Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian teori

1. Motivasi Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan sikap, kebiasaan tingkah laku dan

pengetahuan pada diri individu. Belajar merupakan suatu latihan atau pengalaman,

sedangkan latihan merupakan aktivitas belajar peserta didik untuk mencapai

tujuan tertentu (Fitriani, 2011). Dengan tercapainya motivasi belajar, maka peserta

didik yang tercipta akan terjadi pembelajaran aktif.

Motivasi adalah salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam proses

pembelajaran. Sering terjadi peserta didik yang kurang berprestasi bukan

disebabkan karena kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan kurang

motivasi untuk belajar sehingga susah menunjukkan kemampuannya. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang berprestasi rendah belum

tentu disebabkan oleh kemampuan yang rendah, tetapi mungkin disebabkan oleh

kurang dorongan atau motivasi untuk belajar (Sanjaya, 2006).

Motivasi merupakan sesuatu yang mendorong peserta didik untuk belajar

atau menguasai materi pelajaran yang sedang berlangsung. Tanpa motivasi, pesta

didik tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya,

dengan adanya motivasi yang tinggi, peserta didik akan tertarik dan terlibat aktif

bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran (Gingtings, 2008). Oleh karena itu,

motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam mengaktifkan proses

belajar peserta didik. Meningkatnya motivasi belajar peserta didik akan

berpengaruh pula pada prestasi peserta didik tersebut.

6
7

Ada tiga kelompok yang dapat memotivasi belajar peserta didik oleh guru

di sekolah. Tiga model kelompok itu menurut Habsari (2005) yaitu:

a. Motivasi belajar yang tinggi. Nilai ulangan harian dan ujian blok, nilai

kognitif dan psikomotor berada dalam rentang antara 8-10 dengan nilai

afektif tinggi.

b. Motivasi belajar yang sedang. Nilai ulangan harian dan ujian blok, nilai

kognitif dan psikomotor berada dalam rentang antara 6-7 serta nilai afektif

sedang.

c. Motivasi belajar rendah. Nilai ulangan harian dan ujian blok, nilai kognitif

dan psikomotor berada dalam rentang 1-5 serta nilai afektif rendah.

Peserta didik termotivasi dalam pembelajaran dapat diketahui berdasarkan

ciri-ciri seperti yang dikatakan Brown dalam Mulyati (2013) yaitu: a) Tertarik

pada guru artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, b) tertarik pada

mata pelajaran yang diajarkan, c) mempunyai antusias yang tinggi serta

mengendalikan perhatiannya terutama pada guru, d) ingin selalu bergabung dalam

kelompok kelas, e) ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, f) tindakan,

kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri, g) selalu mengingat pelajaran

dan mempelajari kembali, h) selalu terkontrol oleh lingkungannya. Beberapa dari

ciri-ciri tersebut dapat timbul dengan adanya kerjasama atau belajar secara

kelompok dengan teman-teman.

Ada dua sumber motivasi dalam belajar, yaitu motivasi ekstrinsik dan

motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi dari luar diri peserta didik

yang apabila diberikan secara terus menerus maka akan menimbulkan motivasi

interinsik dalam diri peserta didik. Motivasi intrinsik lebih berpengaruh daripada
8

motivasi eksterinsik karena motivasi ini yang akan menggerakkan individu dan

bertahan lebih lama. Tanda-tanda adanya motivasi intrinsik (Gintings, 2008).

a. Adanya bukti yang jelas tentang keterlibatan, kreativitas, dan rasa menikmati

pelajaran dalam diri peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

b. Adanya suasana hati (mood) yang positif seperti keseriusan dan keceriaan.

c. Munculnya pertanyaan dan pengamatan dari peserta didik yang mengaitkan

materi pelajaran dengan kehidupan nyata.

d. Terdapat diskusi personal lanjutan setelah selesainya jam pelajaran.

e. Menyerahkan tugas atau kerja proyek tanpa diingatkan oleh guru.

f. Berusaha keras dan tidak cepat menyerah dalam menghadapi kesulitan belajar

atau komunikasi serta penyelesaian tugas.

g. Mengupayakan penguasaan materi secara mandiri dengan memanfaatkan

berbagai strategi dan sumber belajar.

