a. Pinggir
Pinggir adalah corak ke arah lusi, terletak paling luar dari kedua belah sisi kain sarung,
dan mempunyai lebar tertentu serta biasanya memakai warna muda atau putih
b. Tepi
Tepi adalah corak ke arah lusi, terletak diantara pinggir dan corak badan, dan
mempunyai lebar tertentu serta biasanya memakai warna tua
c. Corak badan
Corak badan adalah corak pokok pada kain sarung yang terdiri atas corak dasar dan
corak kembang, untuk arah lusi terletak diantara kedua tepi sarung
Corak dasar
Corak dasar adalah bagian dari corak badan yang biasanya terdiri dari satu warna,
letaknya untuk sarung model pelekat terletak sesudah tepi dan untuk kain sarung
model poleng terletak sesudah kembang
Corak kembang
Corak kembang adalah bagian dari corak badan, terdiri dari beberapa strip warna lusi
atau pakan. Pada arah lusi letaknya untuk sarung pelekat terletak sesudah dasar dan
untuk kain sarung poleng letaknya sesudah tepi.
d. Tumpal
Tumpal adalah bagian kain sarung yang coraknya berbeda dengan corak badan kain
sarung tersebut, terletak ditengah-tengah badan sarung dan merupakan tanda
pengenal kain sarung; tumpal terletak setelah dasar pada kain sarung model pelekat
dan pada kain sarung model poleng terletak setelah kembang
1
e. Jahit
Jahit adalah bagian dari kain sarung, terletak pada kedua ujung kain sarung,
dimaksudkan untuk menggabungkan kedua ujung dari kain sarung sehingga diperoleh
bentuk silinder, warnanya sama dengan warna dasar atau kembang
3. Corak Kain Sarung1
Penyusunan corak pakan pada kain sarung dilakukan dengan cara menyusun kartu –
kartu dan dadu yang disesuaikan dengan susunan corak pakan yang telah
direncanakan. Kain sarung adalah suatu benda yang berbentuk selongsong (seperti
silinder) dimana mempunyai corak yang terdiri dari pinggir, tepi, badan (dasar dan
kembang), dan tumpal. Susunan corak lusinya memiliki aturan. Corak lusi pinggir bisa
dibuat bervariasi, sedangkan corak lusi arah badan terdiri dari dasar dan kembang.
Jika awalnya dimulai dengan corak dasar, maka akhirnya pun harus corak dasar.
Demikian pula jika awalnya dimulai dengan corak kembang maka akhirnya pun harus
harus corak kembang, dengan ketentuan pengulangan disesuaikan dengan jenis
kainnya. Pada corak badan terdapat tumpal (di bagian belakang), dan berwarna lebih
tua.
Bagian – bagian corak ke arah lusi dan arah pakan
a. Arah lusi
Pinggir
Tepi
Badan yang terdiri dari dasar dan kembang
b. Arah pakan
Gunting dan Jahit
Badan yang terdiri dari dasar dan kembang
Tumpal
Badan
Jahit dan gunting
Kain sarung yang pembuatan coraknya dilakukan di mesin tenun adalah sarung poleng
dan polekat. Perbedaan 2 sarung tersebut antara lain:
Panjang rata – rata kain sarung adalah : + 2,1 – 2,4 meter. Sedangkan lebar rata –
rata kain sarung adalah + 1,2 – 1,4 meter. Diantara badan dan tepi pada susunan
corak ke arah lusi jika ada benang sisa, bisa dibuat variasi, bisa juga dibuat variasi ke
arah pakan.
Pola penyusunan kartu sarung:
2
Polekat Poleng
Tutup tengah Tutup tengah
Gunting dan Jahit Gunting dan Jahit
Tutup tengah Tutup tengah
½ Dasar – 1 Kembang – ½ ½ Kembang – 1 Dasar – ½
Dasar Kembang
Tutup tengah Tutup tengah
½ Dasar ½ Kembang
Tutup tengah Tutup tengah
Tumpal Tumpal
Tutup tengah Tutup tengah
Dasar tumpal Dasar tumpal
Tutup tengah Tutup tengah
e. Sarung Bugis
Sarung ini dibuat di daerah Bugis, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Sarung ini
terbuat dari benang sutera. Kain sarung di daerah Bugis sendiri memiliki 2 jenis kain
sarung, yaitu kain sutera dan kain mandar. Dalam bahasa bugis sarung sutera berarti
“lipa’sa’be” dan sarung mandar “lipa’mentre”. Proses penenunannya menggunakan
alat tenun gedogan. Adapun perbedaan antara kain sutera dan kain mandar sebagai
berikut.
