir dan
kehidupan yang lebih baik. Namun, pengalaman mahasiswa selama belajar di
kelas tidak selalu mulus. Salah satu tantangan utama yang sering dihadapi oleh
mahasiswa psikologi adalah kejenuhan atau kebosanan selama mengikuti
perkuliahan. Kejenuhan ini dapat memengaruhi motivasi, kualitas belajar, dan
performa akademik mereka. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam
tentang penyebab dan dampak kejenuhan ini penting untuk membantu
meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa psikologi.

Kejenuhan adalah fenomena psikologis yang kompleks dan dapat


mempengaruhi mahasiswa dalam berbagai aspek. Berdasarkan penjelasan
mengenai kejenuhan belajar siswa dapat disimpulkan bahwa kejenuhan belajar
siswa yang terjadi merupakan permasalahan yang banyak dialami oleh para
mahasiswa di mana akibat serius dari masalah tersebut dapat menurunkan
keinginan dalam belajar, timbulnya rasa malas yang berat, menurunnya
prestasi belajar dan menyebabkan usaha belajar yang dilakukan siswa tersebut
akan sia-sia. Dampak kejenuhan belajar tersebut hendaknya para pelaku
pendidikan dapat mengenali gejala kejenuhan belajar sedini mungkin, agar
nantinya tidak membawa dampak yang lebih buruk.

Psikologi adalah bidang yang melibatkan pemahaman tentang perilaku


manusia, dan interaksi sosial dapat menjadi bagian penting dari pembelajaran.
Kurangnya kesempatan untuk berdiskusi atau berkolaborasi dengan rekan-
rekan sekelas dapat menyebabkan rasa terasing dan kejenuhan. Pemahaman
yang lebih baik tentang faktor-faktor ini dan dampak kejenuhan pada
mahasiswa psikologi akan membantu institusi pendidikan dalam merancang
program pendidikan yang lebih efektif. Selain itu, strategi yang dapat
membantu mengatasi kejenuhan, seperti penggunaan metode pengajaran yang
interaktif, pengembangan kurikulum yang lebih menarik, dan menyediakan
layanan dukungan emosional, juga perlu dipertimbangkan untuk
meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa psikologi dan memastikan
bahwa mereka dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal. Oleh
karena itu, laporan ini akan menyelidiki lebih lanjut tentang kejenuhan
mahasiswa psikologi dan mengevaluasi berbagai strategi untuk mengatasi
masalah ini.

II. TUJUAN
Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi kejenuhan mahasiswa
psikologi selama belajar di kelas.
III. DASAR TEORI
Kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat
apapun. Jadi kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk
belajar tetapi tidak mendatangkan hasil (Reber 1988). Faktor-faktor yang
mempengaruhinya yaitu :
a. Siswa yang telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi salah
satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada
tingkat keterampilan berikutnya (Chaplin, 1972).
b. Kejenuhan dapat juga terjadi karena proses belajar siswa telah sampai
pada batas kemampuan jasmaniahnya karena bosan (borring) dan
keletihan (fatigue).

Menurut Cross (1974) dalam bukunya The Psycology of Learning, keletihan


siswa dapat diketegorikan menjadi :
a. keletihan indra siswa
b. keletihan fisik
c. keletihan mental siswa.

Keletihan indra dan fisik siswa dapat dihilangkan dengan mudah dengan
beristirahat dengan cukup. Tetapi keletihan mental tidak mudah mengatasinya. (Cross,
The Psycology of Learning, 1974). Kiat-kiat untuk mengatasi keletihan mental yang
menyebabkan kejenuhan belajar, yaitu :
a) Melakukan istirahat dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
dengan takaran yang cukup banyak.
b) Pengubahan atau penjadwalan kembal jam-jam dari hari-hari belajar yang
dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
c) Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa
d) Memberikan motivasi dan stimulus baru agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat daripada sebelumnya.

IV. PERILAKU TARGET


Breakdown perilaku beserta dengan definisi operasional masing-masing breakdown
perilaku dan teknik pencatatannya (note: pergunakan teori yang telah ditulis dalam
membuat breakdown perilaku).
No. Aspek/Dimensi Definisi Operasional Bentuk Perilaku Teknik
Pencatatan
1. Psikologis Aspek psikologis berkaitan 1. jarang WITS
dengan perasaan dan proses mengajukan
mental yang terlibat dalam pertanyaan
kejenuhan belajar dan keletihan 2. tidak
mental. Ini mencakup motivasi, berpartisipasi
perasaan, dan pemikiran dalam diskusi
mahasiswa. 3. melamun melihat
ke luar candela
kelas
2. Fisiologis Aspek fisiologis mencakup 1. menguap selama WITS
reaksi tubuh fisik siswa terhadap kelas.
kegiatan belajar, seperti 2. Meletakan badan
keletihan fisik dan keletihan di meja
indra. 3. Menggosok mata
berulang
3. Sosial Aspek sosial mencakup interaksi 1. tidak WITS
siswa dengan orang lain, seperti berpartisipasi
teman sekelas, guru, atau dalam diskusi
keluarga. Interaksi sosial yang kelompok
positif atau negatif dapat 2. mengkritik teman
mempengaruhi kejenuhan dan kelas dengan
keletihan mental. keras dan Bahasa
kasar
3. tegang saat
presentasi