Dengan beberapa indikator tersebut, kita bisa mengetahui bahwa peserta

didik mengalami peningkatan motivasi belajar pada proses pembelajaran

berlangsung. Melalui motivasi belajar yang tinggi, maka peserta didik akan

terlibat langsung dalam pembelajaran. Dengan adanya partisipasi peserta didik

dalam kelas, membuat peserta didik memperoleh pengalaman belajar langsung

dan pembelajaran lebih bermakna.

2. Model Pembelajaran POE (Prediction-Observation-Explaination)

POE merupakan singkatan dari Prediction-Observation-Explaination.

POE ini adalah salah satu model pembelajaran untuk menggali pemahaman

konsep peserta didik dengan cara melakukan tiga tugas utama, yaitu prediksi,
9

observasi kemudian memberikan penjelasan. Ketiga tugas utama tersebut di

uraikan Indrawati dan Setiawan (2009), sebagai berikut:

Predict : pada tahap pertama, meminta peserta didik untuk memprediksi hasil

pengamatannya dari fenomena yang telah didemonstrasikan.

Observe : pada tahap kedua, guru menunjukkan suatu proses atau demonstrasi

kemudian meminta peserta didik untuk mencatat apa yang terjadi.

Explain : pada tahap ketiga, meminta peserta didik untuk membedakan antara

hasil prediksinya dengan hasil observasinya.

Langkah kerja pada model POE, yaitu peserta didik diminta untuk

menuliskan hasil prediksinya dari percobaan yang didemonstrasikan. Kemudian

mereka mengamati percobaan tersebut. Akhirnya peserta didik memberikan

komentar antara hasil prediksinya dan hasil observasinya (Kala, Yaman dan Ayas,

2012). Model POE ini, sangat penting karena bisa menghasilkan pengetahuan

baru dan membantu proses berpikir. Membantu pendidik untuk mengidentifikasi

peserta didik yang mengalami kesalahan konsep tentang sains dan menemukan

solusi untuk mengatasi kesalahan konsep tersebut (Kibirige, Osodo, dan Tlala,

2014).

Beberapa penelitian dengan menggunakan model POE, mengatakan bahwa

dapat meningkatkan partisipasi belajar peserta didik dalam sains. Dengan model

ini bisa membuat paradigma pembelajaran dari teacher-centered menjadi student-

centered, dan peserta didik sebagai pasife-learner menjadi active-learner

(Lestarti, 2011). Model POE juga mampu meningkatkan aspek pemahaman

konsep peserta didik dari aspek, yaitu menginterpretasikan, memberikan contoh,

mengklasifikasikan, merangkum, membuat hipotesis, membandingkan dan


10

menjelaskan (Restami, Suma, dan Pujani, 2013). Model POE memberikan

partisipasi yang aktif dalam pembelajaran yang merupakan strategi guru. Dalam

hal ini, model POE bisa digunakan dalam laboratorium. Model POE merupakan

salah satu proses pengajaran aktif yang dapat di gunakan untuk belajar dan

pembelajaran konsep (Özdemir,Bag dan Bilen, 2011)

Manfaat model pembelajaran POE menurut Wah Liew (2004) adalah

sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran POE dapat digunakan untuk menggali gagasan awal

yang dimiliki oleh peserta didik

2. Membangkitkan diskusi baik antara peserta didik dengan peserta didik

maupun antara peserta didik dengan guru.

3. Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menyelidiki konsep yang

belum dipahami.

4. Membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu permasalahan.


11

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran POE dan Motivasi Peserta Didik


Langkah Indikator Motivasi
Aktivitas Aktivitas Peserta Pendekatan
Pembelaja
Guru didik Scientific
ran
Membantu a. Bersemangat Mengamati a. Terlibat, kreatif,
peserta menerima materi dan menikmati
didik untuk pelajaran dari pelajaran selama
mempredik guru pembelajaran
Tahap 1
si suatu b. Membuat berlangsung
Meramalka
percobaan hipotesis b. Adanya suasana
n (Predict)
berdasarkan hati yang positif
permasalahan seperti keseriusan
yang diambil dan keceriaan

Sebagai Peserta didik a. Mengumpu a. Munculnya


fasilitator antusias melakukan lkan pertanyaan dan
dan percobaan dan informasi pengamatan
mediator mencatat hasil b. Mengasosi peserta didik yang
apabila pengamatan asiakan mengaitkan materi
peserta pelajaran dengan
didik kehidupan nyata
mengalami b. berusaha keras dan
kesulitan tidak cepat
dalam menyerah dalam
Tahap 2 melakukan menghadapi
Mengamati pembuktian kesulitan belajar
(Observe) . atau komunikasi
serta penyelesaian
tugas
c. mengupayakan
penguasaan
materi secara
mandiri dengan
memanfaatkan
berbagai strategi
belajar dan
sumber belajar
Memfasilit Peserta didik a. Menanya a. Menyerahkan
asi jalannya melakukan b. Mengom tugas atau kerja
diskusi diskusi untuk unikasika proyek tanpa
Tahap 3.
apabila menarik n diingatkan guru
Menjelaska
peserta kesimpulan b. Terdapat diskusi
n (Explain)
didik personal lanjutan
mengalami setelah selesainya
kesulitan. jam pelajaran
(Sumber: Lie, Wah. 2004)
12

3. Tinjauan Umum Pada Materi Pokok Larutan Asam-Basa

1. Teori asam-basa menurut ahli kimia

a. Teori asam dan basa menurut Arrhenius

Asam merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion hidrogen

(H+) atau ion hidronium (H3O+) bila dilarutkan dalam air. Contoh reaksi ionisasi

beberapa asam

1) HCl(aq) H+(aq) + Cl–(aq)

2) H2SO4(aq) 2 H+(aq) + SO42-(aq)

3) CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO–(aq)

Setiap basa menghasilkan ion OH–, karena itu ion OH– merupakan

pembawa sifat basa. Basa yang banyak digunakan adalah NaOH, Ca(OH) 2, dan

Mg(OH)2. Menurut Arrhenius jika basa dilarutkan dalam air akan terjadi reaksi

ionisasi sebagai berikut.

1) NaOH(aq) Na+(aq) + OH–(aq)

2) Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2 OH–(aq)

3) Mg(OH)2(aq) Mg2+(aq) + 2 OH–(aq)

b. Teori asam dan basa menurut Bronsted-Lowry

Menurut Bronsted-Lowry asam adalah senyawa yang dapat memberikan

ion H+ atau proton dan disebut donor proton, basa adalah senyawa yang dapat

menerima ion H+ atau proton, dan disebut akseptor proton. Perhatikan reaksi

berikut.
13

HCl memberikan H+ atau proton ke NH3 sehingga terjadi ion NH4+ dan ion

Cl–. Reaksi sebaliknya NH4+ dapat memberikan H+ (proton) pada ion Cl– sehingga

terjadi lagi HCl dan NH3. Dari penjelasan ini disimpulkan bahwa asam

memberikan proton sedangkan basa menerima proton. Reaksinya dapat ditulis:

c. Teori asam dan basa menurut Lewis

Lewis menyatakan bahwa asam adalah suatu molekul atau ion yang dapat

menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah suatu molekul atau ion yang

dapat memberikan pasangan elektronnya.

Perhatikan contoh teori asam-basa Lewis pada reaksi berikut.

Pada reaksi boron trifluorida dengan ion fluor, BF 3 bertindak sebagai asam,

sebab menerima pasangan elektron dari F–. F– bertindak sebagai basa, sebab

memberikan pasangan elektron kepada BF3.