• Sarung sutera menggunakan bermacam-macam warna kuat (menyala)
• Sarung mandar hanya menggunakan dua macam warna (merah tua dan hitam atau
coklat dengan corak kotak-kotak kecil.
• Sarung mandar jarang dipakai oleh wanita.
Corak Pakan
Gunting : 2 Biru ½ Kembang : 2 Orange
Jahit (1/2 K) : 2 Putih 2 Biru
24 Cream 2 Orange
4 Putih 6 Biru
18 Putih
2 Biru
2 Biru
18 Putih 4 Putih
6 Biru 24 Cream
2 Orange 2 Putih
2 Biru Corak Variasi : 2 Biru
2 Orange 4 Putih
½ Kembang : 2 Orange
2 Biru
24 Biru
2 Orange 4 Putih
6 Biru Tumpal : 24 Biru
18 Putih 2 Putih
2 Biru 24 Biru
4 Putih 4 Putih
24 Cream Corak Variasi : 2 Biru
2 Putih 2 Putih
1 Dasar : 74 Biru Kepala Tumpal: 44 Biru
½ Kembang : 2 Putih
24 Cream
4 Putih
2 Biru
18 Putih
6 Biru
2 Orange
2 Biru
2 Orange
Corak Lusi
3. Buatlah Susunan Kartu Wesel Bak dan Susunan Dadu beserta Grafiknya
6
1) Biru
2) Putih
3) Cream
4) Orange
O
O 2 Biru O
4 Putih
O 2 Putih O O O
4 Putih
O O O
O O 2 Biru O
24 Cream O 24 Biru
18 Putih
O
O O
O O 6 Biru O 2 Putih
4 Putih
O 24 Biru
O 2 Biru O O 2 Orange O
O O O 2 Biru
18 Putih
O O O
2 Orange
O O O
6 Biru O O 2 Biru O
4 Putih
O O 2 Orange
O O 2 Orange O O O 2 Biru
O O 2 Biru 6 Biru O 2 Putih
O O 2 Orange O
O 2 Orange O O
18 Putih 22 Biru
O O 2 Biru O
O O 2 Orange O 2 Biru O
O O O
4 Putih
6 Biru
O O
O O
18 Putih
O 24 Cream
O 2 Biru
O
4 Putih
O 2 Biru
O O O
4 Putih
O
24 Cream O
O
24 Biru
O O 2 Putih
O
O O
4 Putih
O O
O O
O 74 Biru O
24 Biru
O 2 Putih
O 2 Putih O 24 Biru
O O 24 Cream O
O
7
Susunan Dadu
+ + -
+ - +
- + -
+ + +
- + -
+ - +
- - -
+ - +
- + -
+ - -
+ -
Gambar Grafik
Gunting, Jahit
+ ++ + + ++ Gunting,
++ Jahit
-
½K+1D+ + ½K+1D+
½K - - - - - -- - - -
++ + ½K
½K+ - ½K+
Variasi Tumpal +
+ Variasi
- - - Tumpal
-
-
Kepala
Tumpal
Perhitungan Gramasi
Tetal lusi
× 100 cm× 100 cm
Berat lusi per m ¿ cm
2
×
100
Nm ×100 cm/m (100−M L )
25 ,19 ×100 cm×100 cm 100
¿ × =76,83 g/m2
33 ,8 × 100 cm/m (100−3)
Tetal pakan
×100 cm ×100 cm
Berat pakan per m2 ¿ cm 100
×
Nm ×100 cm/m (100−M p )
21, 26 ×100 cm×100 cm 100
¿ × = 64,84 g/m2
33 ,8 × 100 cm/m (100−3)
Luas Kain = 2,08 x 1,22 = 2,53 m2
Kebutuhan Benang Lusi
1440
Putih = x 76,83 x 2,53 = 98,42 g/m2
2844
4
Kuning = x 76,83 x 2,53 = 0,27 g/m2
2844
364
Cream = x 76,83 x 2,53 = 24,87 g/m2
2844
1036
Biru = x 76,83 x 2,53 = 70.80 g/m2
2844
9
10