V. METODE (Penjelasan tentang pengamatan dan pencatatan yang digunakan)


Contoh: Observasi dilakukan dengan cara observasi non partisipatif. Observasi non
partisipatif adalah ……. Dalam observasi ini menggunakan teknik pencatatan
anecdotal records. Anecdotal records yaitu …

VI. HASIL OBSERVASI


1. Subjek Observasi (diisi berdasarkan observasi yang dilakukan)
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Domisili :
Pekerjaan :

B. Setting Observasi
Hari/Tanggal :
Lokasi :
Waktu :
C. Data Observasi (masukkan data observasi berdasarkan teknik pencatatannya, bisa
checklist, anecdotal, rating scale, dsb.)
Berikut contoh pencatatan dengan teknik anecdotal*:
Waktu Deskripsi Impresi
Contoh: (Hasil pengamatan) (Interpretasi berdasarkan aspek dan indikator)
Dari cara berpakaian subjek yang senada dari
Selasa, 23- Subjek mengenakan baju kerudung, baju, hingga ke sepatu, tampaknya
11-2010 long-dress berwarna abu- subjek adalah orang yang sangat
19.30 - abu, senada dengan memperhatikan penampilannya, sehingga
20.45 WIB kerudung dan sepatu semi- ketika orang melihatnya, orang akan senang
boots berwarna abu-abu. dengan apa yang dikenakannya.
(A1-I1)

Keterangan Coding:
A : Aspek
I : Indikator
A1-I1 : Aspek pertama, Indikator pertama (dan seterusnya)
*Ini hanya contoh tabel observasi kualitatif. Anda dapat menambahkan tabel observasi
kuantitatif, misal dengan checklist.

VII. HASIL ANALISIS (Paparkan berdasarkan aspek-aspek yang dominan muncul,


jelaskan secara rinci. Kemudian analisislah hasil observasi tersebut dikaitkan dengan
teori)

VIII. KESIMPULAN (Kesimpulan dari keseluruhan dikaitkan dengan tujuan observasi)

DAFTAR PUSTAKA (contoh)

Chaney, D. (2009). Lifestyle, Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Feist, J. & Gregory, J. F. (2008). Theories of Personality (Diterjemahkan oleh Yudi Santoso, S. Fil).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tambunan, R. (2001). Remaja dan Perilaku Konsumtif. Jurnal Psikologi dan Masyarakat.
http//:www.e-psikologi.com/remaja/191101.html. diakses pada 19 November 2015 pukul
21.45 WIB.

Xien-wie, W. & Kwook-kee, W. (2006). Consumers' Acceptance of Electronic Word-of-Mouth


Recommendations: Effects of Multiple Communication Elements and Processing Motivation .
International Conference on Information Systems, Vol. 27, 781-790.

LAMPIRAN LEMBAR OBSERVASI (FIELD NOTE)

Nama Subjek :
Tanggal Observasi :
Metode Pencatatan :
Frekuensi Pengamatan : (berapa kali)
Durasi Pengamatan : (berapa lama setiap frekuensi)

Hasil Observasi
Dari observasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………

Harap diperhatikan:
1. Margin
 Top : 4 cm
 Left : 4 cm
 Bottom : 3 cm
 Right : 3 cm
2. Font
 Times New Roman
 Untuk judul ukurannya 14, selain itu 12
3. Spasi
 Untuk laporan spasinya 1,5 → before & after = 0 pt
 Untuk daftar pustaka spasi single → before & after = 0 pt
4. Posisi Halaman
 Untuk halaman depan posisinya di tengah
 Untuk halaman selanjutnya posisinya di kanan atas
 Daftar Pustaka tidak menggunakan halaman
 Fontnya Times New Roman ukuran 12
5. Penulisan Sumber pada Dasar Teori
 Contoh:
Perilaku konsumtif dipandu oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan pribadi
(Stanton & Lowenhar, 1974). → Jika penulis lebih dari 2, gunakan (Stanton, dkk,
1974).
 Contoh:
Menurut Yasraf A. Piliang (dalam Sumartono, 2002), budaya konsumtif ini tidak
hanya memunculkan sifat fungsional dalam pemenuhan kebutuhan manusia, namun
juga bersifat materi sekaligus simbolik seperti halnya mengkonsumsi produk-produk
yang lebih mengarah ke pembentukan identitas para pengguna ataupun pemakai
produk tersebut. → Tulis sumber berdasarkan daftar pustaka yang ada.
6. Laporan observasi WAJIB melampirkan dokumentasi foto selama observasi.
7. Laporan wawancara WAJIB mengumpulkan rekaman wawancara keseluruhan.
Dijadikan satu dalam 1 file RAR/ZIP per kelompok di google drive kelas.
8. Setiap laporan WAJIB melampirkan jurnal acuan (halaman depan) saja.

Anda mungkin juga menyukai