2. Indikator asam dan basa

Jika kita ingin mengetahui apakah suatu senyawa bersifat asam, basa atau

bahkan tidak keduanya cara yang paling mudah dan murah adalah dengan kertas

lakmus. Apa itu lakmus? Lakmus berasal dari kata litmus yaitu sejenis tanaman

yang dapat menghasilkan warna jika ada asam atau basa. Penambahan ion

hidroksida (basa) :
14

Penambahan ion hidrogen atau asam,

trayek pH indikator asam-basa

Tabel 2.2 Beberapa larutan indikator Asam-Basa


Indikator Trayek pH Warna dalam asam Warna dalam basa

Metil Jingga 3,2 – 4,4 Merah Kuning

Metil merah 4,2 - 6,3 Merah Kuning

Bom Timol Biru 6,0 – 7,6 Kuning Biru

Fenopthaline 8,2 – 10,0 Tak berwarna Merah muda

Gambar 2.1 Indikator Universal


15

3. Derajat kekuatan asam dan basa

Banyaknya zat yang terionisasi di dalam larutan disebut derajat ionisasi

(a). Nilai a dapat ditentukan dari persamaan berikut.

jumlah mol zat terionisasi


α= × 100 %
jumlah mol zat mula−mula

Derajat ionisasi menyatakan kekuatan relatif asam atau basa dalam satuan persen.

Jika nilai α ≈ 100%, digolongkan asam atau basa kuat, sedangkan jika nilai a <

20%, digolongkan asam atau basa lemah.

Hubungan antara kekuatan asam (α) dengan tetapan kesetimbangan asam

(Ka) dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut

α=
√ Ka
M

Hubungan antara derajat ionisasi (α) dengan tetapan kesetimbangan basa

(Kb) dapat ditetapkan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

α=
√ Kb
M

4. Menghitung pH asam

a. Asam kuat

Asam kuat mengion dengan sempurna, pH larutan dapat ditentukan jika

konsentrasi asam diketahui, yaitu:

[H ] = M x jumlah H+
+

b. Asam lemah

Asam lemah tidak mengion sempurna, oleh karena itu ion H + hanya dapat

ditentukan jika derajat ionisasi (α) atau tetapan ionisasi asam juga diketahui, maka
16

konsentrai ion [H+] dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut:

[H+] = √ K a × Ma

dengan, Ka = tetapan ionisasi

M = konsentrasi asam

Namun jika derajat asam (α) yang diketahui, maka konsentrasi ion [H +] dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus:

[H ] = M x α
+

5. Menghitung pH basa

Seperti halnya asam kuat, pH larutan basa kuat dapat ditentukan hanya

dengan mengetahui konsentrasi basa. Sedangkan untuk pH larutan basa lemah

dapat ditentukan dengan sama halnya seperti pH asam lemah, yaitu jika

konsentrasi dan derajat ionisasi atau tetapan ionisasi basa diketahui. Hal ini dapat

dinyatakan sebagai berikut:

[OH-] = √ K b × M b

[OH ] = M x jumlah OH-


-

6. Konsep pH pada pencemaran air

pH adalah derajat keasaman suatu zat. pH air bersih adalah 6 – 8. Tujuan

metode pengujian ini untuk memperoleh derajat keasaman (pH) dalam air dan air

limbah dengan menggunakan alat pH meter. Air sungai dalam kondisi alami yang

belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air

dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan – bahan

organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam. Kapur


17

menyebabkan kondisi air menjadi lebih alkali (basa). Jadi, perubahan pH air

tergantung kepada bahan pencemarnya.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat

penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas

manusia. Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu;

masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen

lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya

turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat

berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Demikian pula dengan lingkungan air

yang dapat pula tercemar karena masuknya atau di masukannya makhluk hidup

atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila

kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa

digunakan sesuai peruntukannya.

a. Disolved oxygen (DO)

DO menunjukkan jumlah oksigen yang terlarut di dalam air. Oksigen

tersebut dapat berasal dari hasil fotosintesis tumbuh-tumbuhan air atau atmosfer.

Oksigen yang bersal dari fotosintesis jumlahnya tidak tetap, sedangkan yang

berasal atmosfer jumlahnya tetap. Oksigen yang terlarut dalam air dapat mencapai

tingkat kejenuhan, bergantung pada temperatur air. Makin tinggi temperatur air,

kelarutan oksigen jenuh cenderung semakin rendah.

b. Biochemical Oxygen Demand (BOD)

BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme

untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terlarut dalam air. Sehingga makin
18

banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan

makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau

1ppm, jika B.O.D nya di atas 4ppm, air dikatakan tercemar.

c. Chemical Oxygen Demand (COD)

COD yang menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh oksidator

kimia (misalnya K2Cr2O7(aq) untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang

terlarut dalam air. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan

dibandingkan pengujian BOD. Keunggulan itu antara lain : Sanggup menguji air

limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri

akan mati dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam.

B. Kerangka Pikir

Motivasi merupakan pendorong peserta didik untuk belajar. Tanpa

motivasi belajar ketika pembelajaran berlangsung akan mempengaruhi aktivitas

belajar dan hasil belajar. Sebaliknya, apabila peserta didik memiliki motivasi atau

rasa ingin tahu yang tinggi maka akan mengalami peningkatan hasil belajar. Oleh

karena itu, ada keterkaitan antara motivasi dan hasil belajar peserta didik.

Materi awal pada semester genap kelas XI berdasarkan silabus kurikulum

2013 yaitu larutan asam-basa. Materi larutan asam-basa terdiri atas pemahaman

konsep asam-basa, perhitungan pH pada larutan dan aplikasi asam-basa dalam

kehidupan hari-hari. Oleh karena itu, peserta didik membutuhkan motivasi agar

mudah untuk mempelajarinya.

Materi ini termasuk materi yang sulit baik bagi guru dan bagi peserta didik

itu sendiri. Konsep-konsep kimia yang digunakan dalam larutan asam-basa


19

menggunakan istilah-istilah sulit untuk dimengerti, banyaknya istilah larutan

membuat peserta didik mengalami kesulitan dalam menghafal dan memahami

konsep yang ada dalam materi larutan asam-basa. Sehingga dibutuhkan suatu

metode atau model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan

pemahaman peserta didik.

Salah satu model pembelajaran yang digunakan pada materi larutan asam-

basa ini yaitu POE (Prediction-Obseratione-Explaination). Model ini memiliki

tiga tahap, prediction, peserta didik diberikan kesempatan untuk membuat

hipotesis dengan membuat dugaan sementara kemungkinan yang akan terjadi,

observation, peserta didik mengamati suatu percobaan atau video pembelajaran

yang diberikan, explaination, peserta didik menghubungkan hipotesisnya dengan

hasil observasinya. Dengan metode seperti ini maka peserta didik yang

menemukan konsep tersebut, sehingga peserta didik tidak perlu menghafal

konsep.

Model POE bisa menjadikan suasana kelas menjadi lebih aktif, karena

peserta didik bisa mengeluarkan pendapat mereka dengan menggabungkan

beberapa pengetahuannya. Model ini membantu peserta didik untuk membuat

prediksi dengan pemahaman mereka sendiri, kemudian mencari tahu hasil

prediksinya dengan cara observasi. Berdasarkan observasi tersebut peserta didik

bisa membuktikan hasil prediksinya dan menjelaskan yang mereka dapat kepada

temannya (Wiguna, 2013).

Hasil penelitian Jinuari (2014) yang menyatakan bahwa adanya perbedaan

hasil motivasi belajar yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti
20

pembelajaran POE lebih baik daripada peserta didik yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka diajukan hipotesis

yaitu jika langkah-langkah model pembelajaran POE (Prediction-Observation-

Explain) diterapkan maka dapat meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik

kelas XI SMA Negeri 3 Lau Maros (Studi Pokok Larutan Asam-Basa).


21

Anda mungkin juga menyukai